Cari Blog Ini
Blog Novel Terjemahan Cina | Feel free to read | Blog ini dibuat hanya untuk berbagi kepada sesama penyuka novel terjemahan Cina | Wattpad : dramascriptnew
Jadwal Update
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Till The End Of The Moon : Bab 11-20
BAB 11
Lebah Api Merah tidak
berani melawan di bawah kakinya. Dari aroma daging dan darah yang ada
pada tubuh remaja laki-laki itu, dapat terasa kekuatan yang menggiurkan, namun
pada saat yang sama, aroma penindasan. Jadi Lebah Api Merah hanya bisa merangkak
dan ketakutan.
Tantai Jin melepaskan
kakinya dan Lebah Api Merah bergerak menuju Su Su. Su Su memang lincah tetapi
dia tidak punya cukup kekuatan. Ketika pedang itu menebas Lebah Api Merah,
cangkang mereka terlalu keras sehingga mengeluarkan suara "dentang"
ketika hancur. Sehingga dia harus lebih bertahan dan menebas beberapa kali
untuk menghancurkan mereka.
Su Su tidak mengerti
mengapa tawon Lebah Api Merah yang telah menyerang orang lain di sekitarnya
tiba-tiba berbalik dan menyerangnya. Lebah Api Merah yang sekarang terasa
berbeda dengan yang pertama kali dilepaskan. Mereka telah membunuh banyak orang
dan tubuh mereka menjadi raksasa dan menakutkan dan sengat mereka
mengerikan.
Dia hampir tidak bisa
mengatasi satu tetapi tiba-tiba lima atau enam lainnya mengepungnya. Sayangnya
dia tidak punya pilihan lain selain menghindariny. Jika dia masih ada di tubuh
abadinya, monster-monster ini dapat diselesaikan hanya dengan beberapa
teknik tetapi sangat disayangkan bahwa tubuhnya sekarang fana. Bahaya dapat terjadi
hanya dalam sekejap mata. Melihatnya dalam kesulitan yang menyeramkan, orang
yang dia selamatkan sebelumnya ketakutan dan melarikan diri.
Tan Tai Jin
menyipitkan matanya dan mendengus menghina. Ini adalah yang kejam yang dipenuhi
keburukan hati manusia. Dia mencoba menemukan kemarahan di wajah Su Su tetapi
dia tidak menemukan apa pun. Jubah merah muda gadis itu jatuh ke tanah dan
roknya tertutup lumpur. Tapi matanya masih bersih dan jernih. Dia bahkan tidak
terganggu melihat orang-orang yang melarikan diri dan malah tetap fokus
menghadapi monster di depannya.
Mata Tan Tai Jin
memancarkan bayangan gelap, 'Mengapa dia tidak marah? Bukankah para penghianat
itu pantas mati?' Perasaan dendam yang tak terkendali muncul di hatinya. Banyak
hal yang telah berubah sejak dia membawa Ye Xi Wu keluar dari sarang bandit dan
kepalanya terbentur. Ye Xi Wu yang sebelumnya itu sombong dan kejam,
sangat menjengkelkan. Namun yang dirinya yang sekarang benar-benar berbeda .
Dia seperti air yang
mengalir dari gunung, jernih dan bersih tapi tidak bisa dipotong dan
dihancurkan. Hanya dengan melihatnya, kegelapan di tulangnya mulai digerogoti
dan membuatnya bergetar. Sekarang dia bukannya tidak berguna bagi Tan Tai Jin.
Wanita bodoh ini
ingin menggunakan ulat sutra pengikat ke Ye Bing Chang. Tan Tai Jin awalnya
ingin Ye Xi Wu tidur dengan pria gemuk itu. Namun saat dia memikirkan identitas
Ye Xi Wu, dia akhirnya menelan dosis obat yang satunya lagi. Benar saja dia
berhasil mengatur dirinya agar bisa keluar dari istana itu segera. Karena dia
tidak dibunuh oleh bandit gunung hari itu biarkan dia terbunuh hari ini.
Putri Ye Xiao
meninggal di istana, bukankah ini akhir yang bagus? Tan Tai Jin melirik
punggung tangannya, memar yang mengerikan terlihat dan membuat jantungnya
berdebar. Pedang Su Su telah diguncang oleh cangkang Lebah Api Merah. Dia
menghindari serangan itu dan harus melarikan diri ke dalam hutan. Dia mencoba
memblokir tubuh besar Lebah Api Merah melalui celah di antara pepohonan. Sangat
disayangkan bahwa mereka bergegas dan cukup berani untuk menebas pohon dan
mengikutinya.
Tan Tai Jin keluar
dari pojok. Dia melirik dengan dingin ke arah di mana Su Su menghilang
dan berjalan keluar dari istana Raja Xuan.
***
Su Su dengan gigih
berlari sambil menunduk. Dia bahkan tidak perlu melihat betapa berantakan
dirinya saat ini. Lebah Api Merah raksasa mengejarnya. Dia tidak berani
membawa monster-monster ini ke hadapan para manusia, jadi dia harus lari ke
hutan yang sejuk. Ketika Lebah Api Merah sebesar kuku memang tampak lucu. Tapi
apa pun, ketika menjadi besar, itu malah jadi mengerikan. Mata mereka seperti
lentera dengan cahaya merah gelap mengalir di dalamnya dan mulut mereka
bergerigi.
