Langsung ke konten utama

Jadwal Update

Jadwal Update

Jadwal Update per 2 Juni 2025 : 🌷Senin-Rabu (pagi) : Hong Chen Si He (Love In Red Dust) -- tamat 10/6,  Qing Yuntai, Yi Ni Wei Ming De Xia Tian (Summer In Your Name) 🌷Senin-Sabtu :  Sheng Shi Di Fei (MoLi) 🌷 Kamis-Sabtu (pagi) : Gao Bai (Confession) 🌷 Kamis-Sabtu (malam) :  Wo Huai Kai Hou Bai Hua Sha (Blossoms of Power), Gong Yu (Inverted Fate) 🌷 Minggu (kalo sempet) :  Luan  Chen (Rebellious Minister), Chatty Lady, A Beautiful Destiny Antrian : 🌷 Escape To Your Heart -- mulai 16 Juni 🌷 Ruju Er Ding (The Gambit of Ember)

Till The End Of The Moon : Bab 11-20

BAB 11

Lebah Api Merah tidak berani melawan di bawah kakinya.  Dari aroma daging dan darah yang ada pada tubuh remaja laki-laki itu, dapat terasa kekuatan yang menggiurkan, namun pada saat yang sama, aroma penindasan. Jadi Lebah Api Merah hanya bisa merangkak dan ketakutan. 

Tantai Jin melepaskan kakinya dan Lebah Api Merah bergerak menuju Su Su. Su Su memang lincah tetapi dia tidak punya cukup kekuatan. Ketika pedang itu menebas Lebah Api Merah, cangkang mereka terlalu keras sehingga mengeluarkan suara "dentang" ketika hancur. Sehingga dia harus lebih bertahan dan menebas beberapa kali untuk menghancurkan mereka.

Su Su tidak mengerti mengapa tawon Lebah Api Merah yang telah menyerang orang lain di sekitarnya tiba-tiba berbalik dan menyerangnya. Lebah Api Merah yang sekarang terasa berbeda dengan yang pertama kali dilepaskan. Mereka telah membunuh banyak orang dan tubuh  mereka menjadi raksasa dan menakutkan dan sengat mereka mengerikan.

Dia hampir tidak bisa mengatasi satu tetapi tiba-tiba lima atau enam lainnya mengepungnya. Sayangnya dia tidak punya pilihan lain selain menghindariny. Jika dia masih ada di tubuh abadinya,  monster-monster ini dapat diselesaikan hanya dengan beberapa teknik tetapi sangat disayangkan bahwa tubuhnya sekarang fana. Bahaya dapat terjadi hanya dalam sekejap mata. Melihatnya dalam kesulitan yang menyeramkan, orang yang dia selamatkan sebelumnya ketakutan dan melarikan diri.

Tan Tai Jin menyipitkan matanya dan mendengus menghina. Ini adalah yang kejam yang dipenuhi keburukan hati manusia. Dia mencoba menemukan kemarahan di wajah Su Su tetapi dia tidak menemukan apa pun. Jubah merah muda gadis itu jatuh ke tanah dan roknya tertutup lumpur. Tapi matanya masih bersih dan jernih. Dia bahkan tidak terganggu melihat orang-orang yang melarikan diri dan malah tetap fokus menghadapi monster di depannya.

Mata Tan Tai Jin memancarkan bayangan gelap, 'Mengapa dia tidak marah? Bukankah para penghianat itu pantas mati?' Perasaan dendam yang tak terkendali muncul di hatinya. Banyak hal yang telah berubah sejak dia membawa Ye Xi Wu keluar dari sarang bandit dan kepalanya terbentur.  Ye Xi Wu yang sebelumnya itu sombong dan kejam, sangat menjengkelkan. Namun yang dirinya yang sekarang benar-benar berbeda .

Dia seperti air yang mengalir dari gunung, jernih dan bersih tapi tidak bisa dipotong dan dihancurkan. Hanya dengan melihatnya, kegelapan di tulangnya mulai digerogoti dan membuatnya bergetar. Sekarang dia bukannya tidak berguna bagi Tan Tai Jin.

Wanita bodoh ini ingin menggunakan ulat sutra pengikat ke Ye Bing Chang. Tan Tai Jin awalnya ingin Ye Xi Wu tidur dengan pria gemuk itu. Namun saat dia memikirkan identitas Ye Xi Wu, dia akhirnya menelan dosis obat yang satunya lagi. Benar saja dia berhasil mengatur dirinya agar bisa keluar dari istana itu segera. Karena dia tidak dibunuh oleh bandit gunung hari itu biarkan dia terbunuh hari ini.

Putri Ye Xiao meninggal di istana, bukankah ini akhir yang bagus? Tan Tai Jin melirik punggung tangannya, memar yang mengerikan terlihat dan membuat jantungnya berdebar. Pedang Su Su telah diguncang oleh cangkang Lebah Api Merah. Dia menghindari serangan itu dan harus melarikan diri ke dalam hutan. Dia mencoba memblokir tubuh besar Lebah Api Merah melalui celah di antara pepohonan. Sangat disayangkan bahwa mereka bergegas dan cukup berani untuk menebas pohon dan mengikutinya.

Tan Tai Jin keluar dari pojok.  Dia melirik dengan dingin ke arah di mana Su Su menghilang dan berjalan keluar dari istana Raja Xuan.

***

Su Su dengan gigih berlari sambil menunduk. Dia bahkan tidak perlu melihat betapa berantakan dirinya saat ini. Lebah Api Merah raksasa mengejarnya. Dia tidak berani membawa monster-monster ini ke hadapan para manusia, jadi dia harus lari ke hutan yang sejuk. Ketika Lebah Api Merah sebesar kuku memang tampak lucu. Tapi apa pun, ketika menjadi besar, itu malah jadi mengerikan. Mata mereka seperti lentera dengan cahaya merah gelap mengalir di dalamnya dan mulut mereka bergerigi.

Tubuh Ye Xi Wu lemah dan Su Su hampir tersandung batu beberapa kali. Dia mengertakkan gigi dan tidak berani berhenti. Tapi mereka masih mengejarnya dengan sangat cepat. Su Su sudah menjatuhkan pedangnya jadi dia memanfaatkan batang pohon untuk berguling menghindari pukulan. Saat berikutnya, Lebah Api Merah lainnya mencoba mencabik-cabik tubuhnya. Hati Su Su menegang. Gelang di pergelangan tangan memancarkan cahaya.

"Tuan Kecil!"

Lebah Api Merah membeku. Su Su sangat bersemangat sehingga dia ingin menangis, "Gelang Giok!"  Dia bangun di saat kritis. Jika dia terlambat datang maka Su Su akan mati.

Gelang Giok juga terkejut, "Bagaimana bisa ada monster seperti itu di dunia fana?" dan sekelompok dari mereka mengejarnya. Ini sangat tidak normal.

Gelang Giok dengan cepat berkata, "Aku akan menghentikan mereka untuk sementara, Tuan Kecil melarikan diri!" 

Su Su tidak berbicara omong kosong, hanya berbalik dan melarikan diri.

Gelang Giok memerintahkan, "Ada lubang di depanmu, Tuan Kecil. Kamu melompat, tutupi dirimu dengan salju dan daun-daun yang jatuh untuk menyembunyikan baunya. Lebah Api Merah memiliki mata yang buruk dan biasanya menemukan orang dengan baunya,"

Benar saja ada lubang tidak jauh dan Su Su melompat ke dalamnya tanpa ragu-ragu. Terlepas dari apakah itu kotor atau dingin, dia dengan cepat menutupi dirinya dengan salju dan ranting-ranting mati.

Gelang Giok berkata dengan rasa bersalah, "Maaf tuan kecil, saya tidak dapat membantu Anda membunuh mereka dengan kekuatan spiritual."

Dida tidak berani menyia-nyiakan kekuatan spiritualnya sama sekali. Jika tidak Gelang Giok tidak akan bisa mengirimnya pulang ke lima ratus tahun yang akan datang.  "Terima kasih Gelang Giok. Aku tidak apa-apa,"

Lebah Api Merah melambat dan sebelum mereka mulai menangkap. Mereka benar-benar kebingungan karena kehilangan jejak dan aroma. Setelah berputar beberapa kali, mereka terbang jauh.

Su Su belajar dari yang terakhir kalinya dan tidak berani bergerak untuk waktu yang lama sampai Gelang Giok berkata, "Tuan Kecil, mereka telah pergi."

Baru Su Su mengupas salju dan merangkak keluar dari lubang. Dia kedinginan, kaku dan terengah-engah. Gelang Giok hanya terbangun sesaat, lalu meredum dan pergi tidur lagi.Salju meleleh di leher Su Su, dia menggigil kedinginan, mematahkan dahan untuk menopang tubuhnya dan berjalan keluar dengan susah payah. 'Saya belum menemukan Tan Tai Jin,'

Orang-orang dari Rumah Jenderal tidak mempetaruhkan dirinya untuk mencari Tan Tai Jin saat ini.  Tidak peduli apakah dirinya atau Tan Tai Jin mati pada saat ini. Keduanya bisa dibilang menggagalkan misi. Tidak ada bedanya.

***

Dalam waktu singkat, Rumah Raja Xuan seperti menjadi tempat api penyucian di bumi. Tan Tai Jin berjalan keluar dari Istana Raja Xuan, tetapi sebelum bisa menemukan Ye Xiao, dia tiba-tiba ditahan oleh beberapa penjaga berpakaian ungu. Matanya menjadi gelap, tetapi dia tidak bisa melarikan diri. 

Setelah menangkapnya penjaga berbaju ungu membawanya pergi ke tempat lain. Burung berkepala sembilan legendaris terukir di kepala tandu yang megah milik Raja Zhao yang berwajah berantakan dan rambut acak-acakan, duduk di dalamnya.

Raja Zhao dengan marah berkata kepada seorang pria berpakaian putih, "Yu Qing, bajingan kecil ini adalah tawanan perang dari Kerajaan Zhou. Jika kamu ingin bertanya, tanyakan saja!"

Pria berpakaian putih itu memegang kipas lipat, tersenyum dan melengkungkan tangannya, "Terima kasih, Yang Mulia." 

Raja Zhao melambaikan tangannya. Kepanikannya belum mereda. Jika bukan karena penjaganya, Yu Qing, datang tepat waktu dan membawa seseorang untuk melindunginya untuk mundur, kepalanya akan ditusuk oleh monster-monster itu. Dia bukan Xiao Lin yang memiliki seni bela diri yang luar biasa. Jika dia lambat maka dia tidak akan pernah bisa lolos.

Meskipun demikian, dia berusaha kabur dan harus berterima kasih para penjaganya yang telah mati karena melindunginya. Kehilangan ini membuat Raja Zhao merasa tertekan.

"Yang Mulia, Xia Yu Qing memberanikan diri untuk mengundang pangeran sandera ke sini dan ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada Anda," 

Tan Tai Jin menahan ekspresi dinginnya, menatap Yu Qing dan berkata, "Kamu bisa bertanya."

Yu Qing berkata sambil tersenyum, "Jika tebakan hamba benar, Lebah Api Merah ini berasal dari istana kekaisaran Kerajaan Zhou Anda bukan?" 

Tan Tai Jin berkata dengan bingung, "Maaf tapi aku tidak mengerti apa maksudmu." Pria muda itu menurunkan matanya dan berkata dengan lembut, "Saya datang ke Kekaisaran Xia Besar ketika saya berusia enam tahun sebagai sandera. Ini adalah pertama kalinya saya melihat monster-monster ituhari ini." 

Yu Qing menatap bocah kurus itu dengan cermat.

"Jadi, bisakah Hamba tahu bagaimana Anda bisa melarikan diri dari Istana Raja Xuan?"

"Saya terus bersembunyi dan kemudian melarikan diri bersama keluarga Tuan Song."

Yu Qing mengerutkan kening. Pria muda di depannya masih memiliki ekspresi ketakutan di wajahnya dan tidak ada cela dalam kata-katanya. Apakah pangeran sandera Kerajaan Zhou ini benar-benar anak yang tidak berguna yang tidak tahu apa-apa tentang keluarga kekaisaran Zhou yang kotor?

Raja Zhao tiba-tiba berdiri dan menendang bahu Tan Tai Jin.  Dia merasa nyeri di bahnyau."Jangan ragu untuk melakukan sesuatu sampai kau dipaksa lebih lagi. Beri tahu rajamu ini apa yang kau tahu. Jangan kira raja ini tidak tahu apa yang Kerajaan Zhou sedang persiapkan untuk berperang melawan Xia Besarku. Kamu adalah sampah dan lebih mudah bagiku untuk menghancurkanmu daripada menghancurkan seekor semut." 

Raja Zhao mengangkat kakinya dan dengan kasar menginjak jari-jari Tan Tai Jin. Raja Zhao tidak pandai bela diri tetapi dia sangat pandai menekan dan menyiksa. Karena Raja Zhao mengerahkan kekuatan di kakinya, persendian pemuda itu bergetar dan tulang jarinya benar-benar dihancurkan olehnya. Yu Qing mengangkat alisnya, tetapi tidak berbicara.

Pada saat ini, bahkan jika Tan Tai Jin tidak bersalah, tetapi Raja Zhao telah kehilangan begitu banyak dan dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Jadi dia harus menemukan seseorang melampiaskan amarahnya. Wajah Tan Tai Jin menempel di salju.

Saat Raja Zhao menghancurkan jarinya, dia mendengus, matanya dipenuhi kabut gelap. Tan TaiJin membenci tubuhnya karena sangat lemah. Dia dilahirkan dengan daging yang aneh. Makhluk jahat takut padanya dan dia bisa membunuh monster dengan setetes darah. Namun, ia tidak dapat berlatih seni bela diri sejak ia masih kecil. Akar dan tulangnya benar-benar lemah sehingga dia bahkan tidak bisa melawan sampah seperti Raja Zhao. 

Jika Raja Zhao masih berada di Istana Raja Xuan, Tan Tai Jin bisa menggunakan jarinya untuk membiarkan Lebah Api Merah membunuh Raja Zhao dan rombongannya. Dia akan membiarkan usus Raja Zhao menembus perutnya dan mati dengan mengerikan. Namun pada saat ini, dia terlalu lemah seperti jangkrik dan semut seperti yang Raja Zhao sebutkan. Raja Zhao membutuhkan pelampiasan.  Ketika dia perlu melampiaskan, dia kadang memikirkan hal-hal mengerikan dan gelap yang datang dari Kerajaan Zhou. Dia menatap pemuda di bawahnya dengan murung dan tersenyum aneh.

'Sandera kecil ini masih pangeran Zhou. Namun, dia hanya bisa merangkak di bawah kakinya.'

"Raja ini melihat bahwa kau hidup dengan baik selama tahun-tahun belakangan ini. Hari ini di jamuan makan kau luar biasa. Aku hampir tidak mengenalimu. Pangeran Sandera adalah orang yang telah melupakan cinta lamanya tetapi aku tidak," Raja Zhao memisahkan kakinya dan mengangkat jubahnya.

"Jika Pangeran Sandera ingin pergi, itu sangat sederhana. Aku akan membantumu mengingat seperti apa penampilan Pangeran Sandera ketika kamu masih muda. Berlutut dan merangkak, aku akan melepaskanmu kembali ke Rumah Jenderal hari ini. Kalau tidak ..." dia tersenyum licik, "Tidak masalah jika ada orang yang mati di Kediaman Pangeran Keenam hari ini,"

Yu Qing menghela nafas dan menatap anak laki-laki di tanah dengan kasihan. Tan Tai Jin tidak memiliki ekspresi di wajahnya. Setelah beberapa waktu dia mulai merangkak di tanah. 

Raja Zhao tersenyum dan berkata, "Beginilah seharusnya. Pangeran Sandera selalu menjadi orang yang memiliki pemahaman yang jelas tentang hal ini sejak dia masih kecil. Kau harus ingat jika dulu kau tidak patuh maka pengasuhmu akan kehilangan separuh dari hidupnya ketika melayani bawahanku,"

Tan Tai Jin menundukkan kepalanya, ujung jarinya pucat dan tatapannya membeku seperti dua buah bongkahan es. Kenangan menjijikkan itu mulai muncul di benaknya dan tak terkendali. Berjuang, menangis, memohon... disertai tawa yang tidak terkendali. Dia seperti genangan lumpur di tanah melihat mereka melakukan hal-hal iblis dengan mata merah. Keberadaannya yang tidak berguna.

Tan Tai Jin memejamkan matanya dan hendak bergerak. Bola salju yang entah dari mana menghantam wajah Raja Zhao dengan parah. Semua orang tidak bereaksi. Raja Zhao melangkah mundur dan pecahan bola salju pecah di wajahnya. Ekspresinya menjadi gelap wajahnya jelek dan dia melihat ke samping dengan muram. Tan Tai Jin juga mengangkat kepalanya.

Di ujung nyala api salju, seorang gadis dengan pemnampilan yang kusut terbakar amarah.Dia bersandar pada sebuah dahan seperti memegang pedang paling tajam di dunia dan menatap Raja Zhao dengan berani. Wajahnya memerah karena marah. "Raja Zhao!" Su Su menggertakkan giginya. 'Aku akan menghajar leluhurmu!'

**

 

BAB 12

Ini adalah kali pertama Raja Zhao dipukul di wajahnya selama hidupnya.

"Ye Xi Wu, berani sekali kamu menyentuh Raja!" Xiao Shen dengan cepat mengenali siapa dia dan ekspresinya hampir berubah.

Raja Zhao adalah orang yang kejam dan penuh kebencian. Jika bukan karena dia tertarik dengan penampilan Su Su sebelumnya, rasanya saat ini dia ingin menyiksanya sampai mati.

'Beraninya dia memukulku! Akan aku biarkan orang-orang ini mempermainkannya sampai mati' "Penjaga...!"

Yu Qing yang berdiri di samping juga sangat terkejut. Dia telah mengikuti Raja Zhao selama bertahun-tahun dan dia secara jelas mengenali identitas Su Su. Yu Qing melirik Su Su dengan penuh perhatian dan menghentikan Raja Zhao.

"Tenanglah Yang Mulia, dia adalah satu-satunya putri sah Ye Xiao," dia menasehati dengan penuh kekhawatiran. 

Raja Zhao sepertinya kehilangan akal sehatnyadan pandangannya sangat sinis, "Aku ingin dia mati hari ini!"

Bercanda jika Su Su takut padanya. Bertahun-tahun ini sejak dia keluar cangkangnya Su Su telah takut akan banyak hal. Dia takut akan kemalangan yang terjadi di dunia manusia, takut kepada anak-anak dan orang tua yang kelaparan dan takut jika teman sektenya menghilang menjadi asap.

Tetapi dia jelas-jelas tidak takut kepada sampah dunia ini.  Dia mendengar dengan jelas apa yang dilakukan Raja Zhao mengenai Tan Tai Jin dan pengasuhnya. Untuk pertama kalinya dia bisa mengerti mengapa orang dengan tulang jahat akhirnya menjadi iblis. Jika kau berada di neraka, kebaikan dan kelemahan tidak dapat melindungi dirimu sendiri kenapa kau tidak akan berubah menjadi pisau untuk dirimu sendiri.  Jangankan tentang Tan Tai Jin, jika dia mendengar kata-kata itu, dia bahkan ingin membunuh Raja Zhao ini.

Su Su mengerucutkan bibirnya, membungkuk dan mengangkat Tan Tai Jin dari tanah. Terkejutnya suhu tubuh pemuda itu lebih dingin darinya. Pupil matanya yang gelap menatap lurus ke arahnya, penampilannya terpantul di kedua matanya. Mata pemuda itu gelap dan tidak bisa dibaca.

Su Su melihat pemandangan itu sekarang dan tidak tahu bagaimana menghiburny. Jadi Su Su hanya menepukn salju di tubuhnya. Dia berbisik di telinganya, "Jangan khawatir, Raja Zhao tidak berani membunuh kita. Ayahku tidak jauh dari sini,"

Tan Tai Jin masih menatapnya lekat-lekat, menundukkan pandangannya untuk beberapa saat. "Hmm,"

Suaranya rendah dan bodoh namun Su Su berpikir dia sedang tidak dalam perasaan yang bagus karena baru dipermalukan. Dia memandang Raja Zhao dengan mencibir, "Xiao Shen, saya memanggil Anda Raja, Anda benar-benar berpikir bahwa Anda dapat menginjak-injak keluarga Ye sesuka hati. Apalagi Anda, Bahkan Xiao Lin saja harus mempertimbangkannya,"

"Keluarga Ye-ku adalah pahlawan dan setia kepada kekaisaran bukan orang sepertimu. Ayahku telah bertempur di medan perang selama 20 tahun dan bukan untuk dipemalukan olehmu. Tan Tai Jin adalah suamiku, jika Anda menghina dia, itu sama dengan menghina saya. Anda menghina saya tanpa alasan, bahkan Anda tidak mengizinkan saya untuk melawan?"

Wajah Raja Zhao sama gelapnya dengan dasar panci. Yu Qing sedikit senang di dalam hatinya. Dia terbatuk ringan dan membantu menambahkan api, "Saya harap Raja dapat berpikir dua kali."

Insiden hari ini diawali oleh Raja Zhao. Selain itu penampilan kacau Nona Ye Ketiga, orang yang tidak tahu akan beranggapan bahwa dialah yang harus bertanggung jawab. Kekuatan militer Kekaisaran Xia besar ada di tangan Ye Xiao. Siapa yang tidak tahu Xia besar telah stabil selama lebih dari sepuluh tahun semua berkat Ye Xiao. Jika sesuatu terjadi pada Nona Ketiga, dia akan marah dan memberontak, Xiao Shen tidak akan bisa menjadi raja meskipun dia menginginkannya.

Kaisar masih takut pada Keluarga Ye. Tetapi jika Xiao Shen lebih pintar, dia tahu bahwa dia tidak bisa menyentuh tahu bahwa Ye Xi Wu. Tidakkah dia melihat meski pun Xiao Lin tidak menyukai  Ye Xi Wu dia tidak bisa menutup mata padanya?

Melihat bahwa Raja Zhao masih tidak bisa menelan amarahnya, Yu Qing berbisik, "Raja bahkan jika Anda ingin mengajarinya, Anda tidak bisa melakukannya di tempat terbuka. Mari kita cari peluang di lain hari," 

Kesadarannya akhirnya kembali. Dia memaksa tersenyum, "Itu hanya salah paham." Bagaimana pun tempat di mana wajahnya terkena bola es masih terasa sakit ketika tertarik. Mata Raja Zhao suram. 

Su Su berkata, "Tentu saja ini salah paham." 'Lihat saj ajika kau masih berani melakukannya lain kali!' Dia akan mencari kesempatan untuk menghajar Raja Zhao, bajingan besar ini cepat atau lambat.

Melihat Su Su dan Tan Tai Jin pergi, Raja Zhao menutupi wajahnya yang memerah dan menendang kursi tandu dengan marah. "Ye Xi Wu! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!"

***

Su Su merasa ragu di hatinya. Dia sebenarnya tidak yakin apakah Ye Xiao  sudah pergi atau belum. Jenderal Ye telah berada di medan tempur selama bertahun-tahun dan jarang mempedulikan anak-anaknya. Di dalam ingatan pemilik tubuh aslinya, Ye Xiao menggunakan senjatanya seperti dewaDia menggunakan tombak panjang menari seperti angin yang menakutkan. Namun, dia lebih antusias melatih putra sulungnya daripada putrinya yang lembut.

Su Su belum berjalan jauh dengan Tan Tai Jin ketika dia melihat Ye Xiao dengan ekspresi yang tidak senang. Su Su menghela napas lega. Untungnya dia seperti harimau yang tidak pernah meninggalkan anaknya sendirian.

Ye Xiao mengerutkan kening, "Xi Wu, dari mana saja kamu?"

"Ayah, aku terdorong oleh kerumunan dan terpisah darimu. Untungnya aku bisa melarikan diri," kata Su Su. Ye Xiao menatapnya dari atas ke bawah, masih bertanya-tanya apa yang terjadi di jamuan makan.

Xi Wu memang telah mempelajari ilmu pedang, tetapi penampilannya hari ini, bahkan Kakak Sulungnya, tidak dapat menandinginya. Jika bukan karena putri bungsunya, dia khawatir dia mati hari ini. Namun, ini bukan tempat yang baik untuk bertanya. Memikirkan monster di dalam, Ye Xiao berkata, "Kembalilah dulu." 

Hatinya berat. Makhluk iblis telah muncul. Dia khawatir Xia Besar yang telah stabil selama sepuluh tahun ini akan berakhir. Penguasa akan berubah.

Setelah melihat Su Su, Chun Tao berkata dengan mata merah, "Nona, saya pikir sesuatu terjadi dengan Anda, Anda ... membuat saya takut setengah mati ..." 

Su Su tersenyum dan tersentuh, "Jangan khawatir. Nonamu diberkati dengan memiliki kehidupan yang hebat dia tidak akan mati dengan mudah." Xixi tersedak karena terisak dan membawa pemanas dan jubah, menutupi Su Su dengan rapat.

Su Su merasa kumal, tangannya yang putih dan lembut semuanya tergores. Dia terlalu fokus melarikan diri sehingga tidak merasakan sakit apa pun. Dia mati rasa karena kedinginan. Sekarang setelah menghangat, dia merasakan kesemutan. Seluruh tubuhnya hangat dan dia merasa jauh lebih baik. 

Tan Tai Jin diam di sudut. Sejak dia meninggalkan Raja Zhao, dia sangat pendiam. Bocah laki-laki itu tidak lagi terlihat seperti orang yang lemah dan menyedihkan seperti di masa lalu. Wajahnya sedingin salju musim dingin bulan Desember. Su Su tidak yakin apakah dia merasa lebih dipermalukan atau benci di dalam hatinya.

Su Su menatap tangan Tan Tai Jin. Tulang jarinya dihancurkan oleh Raja Zhao, tergantung lemah. Daging bengkak dan kebiruan. Tahun ini, orang besar yang akan mengguncang dunia di masa depan hanya bisa tenggelam dan jatuh dalam penderitaan dunia. Su Su membenci apa yang akan dia lakukan di masa depan tetapi memikirkan wanita gila di Istana Dingin, tidak pastinya  memiliki perasaan yang campur aduk di dalam hatinya.

Dia mengucapkan mantrapemurnian hati di dalam hatinya berulang-ulang. Dia tidak ingin bersimpati padanya dan memikirkan apa yang terjadi padanya di masa lalu. Seperti derap tapal kuda, Su Su tiba-tiba menyadari sebuah pertanyaan : bagaimana iblis akan bangkit? Cermin Masa Lalu tidak bisa digunakan untuk melihat. Jadi apakah Tantai Jin terbunuh atau odia tidak ingin hidup lagi? Mustahil untuk tidak berpikir bahwa dia tidak ingin hidup lagi! Kemungkinan terakhir ... Melihat profil suram bocah itu, seluruh tubuh terasa tidak baik.

Tan Tai Jin tidak menunjukkan rasa sakit di wajahnya. Dia terlihat sangat mati rasa. Dia berpikir dengan dingin bahwa alasan mengapa Ye Xi Wu membantunya pasti karena dia telah mempermalukan keluarga Ye. Dan sialnya dia juga terjebak dalam ikatan ulat sutra musim semi, dia harus menyelamatkan nyawanya apa pun yang terjadi. Dia menunggu Ye Xi Wu untuk menyelesaikan hal ini dengannya seperti biasa dan mengejeknya tidak berguna. 

Seperti yang dia duga, gadis itu bersandar. Tapi dia tidak memarahinya. Sebagai gantinya, dia ragu-ragu untuk melepaskan giok dari pinggangnya dan mengikatnya padanya, berkata, "Ini untukmu. Jika Raja Zhao melihatnya sedikit banyak dia akan takut,"

Giok itu diberikan oleh Kaisar ketika Nona Ye ketiga lahir. Pada saat itu Jenderal Ye masih di medan perang, dan ibu Nona Ye Ketiga meninggal saat persalinan. Kaisar mengasihaninya dan memberikan sepotong batu giok sebagai simbol status.

Su Su berkata, "Tidak peduli seberapa jahatnya Raja Zhao, dia akan tetap menjadi abu  dalam beberapa dekade. Jika hidupnya lebih buruk mungkin tidak akan hidup sampai saat itu. Meski kau mungkin tidak dapat melakukan apa pun sekarang, tetapi kamu harus hidup lebih lama darinya. Sedikit lebih lama. Masa lalu hanyalah masa lalu. Orang harus selalu melihat ke depan ketika mereka masih hidup,"

Dia menghibur dengan datar, berharap Tan Tai Jin tetap memikirkannya. Jika dia tidak memikirkannya maka semua makhluk di Tiga Alam akan jatuh ke api penyucian. Tan Tai Jin mengencangkan bibirnya dan saat Su Su bersandar, tubuhnya menegang tanpa sadar dan rasanya ingin menjauh darinya. Namun sayangnya aroma gadis muda itu tersebar di seluruh gerbong membuatnya tidak bisa melarikan diri kemana pun.

Jarinya secara tidak sengaja menyentuh potongan batu giok yang mengilap itu dan tidak tahu apakah itu hangat atau dingin. Dilihat dari sudut pandang Tan Tai Jin, wajah gadis itu kotor,  rambutnya yang seperti warna tinta itu terurai dan dia basah oleh salju yang meleleh. Dia menyeka wajahnya sembarangan, tangannya dipenuhi bekas luka. Karena punggung tangannya pucat sehingga noda darahnya terlihat sangat mengerikan. 

Dia menatap gelungan rambutnya, ejekan tak berujung mengelilingi di hatinya. Betapa bodohnya. Tidak heran orang yang sebodoh ini bisa seberuntung itu dan kembali hidup-hidup. Dia ingin berpura-pura lemah dan menyedihkan seperti sebelumnya, dan mengatakan sesuatu untuk berterima kasih padanya. Inilah adalah keahliannya. Tapi hari ini, ketika dia menggerakan bibirnya, matanya masih dingin seperti tulangnya. Akhirnya Tan Tai Jin memejamkan matanya seolah menyerah dan berhenti menatapnya.

***

SuSu beristirahat selama dua hari dan akhirnya memulihkan kekuatannya. Tan Tai Jin masih terkunci di Dongyuan. Cuaca semakin dingin jadi Su Su meminta seseorang untuk mengiriminya dua selimut. Kebenaran akan terungkap ketika Tuan Muda Kedua dan Ketiga keluar dari kediaman lagi.

Memikirkan tangan Tan Tai Jin, dia tetap membiarkannya dengan kejam dan tidak membiarkan dokter mengobatinya. Mereka berbeda posisi jadi tidak boleh simpati berlebihan. Ini tidak berbeda dengan membesarkan seorang budak, terlepas dari apakah dia catat atau tidak. Selama mereka hidup maka mereka akan baik-baik saja. Tapi tetap saja hati Su Su merasa tidak nyaman dan kemudian ketika dia memikirkan tablet spiritual itu dan gunung mayat yang tak berujung. Dia merasa semuanya baik-baik saja.

Su Su khawatir membunuh Lebah Api Merah pada hari itu akan membuat Ye Xiao curiga.  Jadi dia menyiapkan sebuah naskah dan menunggu Ye Xiao memanggilnya untuk diinterogasi. Siapa yang tahu bahwa Ye Xiao tidak kembali ke rumah sama sekali dan dia telah berada di luar selama dua hari terakhir.

Situasi di kediaman menjadi tegang tak dapat dijelaskan dan suasana mencekam melingkupi Kerajaan Xia Besar. Saat makan di pagi hari, Bibi Du berkata, "Jenderal belum kembali ke rumah selama dua hari. Apakah monster itu benar-benar sekuat yang dikatakan di luar?"

Ye Lan Yin berkata, "Bibiku bertanya pada Saudara Ketiga, apakah Kakak Ketiga tidak melihatnya sebelumnya?" dia memandang Su Su. Wajahnya tidak bagus dan dia masih kesal dengan pencurian maharnya.

Su Su mengangguk, "Sangat menakutkan. Jadi untuk sementara ini semua orang sebaiknya tidak keluar rumah,"

Bibi Du berkata, "Saya mendengar bahwa benda itu berasal dariKerajaan Zhou, Mereka menciptakan monster-monster itu. Apakah  mereka ingin .... memulai perang lagi?"

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Kerajaan Zhou dikalahkan dan mengirim pangeran kerajaan mereka, Tan Tai Jin, sebagai sandera. Kerajaan Zhou saat ini berbeda dari masa lalu. Setelah beberapa waktu mereka memiliki tentara yang terlatih dan kuat. Sumber air dan tanaman mereka sangat subur sementara Xia Besar masih diselelimuti salju dan es di musim panas. Kerajaan Zhou yang tamak sudah menatap Xia Besar dan bukan tidak mungkin Raja Zhou menyerang perbatasan secara tiba-tiba. Pernyataan Bibi Du membuat semua orang sedikit khawatir. Bagaimana pun jika benar-benar akan ada perang, orang-orang dari Keluarga Ye akan menjadi yang pertama pergi ke medan perang. 

Nyonya Tua menyela Bibi Du yang terlihat tidak senang, "Orang-orang di dalam rumah sebaiknya tidak membicarakan politik!" Kau tidak bisa membuat orang panik sebelum memulai perang. Dalam situasi yang rumit seperti itu, mereka harus mengganti topik diskusi karena Tan Tai Jin.

Sore harinya, Chun Tao berkata dengan cemas, "Nona Ketiga, para pelayan itu mengatakan bahwa Pangeran Sandera adalah malapetaka. Mereka juga mengatakan jika Kerajaan Zhou berperang dengan Xia Besar, sang jenderal akan menjadi orang pertama yang memenggal kepala pangeran sandera. Apakah ini benar?" Chun Tao sangat khawatir. Dari sudut pandang gadis kecil itu, Pangeran Sandera adalah suami wanita muda itu dan dia takut ini akan terjadi.

Tangan Su Su berhenti menulis. Dia menyadari untuk pertama kalinya bahwa sangat sulit bagi sebagian orang untuk hidup dalam damai. Bahkan orang seperti Su Su yang tidak mengerti perang fana mengerti bahwa jika kedua negara berperang, Tan Tai Jin pasti akan menjadi sasaran kritik publik. Bagi Kerajaan Zhou, dia adalah putra terlantar yang telah ditinggalkan selama lebih dari sepuluh tahun. Bagi Xia besar, dia adalah seorang tahanan tanpa martabat.Jika dia tidak menemukan cara untuk menyelamatkannya, dia harus menemukan cara untuk menghilangkan tulang jahat sebelum sesuatu terjadi padanya.

***

 

BAB 13

Sebelumnya, Su Su tidak memiliki petunjuk tentang bagaimana menghilangkan tulang jahat sebelum insiden Lebah Api Merah memberinya inspirasi. Sudah sangat lama sejak pertempuran terakhir antara yang abadi dan iblis. Para abadi senior jatuh tak terhitung jumlahnya tetapi semua iblis telah dibungkam di padang tandus dan disegel dengan penahan. Sejak saat itu, dunia menjadi stabil. Para kultivator menarik diri setelah berhasil tetapi energi vital mereka terluka parah. Setiap seratus tahun, Gunung Xian Shan tempat para abadi hanya akan menerima murid dengan kualifikasi yang sangat baik. 

Sebelum Su Su datang ke dunia lima ratus tahun yang lalu, dia bertanya kepada ayahnya: "Bisakah aku menemuimu lima ratus tahun yang lalu untuk meminta bantuan?" 

Penguasa abadi berbaju hijau itu menghela nafas, "Tidak. Ayah sedang bertapa lima ratus tahun yang lalu. Ayah khawatir baru akan selesai sampai beberapa dekade kemudian."

"Kalau begitu, bisakah aku meminta bantuan ibu?" Su Su sangat menantikannya karena ia belum pernah melihat ibunya. 

Ayahnya jarang diam, "Kamu tidak akan pernah menemukannya," dia berkata begitu.

Su Su ingin bertanya lagi tetapi ayahnya tidak ingin berbicara lebih banyak. Ekspresinya terlihat sedih. Dan ketika dia tidak bis amenemui kedua orang tuanya, dia juga tidak bisa berharap pada teman-teman sektenya kalau begitu.

Pertama, Xian Shan ditutup pada saat ini, kultivator tidak akan datang ke dunia fana untuk merekrut murid jadi mustahil untuk Su Supergi ke sana. Kedua, bahkan jika dia mengatakan yang sebenarnya dan orang akan mempercayainya tetapi mereka tidak memiliki cara untuk menghilangkan tulang jahat. Jika demikian bagaimana iblis itu akan mati lima ratus tahun yang akan datang?

Satu-satunya harapan Su Su terletak pada Kura-Kura Ilahi yang dibenamkan di gurun Huang Yuan. Kura-kura ilahi telah hidup selama puluhan ribu tahun. Mungkin hanya kura-kura itu yang tahu cara menghilangkan tulang jahat. Kura-kura sedang tertidur di gurun tetapi sekarang para iblis telah melarikan diri dari gurun jadi kura-kura harus bangun! Selama dia bisa mencapai gurun itu dia bisa mempelajari metode menghilangkan tulang jahat itu.

Su Su mencoba untuk mengendalikan kegembiraan di hatinya karena para iblis yang melarikan diri dari gurun ini bukanlah perkembangan yang baik. Ini berarti segelnya telah terlepas dan bahkan mereka dapat merasakan bahwa dewa iblis mereka akan segera bangun. Meskipun saat ini mereka masih tidak dapat menemukan Tan Tai Jin. Gejolak yang akan terjadi di Tiga Alam lima ratus tahun yang akan datang telah dimulai pada saat ini. Segel itu longgar dan Kura-Kura Ilahi yang telah dibangunkan adalah harapan untuk mengeluarkan tulang jahat. Namun itu juga berarti tanda dimulainya bahaya.

Jadi jangan biarkan Tan Tai Jin mati saat ini. Ketika dia mati maka tulang jahat itu bangkit kembali. Saat itu ketika roh jahat menerobos gurun  tidak akan ada yang bisa dia lakukan. Su Su berpikir sejenak dan memanggil kepala pelayan, "Bisakah kau membantuku membeli beberapa kertas jimat dan cinnabar?" 

Kepala pelayan terkejut, "Nona Ketiga, untuk apa Anda menginginkan barang-barang ini?"

"Sebaiknya kediaman segera menyiapkan hal-hal yang bisa mengusir roh jahat apalagi kini mahkluk jahat sudah muncul," Su Su berkata, "Ingat kertas jimat harus dibuat dari kayu persik yang berusia lebih dari seratus tahun dan cinnabar membutuhkan darah binatang buas,"  Su Su tidak memiliki kekuatan spiritual, tetapi untungnya dia telah belajar menggambar jimat.

Kepala pelayan itu gugup. Melihat Su Su bersikeras dia mengangguk, "Aku akan membantu Nona Muda untuk mencarinya." 

Begitu dia pergi pengemis kecil itu datang untuk melapor, "Nona, Tuan Muda Ketiga pergi ke tempat judi lagi!"

Su Su memberinya koin perak, "Terima kasih." 

Dia mengenakan kerudung dan membawa Chun Tao ke tempat judi yang dikatakan pengemis kecil itu. Su Su duduk di kedai teh di seberangnya untuk beberapa saat. Seperti yang diharapkan, dia melihat melihat Tuan Muda Ketiga Ye Zhe Yun dan putra Menteri Personalia keluar dari tempat itu dengan saling memegang bahu.

Senyum di wajah mereka sangat berseri. Nampak lelaki yang terlihat seperti pemilik tempat perjudian mengantarkan mereka dan setelah beberapa waktu Su Su menyuruh Chun Tao untuk tetap di tempatnya dan Su Su pergi keluar.

Dia bertemu dengan anak lelaki muda yang sedang mengiklankan bisnis itu di luar tempat perjudian dan meminta maaf, "Bisakah kau membantu saya menyampaikan bahwa saya datang ke sini untuk melunasi sisa hutang Tuan Muda Ketiga Ye. Lihatlah apakah ini cukup?" Dia mengeluarkan beberapa batang emas.

Laki-laki itu berkata dengan heran, "Nona, bukankah hutang judi Tuan Muda Ketiga sudah dilunasi beberapa hari yang lalu?" 

Su Su sudah memahami hal itu di dalam hatinya. Memikirkan bahwa Bibi Lian telah memperkirakan harga barang curian itu dan dia berkata, "Saya pikir enam ribu tael perak yang dibawa Tuan Muda Ketiga beberapa waktu lalu tidak cukup untuk membayar hutang,"

Laki-laki itu menggaruk kepalanya sangat bingung, "Tuan Muda Ketiga hanya berutang lima ribu tael perak yang telah dilunasi beberapa waktu lalu,"

"Mengenai hal itu mungkin aku salah mengingatnya. Jadi aku tidak akan merepotkan Anda," Su Su tidak yakin apakah Tuan Muda Kedua atau Ketiga yang mengambilnya tapi sekarang dia mengetahui bahwa pelakunya adalah Ye Zhe Yun.

'Berapa banyak yang Saudara Ketiga dapatkan dari barnag-barang itu. Enam atau tujuh ribu tael perak?' Melihat penampilannya yang tidak merasa bersalah, dia tidak tahu betapa serius akibat dari masalah ini. Atau mungkin dia tahu akibatnya tetapi merasa bahwa Tan Tai Jin yang akan disalahkan.

Chun Tao juga mengerti dan berkata dengan marah, "Tuan Muda Ketiga keterlaluan. Berani sekali dia mengambil Guanyin Nyonta! Dia juga menjatuhkan semua tuduhan itu kepada PangeranSandera. Untungnya Nona telah mengetahui faktanya, jika tidak Yang Mulia akan menderita,"

"Apakah mereka akan mematahkan tangannya?" Su Su ingat apa yang telah dikatakan terakhir kali. Chun Tao menggelengkan kepalanya, "Belum tentu, tetapi jika itu adalah Pangeran Sandera, Bibi Lian pasti tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah."

Bibi Lian terlihat baik tetapi semua orang tahu bahwa dia memiliki mulut Buddha dan hati seperti ular. Chun Tao bertanya, "Nona, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Mari kita pulang dulu."

Ketika Su Su tiba di rumah sang jenderal Xi Xi buru-buru menyapanya, "Nona Ketiga akhirnya Anda sudah kembali. Nyonya Tua tahu bahwa Guanyin hilang dan dia sangat marah. Oleh karena itu Bibi Lian marah-marah.  Untuk menghibur Nyonya Tua dia melampiaskan amarahnya kepada Pangeran Sandera,"

Su Su juga tahu bahwa masalah ini tidak bisa disembunyikan lebih lama lagi dan segera pergi ke aula bersama Xi Xi. Tapi kali ini dia sudah tahu betul situasinya jadi dia tidak terburu-buru. Suasanyanya sama seperti dengan yang terakhir kali tetapi kali ini Nyonya Tua, Tuan Muda Kedua dan Ketiga ada di sana. Ye Chu Feng duduk di kursi dengan tertunduk mencoba untuk menyamarkan kehadirannya. Sementara Ye Zhe Yun sedang makan anggur dan menertawakan Tan Tai Jin.

Nyonya Tua itu memegang dada dengan tangannya dan berkata kepada Tan Tai Jin, "Jika kamu tidak mengembalikan Giok Guanyin, Kediaman Jenderal tidak punya tempat lagi untukmu!"

Su Su dengan cepat menenangkan Nyonya Tua, "Nenek, tolong tenang dulu," 

Dia juga tahu pentingnya Giok Guanyin bagi neneknya. Nilainya memang tidak seberapa tetapi kepala biara Tong Hui memberikannya sebelum dia meninggal. Jadi itu sangat berarti.

Bibi Lian berkata, "Nona Ketiga, Anda juga telah melihatnya. Pangeran Sandera telah melakukan hal semacam ini. Seseorang harus bertanggung jawab."

Dia membantu nenek menenangkan diri dan tertawa kecil, "Lalu menurut Bibi Lian bagaimana orang yang mencuri Giok Guanyin dan mahar Putri Kedua harus dihukum?"

Bibi Lian menghela nafas dan berkata, "Selama Pangeran Sandera memberitahu keberadaan Giok Guanyin, dia akan dihukum ringan dan akan dipukul tiga puluh kali untuk menyudahi perkara ini." 

'Tiga puluh kali, betapa baiknya. Jika tubuh seseorang itu lemah maka dia akan kehilangan setengah dari hidupnya!'

Ye Zhe Yun tersenyum bahagia: "Saudari Ketiga, bibiku sudah sangat baik. Jangan bilang kau  tidak bisa menerimanya,"

Begitu kata-kata ini keluar Tan Tai Jin menatap Su Su.

Su Su menopang dagunya dan berkata, "Apa yang dikatakan Kakak Ketiga? Tentu saja aku bisa menerimanya," 

Tan Tai Jin mengerutkan bibirnya, matanya tiba-tiba tenggelam. 

Bibi Lian berkata, "Pangeran Sandera, sebaiknya kau cepat beritahu di mana keberadaan Giok Guanyin!"

Tantai Jin berkata dengan dingin, "Aku tidak tahu."

Ye Zhe Yun menggigit anggur, mengipasi api dan berkata, "Jangan ragu mengatakannya atau kamu akan dipaksa untuk jujur,"

Tan Tai Jin memandang Ye Zhe Yun, pupil matanya yang gelap seperti pusaran air tanpa dasar. Ye Zhe Yun jarang merasa takut namun dia langsung diam dan tidak berbicara lagi. Bibi Lian melihat wajah murung Nyonya Tua dan berkata dengan cepat, "Kemarilah, bawa Pangeran Sandera..."

"Tunggu!" kata Su Su.

Bibi Lian berkata dengan tidak senang, "Nona Ketiga, terakhir kali aku mempercayaimu, sudah lama sekali kita menundanya. Kali ini kau tidak perlu melindungi Pangeran Sandera." Dia merasa tidak senang. Dia sangat tidak puas di dalam hatinya. Ye Xi Wu adalah kesayangan Nyonya Tua dan Nyonya Tua tentu saja tidak akan menyalahkannya tetapi malah akan memarahi Bibi Lian.

"Tentu saja aku tidak akan melindungi siapa pun," Su Su berkata sambil tersenyum, "Bibi, apa yang kau katakan memang benar. Orang yang melakukan kesalahan harus dihukum berat."

Su Su berkata dengan sedih, "Tiga puluh pukulan. Aku berharap dia akan tahan." 

Bibi Lian mencibir di dalam hatinya. 'Orang seperti ini membawa nasib buruk mungkin lebih baik jika Tan Tai Jin mati. Hanya Ye Xi Wu yang tidak tahu apakah dia tahan untuk membawa orang seperti ini kembali.'

"Nona Ketiga bercanda. Setiap keluarga mempunyai peraturan dan disiplin yang harus diikuti," 

Su Su mengangguk, "Karena Bibi Lian berpikir begitu maka seret Saudara Ketiga keluar!"

Semuanya orang yang ada di sana terkejut ketika dia mengatakan ini.

Bibi Lian terkejut, "Apa yang kamu katakan?" Ye Zhe Yun adalah putranya!

Su Su berkata, "Kakak Ketiga yang mengambil semuanya. Dia mengambil semuanya untuk melunasi hutang judi. Bibi Lian, semua dilakukan oleh Saudara Ketiga apakah kamu akan menutupinya?"

Wajah Ye Zhe Yun berubah drastis dan berdiri, "Ye Xi Wu, jangan bicara omong kosong! Benda itu diambil oleh bajingan itu. Tidak ada hubungannya denganku!"

"Sederhana saja. Aku juga takut salah menuduh Kakak Ketiga. Bagaimana kalau Saudara Ketika duduk saja dan biarkan Nenek untuk mengirim seseorang ke Toko Judi Ruyi untuk bertanya. Uang saku Saudara Ketiga hanya beberapa lusin tael perak sebulan. Sangat mudah untuk mencari tahu yang sebenarnya,"

Nyonya Tua tampak jelek, menggosok alisnya dan mengangkat tangannya, "Zhao Fu, kirim seseorang untuk bertanya,"

Bibi Lian melihat wajah Ye Zhe Yun pucat dan dia langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Semua ketenangannya menghilang. Dia berlutut dengan terengah dan berjalan di depan Nyonya Tua, "Nyonya Tua, Tuan Muda Ketiga masih muda, dia hanya bingung untuk sementara waktu. Mohon lebih sabar kepadanya dan biarkan dia pergi. "

Ye Zhe Yun juga berlutut dengan bunyi gedebuk, "Nenek, aku dibawa oleh Li Shang Shu. Aku tidak akan pernah berani lagi!"

Nyonya Tua menginjak kruk, "Bibi Lian, kau mengajari puteramu dengan baik!"

Bibi Lian menangis tersedu-sedu, "Tuan Muda Ketiga akan mendapatkan Giok Guanyin kembali dan aku bersedia mengganti mahar Nona Kedua,"

Su Su berkedip dan mengingatkan, "Setiap keluarga mempunyai peraturan dan disiplin yang harus diikuti tetapi karena orang yang melakukan kesalahan adalah Saudara Ketiga jadi dia akan diberi hukuman yang lebih ringan. Pukul dia tiga puluh kali dan masalah ini selesai."

Wajah Bibi Lian berubah menjadi hijau dan dia mulai bersujud, "Itu tidak boleh terjadi. Tuan Muda Ketiga telah lemah sejak dia masih kecil dan itu akan membunuhnya." Dia menyesalinya sekarang karena telah mengangkat soal tiga puluh pukulan.

Kaki Ye Zhe Yun juga mulai gemetar, "Nenek, nenek, aku tahu aku salah."

Su Su memelintir buah anggur, "Bibi Lian, bukankah kamu mengatakan bahwa tiga puluh pukulan tidak apa-apa? Bagaimana Tan Tai Jin bisa tahan sedangkan Saudara Ketiga tidak tahan. Logika macam apa itu?"

Bibi Lian berkata dengan air mata dan dengan tegas, "Nona Ketiga, Anda tidak memiliki masalah dan dendam terhadap saya, mengapa Anda memperlakukan Tuan Muda Ketiga seperti ini?"

"Tapi siapa yang memprovokasi bahwa itu adalah Tantai Jin?" Su Su tidak mundur.

Nyonya Tua menatap Bibi Lian dan berkata, "Cukup!"

"Bibi Lian menghabiskan dua bulan di halamannya untuk introspeksi, Zhao Fu pergi untuk menebus Giok Guanyin dan Ye Zhe Yun, anak yang tidak berbakti, pergi berlutut di aula leluhur selama dua hari dan tidak ada yang diizinkan memberinya makanan!"

Hukuman seperti itu membuat Bibi Lian menghela nafas lega. Meskipun sulit untuk berlutut selama dua hari dalam cuaca dingin seperti itu, anak itu akhirnya tidak mengalami penderitaan lain. Nyonya Tua berkata bahwa Ye Zhe Yun adalah cucunya dan dia hanya meminta Ye Zhe Yun untuk merenungkannya.

Su Su memandang Nyonya Tua dengan kaget. Nyonya Tua tampak lelah dan meminta seseorang untuk membantunya pergi.

Dia tidak percaya ini hanya akan berakhir seperti ini? Jika itu adalah Tan Tai Jin maka hari ini dia akan kehilangan setengah dari hidupnya. Tapi saat itu Ye Zhe Yun, dia hanya berlutut selama dua hari.

Keyakinannya seperti hampir terguncang. Ayahnya dengan jelas mengatakan bahwa meskipun ada ketidakadilan di dunia, selama kita mau membela, akan selalu ada hasil yang baik. Ketika Su Su tiba di dunia fana ini, orang-orang dilahirkan berbeda untuk hidup. Itu saja sudah tidak adil sejak mereka dilahirkan. Dia menggenggam tangannya dan menatap Tan Tai Jin. Dia tidak berharap melihat pemuda itu sangat tenang, melengkungkan bibirnya sedikit mengejek. Tampaknya hasil ini sesuai dengan yang sudah dibayangkannya dan sudah menjadi kebiasaan. Dia tahu bahwa dia dilahirkan berbeda dari orang lain.

***

Di tengah malam, Ye Zhe Yun tinggal sendirian di aula leluhur. Dia berbaring di sprei yang diam-diam dibawakan Bibi Lian dan tidak bisa tertidur. 'Ini sangat dingin! Bagaimana aku bisa tidur!'

Sebelum mengambil Giok Guanyin, Ye Zhe Yun memikirkannya, dia akan melimpahkan  semuanya kepada Tan Tai Jin. Dia menyalahkan Ye Xi Wu karena ikut campur, jika tidak, bagaimana dia bisa menderita seperti ini? Dia membenci dalam hatinya dan kemudian berpikir dengan sinis : Tetapi pada akhirnya dia tidak bisa melakukan apa-apa padaku!'

Tiba-tiba angin dan salju berhenti. Angin bertiup sangat sunyi untuk sesaat. Ye Zhe Yun awalnya tidak memperhatikan sampai seekor gagak hitam terbang dari ambang jendela. Gagak itu menatapnya dengan mata merah. Ye Zhe Yun ketakutan dan melemparkan sebuah apel untuk melemparnya, "Pergi!"

Gagak itu terbang menjauh. 'Aneh, bagaimana bisa ada burung gagak dengan mata merah di musim dingin, membuat orang merinding!'

Kemudian jendela tiba-tiba terbuka. Sekelompok gagak bermata merah terbang masuk mematuk daging dan darah Ye Zhe Yun seperti orang gila. Ye Zhe Yun berteriak dan merangkak keluar pintu, "Tolong! Tolong! Ayah..."

Dia tersandung, seluruh tubuhnya berlumuran darah dan berlari keluar dari aula leluhur dan jatuh ke koridor. Sepasang sepatu bot pria muncul di hadapannya dan Ye Zhe Yun berteriak ngeri, "Tolong, cepat singkirkan monster-monster ini ..."

"Ha, itu sangat menyedihkan!" orang yang baru datang itu menghela nafas dan berkata dengan lembut dan penuh kasih.

Ketika Tuan Muda Ketiga pingsan dengan darah di sekujur tubuh dan hanya bibir pucat pemuda itu yang nampak membelakangi cahaya dan bayangan. Ekor matanya memerah karena simpati dan sudut matanya naik dan tidak bisa menahan tawa tak terkendali seolah melihat pemandangan yang luar biasa menyenangkan.

Gagak bermata merah masih berebut memakan Ye Zhe Yun. Tan Tai Jin menyadari ada yang tidak beres, menoleh dan melihat seorang gadis berjubah merah muda. Gadis itu memegang lampu, berdiri di tengah angin dan salju, mengerucutkan bibirnya dan menatapnya. Tan Tai Jin menyingkirkan senyum di wajahnya, dan pupil hitam itu menjadi dingin. Burung-burung gagak berhamburan dan melarikan diri.

***

 

BAB 14

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Su Su mendengar suaranya yang gemetar.

Pria muda di bawah koridor melengkungkan bibirnya dengan dingin, "Bukankah melihat semuanya?" Meskipun dia tersenyum hal itu tidak tersirat di suaranya. Sebaliknya, dia menatap Su Su dengan mata dingin dan waspada. Dia malah sepertinya sedang mempertimbangkan berapa banyak yang dilihat Su Su.

Su Su telah melihat semuanya sehingga perasaannya menjadi takut dan rumit sekarang. Tangannya yang membawa lentera sedikit gemetar. Ye Zhe Yun dihukum ringan di siang hari. Meskipun Su Su terkejut pada saat itu, dia tidak mengatakan apa-apa.

Bagaimanapun Nyonya Tua memilih untuk melindungi Ye Zhe Yun sama seperti dia melindungi pemilik tubuh aslinya di masa lalu. Bagi Nyonya Tua mereka adalah cucunya dan Tan Tai Jin hanyalah orang luar. Jadi meski pun terlihat memihak hal itu bisa dipahami.

Manusia bukan orang suci. Su Su sejujurnya bertanya pada dirinya sendiri. Bahkan di dalam hatinya sendiri, ayah dan saudara sektenya lebih penting dari pada yang lain. Dia tidak menyalahkan Nyonya Tua tapi dia tidak akan membiarkan bajingan Ye Zhe Yun pergi dengan mudah. Memikirkan ini dia seharusnya merasa senang telah melarikan diri dari hukuman ketika Tan Tai Jin ditahan di Dongyuan begitu lama. Jadi Su Su memutuskan untuk memberinya pelajaran.

Dia terbangun di tengah malam dan berencana untuk pergi ke aula leluhur untuk menakut-nakuti Ye Zhe Yun dan membiarkannya mengerti bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah dan bahwa dia harus takut pada hantu yang mengetuk pintu di tengah malam. Dia tidak berharap melihat pemandangan di depannya saat ini. Jika dia datang terlambat Ye Zhe Yun akan dipatuk sampai hanya kerangka yang tersisa.

Gagak bermata merah pergi terbang dan Su Su membeku. 'Apakah Iblis benar-benar terbangun saat ini? Mungkinkah cermin itu menampilkan hal yang salah di masa lalu? Cermin itu dengan jelas mengatakan dia hanya manusia biasa!' Jantungnya berdebar kencang dan dia menarik napas dalam-dalam.

Butuh beberapa waktu untuk Su Su menenangkan pikirannya yang kacau sebelum dia melihat pemandangan saat ini dengan jelas. Ye Zhe Yun terbaring di tanah, tidak tahu dia masih hidup atau sudah mati. Tan Tai Jin, yang berpakaian tipis, berdiri di malam yang berangin dan dingin. Tampaknya dia tidak berencana untuk datang dan membunuhnya. Hah?

Dia melihat lebih dekat dan menemukan bahwa Tan Tai Jin cemberut dan wajahnya terlihat dalam suasana hati yang buruk. Bibirnya pucat. Jika bukan karena fakta bahwa dia hampir membunuh seseorang barusan akan terlihat bahwa dia tidak sengaja masuk ke aula leluhur.Dia tidak memiliki pupil yang merah atau tanda iblis. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, dia hanya manusia biasa.

Ketika dia memikirkan gagak bermata merah barusan mereka semua adalah monster tingkat rendah yang bahkan tidak bisa berubah bentuk. Su Su mengerti : Dia belum bangun, dia masih fana. Dia menarik napas lega dan tubuhnya yang tegang menjadi rileks.

Su Su berjalan mendekat. Tan Tai Jin menatap Su Su dari dekat dengan pupil hitam pekatnya. Dia tidak menyesal datang untuk membunuh Ye Zhe Yun malam ini. Satu-satunya penyesalan adalah dia tidak cukup berhati-hati dan membiarkan Su Su untuk melihat dia bisa mengendalikan makhluk iblis itu. 'Dia telah melihat segalanya!'

Dia diam-diam telah menyelipkan belati dari lengan bajunya. Su Su bereaksi dengan cepat. Dia mengangkat ujung kakinya dan belati itu jatuh dari tangan Tan Tai Jin dan mendarat di salju.Pemuda itu menatap dirinya dengan murung.

'Ternyata bukan saja dia belum terbangun tetapi dia juga sampah yang tidak punya keahilan bela diri,'  Su Su benar-benar lega dan berjalan untuk mengikat Tan Tai Jinke belakang dengan tali jubahnya. Suaranya rendah penuh dengan kebencian dan berat hati "Bunuh aku sekarang, atau aku akan membunuhmu di masa depan!" 

Su Su mendengus dan menepuk wajahnya, "Jaga perilakumu,"

Dia memalingkan kepalanya dan menatap Su Su dengan sepasang mata acuh tak acuh. Di salju yang suram, pupil hitam pemuda itu terlihat sangat menakutkan. Tapi tidak peduli bagaimana dia terlihat membayangkan dia roboh hanya dengan satu langkah membuat Su Su ingin tertawa. Dia tidak menahan bisa menahannya dan tertawa terbahak-bahak.

Tan Tai Jin menatapnya dengan dingin. Dia masih tersenyum, "Maaf..."

Su Su telah melihatnya menggunakan kekuatannya untuk membunuh orang hanya tanpa mengangkat jarinya tetapi tatapan Tan Tai Jin yang diikat dengan tali jubah saat ini seperti ingin mencabiknya menjadi beberapa bagian namun dia tidak punya kemampuan untuk itu terlihat sangat menyenangkan.

Su Su mengabaikannya dan pergi melihat luka Ye Zhe Yun. Dia mengangkat Ye Zhe Yun dan merasakan nafasnya. Untungnya dia hanya pingsan. Tubuh Ye Zhe Yun berdarah parah. Memang tampak menakutkan tetapi sebenarnya itu hanya luka yang dangkal dan beberapa luka yang darahnya telah berhenti. Alasan sebenarnya mengapa dia pingsan adalah karena dia ketakutan. Tan Tai Jin ingin menyiksanya perlahan sampai mati tapi dia gagal.

Tidak peduli apakah Ye Zhe Yun adalah bajingan tapi dia tidak pantas untuk mati. Su Su mengeluarkan selimut dari aula leluhur dan melemparkannya ke Ye Zhe Yun. Dia akan kedinginan sampai mati meski pun tidak dibunuh oleh Tan Tai Jin. Dia tidak lagi peduli dengan Ye Zhe Yun. Dengan begini Ye Zhe Yun mengambil pelajaran. 'Jangan menggertak orang lain, jika kamu menggertak seseorang yang lebih buruk dari dirimu sendiri.'

Dia sibuk untuk sementara waktu dan terengah-engah. Menengok ke belakang, dia melihat Tan Tai Jin sudah duduk bersila di teras menatapnya dengan mengejek. Dia sama seperti sebelumnya isyarat yang dingin dan kejam dari pemuda itu. Dia tiba-tiba menyadari bahwa orang di depannya tidak lemah sama sekali dan dia senang menggunakan metode yang kejam untuk membunuh. Dia sangat pendendam dan kepribadiannya ekstrim.

Ye Zhe Yun menjebaknya jadi dia menginginkan nyawa Ye Zhe Yun. Melihat bahwa dia tidak lemah dan memiliki kemampuan beradaptasi yang baik Su Su bertanya kepadanya, "Apakah kau mau berjalan sendiri atau haruskah aku menyeretmu?"

Suaranya dingin dan serak, "Kamu tidak akan memanggil orang?"

"Siapa yang aku panggil? Oh, kamu takut aku akan memberi tahu ayah, hah?" Su Su berjongkok di depannya dan langsung mengerti kekhawatiran Tan Tai Jin. 

Insiden di istana Raja Xuan dua hari lalu telah membuat seluruh wilayah Xia Besar gawat darurat. Kaisar mulai memanggil pembunuh iblis dunia dan penganut Tao untuk berburu Lebah Merah Tua yang melarikan diri dan monster lain yang bersembunyi di Xia Besar. Jika Tan Tai Jin diketahui bisa mengendalikan iblis seperti saat ini dia pasti tidak akan lolos dari kematian. Tan Tai Jin tetap diam menatap Su Su dengan dingin.

Matanya seperti ular berbisa yang menyemburkan huruf dan dia tidak memiliki niat baik. Su Su tidak ragu dia pasti sedang memikirkan cara untuk bunuh diri secara diam-diam sebelum ketahuan. Sangat disayangkan bahwa semua konspirasi dan trik di dunia tidak efektif dalam menghadapi kekuatan absolut. Sama seperti lima ratus tahun kemudian, dunia kultivasi tidak dapat membunuh Raja Iblis apa pun yang mereka lakukan. Tan Tai Jin yang belum terbangun saat ini pun tidak bisa melakukan apa pun pada Su Su.

Su Su pastinya tidak akan memberi tahu masalah Tan Tai Jin kepada siapa pun. Dia juga harus melindunginya untuk saat ini tetapi dia tidak bisa memberi tahu alasannya. Dia menggelengkan kepalanya tanpa sadar dan berkata, "Tentu saja aku tidak akan mengatakannya. Aku juga masih punya simpul ulat sutra musim semi. Jadi aku tidak akan membiarkanmu mati."

Bibir tipisnya bergerak dan berkata dengan dingin, "Tidak tahu malu!"

Su Su juga juga menyadari obat apa yang perlu dia lakukan. Wajahnya sedikit memerah. Lagi pula sebagai seorang gadis di dunia kultivasi agak memalukan untuk membicarakan hal ini. Tapi singkatnya dia tidak akan melakukan hubungan intim dengan iblis. Tidak peduli apa pun yang terjadi. Dia menatapnya dengan sedikit kesal dan berkata, "Apakah kamu ingin pergi?Jika tidak, kau tetap di sini!"

Jika dia tinggal di aula leluhur bersama Ye Zhe Yun, dia bisa mati di sini saat fajar meski pun Su Su tidak mengkhianatinya. Tan Tai Jin melirik wajahnya yang memerah, membuang muka, dan berdiri. Melihat bayangan pemuda itu berjalan di depan, Su Su menghela napas lega. Untungnya, tidak peduli apa yang telah terjadi, iblis muda itu masih ingin hidup.

***

Ye Zhe Yun ditemukan di luar aula leluhur dengan darah di tubuhnya pagi-pagi sekali. Chun Tao berkata, "Nona, sudah menyebar ke mana-mana. Tuan Muda Ketiga berkata bahwa dia melihat iblis. Bibi Lian hampir menangis dan pingsan. Dia berkata bahwa dia akan menunggu jenderal kembali ke rumah dan mengundang pendeta Tao datang dan melihat."

 

Benar saja ketika Ye Xiao kembali di sore hari dia juga mendengar tentang hal aneh ini.Dibandingkan dengan Tuan Muda Sulung, yang berbakat dan cerdas, Ye Xiao terlalu menyukai Ye Zhe Yun. Tetapi penampakan iblis di kediamannya tidak diragukan lagi menggerakkan saraf sensitif Ye Xiao. Ye Xiao bertanya pada Ye Zhe Yun, "Apakah kamu benar-benar melihatnya?"

Ye Zhe Yun demam dan hampir mati, "Ayah, aku bersumpah, aku tidak berbohong. Burung gagak itu memiliki mata merah darah dan mereka bersinar! Lihat aku, aku penuh luka..."

Ye Xiao mengerutkan kening dan berkata, "Diam dan biarkan seseorang pergi mencari pendeta Tao atau pembunuh iblis. Jangan biarkan orang banyak tahu,"

Di luar sedang tidak tenang. Jika keributan terlalu besar, itu tidak baik untuk Ye Xiao. Seluruh tubuh Ye Zhe Yun kesakitan dan kemudian dia bicara ketakutan, "Aku, aku juga melihat seseorang mengendalikan makhluk iblis,"

Ekspresi Ye Xiao berubah menjadi lebih serius. Seseorang yang bisa mengendalikan makhluk iblis tentunya lebih sulit dihadapi dari pada iblis itu sendiri. Setelah Su Su mendengar ini hatinya seperti jatuh. 'Ye Zhe Yun tidak benar-benar melihatnya kan?' Dia melirik Tan Tai Jin dengan tenang namun pemuda itu telihat tenang dan tidak tergoyahkan.

"Dia...mengerikan...seperti sekelompok bayangan gelap, lebih tinggi dari tiang di aula. Suara seram dan dia membuka mulutnya yang seperti hewan bias!" Ye Zhe Yun berkata dengan suara gemetar. Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya dengan sinis.

Su Su, "...". Seperti Ye Zhe Yun yang biasanya. Dia sangat bagus dalam mengarang cerita. Tidak merasa malu membicarakan hal itu dalam situasi ini. 

Tidak lama kemudian pendeta Tao dengan janggut dan rambut putih datang ke kediaman. Pendeta Tao itu tampak seperti peri dan dia pertama kali bertemu dengan jenderal dan Nyonya Tua dan kemudian bertanya, "Di mana Tuan Muda melihat monster itu?"

"Di aula leluhur!" kata Nyonya Tua. Taois mengangguk, "Pendeta Tao ini akan pergi melihat,"

Su Su berada dalam tubuh fana dia tidak bisa melihat kemampuan pendeta Tao. Dia sebenarnya sedikit penasaran  dengan bagaimana pendeta Tao fana menangkap iblis. Ci Hong datang ke aula leluhur dan semua Keluarga Ye dengan gugup mengikuti. Semua orang takut bahwa iblis di kediaman itu benar-benar bisa mebahayakan hidup mereka. Ye Zhe Yun berkata berlebihan sehingga orang-orang menjadi panik sekarang.

Ci Hong mengeluarkan kompas, mengitari aula leluhur dua kali, dan berkata dengan nada berat, "Memang ada monster di rumahmu."

Su Su ragu dalam hatinya, apakah Taois tua itu benar-benar menangkap setan? 

Ci Hong berkata, "Berikan darah anjing hitam, cinnabar, dan pakaian yang berlumuran darah tuan muda ketiga kepada Pendeta Tao ini."

Seseorang buru-buru mengurusnya dan tidak butuh waktu lama sebelum pendeta Tao mulai upcaranya. Tan Tai Jin bersandar dahan pohon dan menatap Ci Hong dengan dingin.

Di tengah musim dingin pakaian yang sebelumnya dikenakan Ye Zhe Yun tiba-tiba terbakar. Abu terbang ke langit.

"Sepertinya iblis ini memiliki keahlian dan bersembunyi di kediaman," Ci Hong berkata, "Sekarang Pendeta Tao ini ingin menemukan orang ini. Semuanya silakan maju."

Pertama-tama, Nyonya Tua. Simbol rumit digambar di telapak tangannya. Para pendeta menggelengkan kepalanya. Berikutnya adalah Ye Xiao dan beberapa putranya, lalu giliran Ye Lan Yin dan Su Su.

Wanita kedua Ye Lan Yin menelan ludah dengan gugup. Su Su mengulurkan tangannya, Pendeta Tao tua menggambar simbol di telapak tangannya dan menggelengkan kepalanya. Sejujurnya, Su Su belum pernah melihat upacara khusyuk seperti itu. Cara kultivasi itu rumit tapi juga sederhana.

Giliran Tan Tai Jin, Su Su menoleh. Tan Tai Jin mengulurkan tangannya, suaranya jernih dan halus, "Silakan lihat baik-baik, Pendeta Tao." Ci Hong menggambar simbol jimat yang sesuai.

Tan Tai Jin memiringkan kepalanya, dan tersenyum polos, "Apakah Pendeta Tao melihat sesuatu?"

Ci Hong masih terlihat serius dan menggelengkan kepalanya. Tan Tai Jin menarik tangannya, matanya penuh sarkasme. Semakin lama Ci Hong memeriksa, semakin banyak keringat dingin di dahinya. 

Di malam hari Xi Xi tiba-tiba datang untuk melapor dan berkata, "Pendeta Tao menemukan makhluk ibli!"

"Di mana?" Chun Tao bertanya dengan cepat. 

"Di belakang gunung. Katanya macam tutul yang diburu jenderal sebelumnya adalah iblis!"

Chun Tao menghela nafas lega dan tersenyum, "Untung saja ditemukan," 

Su Su berbaring di meja tidak bisa berkata-kata. Dia menggertakkan giginya dengan ringan. Dia mengira Pendeta Tao itu adalah kawan dan berencana ingin meminta Ci Hong untuk membantu mengirim surat kepada Kura-Kura. Tetapi dia tidak menyangka bahwa Ci Hong adalah Pendeta palsu. Iblis yang sebenarnya sekarang bersandar di depan jendela, melihat bunga prem mekar penuh di luar jendela. Penampilannya di bawah cahaya terlihat elegan bibir merahnya terlihat bagus dan tipis.

Su Su berpikir, 'Aku harus mengikatnya malam ini!' Sudah seperti ini selama dua hari. Kadang-kadang dia terbangun di tengah malam, merasa dingin di bagian belakang kepalanya dan ketika dia membuka matanya, dia melihat sepasang pupil dengan kabut darah, menatapnya dengan dingin.

Apa itu yang disebut terlahir sebagai tulang jahat? Dibutuhkan puluhan ribu tahun hal seperti itu untuk dilahirkan. Itu berarti apa pun yang terjadi dia pasti akan menempuh jalan yang penuh darah. Pembunuhan dan penyiksaan adalah hal-hal yang terukir di tulangnya. Apalagi dia tidak bisa dipengaruhi oleh hal baik, hanya bisa dihilangkan, tidak ada yang bisa mengubahnya.

Dalam dua hari, ada kecelakaan di Istana Kerajaan Xuan. Semua orang di Xia Besar panik.Katanya bahwa Selir Pangeran Keenam yang cantik luar biasa telah koma selama dua hari yang lalu dan tidak bisa bangun apa pun yang terjadi. Su Su memikirkan saudaranya yang lembut dan cantik  sakit dan dia sedikit mengkhawatirkannya. Di tengah malam, Su Su terganggu dalam mimpinya dan tiba-tiba terbangun. Dia tiba-tiba melihat ke bawah tempat tidur, dan benar saja, pemuda itu tidak terlihat di mana pun dan hanya ada seutas tali di tanah.

***

 

BAB 15

Di kediaman Raja Xuan, Xiao Lin memeluk seorang wanita dengan gaun dan rok sutera ungu. Dia bertanya kepada orang di sisi tempat tidur, "Bagaimana kabar Chang'er?"

Pria berpakaian putih itu menutup kipas lipatnya dan berkata sambil tersenyum, "Keadaannya buruk. Kakak kau sangat tidak beruntung sejak menjadi Raja Xuan dan pindah ke rumahmu sendiri. Pertama Lebah Api Merah mengepung kediamanmu dan kemudian selirmu dihantui oleh mimpi buruk. Tahun ini tidak baik untukmu,"

Xiao Lin tidak marah malah dia berkata dengan nada yang hangat, "Yu Qing,  aku berbicara dengan serius. Bagaimana aku bisa mengeluarkan Chang'er dari mimpi buruk?"

Yu Qing menghela nafas, "Saudaraku kamu terlalu melebih-lebihkanku. Kamu harus tahu bahwa saat itu di Gunung Buzhao kamu belajar Dao pedang dan aku belajar cara mengusir iblis. Dao pedangmu diwarisi inti dari orang tua itu tapi tidak menguasai cara mengusir setan dengan baik. Kali ini aku bergegas mempertaruhkan nyawaku dari istana Raja Zhao untuk membantumu,"

Raja Zhao tidak akan membayangkan bahwa orang yang disambut dengan hormat seperti tamu penting di kediamannya adalah junior Raja  Xuan.

Xiao Lin menghela nafas dna berkata, "Aku akan memberikan Giok Guru yang aku simpan ini untukmu,"

 Yu Qing berkata dengan tergesa-gesa, "Benarkah?"

Xiao Lin tidak menyia-nyiakan waktu dan melepaskan sepotong batu giok yang tampak biasa dari pinggangnya dan melemparkannya ke Yu Qing. Yu Qing menangkapnya dengan tergesa-gesa dan tersenyum lebar, "Oh, telah terjadi sesuatu dengan selirmu. Jadi Yu Qing wajib membantu,"

Setelah bicara Yu Qing menyimpan giok itu dan berhenti bercanda, "Iblis Mimpi Buruk itu berbeda dari iblis biasa. Dan sampai sekarang, aku bahkan belum bisa menemukan di mana dia bersembunyi. Dengan level Daoku, aku tidak bisa menaklukkan makhluk jahat ini, tapi bukan tidak mungkin untuk membangunkan selir ,"

"Alasan mengapa selir tidak bisa bangun adalah karena dia tersesat dalam mimpi. Selama kau bisa membangunkannya dalam batas waktu, itu akan baik-baik saja. Namun setelah kau memasuki alam mimpi buruk, kau harus terlebih dahulu melihat melalui alam mimpimu sendiri sebelum menyelamatkan orang yang ada di dalamnya. Jika kau tidak dapat membangunkannya, mereka yang ada di mimpi itu juga akan mati di dalam mimpi. Jadi, saudara, apakah kauu ingin mencobanya?"

Xiao Lin mengangguk tanpa ragu, "Baiklah."

Yu Qing melihat ke arah Xiao Lin dengan hati-hati, "Kamu benar-benar menyukai selir ini? Kamu memberiku harta yang sangat berharga dari orang tua itu dan kamu bersedia mengambil risiko menyelamatkannya? Atau apakah sifat keadilan dan rasa tanggung jawabmu telah menghantui jadi  tidka peduli siap adia kau akan menyelamatkannya?" 

Xiao Lin memikirkan kata-kata Yu Qing dengan serius dan berkata, "Bukankah ada batas waktu? Jangan bicara omong kosong,"

Yu Qing tertawa terbahak-bahak, "Ternyata kamu juga akan marah. Selir ini juga tidak buruk. . Tidak heran Senior yang lembut batu giok tergerak oleh belas kasih. Bukankah katanya kamu kamu benar-benar membenci Nona Ketiga dari keluarga Ye? Aku pikir gadis pasti sangat menarik. Kau tidak melihat saat ketika dia berani mengalahkan Raja Zhao terakhir kali?"

Sedikit bercanda, setelah Yu Qing mendapatkan harta karun itu dia segera memulai formasi.

"Ada garis merah di sekitar leher selir. Ketika garis merah mencapai belakang telinga, tidak ada yang bisa menyelamatkan lagi. Jadi kamu harus membangunkannya sebelum garis merah menyebar." 

Yu Qing berkata dengan suara yang dalam, "Ingat baik-baik, dalam mimpi buruk dari Mimpi Buruk Iblis, semua yang ada di dunia itu dibuat dari apa yang paling ditakuti dan diinginkan. Apa pun yang terjadi, kamu harus tetap berpegang pada jalan yang benar dan keluar dari mimpimu sendiri. Baru setelah itu kau bisa memasuki mimpi selirmu dan membawanya kembali."

Xiao Lin memegang pedang dan mengangguk dengan sungguh-sungguh, "Aku mengerti."

Yu Qing dengan cepat membentuk segel dengan tangannya. Dia menutup matanya dan bermeditasi dan keringat mengalir dari dahinya. Kipas lipat menggantung di udara dan terbuka: "Masuk!"

***

Sementara kira-kira 10 mil jaraknya dari kediaman Raja Xuan, seorang pemuda berpakaian hitam sedang berjalan di hutan. Hutan dikelilingi oleh kabut gelap dan langkah pemuda itu berderit di atas salju. Dia mengulurkan tangannya, ujung jari pucatnya, sudah tertutup kabut hitam. Dia memegang kabut hitam yang berjuang di telapak tangannya. 

Tan Tai Jin menjilat bibirnya, rasa lapar muncul dari perutnya. Kabut hitam seakan menyadari sesuatu bergegas hilang dari ujung jarinya. Jauh di dalam hutan sepasang mata yang lebih besar dari lentera muncul dan suaranya bergema di udara.

"Memalukan!" seorang manusia biasa bahkan mencoba melahap energi Qi nya. Tan Tai Jin merasa menyesal melihat energi Qi nya yang menghilang. Dia mlihat mata yang menakutkan di langit dan berkata dengan serius, "Biarkan dia pergi."

Setan malam berkata dengan tenang, "Apakah kau sedang membuat perjanjian denganku? Apa yang akan kau tukar untuknya?" Ia memiliki suara yang dalam bahkan orang tulis bisa mendengarnya. Mata merah gelap itu menatap pemuda kurus di depannya. Pemuda di depannya memiliki aroma yang didambakan di dalam tubuhnya. Iblis Mimpi Buruk telah lolos dari Gurun Tandus dan sudah lapar.  Jika bukan karena fakta bahwa dia hanya bisa membunuh dalam mimpi, dia akan bergegas dan menelan Tan Tai Jin. 

Tan Tai Jin memiringkan lehernya "Syarat? Kau pikir aku akan mendiskusikan syarat denganmu?" Dia mulai mentutupi setengah wajahnya dan tertawa seakan dia baru saja mendengar sebuah lelucon.

"Berikan jiwamu dan aku akan membiarkan wanita itu pergi," Iblis Mimpi Buruk itu meneteskan air liurnya.

Bibir Tan Tai Jin tertarik ke atas dan dia berkata, "Baik. Datang dan ambillah,"

Kabut hitam Iblis Mimpi Buruk mulai menyelimutinya dengan cepat.

Susu yang buru-buru tidak sengaja melihat kejadian ini. Dia merasa kepalanya hampir saja meledak dan dia menerjang ke depan dan menariknya, "Tan Tai Jin,"

Tan Tai Jin yang berdiri dengan kabut hitam menoleh. Dengan kesal dia berkata, "Lepaskan."

Su Su meraihnya, "Apakah kamu gila? Bagaimana kamu akan keluar jika kamu memasuki mimpi buruk iblis ini?"

Ada catatan dalam buku Cangshuge di perpustakaan bahwa Iblis Mimpi Buruk lahir dari keinginan dan obsesi. Hanya orang dengan hati yang murni dan hati yang teguh yang tidak dapat tergoda oleh mimpi buruk. Tan Tai Jin adalah iblis bagaimana mungkin iblis tidak memiliki keinginan? Tingkah laku Tan Tai Jin, bisa dikatakan dengan baik adalah membungkuk untuk kecantikan, jika dikatakan dengan kasar adalah untuk cari mati.

Alasan utamanya tidak apa jika dia meninggal tetapi jika mungkin dia tidak akan membiarkannya bangkit. Iblis Mimpi Buruk jelas tidak akan bisa menelan tulang jahat. Jika tubuh Tan Tai Jin benar-benar terkubur dalam alam mimpi itu juga menunjukan akhir dari kehidupan di Tiga Alam

Tan Tai Jin memandang memegang tangan pucat dan kurus yang memegangnya. Su Su menghindari kabut ketika menyeretnya keluar. Wajahnya memerah. Melihat ada hal aneh di mata Tantai Jin, dia tidak bisa menahan diri untuk memarahinya, "Apakah kamu begitu rendah diri? Tidak peduli seberapa cantik Ye Bing Shang, dia adalah istri orang lain. Kamu gila!"

Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Dia milikku."

"Persetan denganmu!" Su Su tidak berharap bisa menikamnya sampai mati dengan satu pedang dan meninggalkannya.

Tan Tai Jin menatap Su Su. Dia masih tidak ingin melepaskannya. Dari awal dia memang tidak mau melepaskannya. Kabut hitam menyeka kulit halus gadis itu dan wajahnya menjadi semakin pucat. Dia melihat tangan yang memegangnya erat-erat dan terasa sangat mengganggu. Melihat bahwa Iblis Mimpi Buruk akan menelan calon tuannya di masa depan, Su Su menjadi marah. 'Sungguh bodoh!'

'Dengar aku roh surga. Aku memanggil petir ungu. Serang!' sebuah jimat dengan cepat ditarik keluar dari lengan bajunya. Petir ungu dan kilat sebesar lengan muncul dari jimat kuning, mengarah ke Iblis Mimpi Buruk. Iblis Mimpi Buruk sangat terganggu karena dia tidak bisa menelan Tan Tai Jin dan sebagai tambahan gadis fana ini mengganggu urusannya. Petir dan kilat ungu hilang dan membangkitkan amarah Iblis Mimpi Buruk. Seketika kabut muncul lagidan dia berkata, "Semua masuk ke dalam mimpi kalau begitu,"

Pupil Tan Tai Jin memandang Su Su, tangan kecil putih giok itu masih memegang jarinya. Matanya yang besar berwarna hitam dan putih mulai hilang, bibirnya hampir mengeluarkan darah karena dia menggigit terlalu kuat dan dia menatapnya seolah dia akan marah besar padanya. Dia bahkan begitu semangat ingin memarahi orang.

Tan Tai Jin tiba-tiba menjadi sangat kesal. Sebelum udara hitam mengikis Su Su, dia berkata dengan dingin, "Keluar." 

Dia mencoba mematahkan jari Susu. Su Su didorong keluar dari kabut hitam dan jatuh ke tanah. Jari-jarinya sangat sakit setelah dipatahkan oleh Tan Tai Jin. Tan Tai Jin benar-benar tidak peduli jika jarinya akan patah. Mata Iblis Mimpi Buruk tiba-tiba mendekat padanya. "Waktu yang sangat sempurna. Jangan ada seorang pun yang tertinggal!" Iblis itu mengendus leher Su Su dan menghela nafas dengan rakus. Udara hitam yang luar biasa mengelilingi Su Su dalam sekejap mata. 

Ketika Su Su bangun, seorang pria berpakaian hijau menatapnya dengan wajah berat. Dia terkejut dan berkata, "Ayah?"

Seorang abadi dengan gaun hijau mengangguk dan berkata, "Su Su, Tan Tai Jin meninggal dalam mimpi buruk. Misimu gagal. Gelang Giok telah mengirimu kembali ke lima ratus tahun yang akan datang Raja Iblis telah bangkit."

"Bagaimana bisa..." gumam Su Su.

Ayahnya menghela nafas, "Mungkin itutakdir langit." Ada jejak kesedihan di matanya sambil mengangkat Su Su.

"Anak buah Raja Iblis telah mengepung Sekte Hengyang. Su Su, pergi dengan Fuya."

"Ayah, bagaimana denganmu?" 

Xian Zun menyentuh rambutnya dan berkata, "Hidup ayah adalah dengan Hengyang."

Begitu dia berkata demikian, seorang murid yang berlumuran darah masuk dan menangis dengan sedih, "Tuan, Saudara Fuya...dia...dia...,"

Su Su mengangkat matanya dan melihat di luar sekte ada seorang pemuda berjubah putih dan pedang abadinya jatuh menembus tanah. Matanya tertutup dan dia duduk di depan sekte dalam posisi bertahan. Tubuhnya mulai menghilang sedikit demi sedikit. Su Su tersandung dan berlari ke arahnya, "Fu Ya!"

Tubuh Fu Ya yang menghilang bergabung ke dalam Formasi Penjaga Gunung, memperkuat penghalang Sekte Hengyang. 

Dia menangis tanpa sadar. Teman sekte yang di sebelahnya berkata, "Ini semua kesalahan Junior Li. Satu-satunya kesempatan telah diberikan padanya tetapi dia membuat keadaannya seperti ini. Junior Fuya juga harus mengorbankan dirinya untuk membereskannya,"

"Seharusnya dia yang mati."

"Ya, itu seharusnya dia! Seharusnya bukan Junior Fu Ya!"

Su Su bahkan tidak bisa memeluk tubuh yang menghilang itu. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, jiwa pemuda yang belum sepenuhnya hilang itu tampak membuka matanya dan tersenyum pucat padanya, "Saudaraku, senang bisa melihatmu ..."

Tidak, seharusnya tidak seperti ini. Saudara seperguruannya memang benar. Dialah yang menggagalkan kesempatan terakhir. Dia yang seharusnya mati dan bukan Fu Ya. Tiga Alam hancur, Fu Ya mati, dan ayah akan mati demi Sekte Hengyang. Su Su mengambil pedang Fu Ya. Roh pedang itu seperti pelangi memantulkan wajah gadis yang seperti bunga dan batu giok. Wajahnya berlinang air mata dan alisnya terang. Seseorang berbisik di telinganya, 'Ya seharusnya kau juga mengorbankan diri seperti Fu Ya,'

Setidaknya Sekte Hengyang bisa bertahan lebih lama. Dia mengangkat pedang sedingin es itu ke udara dan menikam ke arahanya. Pedang itu menghindari tubuh Su Su dan menembus kabut hitam di belakangnya. Su Su berteriak, "Bodoh jika aku mempercayaimu!"

Kabut hitam berteriak, "Tidak mungki. Itu tidak mungkin!"

Kabut hitam ditembus oleh pedang dan menghilang tanpa jejak. Su Su menyeka air mata dari wajahnya. Burung roh merah yang sangat indah dan menyala dengan bangga memanggil inti spiritualnya. Ilusi itu langsung hancur. Su Su menarik napas lega. Dao Besar itu murni tanpa keinginan dan hati yang murni tidak takut apa-apa. Namun di mana dia mencari Tan Tai Jin dan Ye Bing Chang sekarang? 

Ketika memikirkan hal tersebut seseorang tiba-tiba mendorong tubuhnya,"Tabib Yao, Mengapa kamu masih ada di sini? Permaisuri akan melahirkan. Di mana gunting dan air panas yang bidan minta untuk kamu siapkan?" Seorang pelayan yang agak kemerah menatap Su Su dengan galak. 

Su Su melihat tangannya. BUkan lagi tangan gadis muda namun sebaliknya sepasang tangan yang keriput dan menguning. Dia ternyata seorang wanita paruh baya dan seorang tabib! Melihat ekspresi wajah pelayan itu semakin buruk, Su Su tanpa sadar berkata, "Tunggu sebentar, aku akan segera mengirimkannya."

Pelayan itu berkata, "Jangan melamun seperti ini lagi, jika sesuatu terjadi pada Permaisuri Rou atau Yang Mulia, Kaisar tidak akan membiarkanmu pergi!" 

Su Su berkata, "Ya, ya!"

Tidak tahu dari mana sepanci air panas dan gunting muncul di tangan kiri Su Su. Meskipun dia bingung di dalam hatinya, dia mengambil barang-barang dengan rapi dan mengikuti pelayan itu. Pelayan itu mengatupkan kedua telapak tangannya dan berkata, "Tuhan memberkati, permaisuri harus melahirkan seorang pangeran kecil!"

Deru guntur di langit membuat langit mengaum. Su Su mendongak dan melihat awan hitam berkumpul di cakrawala seperti gugusan roh iblis yang tidak bisa berpencar mengitari segala sesuatu dengan tanda-tanda buruk. Burung layang-layang di bawah atap sangat terkejut sehingga mereka terbang. Di atas istana, warna kubah hampir sewarna tinta. Seorang pria berjubah kuning cerah menunggu di luar dengan cemas. Hati Su Su melompat sambil memegang basko air panas. 'Apa yang sedang terjadi?'

***

 

BAB 16

Su Su hanya bisa melangkah selangkah demi selangkah. Su Su memasuki ruangan dan melihat beberapa bidan mengelilingi seorang wanita yang tidak mengenakan pakaian. Wanita itu cantik, dahinya basah oleh keringat dan terlihat sangat kesakitan. 

"Yang Mulia! Tunggu!"para bidan juga berkeringat banyak sekali. Susu tidak tahu kapan air panas diambil dari tangannya.  Dia keluar dari kerumunan dan hanya bisa melihat keadaan yang terjadi. 

"Apa yang harus kita lakukan serang?" seorang bidan berkata dengan cemas, "Yang Mulia mulai kontraksi sejak pagi. Sekarang sudah malam dan masih belum melahirkan juga,"

Permaisure Roufei berada di tempat tidur dan telah kehilangan tenaga dan sedang meminum ginseng. Dia bertahan untuk sementara waktu dan menggunakan tenaganya sebelum akhirnya pingsan. Darah mengalir di kakinya. Meski pun Su Su belum pernah melihat orang melahirkan  dia bisa menebak apa artinya pingsan dalam situasi seperti ini. Seperti yang diperkirakan para bidan menjadi pucat. 

Seseorang dengan cepat membuat keputusan, "Pergi dan beri tahu Kaisar tentang keadaan saat ini ... Sekarang apakah Kaisar akan menyelamatkan Yang Mulia atau pangeran kecil ..."

Tidak berapa lama suara marah Kaisar datang dari luar, "Bajingan, sampah yang tidak berguna. Kalian sebaiknya memastikan Permaisuri baik-baik saja atau kalian semua akan dikubur bersama-sama dengan dia!"

Su Su melihat perut Permaisuri yang masih buncit. Dia tahu bayi ini tidak bisa diselamatkan lagi. Namun di luar dugaan tepat ketika para tabib dan bidan akan melakukan sesuatu, Permaisuri Rou bangun. Matanya kabur dan mulutnya bergumam, "Putraku, Putraku ..." Air mata jatuh dari wajah Permaisuri Rou Fei, "Aku mohon, tolong selamatkan anakku!" 

Semua orang tampak berduka cita dan Su Su merasa sedih. Kaisar telah memberi perintah dan tentu saja dia akan memilih menyelamatkan Permaisuri Rou. Tiba-tiba bidan terkejut: "Yang Mulia, dorong! Saya melihat kepala anak itu!"Bibir Permaisuri Rou Fei bergetar dan dia menggertakkan giginya.

Bidan berkata dengan gembira, "Anak itu kelu....."

Sesaat kemudian bidan tiba-tiba berteriak. Su Su memiliki firasat buruk di hatinya. Suara keras seperti itu membuat Kaisar yang menunggu di luar mendobrak pintu dan masuk. Kaisar melihat ke kasur yang berlumuran darah dan melihat seorang bayi laki-laki terbaring di genangan darah. Dia membuka matanya dan melihat bayi itu menarik keluar usus Permaisuri Rou di tangannya. Bayi laki-laki itu tampaknya ingin tahu benda hangat dan lembut apa yang ada di tangannya. Dia membuka mulut dan menggigitnya. Bayi laki-laki itu menunjukkan gigi putihnya yang menyeramkan. Permaisuri Rou masih di tempa tidur dengan mata terbuka, sudah mati.

Bidan dan tabib itu berlutut di tanah dengan gemetar, "Kaisar... Kaisar... ini..."

Monster kecil ini lahir tanpa menangis meski pun baru saj dilahirkan dan dia sudah memiliki gigi. Jari tangannya malah masih tertusuk di perut Permaisuri Rou.

Susu akhirnya menyadari siapa bayi kecil itu : Dia adalah Tan Tai Jin! Dia tidak berharap akan melihat kejadian ini. Dia masuk ke mimpi Tan Tai Jin dan melihat peristiwa kelahirannya. Monster kecil itu merasakan bahwa dia akan ditelantarkan jadi dia membunuh ibunya tanpa keraguan karena dia ingin dilahirkan. 

Kaisar melihat tubuh Rou Fei, mengambil bayi laki-laki dan melemparkannya ke dinding. "Matilah, matilah kau monster!"

Bayi laki-laki yang terlempar di tanah itu tetap bernapas meski sudah dilempar dengan begitu keras. Keluar banyak darah dari mulutnya. Dia terkekeh, mulai membuat gelembung darah dengan mulutnya dan menyeringai bahagia. Penampilan iblis jahatnya yang tidak bersalah membuat para bidan menjerit pingsan. Mulut Tai Jin berlumuran darah dan pupil matanya yang gelap memandang Su Su. Ketika Su Su dan bayi laki-laki itu saling memandang, ruang itu berputar.

Ketika dia bis aberdiri tegak lagi, seseorang berbisik di telinganya, "Pasti sulit untukmu untuk mengubur mayat bayi iblis ini. Dia telah diletakan di istana dingin  berhari-hari mayatnya pasti bau," Pelayan istana pergi setelah mengatakannya dan Su Su berdiri di luar gerbang istana sendirian. 

Dia ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya membuka pintu. Dia melihat seorang bayi compang-camping berlumuran darah di samping rumput layu. Ternyata setelah kematian Permaisuri Rou, Tan Tai Jin ditelatarkan ke sini. Kelihatannya sudah beberapa hari. 

Su Su berjalan mendekat. Dia tahu bahwa ini jelas merupakan kesempatan terbaik untuk memahami masa lalu Raja Iblis. Dalam bedongnya dia tampak sangat malang. Bedongnya ditutupi lumpur dan potongan rumput. Lengannya yang terbuka penuh dengan bekas gigitan nyamuk. Ada juga lebam dan luka bekas terjatuh. Wajahnya sangat kotor sehingga  kita tidak bisa melihat dengan jelas. Tidak ada yang mengganti popoknya dan ada bau busuk dari bedongnya. Tan Tai Jin memegang erat tikus abu-abu mati dan matanya tertutup rapat. 

Darah tikus setengahnya ada di mulutnya. Su Su akhirnya tahu bagaimana dia bertahan hidup tanpa minum seteguk ASI. Tikus ingin memakannya tetapi malanh ditangkap sebagai mangsanya. Tubuh kecilnya gemetar. Dia memegang tikus mati seolah-olah dia memegang satu-satunya harapan di dunia ini. Tikus itu sudah berbau dan Tan Tai Jin masih enggan membuangnya. Bayi laki-laki itu sepertinya mengerti bahwa tidak ada yang akan membesarkan dan merawatnya. Bayi itu terluka dan bibirnya menghitam saat ini.

Suasana hati Su Su tak terlukiskan. Dalam waktu singkat, dia menyaksikan kekejamannya namun juga kasihan dan keadaannya terlihat menyedihkan. Perasaan kontradiktif semacam ini selalu ada sejak dia pindah ke lima ratus tahun yang lalu. Jika dia diberi kesempatan untuk membunuhnya sejak dia masih kecil Su Su tahu bahwa dia akan melakukannya. 

Namun selama tulang jahat itu ada, Dewa Iblis akan abadi. Dia tidak punyahak untuk menentukan apakah dia harus membunuhnya atau tidak. Ada suara langkah kaki halus di luar ketika dia berlutut dan hendak mengangkat bayi itu. Su Su dengan cepat bersembunyi. 

Dia melihat pelayan wanita berjalan dengan mata merah, mengambil Tan Ti Jin dan menangis, "Permaisuri yang malang, Yang Mulia Kecil ... Yang Mulia Kecil..." Wanita istana meratap untuk waktu yang lama sebelum menggigit bibirnya dan membawa anak itu pergi. 

Su Su berpikir ini mungkin pelayan istana Permasuri Rou Fei yang paling setia. Di satu sisi dia membenci Tan Tai Jin karena membunuh Permaisuri Rou, di sisi lain, dia berpikir bahwa dia adalah garis keturunan terakhir Permaisuri Rou Fei. Permaisuri Rou Fei bahkan memilih mati untuk menyelamatkan anak itu. Itu sebabnya mengapa akhirnya dia Tan Tai Jin kembali. 

Su Su ingin mengikuti mereka namun tuba-tiba dia berputar lagi.  Dia menerima takdirnya dan berpikir, 'Skenario akan dipaksa berubah lagi,'

Ketika Su Su bangun seorang anak berusia empat atau lima tahun berlutut di tanah. Kata pelayan itu. "Ayo, belajar lagi."

Bocah itu memiringkan kepalanya dan berteriak dengan lucu, "Woof!"

Para wanita istana menahan bibir mereka dan tersenyum. Seseorang melemparkan manisan. "Ini, ambillah."

Bocah itu dengan cepat berlari, mengambil manisan, menundukkan kepalanya dan menggigitnya tidak peduli dengan lumpur di atasnya. Wanita istana merah muncul dengan marah, "Apa yang kamu lakukan?"

Para wanita istana terkejut dan bubar. Wanita berpakaian merah menarik anak itu dengan air mata dan berkata dengan marah, "Yang Mulia, bagaimana Anda bisa seperti ini? Kita mungkin telah kehilangan kekuatan tetapi Anda adalah Pangeran. Bagaimana kamu bisa menggonggong seperti binatang dan berlutut kepada pelayan!"

Tan Tai Jin mengangkat wajah kecilnya dan berkata dengan patuh, "Bibi Lan An, mereka bilang mereka akan memberiku makanan jika aku belajar menggonggong." Dia menghancurkan sisa gula di mulutnya dan menggigit lapisan gula hingga berderit.

Lan An dengan marah berkata, "Yang Mulia, apakah Anda tahu apa itu harga diri!"

Tai Jin bertanya, "Apa itu harga diri?"Pupil matanya gelap dan tidak ada rasa malu di wajahnya. 

Lan An terkejut dan tiba-tiba mengerti bahwa anak laki-laki di depannya lahir tanpa rasa malu. Bibir Lan An bergerak, "Artinya...mereka mempermainkanmu..."

"Betulkah?" Tan Tai Jin memiringkan kepalanya, memudar dari kepolosan dan bertanya dengan tenang, "Bukannya karena mereka ingin memberikanku makanan?"

Lan' An, "Tidak."

Tantai Jin menelan sisa gula di mulutnya dan menjilat bibirnya, "Apakah begitu..."

Su Su sekarang adalah seekor kucing kecil yang berdiri di bebatuan pada saat ini, menyaksikan semua ini dalam diam. Dua hari kemudian tubuh seorang wanita istana ditemukan di danau. Kebetulan itu adalah pelayan yang menyuruhnya menggonggong seperti anjing. Tubuhnya bengkak dan mengambang terlihat jelek dan mengerikan. Su Su memegang kepalanya dengan cakar kucing, 'Mimpi buruk macam apa ini!'

Lan An menarik anak laki-laki kecil itu di bawah cahaya lilin, dengan bibir gemetar, "Yang Mulia, apakah Anda melakukannya?"

Tai Jin memiringkan kepalanya, "Apa yang kulakukan?"

"Yang... Yang Muli ..."

"Mengapa Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima memiliki orang yang melayani dan membaca untuknya tetapi saya tidak?" Anak laki-laki itu menyelanya dan bertanya dengan mata yang terbuka.

Lan An berkata dengan getir, "Karena kita tidak memiliki kuasa, kekuatan dan seseorang yang mendukung kita."

Tan Tai Jin berpikir sejenak dan berkata dengan acuh tak acuh, "Jika mereka tidak memiliki seseorang yang mendukung mereka, apakah aku akan sama dengan mereka?" 

'Jika mereka kehilangan ibu mereka maka semua orang akan sama.'

Lan An menutupi bibirnya dan mundur dua langkah karena terkejut,"Kau!"

Tan Tai Jin berkata, "Apakah kamu takut padaku?"

Lan An dengan tersenyum segan dan berkata, "Yang Mulia telah salah paham,"

Bocah itu menundukkan kepalanya dan matanya tampak bingung. Su Su tidak menyangka bahwa setelah Lan An pergi, dia akan ditangkap oleh Tantai Jin. Tangan bocah kurus itu memegangnya tengkuknya dan sebagai seekor kucing kecil  Su Su merasa bahwa bulunya akan berdiri. "Aku menemukanmu," dia berkata.

Sesaat berikutnya Tan Tai Jin melepaskan tangannya dan mendorongnya ke seekor ikan kering, "Makan," perintahnya.

Su Su berpikir: 'Aku bodoh jika aku memakannya!'

Namun kucing kecil yang ia masuki tubuhnya memiliki insting untuk menjilati ikan kering itu tanpa terkendali. Su Su putus asa sambil menangis di dalam hatinya. Tidak lama kemudian, kucingnya mengejang dan kehilangan napas. Tan Tai Jin mengubur anak kucing itu dengan tenang. Tubuh Su Su terpaksa pergi. 

Kali ini dia tidak tahu akan masuk ke dalam bentuk apa lagi dan dia tidak bisa bergerak. Pada malam yang diliputi badai sebuah pintu didorong terbuka oleh seseorang. Lan An masuk dan mendorong anak laki-laki kecil itu dan menangis, "Ini salahku. Aku tidak seharusnya menyelamatkanmu. Aku seharusnya tidak memohon kepada Kaisar untuk hidupmu. Kau bukanlah anak dari Permaisuri Rou. Kau adalah monster!"

"Bibi Lan An?"

"Diam!" Lan An histeris, "Beraninya kau mencona... meracuni Pangeran Ketiga!"

"Dia tidak memakannya," Tan Tai Jin berpikir sebentar, dan menunjukkan senyum manis, "Bukankah dia tidak memakannya? Jangan marah, Bibi."

"Itu karena aku menghentikannya!" Lan An berkata dengan bibir gemetar, "Aku tidak bisa mengajarimu. Mulai sekarang kau bisa hidup sendiri,"

Senyum Tan Tai Jin menghilang,dan dia mengangkat matanya, "Apakah kamu akan mengkhianatiku juga?"

Lan An tidak menjawab. Dia mendorongnya menjauh dan menghilang di tengah badai. Tan Tai Jin duduk bersila di atas kursi. Petir yang membelah langit malam itu memperlihatkan wajah tenang dan pucat bocah itu. Dia menggerakkan otot-otot wajahnya dan mencoba menunjukkan ekspresi menyedihkan dan polos. Saat berikutnya dia kembali ke penampilannya yang dingin.

Melihat penampilannya yang acuh tak acuh, Su Su tiba-tiba menyadari bahwa dia tidak peduli sama sekali. Dia bahkan mungkin berpikir bahwa Lan An pantas mati karena mengkhianatinya. Ternyata yang disebut tulang jahat sebenarnya seperti ini. Lahir untuk menjadi haus darah dan kekerasan dan akan melakukan apa pun bertahan hidup. Dia tidak memiliki empati, belas kasih dan tidak mengerti apa itu rasa malu. Mungkin... Su Su bingung apakah dia tidak tahu apa itu cinta dan perasaan? Dia terlahir dingin. Itu sebabnya Ayah berkata bahwa dia tidak akan bisa dipengaruhi untuk menjadi benar apa pun yang terjadi.

Lan An begitu baik padanya. Dia telah membesarkannya tetapi tetap dia memandang Lan An dengan dingin dan tidak peduli. Lan An telah meninggalkannya namun dia tidak menunjukan keengganan untuk berpisah dengannya. Yang terlihat hanyalah ketidaksenangan dan pupil hitamnya nampak muram. 

Lapisan kaca terang dan transparan. Dewi itu memiliki rambut selengan dan menggunakan pakaian berlapis. Ada tanda cinnabar di antara kedua dahinya. Dia membawa pedang yang membuatnya terlihat berani juga suci. Dia menatap Dewi Liuli untuk waktu yang lama tanpa berkedip. Su Su ketakutan. Segera dan mengejutkan Tan Tai Jin memanjat ke tempat tinggi. Di tengah pendakian dia jatuh dan mendapat luka sepanjang 3 inci karena tiang kayu yang pecah. Seakan itu bukan apa-apa, dia memanjat lagi dan bergerak ke arahnya lebih dekat.

Susu hampir berteriak keras : 'Jangan kau datang lebih dekat!'

Setelah beberapa kali mencoba akhirnya dia berada di tangan Tan Tai Jin. Dia menggunakan tangannya yang berdarah untuk mengelap wajahnya.

Suara kekanak-kanakan berbisik, "Sangat indah."

Rambut panjang dan cinnabar. Dewi pemberani dan suci yang memegang pedang sangat menakjubkan tak terkira ketika kegelapan melintas. Dia melihat Dewi Liuli di telapak tangannya dan dengan tangannya yang berlumuran darah, dia mengoleskan darahanya sendiri ke tubuh Dewi. Seluruh tubuh Su Su terasa tidak nyaman dan merasakan jari-jarinya yang dingin.

'Orang gila'

Jadi berbentuk apakah tubuhnya sekarang?

***

 

BAB 17

Setelah hari itu, Lan An tidak pernah kembali.

Su Su ditempatkan di aula istana samping di Kerajaan Zhou dan setiap malam, Tan Tai Jin akan kembali tidur. Dia tidur di tanah dan kadang-kadang melihat cahaya bulan melalui jendela. Terkadang dia akan menatapnya dengan mata gelapnya tanpa berkedip, tetapi tidak pernah menyentuhnya lagi malah menjauhkannya.

Jika bukan karen ahari itu dia mengatakan cantik kepadanya, Su Su akan berpikir bahwa dia sangat membencinya. Apa yang menurut Su Su paling sulit dihadapi adalah bahwa anak nakal itu membiarkan darahnya menutupi seluruh tubuhnya Su Su tanpa niat untuk mengelapnya. Dia tidak tahu apakah dia sengaja atau lupa dengannya.

Hal yang baik bahwa saat ini Su Su kehilangan kendali atas inderanya. Dia hanya berharap untuk mendapat bentuk manusianya lagi dan menendang Tan Tai Jin keluar dari dunia mimpinya. Bahkan demikian tinggal di dalam mimpinya dapat membantu Su Su mengumpulkan informasi mengenai tulang jahatnya. Namun kenyataannya jika fajar nanti Su Su belum bisa membangunkan Tan Tai Jin dan Ye Bing Chang, mereka semua akan mati di alam mimpi. Terjebak di patung berwarna ini membuat Su Su gelisah.

Namun dia bukan penguasa alam mimpi itu dan jiwa Tan Tai Jin tidka dalam kendalinya. Jadi dia hanya seperti daun yang mengambang di air, hanya bisa mengikuti perkembangan mimpi itu. Tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu, suara jahat seorang anak kecil  terdengar di luar pintu. 

"Ya, lempar dan bunuh penjahat kecil itu."

"Hei, tunggu, apa itu?"

Pintu didorong terbuka oleh seseorang dan Su Su melihat seorang anak laki-laki mengenakan brokat sekitar tujuh atau delapan tahun, masuk. Dia mengambil "Su Su" di atas meja dan bergumam, "Apa ini, sangat cantik ..."

Su Su tidak sengang dengan kata "cantik" itu sama sekali. 'Anak ini tidak di sini untuk mengoleskan darah juga, kan? Apakah keluarga kerajaan Tan Tai penuh dengan orang gila?' Anak laki-laki itu mengangkatnya dengan hati-hati segera berkata, "Xiao Quanzi, ambil sebaskom air."

Cahaya di matanya terlihat lebih terang ketika dia mengelap darah yang dioleskan oleh Tan Tai Jin pada tubuh Su Su. "Xiao Quanzi, apakah kamu mengenalinya?" 'Benarkah ada gadis seperti ini di dunia? Bahkan hanya sebuah guratan patung glasir berwarna membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan dan berkali-kali lebih cantik dari pada ibunya.

Xiao Quanzi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan gelisah, "Yang Mulia Ketiga, ayo cepat pergi. Dia...dia akan segera kembali."

Kemudian Tan Tai Ming Lang ingat dengan tujuannya dan ekspresinya menjadi jahat, "Hmph, bawa barang itu. Ayo pergi. Aku akan mengambil barang ini. Ini pasti dicuri oleh penjahat kecil itu dari tempat lain."

"Ya," kasim itu buru-buru melemparkan kerangnya bambu ke dalam istana bobrok. Su Su melihat ular dan kalajengking merangkak keluar dari keranjang bambu lebat dan Tan Tai Jin akan segera kembali. Su Su sedikit cemas, Tan Tai Jintidka boleh mati di alam mimpinya. Su Su ingin membebaskan diri dari situasi saat ini, tetapi Tan Tai Ming Lang telah membawanya pergi. Su Su cemas dan khawatir. 'Monster kecil itu tidak akan benar-benar terbunuh, kan?'

Mimpi buruk menciptakan ilusi berdasarkan ketakutan dan obsesi. Su Su takut akan kejatuhan sekte abadinya dan teman-teman sektenya. Apa yang paling Tan Tai Jin takutkan dan inginkan?

Dia dibawa pergi oleh Tan Tai Ming Lang ke sebuah istana yang cantik dan megah. Su Su tahu sekilas bahwa pangeran ini sangat disayangi. Tempat yang dia tinggali dan pakaian yang dia kenakan lebih baik dari Tantai Jin. Dibandingkan dengan pangeran, Tan Tai Jin lebih mirip seperti pengemis kecil.

Ketika bulan terbit ada suara keras di luar. Pintu istana didorong terbuka. Saat malam bayangan kecil muncul di pintu, "Tan Tai Ming Lang kembalikan barangku," 

Tantai Ming Lang berkata dengan marah, "Siapa yang membiarkan binatang kecil ini masuk?!" 

Tan Tai Jin ttetap diam dan menarik ular berbisa di tangannya berjalan menuju Tan Tai Ming Lang. Tan Tai Ming Lang tetaplah seorang anak kecil. Dia mundur selangkah ketakutan sambil memarahi orang-orang di sekitarnya, "layann anj*ng! Apakah kalian semua mati? Hentikan dia!"

Para kasim menangkap Tan Tai Jin dan ular berbisa itu direnggut dan dibuang. Su Su melihat bahwa anak itu ditekan ke tanah. Tan Tai Ming Lang berjalan dan menginjak wajah Tan Tai Jin, "Kamu hanya anak jadah dan anak jadah tidak bisa memiliki apa-apa! Kamu menginginkan ini?" Tan Tai Ming Lang mengangkat patung kaca berwarna. Pupil hitam Tan Tai Jin jatuh pada glasir berwarna di tangan saudaranya. 

Dia fokus seperti seorang anak yang perhatiannya mudah teralihkan"Baiklah, aku akan mengembalikannya padamu," Tan Tai Ming Lang tiba-tiba melepaskan tangannya.

Yang terakhir Su Su lihat adalah anak itu masih di tanah dan dipegangi  dengan kuat oleh kasim dan pinggiran matanya merah matanya merah dan menatap patung kaca dengan dingin. Patung kaca berwarna pecah di depan mata Tan Tai Jin. Momen itu seakan tiada akhirnya. Su Su bahkan melihat pupil mata Tan Tai Jin mengecil dan kemudian atmosfir menjadi diam. Patung Dewi tempat Su Su berada hancur dan jiwanya akhirnya bisa keluar. Sebelum dia bersukacita di saat  berikutnya, ruang terdistorsi, dan dia kehilangan kesadaran.

Tan Tai Jin mengedipkan matanya dan lalu berkedip lagi. Ekspresinya cukup tenang tanpa kemarahan sedikit pun. Di tengah ejekan para kasim dan Tan Tai Ming Lang, Tan Tai Jin tiba-tiba mengulurkan tangannya, mengambil pecahan kaca di depannya dan menelannya tanpa ekspresi. Pecahan tajam menembus tenggorokannya, dia tetap bersujud dan tertawa pelan dengan suara serak.

Di luar alam mimpi, kabut hitam melarikan diri dengan ketakutan. Tapi tidak sedikitpun gumpalan bisa melarikan diri. Semuanya tersedot ke tubuh anak laki-laki dengan rambut hitam dan bibir merah itu. Tubuh Tan Tai Jin berkedut sejenak dan matanya gelap. Orang yang ada di dalam ilusi menjerit dengan sedih dan mereka semua dicabik-cabik oleh kekuatan tak kasat mata.

Tantai Jin berdiri dan dunia mimpi di belakangnya hancur setiap inci.

***

Su Su mendapati dirinya berbaring di tempat tidur dengan punggung telanjang. Punggungnya sakit seperti terbakar. Sebelumnya dia ada di tubuh seorang tabib wanita, seorang pelayan istana, seekor kucing dan sebuah patung berwarna sepertinya tangan dan kakinya terikat dan hanya bisa menyaksikan segala sesuatunya terjadi. Dari pada masuk ke alam mimpinya Tan Tai Jin, di alebih mirip seperti seorang penonton.

Saat ini dia merasa seperti telah hidup kembali. Suara seorang wanita yang menggerutu berkata, "Hong Dou, aku menyuruhmu untuk tidak muncul di depan kaisar dan sekarang kamu harus dihukum oleh Permaisuri. Sepuluh cambukan ini akan meninggalkan bekas luka di punggungmu. Bagaimana kamu akan menikah di masa depan?"

Su Su : 'Tempat apa ini lagi? Dimana Tan Tai Jin?'

Wanita itu tidak membiarkannya menjelaskan, "Aku masih harus pergi ke Istana Cheng Kun untuk bertugas dan Zi Ying akan datang untuk memberimu obat untuk sementara waktu. Jaga dirimu dan jangan berpikir terlalu banyak," 

Su Su mengangguk. Begitu wanita yang terlihat seperti pelayan istana itu pergi, Su Su segera bangkit dari tempat tidur dan pergi untuk melihat ke cermin. Mimpi itu aneh dan tidak terduga. Di mana dia sekarang?

Cermin menampakan tubuh Su Su saat ini. Dia adalah seorang gadis muda berusia enam belas atau tujuh belas tahun dan dipanggil Hong Dou. Tetapi bekas luka di punggung terlihat sangat menakutkan. Pintu didorong terbuka sebelum Su Su sempat mengenakan pakaiannya dan punggungnya yang telanjang menghadap orang yang baru saja masuk melalui pintu. Itu adalah seorang wanita dengan gaun ungu. Dia tertangkap basah sedang melihat punggung wanita itu.  Dia terkejut sejenak dan kemudian wajahnya memerah karena malu.

Orang itu menurunkan pandangannya, membuang muka, mengepalkan tinjunya dan berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku tidak bermaksud begitu."

Su Su berteriak tidak yakin, "Zi Ying?" Wanita itu mengangguk, masih tidak melihat ke atas dan hendak menutup pintu dengan sopan.

Su Su berkata, "Tunggu! Tolong bantu saya memakai obat. Saya tidak bisa mencapainya."

Wanita itu terdiam sejenak dan menganggukan kepalanya, "Kalau begitu aku akan membantu Mi...Hong Dou memakai obat,"

Su Su samar-samar merasa bahwa orang di depannya berbeda dari yang lain. Gadis di depannya terlihat tidak nyaman, bagaimana pun juga dia terlihat seperti pria yang lembut. Perasaan keakraban menyadarkannya. Karakteristik yang begitu jelas, bahkan jika sedang menyamar maka terlihat benar. Su Su memiliki tebakan yang yakin. Su Su dengan ragu-ragu berteriak, "Yang Mulia Raja Xuan?"

Xiao Lin mengangkat matanya untuk menatapnya. Dengan sopan dia membuang muka, "Maaf, kamu adalah...?"

Su Su segera memakai pakaian dan menahan rasa sakit dan menarik pakaiannya, dengan gembira berlari, "Saya Ye Xi Wu!" 

Dia akhirnya melihat orang normal yang bisa memberinya rasa aman. Su Su sangat tersentuh. Dia merasa seperti dipermainkan sampai mati di mimpi-mimpi sebelumnya. Dia gelisah dan ketakutan.

Xiao Lin bertanya, "Mengapa kamu di sini?"

"Ceritanya panjang. Singkatnya saya tidak datang secara sukarela. Raja apakah Anda tahu di mana ini?"

"Ini adalah mimpi Bing Chang,  Xia Besar enam tahun kemudian," Xiao Lin mengerutkan kening dan menggosok alisnya.

Su Su sangat terkejut. Ini membuktikan bahwa Tan Tai Jin juga telah keluar dari mimpinya sehingga dia bisa datang ke mimpi berikutnya. Dia tidak berharap itu alam mimpi Ye Bing Chang. Jika Ye Bing Chang ada di sini, di mana Tan Tai Jin? 

"Raja apakah Anda sudah membangunkannya?"

Xiao Lin menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum pahit dan berkata, "Bing Chang tidak mau bangun,"

Apa? Xiao Lin tidak bisa membangunkan Ye Bing Shang?

***

Ini pasti mimpi paling aneh yang pernah dialami Su Su. Dia menatap wanita yang mempesona dan tersenyum di paviliun kolam teratai. Xiao Lin di sampingnya sangat tenang.

"Itu seperti yang kamu lihat," Xiao Lin telah berada di alam mimpi selama beberapa waktu. Dia terkejut dan malu pada awalnya tetapi menjadi tenang dan acuh tak acuh sekarang. Waktu dalam mimpi Ye Bing Chang adalah Kerajaan Xia Besar lima tahun kemudian. Mimpi Su Su dan Tan Tai Jin adalah mimpi buruk. Namun tidka berlebihan jika dikatakan bahwa mimpi Ye Bing Chang adalah mimpi yang bagus.

Di sini, Xiao Lin telah naik takhta sebagai kaisar dan mengkanonisasi Ye Bing Chang sebagai Ratu. Keduanya sangat sempurna dan orang-orang sangat mendukung ratu yang baik dan lembut. Sampai beberapa waktu lalu, mimpi itu berubah menjadi buruk : Xiao Lin dalam mimpinya membawa Ye Xi Wu ke harem. 

Su Su: 'Mimpi aneh macam apa ini, ketakutan Ye Bing Chang apakah ini? Ketakutan Ye Bing Chang adalah ini? Ye Bing Chang takut dia atau bisa dikatakan pemilik tubuh aslinya, Ye Xi Wu akan menggoda suaminya?'

Pada saat ini, "Ye Xi Wu" sedang duduk di pangkuan "Xiao Lin", tersenyum dan memberinya makan anggur. Su Su terbatuk, dengan wajah serius, dan berkata kepada Xiao Lin yang ada di sampingnya, "Yang Mulia Raja Xuan, itu bukan aku. Anda mengerti kan?"

Xiao Lin menurunkan matanya, "Yah, aku tahu, adegan di mimpi semua ilusi."

Kedua orang itu sepakat dan sementara itu tidak akan terlalu memalukan. Setidaknya mereka ada di perahu yang sama saat ini. Jika mereka tidak mencari cara keluar dari alam mimpi ini secepatnya begitu mereka dalam alam nyata semua orang akan selesai.

"Yang Mulia, sudahkah Anda mencoba membangunkannya?"

"Ketika aku pertama kali datang, saya mengatakan kepadanya bahwa itu adalah mimpi. Tetapi Bing Chang mengira saya berbicara omong kosong."

Bagi Su Su dan yang lainnya, jadi mereka tahu bahwa ini adalah alam mimpi ini adalah palsu. Tetapi bagi Ye Bing Chang, dia percaya telah tinggal di sini selama lima tahun dan memiliki seorang pangeran kecil dengan "Xiao Lin". Keengganannya untuk pergi bisa dimengerti. Melihat Xiao Lin yang sakit kepala, Su Su berpikir sejenak, "Pangeran Keenam, aku punya cara. Tapi aku tidak tahu apakah itu akan berhasil?"

***

 

BAB 18

Su Su berkata, "Hanya ada 2 macam alam mimpi dapat dibuat oleh Iblis Mimpi Buruk. Yang pertama adalah mimpi buruk di mana seseorang perlu mengatasi rasa takut di hati mereka dan menghilangkan obsesi dan sifat penakut. Yang kedua adalah mimpi yang bagus. Orang-orang akan dimanjakan sehingga mereka tidak ingin terbangun, masuk ke dalam dan lebih dalam. Ini adalah kasus yang dialami Ye Bing Chang."

Xiao Lin mengangguk. 

Su Su melanjutkan, "Jika kamu ingin membangunkannya dari mimpi yang indah, kamu harus membuatnya merasa bahwa ini bukan lagi mimpi yang indah, tetapi mimpi buruk yang membuatnya ingin melarikan diri. Tetapi cara ini lebih kejam, jadi pikirkanlah baik-baik."

Xiao Lin melambaikan tangannya dan seekor kupu-kupu muncul di udara. Sebagian besar tubuh kupu-kupu diwarnai merah dan hanya sayap yang tersisa dengan warna putih asli.

"Kita tidak memiliki banyak waktu."

Xiao Lin memandang kupu-kupu itu dan berkata, "Ketika seluruh tubuh kupu-kupu menjadi merah, ia akan segera fajar. Kita akan melakukan seperti yang apa yang kamu katakan dan akhiri mimpi ini."

Su Su melirik kupu-kupu ilusi. Itu jelas diberikan oleh Pembunuh Iblis untuk menunjukannya jalan.  Susu tidak berharap Xiao Lin mengenal Pembunuh Iblis. Xiao Lin yang cerdas mengerti strategi Susu. Tanpa harus Susu jelaskan dia berkata, "Pada malam hari, saya berpura-pura menjadi seorang pembunuh dan mengambil token untuk membunuh Bing Shang. Saya telah berada di sini untuk sementara waktu dan identitas saya saat ini adalah pelayan kaisar."

Ketika berbicara tentang kata "pelayan", Xiao Lin tampaknya sedikit tidak berdaya namun dia memiliki sifat lembut sehingga dia bisa menyesuaikan suasana hatinya cepat. "Aku akan berpura-pura menghilang, mengungkapkan identitasku dan membuatnya berpikir bahwa aku akan membunuhnya."

Su Su mengangguk. Ini yang dia maksud. Alasan Ye Bing Chang tidak ingin pergi haruslah karena dia berpikir bahwa kaisar "Xiao Lin" dalam mimpinya masih mencintainya dan akan kembali padanya. Untuk membuat Ye Bing Chang meninggalkan mimpinya dia harus sedih dan menyerah. 

Su Su mau tidak mau bertanya, "Yang Mulia, apakah Anda benar-benar seorang wanita sekarang?"

Jangan salahkan dia karena ragu-ragu. Xiao Lin terlihat terlalu "tinggi" dan gerakannya tidak cocok dengan wajah cantiknya. Su Su tidak menyangka dia menyamar sebagai wanita. Xiao Lin melihat mata Su Su yang cerah dan menatap dirinya dengan rasa ingin tahu. Di mata itu tidak ada lagi kekaguman padanya seperti di masa lalu sebaliknya hanya senyum nakal.

Xiao Lin merasa resah, "Tubuh yang aku rasuki memang seorang wanita," dia berkata jujur. 

Tidak bisa dipungkiri. Bagaimana pun juga kita tidak bisa memilih identitas ketika kita berada dalam mimpi orang lain. Jika memungkinkan Xiao Lin akan memilih dirinya sebagai "kaisar" yang persis seperti dia dan menyuruh Ye Bing Chang langsung untuk membangunkannya dari mimpi.

Su Su mengangguk mengerti. Dia sebelumnya juga menjadi anak kucing dan seorang tabib dan itu bahkan lebih berantakan. Saat hari mulai gelap, Xiao Lin berganti pakaian hitam. Tubuh yang dimilikinya sekarang tinggi dan kurus. Dengan wajah tertutup dia menjadi "gadis pendekar". Su Su juga berganti pakaian dengan cepat, "Aku akan pergi bersamamu. Jika terjadi sesuatu aku masih bisa menemanimu,"

"Tapi kamu sudah terluka."

Su Su berbalik dan berkata dengan serius, "Tidak sakit lagi. Lagi pula ini adalah tubuh orang lain sehingga aku tidak terlalu merasa sakit."

Xiao Lin mengangguk ketika dia mengatakan ini.  Alam mimpi tidak dapat diprediksi. Pada saat seperti ini lebih baik memiliki pendamping dari pada tidak sama sekali. Ketika Xiao Lin berbalik, Su Su menyeringai kesakitan. Dia menutupi punggungnya dan dengan cepat mengikuti. Dia tidak dapat mengabaikannya saat ini. 

Ketika mereka sudah ada di depan istana ratu, Xiao Lin tiba-tiba berbalik, Su Su bertanya dengan bingung, "Ada apa?"

Xiao Lin berkata, "Nona Ketiga, sakitmu sangat parah, jangan memaksakan diri."

Su Su menggelengkan kepalanya, "Tidak sakit, tidak sakit. Jika kamu tidak percaya padaku, aku akan menujukan..."

Xiao Lin menghela nafas pelan, "Kalau begitu, kamu berada di luar istana dan awasi aku. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kamu dapat memberi tahu aku segera. Bisakah kamu melakukannya?"

Meskipun nadanya lembut dia tidak bisa dibantah. Su Su sepertinya sedang melihat Kakak Sulungnya dari seratus tahun yang lalu. Dia pasti mengatakan hal yang sama jika masih ada. Dia tidak akan membiarkan juniornya berjuang sendiri. Sebaliknya dia justru akan mengorbankan dirinya untuk melindungi mereka. Su Su menggosok matanya dan berkata, "Baiklah."

Xiao Lin diam-diam pergi ke Istana Ye Bing Chang. Su Su bingung. Apa yang membuatnya menurut. Begitu dia menundukkan kepalanya, dia melihat bayangannya di bawah sinar bulan dan mengerti apa yang telah diabaikannya. Xiao Lin penuh perhatian Su Su tidak menyangka dia bahkan menyadarinya tentang lukanya. Untungnya Xiao Lin adalah seorang pria terhormat sehingga dia mencegahnya dari rasa malu. Su Su tunduk kepada takdirnya dan berjongkok di tumpukan jerami berkonsentrasi untuk berjaga-jaga. Dia berpikir bahwa mimpi penuh dengan celah, dan rencananya harus sangat sukses. 

Namun dia melihat sosok mendekat, alarm Su Su berbunyi keras. Pria itu tinggi dengan pipi tipis dan cekung. Dia telah mengoleskan bedak tebal ke wajahnya yang membuat bibirnya terlihat lebih merah dan ada aura feminin di sekujur tubuhnya. Su Su mengenali orang ini. Kenyataannya, dia adalah Kepala Penjaga dan Pengawas Gong Jia Chun. Ayah Ye sering mengejek dan memanggilnya petugas pengkhianat. Bagaimana dia bisa muncul di sini di tengah malam?

Memikirkan Xiao Lin masih di dalam hati Su Su berdebar keras. Saat dia hendak mengirim pesan kepada Xiao Lin, mata sipit Jia Chun melihat ke arahnya. Su Su mengumpat diam-diam dan berputar dengan cepat untuk menghindari telapak tangan Jia Chun. Pohon di belakang Su Su bergerak dan hampir jatuh. Jia Chun ahli bela diri, saat ini Su Su sedang terluka dan mengetahui bahwa dia bukan lawannya. Jadi dia memutuskan untuk melempar beberapa batu kecil di tangannya ke jendela untuk memberi tahu Xiao Lin bahwa situasinya telah berubah. 

Jia Chun menyadari hal ini dan mengubah telapak tangannya menjadi cakar dan menggenggam bahu Su Su. Segesit capung dia menendang dengan kaki, berputar untuk melepaskan diri dari cengkramannya. Sebenarnya dia berpikir bahwa gerakan tipuan ini tidak akan berhasil namun ia tidak pernah berpikir bahwa Kepala Pengawas di depannya ini tampak tidak berpengalaman melawan musuh. Ketika dia tidak sadar untuk menghindar dan menyerang balik, dia berusaha untuk melarikan diri. Jia Chun menyipitkan matanya dan niat untuk membunuhnya semakin meningkat. 

Kali ini dia dari pada berusaha menangkap Su Su dia malah mengeluarkan anak panah dari lengan bajunya ke arah Su Su. Sudah terlambat bagi Su Su untuk menghindar. Dia hanya bisa menyaksikan dengan tidak berdaya ketika anak panah terbang ke ara barunya. Namun sebuah tangan memegang  anak panah. Su Su melihat ke atas dan ternyata itu Xiao Lin, berbaju hitam, yang telah kembali dari istana, memegang panah dan melindunginua.

Su Su menarik napas lega, "Cepat dan segera pergi!" 

"Ingin pergi?" suara lembut dan dingin terdengar kemudian Jia Chun tersenyum jahat dan menepuk telapak tangannya. Banyak bayangan muncul diam-diam di bawah sinar bulan. Jia Chun melirik Su Su dan berkata, "Tangkap dia!"

***

Su Su yang terikat terlempar ke tanah. Untungnya Xiao Lin lolos dari pengepungan di saat-saat terakhir. Sebenarnya dia ingin menyelamatkan Su Su namun Su Su malah mendorongnya pergi. Jika dia tinggal, tak satu pun dari mereka bisa pergi. Lebih baik bagi Xiao Lin memikirkan cara untuk menghancurkan alam mimpi daripada dipenjara bersama. 

Jia Chun sedang minum teh di meja. Suaranya melengkingnya hanya dimiliki oleh orang-orang yang terkena bencana, tetapi akan terdengar biasa saja jika dia merendahkan suaranya. "Katakan padaku, apa yang akan kamu berdua rencanakan terhadarp ratu?"

Su Su memelototinya dengan marah. Dia meraih Su Su dan mencekik lehernya dan berkata tanpa ekspresi, "Kau ingin membunuhnya?" Dia hampir benar namun dia tidak benar-benar akan membunuhnya, mereka hanya akan menakut-nakutinya. Su Su tidak bisa bernapas dan menggigit jari di antara ibu jari dan telunjuk Jia Chun. Jia Chun tidak melepaskannya dan membiarkannya menggigit. Tepat ketika dia merasa bahwa dia akan mati, Jia Chun tiba-tiba melepaskan tangannya. Su Su duduk dan terbatuk-batuk.

Di depan matanya ada sepasang sepatu bot yang disulam dengan pola awan. Su Su mencoba mengatur napasnya. Dia tidak tahan lagi dan langsung mengenali identitasnya, "Tan Tai Jin! Jika kita tidak membangunkannya, kita tidak akan bisa keluar"

"Jia Chun" di depannya seperti sedang mendengar beberapa lelucon. "Tidak, kalian berdua yang tidak akan bisa keluar." Tan Tai Jin bisa keluar dari tempat yang menyeramkan jika dia mau. Mendengarkannya mengatakan ini, Su Su yakin bahwa orang di depannya tidak diragukan lagi adalah Tan Tai Jin, dan pada titik tertentu, dia berusaha mengenali Su Su dan Xiao Lin. Dan dari apa yang dia katakan, dia berencana untuk menjebaknya dan Xiao Lin dalam alam mimpi dan akan membawa Ye Bing Chang keluar.

Situasi buruk macam apa ini? Su Su dan Xiao Lin telah menjadi sekutu dan Tan Tai Jin malah berniat menjebak mereka sampai mati. Luka di belakang punggung Su Su masih belum sembuh dan tali yang mengikatnya membuatnya sangat kesakitan. Dia tidak bisa menahan diri untuk berguling mencoba mengurangi rasa sakitnya. 

Tanpa memandangnya, Tan Tai Jin mengetuk meja dengan jarinya dan beberapa sosok masuk. "Pergi, cari pembunuh lain dan bunuh dia."

Setelah dia memerintahkan beberapa orang dengan cepat menghilang. Kemudian sepatu bot itu berjalan perlahan di depannya dan dia berhenti untuk waktu yang lama. Su Su bahkan bertanya-tanya, apakah dia akan membunuhnya sendiri di langkah selanjutnya? Dagunya diangkat. Wajah pucat yang membesar muncul di depan matanya. "Apakah kau marah karena dia meninggalkanmu?" Tan Tai Jin berkata dengan nada aneh.

Su Su menyeringai ketika Tan Tai Jin mencubit pipinya dan mencibir, "Dia lebih baik darimu, bajingan!"

Ketika dia mengucapkan kata-kata ini, dia jelas merasakan suasana di sekitar Tan Tai Jin menjadi dingin, "Aku tidak sebaik dia?" suaranya sangat rendah sehingga dia tidak bisa mendengarnya. Setelah beberapa saat, dia menarik bibirnya dan berkata, "Tidak demikian." 

"Kau akan melihatnya," dia berkata tanpa emosi. 

Su Su diangkat olehnya dan tali yang mengikatnya membuatnya sangat kesakitan. Langkah kaki orang yang menahannya berhenti. Setelah beberapa saat, dia mengambil pisau dan memotong talinya, meninggalkan satu bagian. Selanjutnya giliran pakaian Su Su. Dia menggunakan pisau untuk memotong pakaian di belakang Su Su. 

"Tan Tai Jin! Apa yang kamu lakukan?" Tan Tai Jin melihat bekas luka silang-silang di  punggungnya, darahnya menempel di bajunya. Su Su tampak sangat malu untuk menunjukkan kulitnya di depan Tan Tai Jin dan wajahnya memerah karena marah. Tan Tai Jin memegang pisau dan menatap punggungnya yang telanjang. Su Su memanfaatkan kelengahan Tan Tai Jin diam-diam mngucapkan mantra.

Sebuah jimat kuning muncul dengan cepat di udara dan dia berteriak, "Diam!" Saat jimat kuning menempel di wajah Tan Tai Jin, Su Su berguling dan berdiri. Dia duduk di atas tubuhnya dan mencekik lehernya dengan keras, "Kau ingin membunuhku? Apakah menurutmu kau hebat ada di dalam tubuh Jia Chun ini? Kamu adalah sampah dengan level kekuatan hanya 5 (dalam game ini adalah level yang payah). Dan kau masih tidak bisa mengalahkan musuh!"

Tan Tai Jin menatapnya dengan dingin. Matanya yang gelap diwarnai dengan jejak kemarahan, dan botol obat di tangannya membuatnya merasa dipermalukan. Untungnya Su Su tidak bisa melihat apa yang ada di tangan Tan Tai Jin yang lain dalam posisi ini. Dia ingin menghancurkan botol itu tapi sayangnya dia tidak bisa bergerak lagi. Mata gadis itu sangat cerah ketika dia mendekat dan dia sepertinya menertawakan kelinglungannya barusan. Matanya seperti terbakar. Keberhasilan menyergap serangan membuatnya sangat senang dan membuat matanya terlihat seperti bulan sabit yang indah. Su Su membalas dendam dengan menggertakan giginya dan mencekik Tan Tai Jin. Siap untuk mencekiknya kembali dan bersenang-senang. 

Wajahnya memerah, napasnya menjadi cepat dan dia menatap Su Su tanpa berkedip. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun dan tidak meminta belas kasihan. Ketika dia merasa akan mati, dadanya naik dan turun dengan keras, matanya masih tertuju padanya dan menolak untuk mengalihkan pandangan meski untuk sedetik.

Su Su merinding ketika memandang matanya. Memikirkan orang gila ini mungkin tidak takut sakit. Dia berhenti mencekiknya dan hanya mengambil belatinya dan mengarahkan padanya. Untungnya, jimat yang awalnya akan digunakan untuk menahan hal-hal jahat mengikutinya sampai ke alam mimpi. Jika tidak dia takut semua ini akan berakhir dengan bencana. Su Su menepuk wajahnya dan berkata, "Hei, bicara! Aku hanya membuatmu tidak bisa bergerak, bukan menghentikanmu berbicara."

"Saya akan membunuh kamu," Tan Tai Jin berkata dengan dingin. 

Su Su tersenyum dan berkata, "Baik. Kalau begitu ke sini."

Tan Tai Jin berhenti berbicara dan ekspresinya terlihat muram. Su Su sangat sadar bahwa Tan Tai Jin sangat marah tetapi bukankah orang gila ini selalu memiliki ketahanan mental yang baik? Dia tidak semarah ini ketika Raja Zhao menginjak wajahnya. Jadi apa yang membuatnya marah sekarang?

***

 

BAB 19

Su Su terlalu malas untuk menyelidiki mengapa dia marah. Dengan sandera di tangan, semuanya akan jauh lebih mudah. Tapi dia tidak bisa menahan Tan Tai Jin sejak jimat ini membuatnya tidak bisa bergerak hanya bertahan setengah jam. Ketika waktunya habis dia dan Xiao Lin akan  tamat.

Su Su turun dari badannya dan mulai mencari barang-barang "Jia Chun". Tan Tai Jin tidak bisa bergerak tapi dia terus menatapnya dengan mata muram. Seperti yang diharapkan ornag seperti "Jia Chun" memiliki semua jenis racun berbahaya. Su Su mengambil sebotol Bubuk Mematikan dan Racun Penyebar Energi. Dia memaksa membuka mulut Tan Tai Jin dan memasukannya. 

"Aku menyimpan penawarnya. Kau lihat apa yang telah kamu makan, kemudian ketika nanti aku membatalkan mantranya kau harus mengeluarkan kita semua dari mimpi!" Dia mendengus dan berkata, "Jangan bermain trik! Jika tidak ingin mati jangan melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain karena itu tidak akan menguntungkanmu!" 

TanTai Jin tidak mengatakan sepatah kata pun. Su Su membuka mantranya. Dia telah mengalami mimpi Tan Tai Jin dan tahu bahwa orang ini sangat mengharagai hidupnya. Dia bahkan harus hidup dari tikus mati ketika dia masih bayi jadi dia pasti tidak ingin mati di alam mimpi. 

"Ayo dan temukan Xiao Lin bersama-sama," dia menusuknya.

Seperti yang diharapkan Tan Tai Jin bergerak. Dia benar-benar tidak ingin mati. Hilangnya konstrasi sesaat telah menyebabkan konsekuensi yang tidak menguntungkan sekarang. Karena hal ini tidak bisa dihindari, dia tetap tenang dan mulai memikirkan cara lain di dalam hatinya.

Ketika Xiao Lin melihat Su Su dan Tan Tai Jin, dia sangat terkejut, "Nona Ketiga? Apakah kamu baik-baik saja." 

Su Su menganggukan kepalanya, "Aku baik-baik saja."

"Dia ..." Xiao Lin mengerutkan kening dan menatap "Jia Chun".

Su Su berkata, "Dia adalah Tan Tai Jin. Sebelumnya ada kesalahpahamam sehingga kita tidak saling mengenali. Sekarang semua sudah jelas, Tan Tai Jin memutuskan untuk bekerja sama dan pergi bersama dengan kita, kan?"dia berbicara omong kosong dan menusuk Tan Tai Jin dengan mengancam.

Tantai Jin mencibir, "Itu benar."

Xiao Lin berkata, "Ternyata Pangeran Sandera," Xiao Lin tidak menyangka bahwa Su Su dan Tan Tai Jin sama-sama ada di alam mimpi mereka. Dia tidak memiliki kebencian terhadap Tan Tai Jin. Lagi pula Xiao Lin tidak sama dengan Xiao Shen. Tidak mudah bagi Tan Tai Jin untuk tinggal di istana sejak dia masih kecil. Xiao Lin sesekali membantunya kapan pun dia melihatnya.

"Raja, bagaimana situasinya sekarang?" tanya Su Su.

"Sebenarnya, aku berhasil tadi malam. Aku sengaja menghilang selama pembunuhan dan sengaja membiarkan Bing Shang melihat tanda 'Kaisar'. Dia tahu bahwa aku dikirim oleh Kaisar."

Ketika Xiao Lin mengatakan ini, Su Su sangat terkejut. Jika dia berhasil mengapa Ye Bing Shang masih enggan pergi? Apakah mereka salah menebak? Apakah hal yang melekat adalah cintanya Xiao Lin?  

Xiao Lin berkata, "Sepertinya metode ini tidak akan berhasil."

Su Su mengingat sesuatu dan melihat Tan Tai Jin dengan tersenyum. "Apa metodemu?"

Tan Tai Jin meliriknya dan tersenyum di sudut mulutnya, "Tentu saja itu lebih berguna daripada milikmu." 

Mungkin karena menggunakan tubuh "Jia Chun" senyumnya jadi terlihat jahat entah bagaimana pun Su Su memandangnya. Namunkupu-kupu hanya meninggalkan sedikit warna putih. Artinya hampir fajar di dunia nyata. Sudah terlambat untuk memikirkan cara lain sehingga mereka hanya bisa percaya pada Tan Tai Jin. 

Tan Tai Jin berjalan perlahan ke taman kekaisaran. Pelayan istana mengejar seorang anak kecil dan berteriak, "Yang Mulia, pelan-pelan, jangan sampai jatuh!" Bocah itu mengenakan jubah brokat. Tampak berusia tiga atau empat tahun terlihat kuat dan tampan, kulitnya seputih giok dan tampak luar biasa. Dia berlari mengejar kupu-kupu di taman. Xiao Lin tidak bisa berpikir sesaat ketika melihat anak kecil itu. Bagaimana pun ini adalah anak Ye Bing Chang dan "dia" di alam mimpi. 

Bocah lelaki itu mengejar kupu-kupu itu dan tiba-tiba menabrak kaki Tan Tai Jin. Dia jatuh ke tanah air matanya berlinang. Tan Tai Jin menurunkan matanya dan menatapnya tanpa berkedip. Kemudian tatapan semua orang ketakutan dan dia mengangkat anak kecil itu dengan satu tangan. Melihat gerakan Tan Tai Jin, pelayan itu berlutut dan berdebar keras, "Tuan Jia Chun, Pangeran Mahkota tidak sengaja. Tolong biarkan aku mengambil Pangeran Mahkota kembali." 

Anak laki-laki kecil itu menendang kakinya ke udara. Dia menyadari bahwa orang itu berniat tidak baik sehingga dia ketakutan. Su Su akhirnya tahu apa yang ingin dilakukan Tan Tai Jin, "Kamu akan membunuh anak ini?"

Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Bukankah kalian yang ingin keluar? Lagi pula dia palsu. Apa masalah jika dia terbunuh?" 

Saat dia berkata, dia melemparkan Pangeran Mahkota itu ke pelukan Xiao Lin, Xiao Lin menangkapnya tanpa sadar. Pangeran Mahkota itu gemetar di pelukan Xiao Lin dan dia tidak berani menatap Tan Tai Jin.

"Karena itu anakmu, lakukan sendiri." 

Xiao Lin menatap Pangeran Mahkota di pelukannya dan Pangeran Mahkota memeluknya dengan ketakutan. Xiao Lin tanpa sadar berkata. "Kita tidak bisa melakukannya."

Pangeran Mahkota terus terisak terlihat sangat menyedihkan. Su Su juga merasakan sakit kepala dan bertanya pada Tantai Jin, "Apakah tidak ada cara lain?"

Tan Tai Jin bersandar di bebatuan dan memandangnya dengan sombong, "Ini satu-satunya cara? Mengapa? Kau tidak bisa melakukannya?"

Melihat Su Su dan Xiao Lin tidak bergerak, Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Betapa lemah lembut!"

Dari sudut pandang Tan Tai Jin ini sangat konyol. Bagaimana mungkin ada orang di dunia ini yang menyerahkan hidupnya karena orang lain? Dia berjalan mendekat dan meraih leher Pangeran Mahkota itu. Dia mengangkat anak itu ke udara. Wajah Tan Tai Jin tanpa ekspresi dan tangannya terus mengencang. Xiao Lin mengerutkan kening tetapi dia juga tahu bahwa Tan Tai Jin benar. Anak ini palsu. Dia mungkin hanya ilusi dari Qi Iblis Mimpi Buruk. Jika mereka ragu-ragu lagi, semua orang akan dimakamkan di sini. 

Tan Tai Jin mengerahkan kekuatan tangannya, dan anak yang wajahnya menjadi ungu berubah menjadi asap hitam dan menghilang di udara. Su Su melirik Tan Tai Jin yang menggunakan wajah Jia Chun, dia terlihat bernar-benar dingin. Setelah membunuh Pangeran Mahkota dalam mimpi buruk mereka menuju istana Ye Bing Chang. Xiao Lin berjalan di depan dalam diam. Rupanya menghilangnya Pangeran Mahkota Kecil membuatnya merasa berat.

Su Su mendekati Tan Tai Jin dan baru saja akan berbicara namun Tan Tai Jin lebih dulu berbicara dengan dingin,  "Mengapa?  Kau mau menyalahkan aku karena menjadi kejam?"

Su Su sangat terkejut. Dia menggelengkan kepalanya dan berbisik, "Tidak, aku hanya ingin berterima kasih." 

Jika bukan karena Tan Tai Jin, dia dan Xiao Lin mungkin tidak akan bisa memutuskan untuk menghancurkan alam mimpi ini.  

Tan Tai Jin memandangnya dan berkata, "Kalau begitu beri aku penawarnya. Aku tidak akan melakukan apa-apa lagi dan pasti akan membawa kalian keluar."

Su Su berpikir sejenak mengeluarkan sebuah botol dari sakunya dan menyerahkannya padanya. Tan Tai Jin tidak pernah mengira dia akan memberikannya begitu mudah. Dia pikir mengapa Su Su begitu bodoh? Tunggu sampai dia meminum penawarnya maka dia pasti akan...

Namun ketika penawarnya diminum dia merasa ada yang salah. Permen keras berwarna merah meleleh di mulut. Su Su tersenyum dan mengangkat kepalanya, dan bertanya kepadanya, "Apakah itu manis?"

"Kau menipuku?!" bibirnya berwarna merah karena permen dan wajahnya yang pucat berubah sesaat. 

Su Su tidak bisa menahan tawa dan hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mengatakan bahwa aku memberimu penawarnya.  Lagi pula setelah keluar dari alam mimpi racun di tubuhmu akan hilang dengan sendirinya. Selama itu tidak sakit atau gatal kamu bisa menahannya untuk saat ini,"

Melihat mata Tan Tai Jin yang dingin dan giginya menggigit permen keras dengan pandangan ingin membunuh orang, Su Su menahan senyumnya dan berkata, "Jangan dimuntahkan itu akan mempengaruhi citramu."

Dia mengangkat tangannya dengan marah dan melemparkan botolnya. Su Su dengan mudah menangkapnya. Dia berlari ke depan dan berkata dengan riang, "Raja, apakah Anda ingin makan permen?"

Hal-hal baik harus dibagikan oleh semua orang. Xiao Lin tertaw. Dia punya pendengaran yang bagus dan kebetulan mendengar percakapan antara Su Su dan Tan Tai Jin. Meskipun dia tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya kepada keduanya, Nona Ketiga yang sekarang ini tidak mengganggu. Sebaliknya dia sangat imut. Bahkan depresi  karena terpaksa membunuh Pangeran Mahkota di alam mimpi.

"Tidak. Terima kasih Nona Ketiga."

Sebelum tiba di istana Ye Bing Chang, Tan Tai Jin berpikir sejenak, mengeluarkan dekrit kosong dan melemparkannya ke Xiao Lin. "Tuliskan pembatalan Permaisuri."

Xiao Lin mendongak dan ada segel "Kaisar" sungguhan di atasnya. Sepertinya Tan Tai Jin sudah berencana untuk pergi sejak beberapa waktu lalu. Bahkan jika dia tidak bersama mereka, dia akan dapat menemukan Ye Bing Chang dan melarikan diri dari alam mimpinya. Alarm berbunyi di dalam hati Xiao Lin. Kebijaksanaan dan bakat Tan Tai Jin bukannya tidak signifikan dan dia tegas untuk membunuh. Jika suatu hari dia berhasil kembali ke Kerajaan Zhou, dia akan menjadi musuh kuat Xia Besar. Xiao Lin menurunkan matanya dan menulis sendiri dekrit untuk pembatalan Permaisuri.

***

Ye Bing Chang sedang menjahit pakaian Pangeran Mahkota. Dia melihat Begonia di luar jendela dan sedikit terkejut. Pelayan di sebelahnya dengan marah berkata, "Yang Mulia, Kaisar beristirahat dengan gadis itu lagi tadi malam. Anda adalah Permaisuri tetapi sekarang kaisar memperlakukan Anda semakin acuh tak acuh. Bahkan kami para pelayan merasa tidak suka akan hal itu."

Jarum di tangannya menusuk jarinya, Ye Bing Chang menghisap dengan mulutnya dan menurunkan matanya. "Yang Mulia!" wanita istana berkata dengan panik.

"Tidak masalah," wajah Ye Bing Chang pucat dan dia tersenyum dengan enggan, "Ingat. Jangan berbicara seperti ini kepada Kaisar di masa depan. Kaisar duduk di takhta istana, tidak peduli guntur dan hujan, semuanya adalah rahmat." 

Darah di jari telah menyebar di kain sutera. Pelayan itu menangani lukanya dan bergumam "Permaisuri, Anda terlalu baik dan tidak marah sama sekali, Yang Mulia."

Ye Bing Chang menatap noda darah tanpa berbicara. Dia tidak memberi tahu siapa pun bahwa tanda "Xiao Lin" masih tergeletak di kotak riasnya ketika terjadi peristiwa pembunuhan tadi malam. Dengan senyum di sudut mulutnya dia terus membuat pakaian untuk putranya.

Pelayan wanita istana tertawa dan berkata, "Ketika Putera Mahkota dewasa nanti dia pasti akan memahami luka Anda dan lebih berbakti kepada Anda."

Setelah berkata demikian seorang pelayan wanita istana merangkak masuk. "Permaisuri ... Permaisuri ... Putera Mahkota, dia ... terbunuh!"

Setelah itu wajah Ye Bing Chang berubah drastis. Dia menjatuhkan pakaian di tangannya dan berkata dengan linglung, "Apa yang kamu katakan?"

"Hamba melihatnya dengan matanya sendiri di taman kekaisaran ..."

Ye Bing Chang mengangkat roknya dan berlari keluar dan dia bertemu Tan Tai Jin dan yang lainnya. 

Pelayan wanita istana dengan gemetar berkata, "Itu...itu mereka ..."

Tan Tai Jin melirik Ye Bing Chang dan langsung berkata, "Bacakan,"

Kasim mengeluarkan dekrit kekaisaran dan membacakan dekrit pembatalan Permaisuri. Kaki Ye Bing Chang lemas dan wajahnya pucat. Xiao Lin menggerakkan kakinya tapi dia menahan diri untuk menghiburnya. Dibatalkan sebagai Permaisuri, suaminya tidak mencintainya lagi dan putranya meninggal... semua ini adalah mimpi buruk bagi semua wanita. Ye Bing  Chang menutup matanya, bulu matanya bergetar terus-menerus. Su Su terus menatapnya karena takut Ye Bing Chang tidak bisa menerimanya dan akan mencoba bunuh diri tapi Ye Bing Chang jauh lebih kuat dari yang dia kira.

Dia mengambil dekrit berkata lembut dengan air mata, "Hamba menerima dekrit ini ..."

Su Su merasa aneh di dalam hatinya. Melihat Fu Ya mati dan menghilang dan sekte itu dalam bahaya dan hampir runtuh dia ingin berubah menjadi Formasi Penjaga Gunung untuk melindungi sektenya. Tapi Ye Bing Chang yang telah mengalami penderitaan demikian besar bisa dengan tenang menjawab perintah itu. Dia seperti wanita yang patuh, tidak peduli apa yang "kaisar" lakukan padanya, dia bisa menerimanya. 

Su Su belum pernah bertemu wanita penurut seperti itu sebelumnya . Dia berpikir dalam hati jika anaknya terluka, jangan sebutkan hal lain, bahkan jika dia mati, dia akan meledakkan kepala orang itu.  Kupu-kupu merah terbang di depan mereka. Sekarang hanya ujung sayap yang tidak berwarna merah sama sekali dan hari sudah hampir fajar. 

Xiao Lin membantu Ye Bing Chang berdiri dan berkata dengan hangat, "Bing Chang, bangun, ini semua hanya mimpi. Semuanya palsu."

Ye Bing Chang mendorongnya menjauh, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, ini bukan mimpi, ini nyata."

Xiao Lin mengerutkan kening. Su Su selalu merasa ada yang tidak beres dan berbalik, "Di mana Tan Tai Jin?"

Xiao Lin juga melihat bahwa Tan Tai Jin, yang dari tadi terlihat tidak jauh, telah menghilang. Su Su tidak peduli dengan Tan Tai Jin berlari ke Ye Bing Chang, "Bangunlah. Jika kamu tidak ingin pergi, semua orang akan mati di sini. Dalam situasi seperti itu, mengapa kau masih mau tinggal di mimpi palsu? Jika kau pergi semuanya akan menjadi lebih baik. Pangeran Keenam sedang menunggumu di dunia nyata!"

Ye Bing Shang menggigit bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Bagaimana mungkin selama enam tahun, dia adalah ratu yang paling dicintai dari Kerajaan Xia Besar. Bagaimana ini bisa hanya sebuah mimpi? Suaminya mencintainya dan dia memiliki Putera Mahkota yang tampan. Meskipun sesuatu terjadi pada Putera Mahkota, tapi... jika Yang Mulia berubah pikiran, mereka akan tetap memiliki anak. 

Ye Bing Shang bimbang, Su Su cemas. Melihat bagian putih terakhir di tubuh kupu-kupu berwarna merah, apalagi Su Su, wajah Xiao Lin juga menjadi berat. Apakah semua orang terjebak dalam alam mimpi ini? 

Saat berikutnya, kabut hitam tertawa liar muncul di belakang Ye Bing Chang. Waktunya tiba bagi Iblis Mimpi Buruk datang untuk mengumpulkan buah terakhir. Kabutnya baru saja akan menyentuh Ye Bing Chang ketika seorang pria dengan kulit pucat muncul di balik Iblis Mimpi Buruk. Tangan Tan Tai Jin menembus posisi jantung Iblis Mimpi Buruk dan memegang inti berwarna hitam Iblis Mimpi Buruk itu.

Su Su menyaksikan inti iblis itu meninggalkan tubuhnya dan energi hitam pada Iblis Mimpi Buruk bergegas menuju Tan Tai Jin. Dia tidak mengelak tetapi dia menerima semuanya. Tan Tai Jin melihat inti iblis yang baru saja dia ambil dan melengkungkan bibirnya. 

Susu: ...!

Ternyata alasan dia masuk ke alam mimpi bukan hanya untuk orang yang ada di dalam hatinya tetapi juga untuk inti iblis ini. Tidak heran dia bekerja sama, ternyata untuk menarik tubuh asli Iblis Mimpi Buruk. Mimpi buruk bukanlah monster biasa. Inti iblisnya tidak lemah, yang diinginkan Tan Tai Jin adalah kekuatan tertinggi. Dia tidak bisa berlatih seni bela diri sejak dia masih kecil dan dipermalukan. Dia menikmati kesenangan membunuh dan menindas, tetapi kekuatannya sendiri tidak cukup.

Dia ternyata seorang kultivator sejak dia masih fana! Jika seseorang mengatakan kepadanya bahwa jika Anda mati, segel akan dilepaskan maka dia pasti akan mati tanpa ragu-ragu. Su Su tidak lagi merasa lega. 

Dia bereaksi dengan cepat dan bergegas, "Berikan padaku!"

Tan Tai Jin menatapnya dengan dingin. Kali ini dia telah mengambil tindakan pencegahan, mundur, dan mimpi itu hancur. Hal terakhir yang Su Su lihat adalah dia menelan inti iblis itu tanpa ragu-ragu. Su Su sangat marah sehingga dia ingin memukul dinding. Tetapi dia masih bisa memakannya. Dia memakannya. Memakannya!

Hey muntahkan!

Ketika mimpi buruk itu mati dan kabut hitam menguap Su Su tidak bisa menyentuhnya dan terlempar keluar alam mimpi. Di hutan, langit cerah. Cabang-cabangnya terbelah oleh jimat Su Su tadi malam dan ada bau terbakar di udara. Su Su bangkit dari tanah dan melihat Tan Tai Jin yang pingsan di sisi lain. Su Su menyentuh punggungnya dan karena telah meninggalkan tubuh Hong Dou luka-lukanya hilang dan dia tidak merasakan sakit lagi. 

Su Su meraih pakaian Tan Tai Jin, menggertakkan giginya dan berkata, "Bajingan! Bangun!" 

Pemuda pucat di bawahnya terbangun samar karena goncangan. Bulu matanya panjang dan hitam, diwarnai embun pagi, terlihat sedikit rapuh dan polos, sama sekali tanpa temperamen anjing gila dalam mimpi. 

Su Su menatapnya, "Di mana inti iblis itu? Apakah kamu benar-benar memakannya? Muntahkan dasar bajingan!"

Tan Tai Jin menyentuh kulit yang disentuh Su Su. Rasanya sangat aneh. Gadis itu terlalu dekat, dan aroma dingin di tubuh Su Su menyelimutinya membuatnya sangat tidak nyaman. Perasaan seperti mencekiknya datang lagi. Dia mengangkat tangannya, Benar ... Bunuh dia, aku harus membunuhnya. Dia punya firasat bahwa jika dia tidak membunuhnya, Su Su akan menghancurkan rencananya di masa depan. 

Memikirkan kekuatanIblis Mimpi Buruk yang telah dia peroleh sekarang, pandangan matanya menjadi dingin. Dia mengangkat tangannya dan kabut hitam muncul di ujung jarinya. Namun, kabut hitam mengembun di ujung jarinya sejenak, sebelum terbentuk, menghilang dalam sekejap. 

Su Su secara alami melihat adegan ini, "Eh?"

Wajah Tan Tai Jin menjadi kaku. Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa dia masih tidak berguna meski dia jelas menelan kekuatan Iblis Mimpi Buruk? Su Su juga tercengang. Apakah itu di dunia kultivasi abadi atau kultivasi iblis, mereka memang dapat mengambil kekuatan orang lain dan mengubahnya menjadi kekuatan mereka sendiri. Meskipun metode ini berkembang pesat, itu adalah cara yang salah. Hanya sedikit orang yang akan memilihnya karena itu akan dikutuk oleh surga ketika terjadi kesengsaraan besar. Siklus karma tak berujung. Hanya kultivator iblis gila yang akan memulai jalan ini tidak peduli harga yang harus di bayar dan tanpa rasa takut akan karma.

Su Su awalnya takut jika Tan tai Jin menelan iti iblis mimpi buruk dia akan menjadi tidak bermoral seperti dalam mimpinya. Tetapi kabut hitam ada di tangannya sudah menguap. Su Su menatap mata suram pemuda di bawahnya dan tiba-tiba ingin tertawa. 

Ini...

Dilahirkan dengan Tulang Jahat di tubuhnya, meskipun ia dilahirkan dengan kekuatan tertinggi, tetapi kekuatan ini masih disegel. Dewa Iblis yang belum bangun tidak bisa kultivasi, tidak bisa bela diri, tidak memiliki akar spiritual, dan terlihat sangat tidak berguna. Tan Tai Jin mengabil jalan yang bengkok, tetapi dia tidak tahu bahwa dia sudah memiliki tulang jahat terkuat di dunia. Dia adalah eksistensi terkuat dalam puluhan ribu tahun. Kekuatan Iblis Mimpi Buruk mengalir ke tubuhnya seperti setetes air di laut yang bahkan tidak menimbulkan riak.

Selama Tulang Jahat tidak terbangun, dia tidak bisa menjadi Raja Iblis yang menakutkan dan tidak berguna untuk mendapatkan inti ibis yang lain. Su Su menunjukkan senyum cerah, dia mencubit wajah Tan Tai Jin, "Yang Mulia Pangeran Sandera, Anda ingin membunuh saya, bukan? Cepat dan lakukan!"

Tan Tai Jin memegang pergelangan tangan Su Su. Dia bisa merasakan kejengkelannya melalui kabut pagi. Dia dengan sengaja dan dengan takut mengusap lumpur yang ada di tangannya ke wajah Tan Tai Jin. 

Dia menggosok dan mengeluh, "Siapa yang memaksamu masuk ke alam mimpi? Siapa yang memintamu memikirkan isteri orang lain? Siapa yang memintamu mendambakan inti Iblis Mimpi Buruk?"

Mata Tan Tai Jin hampir membunuhnya. Pemuda itu berkata dengan bodoh, "Ye Xi Wu! Lepaskan tubuhku!"

Su Su meletakan tepak tangan ke dahi Tan Tai Jin, "Apakah aku harus mendengarkanmu Kemarin aku memintamu untuk tidak masuk ke alam mimpi, mengapa kamu tidak mendengarkan? Apakah kamu tahu bahwa kita hampir mati di alam mimpi buruk?"

Dia berkata dengan dingin, "Kau sendiri yang mengikutiku. Lagi pula apa urusanmu jika aku mati?"

Su Su berhenti menggosok wajahnya. Dia melepaskan tangannya dan senyum di wajahnya memudar dan dia berdiri dengan pohon. Dia berhenti berbicara dan berjalan keluar dari hutan. Tan Tai Jin menatap punggungnya dan mengerucutkan bibirnya. Su Su tidak marah, tetapi tiba-tiba merasa bahwa sangat membosankan untuk berdebat dengan Tan Tai Jin mengenai benar dan salah. Kau tidak bisa mengharapkan apa pun dari seseorang yang dilahirkan tanpa kemampuan membedakan baik dan buruk. 

Anehnya pagi itu dingin, dia menggenggam tangannya erat-erat. Dia tahu bahwa Tan Tai Jin mengikutinya di belakang terdengar dari langkah kakinya. Setelah mengilang semalaman, dia harus cepat pulang ke rumah. Ye Bing Chang dan Xiao Lin pasti sudah bangun sekarang. Peristiwa ini tidaklah sia-sia. Bagaimanapun dia melihat masa lalu Tan Tai Jin dan juga tahu bahwa dia bisa memperoleh kekuatannya. 

Tan Tai Jin berjalan di belakang Su Su dalam suasana hati yang buruk. Tubuh yang tidak kompeten ini memberinya dorongan untuk menghancurkan segalanya. Matahari terbit, dan gadis di depan mengenakan ruqun emas. Matahari menyinari benang emas roknya, memancarkan semangatnya. Su Su memeluk lengannya, terlihat agak kedinginan. Tubuhnya ramping dan masih ada rerumputan dan dedaunan di rambut hitamnya. Tan Tai Jin menatapnya namun Su Su tidak menoleh ke belakang sekali pun. Dia mengangkat tangannya  dan menyentuh wajahnya yang kotor, matanya gelap.

Tunggu hingga aku menemukan beberapa inti iblis lagi. AKu akan membuatmu menghilang!

***

Sebelum kembali ke rumah, Su Su melihat sosok yang dikenalnya di jalan. Pria berpakaian putih itu menundukkan kepalanya dan berjalan terburu-buru. Ye Chu Feng? Mengapa dia di luar? Su Su tiba-tiba teringat kata-kata pengemis kecil beberapa waktu lalu : "Tuan Muda Kedua keluar pagi-pagi, tinggal di sebuah rumah dan tidak akan pergi sampai senja ..." Dan bau yang familiar pada dirinya, apa itu? Su Su berpikir sejenak dan mengikuti.

***

 

BAB 20

****Peringatan: Mungkin berisi konten eksplisit****

Su Su mengikuti Ye Chu Feng ke halaman yang sepi. Seperti yang dikatakan pengemis kecil itu, ada pohon buah prem merah yang indah di halaman dan cabang-cabangnya menonjol keluar dari kediaman dan memanjang ke luar terlihat sangat elegan. Ye Chu Feng melihat halaman, mempercepat langkahnya dan menutup pintu. 

Su Su mengendus dan sepertinya mencium aroma samar-samar lagi. Pintunya tertutup. Dia melihat sekeliling halaman, menyingsingkan lengan bajunya dan memanjat. Ketika dia sedang duduk di dinding, dia melihat Tan Tai Jin menatapnya. Su Su baru teringat dengannya sekarang, "Apa yang kamu lakukan?"

Tan Tai Jin melihat ke halaman dengan sepasang pupil gelap dan tidak berbicara. Su Su mengikuti pandangannya dan menatapnya. Mungkinkah halaman ini memiliki hal jahat yang didambakan Tan Tai Jin? Dia meliriknya, "Aku memperingatkanmu jangan datang ke sini!"

Dia hampir kehilangan hidupnya karena kejadian dengan Iblis Mimpi Buruk. Satu masalah selesai dan datang masalah baru. Jika Tan Tai Jin melakukan sesuatu di sini, Su Sun akan sakit kepala. Sayangnya peringatannya diabaikan. Sejak dia melihat Tan Tai Jin mencoba membunuh seseorang dengan gagak malam itu, dia jadi merasa tidak perlu repot-repot berpura-pura dan mengungkapkan sifat aslinya. Tan Tai Jin naik ke dinding halaman dan melompat ke bawah. Su Su merasa kepalanya mulai pusing dan bergegas untuk mengikuti. 

Jika ada sesuatu yang tersembunyi di halaman, saudara laki-lakinya yang lemah mungkin dalam bahaya. Sangat disayangkan bahwa dia tidak memiliki kekuatan spiritual di tubuhnya sekarang. Setelah kepala pelayan membeli cinnabar dan kertas jimat dia menggambar dua jimat yang dapat digunakan. Yang pertama jimat guntur dan jimat yang membuat tubuh tidak bisa bergerak. Semuanya sudah digunakan di alam mimpi buruk.

Semakin dekat ke rumah, semakin kuat aroma anehnya. Halamannya sangat besar. Ye Chu Feng berjalan ke rumah utama. Tan Tai Jin pergi ke kanan dan mendorong pintu rumah di sebelah kanan. Mereka bergerak perlahan dan tidak ada pelayan jadi tidak ada yang akan menemukan mereka. Suara saudara Su Su datang dari ruangan di sebelah.

"Pian Niang, maaf, aku terlambat hari ini," 

"Tidak apa-apa, apakah terjadi sesuatu di rumah?" suara menawan lainnya berkata sambil tersenyum 

"Saya bertemu kakak laki-laki tertua saya ketika saya keluar dari rumah dan kami berbicara  sebentar,"

"Apa yang kakak sulungmu katakan padamu?" wanita itu bertanya dengan suara seperti madu, "Apa dia memintamu belajar dengan giat agar mengikutinya berlatih bela diri? Apakah hanya pejabat militer dan orang kutu buku yang  yang dapat mencapai hal-hal besar?"

"Tentu saja tidak," suara Ye Chu Feng tidak berdaya. "Hanya saja ujian kerajaan akan segera dimulai. Kakak tertuaku hanya menyampaikan beberapa patah kata."

Wanita itu berkata dengan sedih, "Apakah kamu tidak akan menemuiku karena kamu akan mengikuti ujian?"

Ye Chu Feng menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tentu saja tidak. Kamu adalah hal yang paling penting. Jika kamu tidak menyukainya, aku tidak akan mengikuti ujian."

Wanita itu tertawa seperti lonceng yang renyah, "Kamu benar-benar bodoh."

Su Su merenung, saudara laki-laki keduanya sangat berbakat dalam literasi dan dia memang sangat berprestasi dalam studinya. Oleh karena itu, Ye Chu Feng sering menjadi sasaran Ye Zhe Yun yang tidak memiliki pencapaian dalam literasi maupun bela diri. 

Ada empat tuan muda dari keluarga Ye, Tuan Muda Sulung sangat bersunguh-sungguh dan pandai bela diri, Tuan Muda Kedua pintar dalam literasi dan tertutup, hanya Tuan Muda Ketiga yang tidak berguna. Dia hanya bisa makan, minum, melacur dan berjudi. Adapun Tuan Muda Keempat masih muda, jadi kita tidak bisa menghakimi akan menjadi apa dia ketika dia dewasa.

Su Su tidak menyangka bahwa saudara laki-laki keduanya yang suka belajar tidak akan mengikuti ujian kerajaan demi seorang wanita. Jika neneknya tahu mematahkan kakinya akan menjadi hukuman yang ringan baginya dan dia tidak akan memiliki ibu seperti Bibi Lian untuk membelanya. 

Terdengar teriakan lembut dari pintu sebelah dan kemudian suara teriakan yang lebih keras. Halaman di musim dingin sangat sepi seperti dunia kecil dan suara dapat terdengar dengan jelas. Sesuatu digosok di tanah dan tawa renyah wanita itu menjadi lebih keras. Su Su mendengar helaan napas yang keras, lalu wanita itu mendesah dan mengerang seperti sedang tenggelam dalam kesenangan dan kesakitan. 

Mata Tan Tai Jin menunjukkan rasa jijik. Su Su memiliki ekspresi kosong di wajahnya. Karena dilahirkan di dalam Roh Musim Semi, dia jarang diberikan pengetahuan  tentang seksualitas. Kau tidak bisa mengharapkan pria yang jujur seperti Pemimpin Sekte di Sekte Hengyang membicarakan hal seksualitas di depan puterinya. Namun dia telah membaca bersatunya pria dan wanita, Yin dan Yang berkulitivasi ganda, di perpustakaan sebelumnya. 

Sayangnya buku-buku yang berfokus pada praktik kultivasi sebagian besar adalah teks yang tidak jelas dan gaya menulis yang telah disesuaikan dengan templat buku kultivasi. Su Su ingat bahwa ketika dia masih kecil, Kakak Senior Sulungnya membawanya ke gunung belakang untuk menangkap binatang buas. Saat itu musim semi. Ada dua binatang roh, satu perempuan dan satu laki-laki, sedang menggosok telinga satu sama lain. 

Su Su kecil yang memiliki dua sanggulan kecil di kepalanya mengikuti suara itu dan melihat ke atas dengan rasa ingin tahu. "Kakak Sulung! Ada dua di sini!"

Gongye Jiwu datang dan melihat pemandangan di hutan. Wajahnya seperti batu giok putih langsung memerah. Dia menutupi mata gadis kecil itu, "Jangan lihat!"

Dia segera membawa Su Su segera melarikan diri dengan pedang. Ini adalah pertama kalinya Su Su melihat Kakak Sulungnya berlari begitu cepat dan telinganya merah. Sejak itu Kakak Sulungnya jarang pergi ke gunung belakang untuk menangkap binatang roh dan tugas menangkap roh binatang buas jatuh kepada pada adik laki-lakinya Fu Ya. 

Setelah Su Su mengingatnya dia menyadari bahwa sebagian besar binatang roh sedang bersanggama. Tetapi cara manusia mengekspresikan cinta mereka sangat berbeda dari binatang roh. Jadi ketika aroma di udara semakin kuat, Su Su tidak mengaitkannya dnegan hal itu sama sekali. Sebaliknya dalam sekejap dia tahu bahwa ada yang salah!

Aroma yang sangat menyihir. Ini adalah aroma sihir khas yang unik dari klan rubah! Wanita di dalam ternyata adalah Iblis Rubah! Kakak keduanya! Mendengar saudara laki-laki keduanya terengah-engah kesakitan, dia tidak sedang disakiti oleh iblis rubah, kan?

Su Su hendak berlari keluar untuk menyelamatkan kakak keduanya, tapi lengannya ditahan oleh Tan Tai Jin. Ekspresinya tampak aneh, "Apa yang kamu lakukan?"

Su Su merendahkan suaranya, "Jangan hentikan aku, ada iblis rubah di sebelah. Pasti terjadi sesuatu dengan Kakak Kedua," 

Tan Tai Jin mengunyah dua kata itu dengan lembut, "Terjadi sesuatu?"

Tan Tai Jin menatapnya dan tiba-tiba tersenyum jahat, "Tidak juga. Jika kamu menerobos sekarang, saudara keduamu malah akan ingin mati."

Su Su menatapnya dengan bingung. Tan Tai Jin mengeluarkan panah Emei dari lengan bajunya. ITu adalah senjata dengan bentuk yang aneh dan lebih kecil dari senjata biasa. Jadi tidak seorang pun akan sadar bahwa itu ada di lengan baju. Su Su tidak tahu itu terbuat dari apa atau bagaimana itu digunakan. Namun sebuah lubang mudah dibuat pada dinding kertas. Tan Tai Jin menoleh ke belakang dan melihat sepasang mata jernih, niat jahat berkecamuk di hatinya. 

"Lihat baik-baik,"

Su Su membungkuk di depan lubang dan melihat dengan seksama. Dia hanya melihat pena, batu tinta, kertas, dan tinta di atas meja berjatuhan ke lantai. Ye Chu Feng memeluk seorang wanita dan menekannya di atas meja. Mata wanita itu tertutup, bibir merahnya terbuka dan tertutup dan lehernya yang ramping terangkat tinggi. Di bawah jubah kuning, kakinya yang seputih salju melilit Ye Chu Feng, seperti bunga dodder yang halus dan tak berdaya dan Kakak Kedua yang lemah tidak seperti biasanya, gila, seperti binatang gila, terkubur di pelukan wanita itu.

"Pian Niang... Pian Niang. Aku sangat merindukanmu," Tan Tai Jin menatap Su Su dengan mencibir. Dia menantikan wajah Su Su yang memerah, berbalik, pucat dan ketakutan. Sangat luar biasa jika matanya yang jernih seperti kaca, tercemar dengan kotoran. Tapi gadis di depannya membungkuk di depan lubang dan memperhatikan sebentar lalu dengan tenang menutup lubang itu. Dia mengangkat kepalanya dan bertemu dengan mata jahat Tan Tai Jin yang dingin.

Su Su berkata dengan aneh, "Apa yang sedang kau lihat?"

Tan Tai Jin menatapnya untuk waktu yang lama. Kata-kata kotor di kamar sebelah berlanjut tetapi wajah gadis itu tetap tidak berubah. Matanya yang hitam tampak seperti bunga suci yang mekar dalam gelap. Matanya terlihat sempurna seperti biasa. 

Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Dasar tidak tahu malu," 

Sepertinya mempermalukannya akan membuatnya melupakan perasaan aneh barusan. Su Su tidak setuju mulai menceramahinya denagn serius, "Sejak zaman kuno adalah normal bagi iblis, dewa, manusia, Yin dan Yang untuk bertemu, dan meneruskan keturunan adalah hal yang normal. Dengan hal tersebut makhluk dari tiga alam dapat terus hidup dan berkembang biak dari generasi ke generasi,"

Jadi mengapa harus malu? Dia tahu bahwa dunia fana lebih keras pada wanita. Jadi apabila manusia biasa melihat pemandangan ini mereka mungkin akan malu setengah mati. 

Su Su langsung mengerti pikiran Tan Tai Jin. Monster ini ingin melihat dirinya malu dan marah?Dia memelototinya. Bahkan jika dia harus malu, dia akan malu di depan pria yang dia cintai. Dia pasti gila jika menutupi wajahnya di depan makhluk iblis sedingin es ini. Jelas bahwa dia yang dilahirkan dengan tidak memiliki rasa malu. 

Su Su mengulurkan tangannya, "Pinjamkan aku panah Emei-mu,"

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

Su Su berkata dengan serius, "Aku akan pergi untuk menikam iblis rubah jahat di sebelah sampai mati."

Dia tidak menonton aktivitas sensual Ye Chu Feng dan iblis rubah tetapi melihat apakah iblis rubah itu akan membahayakan orang. Su Su tahu bahwa beberapa iblis tidak mudah berkultivasi dan tidak membahayakan orang. Tipe seperti itu adalah iblis yang baik. Tetapi beberapa iblis dapat membahayakan orang, memikat pikiran dan menghirup inti kehidupan.

Iblis rubah berbaju kuning di dalam adalah salah satunya. Iblis rubah sedang menjarah roh Ye Chu Feng, bahkan mengambil sisa umurnya. Dia bukan iblis yang baik. Pada tingkat ini, kurang dari tiga bulan, Keluarga Ye akan mendapatkan Ye Chu Feng sebagai mayat. 

Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Aku tidak akan meminjamkannya,"

Su Su memandang rendah kemapuannya sendiri. Kultivasi iblis rubah di dalam tidak rendah meski hanya dalam sekali lihat. Bahkan jikaSu Su memegang panah Emei dia tidak akan bisa berbuat apa-apa padanya. Bahkan dia tidak tahu kapan Ye Xi Wumemiliki begitu banyak kemampuan yang berantakan. Dia jelas bukan lawan iblis rubah.

Su Su tahu dalam hatinya bahwa dia mungkin tidak dapat melawan iblis rubah dan jika dia dengan gegabah memperingatinya dia akan membahayakan Ye Chu Feng. Kerugian akan menjadi lebih besar dari pada keuntungannya. Dia tidak tahan dengan iblis rubah yang menghisap roh Ye Chu Feng jadi dia ingin meminjam panah Emei untuk menyelamatkannya terlebih dahulu. Sekarang tampaknya lebih baik membuat rencana jangka panjang. Su Su diam-diam berjalan keluar pintu, melambai ke Tan Tai Jin, dan lip-synch, "Ayo pergi—" 

Sementara itu iblis rubah sedang asyik berhubungan badan dan tidak memperhatikan mereka berdua. Tan Tai Jin menatap dinding di depannya dengan ekspresi bingung. Su Su tahu mungkin saja Tan Tai Jin memutuskan untuk mendapatkan inti iblis rubah. Dia meraih lengan bajunya dan menariknya keluar. Setelah mendapatkan inti iblis dia masih menginginkan inti siluman itu juga. Dia tidak takut bahwa delapan puluh satu guntur surga akan menghancurkannya menjadi abu terbang di masa depan. 

Keduanya berdiri bersama di bawah sinar matahari dan Su Su menarik napas lega. Ketika melewati Istana Raja Xuan, Su Su berkata, "Aku tidak tahu apakah Ye Bing Chang sudah bangun atau belum," 

Tan Tai Jin melihat plakat nama kediaman itu dan pupil gelapnya sangat fokus. Su Su merasa bahwa dia memiliki perasaan khusus terhadap Ye Bing Chang. Jika Ye Bing Chang bisa mempengaruhinya dengan hal baik ketika dia masih kecil mungkin dia tidak akan menjadi Raja Iblis nanti. Namun rentang hidup umur manusia hanya beberapa dekade. Jika tubuhnya sudah tua dan mati  maka tulang jahat masih terkubur di dalam jiwanya. Dia akan mengulangi takdir yang menjadi momok bagi dunia dan terbangun suatu hari.

Jadi menghilangkan tulang jahat adalah satu-satunya hal yang dapat diandalkan kini. Su Su tiba-tiba bertanya, "Apakah dia tahu kau menyukainya?"

Tan Tai Jin menurunkan matanya dan bertemu dengan mata Su Su yang penasaran. Dia mengerutkan bibirnya, "Dia tidak tahu."

Su Su bertanya, "Apakah harus dia?"

Dia tidak menjawab tetapi dari matanya yang hitam dan dingin Su Su mengerti jawabannya. Dia tidak memiliki pemahaman bawaan  dari norma masyarakat atau membedakan benar atau salah. Jangan sebutkan bahwa Ye Bing Chang sudah menikah dengan Xiao Lin, bahkan jika Ye Bing Chang memiliki banyak anak,  hati Tan Tai Jin masih belum memiliki konsep merusak norma.

Seperti ketika dia masih kecil, dia bertanya pada Lan An dengan penasaran, apa itu rasa malu?Semakin dia dewasa, semakin pandai dia berpura-pura dan menirukan orang lain untuk memasang ekspresi wajah yang sesuai. Namun dalam jiwanya, dia masih seorang Raja Iblis muda yang egois, dingin dan acuh tak acuh. 

Tidak ada gunanya berdebat dengannya. Dia secara tidak sadar percaya jika Ye Bing Chang adalah miliknya. Bahkan jika Ye Bing Chang ditempatkan di Istana Raja Xuan, dia hanya tinggal di "asrama". Begitu dia memiliki kemampuan dia akan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya. 

Su Su menghalangi pandangannya ke Kediaman Raja Xuan dan berkata, "Kamu tidak boleh melakukannya!" 

Dia mengatakan kepadanya dengan jelas, "Kamu tahu jika kamu benar-benar ingin bersamanya hanya ada satu cara."

"Kecuali Raja Xuan dan aku mati. Tentu saja bahkan jika Raja Xuan meninggal, Bing Chang belum tentu mencintaimu. Jadi sebaiknya kau menyerah."

Tan Tai Jin menarik kembali pandangannya dan menatap Su Su yang ada di depannya. Pupil hitamnya sangat dingin dan dia tiba-tiba tertawa. Terlihat mengejek dan dan tidak peduli. Bahkan Su Su tidak tahu apakah perkataan untuk memintanya mundur, suatu hari di masa depan akan menjadi nubuatan. Apa pun yang Tan Tai Jin inginkan dia akan menginjak tulang dunia untuk mendapatkannya. Dia tidak peduli.Jangan bicarakan tentang Xiao Lin dan dirinya. Su Su terlambat untuk menyadari hal ini.

***

Dua hari lagi mereka akan memasuki bulan yang pertama di tahun yang baru. Awal bulan di Kerajaan Xia Besar masih terbungkus es berwarna perak dan bersalju. Su Su mulai diam-diam mencari Pengendali Iblis dan pendeta Tao. Iblis Rubah berbaju kuning  memiliki ilmu kultivasi. Iblis yang lolos dari celah di gurun tidak dapat ditangani oleh master iblis biasa. Karena penangkap iblis dibayar mahal maka banyak penangkap iblis dan pendeta Tao yang datang terus menerus ke kediaman.

Namun tiap kali melihatnya Su Su nampak sangat kecewa. Orang-orang ini tidak berbeda dengan pendeta Tao yang datang ke kediaman untuk menarikan tarian dukun sebelumnya. Mereka tidak memiliki kemampuan selain bicara yang fasih. Kadang-kadang ada satu atau dua orang yang bagus tetapi ilmu mereka jauh lebih rendah daripada iblis rubah. 

Su Su sangat cemas dan tidak tahu berapa lama Ye Chu Seng bisa bertahan. Kebetulan sore ini dia bertemu Ye Chu Seng, bibirnya pucat. Ketika dia melihat Su Su dia dengan sopan membungkuk dan berencana untuk pergi. Lelaki di depannya memiliki temperamen halus dan pendiam seperti bukan seseorang yang baru saja bersama iblis rubah.

Su Su tidak secara langsung membujuknya tetapi sebaliknya berkata, "Kakak Kedua, kediaman ini tidak tenang baru-baru ini dan nenek berencana pergi ke Linyuan untuk meminta jimat kedamaian. Kakak Sulung ada di barak bersama ayah, Kakak Ketiga sedang memulihkan diri, dan Kakak Keempat masih muda. Jadi nenek memintamu membawa para prajurit untuk menemaninya," 

Ye Chu Feng tercengang, terkejut di dalam hatinya. Hanya karena ketika dia berada di Kediaman Keluarga Ye, dia tidak memiliki keberadaan, tidak peduli jika itubaik atau buruk, dia tidak ada hubungannya dengan dia. Bagaimana bisa Nenek Ye memikirkannya kali ini?

Memikirkan gadis yang ada di halaman, Ye Chu Feng merasa sangat bersalah. Gadis menawan itu akan kehilangan kesabaran jika dia datang sedikit terlambat saja. Sulit dikatakan berapa hari jika dia akan menemani neneknya ke kuil Tao. Su Su tidak sepenuhnya berbohong. Nenek Ye memang khawatir tentang munculnya makhluk iblis di dunia. Ye Xiao memang berani di medan perang tetapi kekuatan iblis, tidak peduli seberapa berani manusia, mereka tidak bisa melawannya jadi dia berencana untuk pergi ke kuil Tao untuk mencari jimat.

Su Su baru saja memohon kepada Nenek Ye untuk memasukan Ye Chu Feng kepadadaftar orang-orang yang menemaninya. Karena Nenek Ye memerintahkannya maka Ye Chu Feng tidak punya pilihan lain selain pergi. 

Meski  hal-hal bisa ditunda selama sehari akan ada hari lainnya, pikir Su Su, setidaknya sampai dia berhasil menemukan penangkap iblis yang kompeten. Jika tidak maka semuanya akan berakhir jika dia tidak bisa mencari cara untuk mencegah sebelum Ye Chu Feng akan kehabisan waktunya. Begitu Nyonya Tua dan Ye Chu Feng pergi, Su Su mengingat kupu-kupu yang memimpin jalan di alam mimpi buruk.  Xiao Lin pasti tahu penangkap iblis yang andal. Matanya berbinar ***dan dia menulis surat kepada Xiao Lin.

"Chun Tao, kirimkan surat ini ke Kediaman Raja Xuan,"

Chun Tao terlihat panik, "Nona, Anda masih menyukai Yang Mulia Raja Xuan ..."

"Apa yang kau bicarakan, kali ini masalah serius."

"Tapi Nona, ketika Raja Xuan masih di istana, Anda sering memberi sampo, kue, dan surat, yang semuanya ditolak oleh Yang Mulia. Yang Mulia juga mengatakan sebelumnya bahwa semua yang Anda kirimkan akan dibakar."

"...," Su Su tidak menyangka bahwa dia memiliki begitu banyak sejarah hitam.

"Kalau tidak kirim surat ini ke Saudari tertua dan katakan ini surat keluarga."

Selama Ye Bing Chang melihatnya, Xiao Lin seharusnya juga akan tahu. Dia adalah pangeran dari Xia Besar jadi dia pasti akan memperhatikan masalah iblis ini. 

Chun Tao menerima surat itu, dan dengan sungguh-sungguh menganggukkan kepalanya, "Jangan khawatir, Nona, saya pasti mengirimkan ini."

Su Su bosan setengah mati jadi dia hanya menggambar jimat. Ada banyak hal yang harus dihadapi di masa depan jdai lebih baik bersiap-siap. Terakhir kali dalam alam mimpi buruk, dia berterima kasih kepad akertas jimat itu. Su Su sekali lagi memahami pentingnya memiliki kekuatan untuk melindungi diri sendiri. Kepala pelayan tidak menemukan banyak kertas cinnabar dan jimat jadi Su Su tidak berani menyia-nyiakannya. Setelah membangkitkan semangatnya dia mencelupkan kuasnya ke cinnabar dan mulai menggambar jimat. Tanpa kekuatan spiritual yang cukup, dia gagal lagi dan lagi. Cinnabar jatuh dan jimat terbakar dengan sedirinya. 

Namun dia tidak putus asa dan tidak membiarkan kegagalan menguasainya, mengulangi  menggambar simbol lagi. Menyadari seseorang sedang memandanginya, Su Su menoleh dan melihat Tan Tai Jin. Di belakangnya turun salju putih yang lebat. Ekspresinya terihat murung dan dia tidak tahu sudah berapa lama Tan tai Jin berdiri di sana.

Su Su jarang melihatnya dua hari belakangan ini dan dia tidak tahu hal buruk apa yang telah dia lakukan lagi. Su Su juga memiliki hal-hal yang membuatnya sibuk, seperti iblis rubah, mencari cara menghubungi kura-kura yang menjaga gurun. Setelah Tan Tai Jin muncul, Su Su mencium bau darah samar di udara. Meski Su Su tidak terlalu senang tetapi dia juga tahu bahwa sulit untuk menghentikannya. 

Su Su berpikir sejenak dan hanya berkata, "Apakah kamu ingin belajar menggambar jimat?"

Tan Tai Jin mengerutkan kening setelah mendengar kata-kata itu. Su Su menghitung dalam hatinya dan seperti yang diharapkan hitungan kelima dia berjalan mendekat. Keadaan di alam mimpi terakhir kali membuat Su Su tahu banyak tentang dia. Dia tidak memiliki belas kasihan dan perasaan tetapi dia menyukai kekuatan dan pembunuhan. Dia akan mengangkat wajahnya dan dengan serius mengajukan banyak pertanyaan kepada Lan An. Monster kecil pada waktu itu bahkan bisa disebut rendah hati. Kemudian Lan An tidak menginginkannya lagi dan tidak tahu di mana dia belajar berpura-pura dan menunjukkan kelemahan. 

Keduanya duduk berhadapan dan Su Su berkata, "Perhatikan!"

Dia mencelupkan kuas di cinnabar dan tiap sapuan mendarat dengan lembut di kertas jimat. Karena itu adalah mantra sederhana maka kali ini selesai dengan cepat. Cinnabar bersinar sedikit dan kertas jimat tidak terbakar.

"Apakah kamu ingin mencoba?"

Tan Tai Jin mengambil kuasnya. Dia sangat pintar meski dia hanya melihatnya sekali dengan posisi terbalik tetapi hasilnya bagus sekali. Namun cinnabar tidak berkilau dan malah berkilau gelap. Jimat menyala di depannya dan abunya tersebar di udara. Dia meletakkan pena dan mengerutkan sudut bibirnya dan matanya menjadi dingin. 

Su Su tercengang, dia menyadari bahwa makhluk abadi dan iblis adalah berbeda. Kekuatan Tan Tai Jin berasal dari kegelapan jadi menggunakan mantra makhluk abadi tidak akan berhasil meski yang diajarkannya adalah mantra untuk serangan. Ini mungkin alasan mengapa dia dengan keras kepala menginginkan kekuasaan. 

Su Su berpikir sejenak dan meletakkan jimat yang baru saja dia buat di telapak tangannya. "Sulit menggambar jimat untuk pertama kalinya. Tetapi kau masih bisa menggunakan jimat. Apakah Anda ingin mencobanya?"

Tan Tai Jin melihat jimat di telapak tangan Su Su dan menatap gadis yang tersenyum di depannya, "Hmm."

Su Su mengajarinya mantra. Tan Tai Jin membacanya diam-diam di dalam hatinya ketika matanya tidak berkedip menatap Su Su yang ada di depannya. Dia telah melihat kekuatan kertas jimatnya. Jika Jimat Guntur mengenai seseorang akan membuat mereka kehilangan nyawanya. 

Tidakkah Su Su tahu bahwa Tan Tai Jin bukan orang baik?

Pengetahuan yang baru saja dipelajarinya membuatnya merasa dingin dan membenci segala sesuatu di dunia ini. Dia hampir penuh dengan kekejaman ketika menggunakan jimat ini. Namun jimat di telapak tangannya tidak berubah menjadi guntur ungu. Cahaya hangat menyebar dan jimat berubah menjadi gambar yang indah, salju di puncak gunung, burung putih, air terjun dan daun jatuh, sinar matahari dan tanaman merambat yang berkelok-kelok. Kelinci mengelilinginya dengan malu-malu dan babi tanah itu menjulurkan kepalanya dengan rasa ingin tahu. Aliran air mengalir melalui tangannya menghilangkan semua bau darah. Dia melihat orang tua dan anak-anak menikmati kesejukan di bawah pepohonan, langit biru dan awan putih, dunia yang luas. 

Dia tercengang. Ilusi dunia luar. Gadis itu menatapnya dengan senyum di matanya yang cerah. Ada setitik cinnabar di antara ujung alisnya. Pupil matanya yang gelap menatap Su Su, jari-jarinya melengkung erat. Pada saat gerakan ini gulungan gambar itu langsung hancur seketika.

****

 

Bab Sebelumnya 1-10        DAFTAR ISI        Bab Selanjutnya 21-30

 

 

Komentar