Tubuh Ye Xi Wu lemah
dan Su Su hampir tersandung batu beberapa kali. Dia mengertakkan gigi dan tidak
berani berhenti. Tapi mereka masih mengejarnya dengan sangat cepat. Su Su sudah
menjatuhkan pedangnya jadi dia memanfaatkan batang pohon untuk berguling
menghindari pukulan. Saat berikutnya, Lebah Api Merah lainnya mencoba
mencabik-cabik tubuhnya. Hati Su Su menegang. Gelang di pergelangan tangan
memancarkan cahaya.
"Tuan
Kecil!"
Lebah Api Merah
membeku. Su Su sangat bersemangat sehingga dia ingin menangis, "Gelang
Giok!" Dia bangun di saat kritis. Jika dia terlambat datang maka Su
Su akan mati.
Gelang Giok juga
terkejut, "Bagaimana bisa ada monster seperti itu di dunia fana?" dan
sekelompok dari mereka mengejarnya. Ini sangat tidak normal.
Gelang Giok dengan
cepat berkata, "Aku akan menghentikan mereka untuk sementara, Tuan Kecil
melarikan diri!"
Su Su tidak berbicara
omong kosong, hanya berbalik dan melarikan diri.
Gelang Giok
memerintahkan, "Ada lubang di depanmu, Tuan Kecil. Kamu melompat, tutupi
dirimu dengan salju dan daun-daun yang jatuh untuk menyembunyikan baunya. Lebah
Api Merah memiliki mata yang buruk dan biasanya menemukan orang dengan
baunya,"
Benar saja ada lubang
tidak jauh dan Su Su melompat ke dalamnya tanpa ragu-ragu. Terlepas dari apakah
itu kotor atau dingin, dia dengan cepat menutupi dirinya dengan salju dan
ranting-ranting mati.
Gelang Giok berkata
dengan rasa bersalah, "Maaf tuan kecil, saya tidak dapat membantu Anda
membunuh mereka dengan kekuatan spiritual."
Dida tidak berani
menyia-nyiakan kekuatan spiritualnya sama sekali. Jika tidak Gelang Giok tidak
akan bisa mengirimnya pulang ke lima ratus tahun yang akan datang.
"Terima kasih Gelang Giok. Aku tidak apa-apa,"
Lebah Api Merah
melambat dan sebelum mereka mulai menangkap. Mereka benar-benar kebingungan
karena kehilangan jejak dan aroma. Setelah berputar beberapa kali, mereka
terbang jauh.
Su Su belajar dari
yang terakhir kalinya dan tidak berani bergerak untuk waktu yang lama sampai
Gelang Giok berkata, "Tuan Kecil, mereka telah pergi."
Baru Su Su mengupas
salju dan merangkak keluar dari lubang. Dia kedinginan, kaku dan terengah-engah.
Gelang Giok hanya terbangun sesaat, lalu meredum dan pergi tidur lagi.Salju
meleleh di leher Su Su, dia menggigil kedinginan, mematahkan dahan untuk
menopang tubuhnya dan berjalan keluar dengan susah payah. 'Saya belum menemukan
Tan Tai Jin,'
Orang-orang dari
Rumah Jenderal tidak mempetaruhkan dirinya untuk mencari Tan Tai Jin saat
ini. Tidak peduli apakah dirinya atau Tan Tai Jin mati pada saat ini.
Keduanya bisa dibilang menggagalkan misi. Tidak ada bedanya.
***
Dalam waktu singkat,
Rumah Raja Xuan seperti menjadi tempat api penyucian di bumi. Tan Tai Jin
berjalan keluar dari Istana Raja Xuan, tetapi sebelum bisa menemukan Ye Xiao,
dia tiba-tiba ditahan oleh beberapa penjaga berpakaian ungu. Matanya menjadi
gelap, tetapi dia tidak bisa melarikan diri.
Setelah menangkapnya
penjaga berbaju ungu membawanya pergi ke tempat lain. Burung berkepala sembilan
legendaris terukir di kepala tandu yang megah milik Raja Zhao yang berwajah
berantakan dan rambut acak-acakan, duduk di dalamnya.
Raja Zhao dengan
marah berkata kepada seorang pria berpakaian putih, "Yu Qing, bajingan
kecil ini adalah tawanan perang dari Kerajaan Zhou. Jika kamu ingin bertanya,
tanyakan saja!"
Pria berpakaian putih
itu memegang kipas lipat, tersenyum dan melengkungkan tangannya, "Terima
kasih, Yang Mulia."
Raja Zhao melambaikan
tangannya. Kepanikannya belum mereda. Jika bukan karena penjaganya, Yu Qing,
datang tepat waktu dan membawa seseorang untuk melindunginya untuk mundur,
kepalanya akan ditusuk oleh monster-monster itu. Dia bukan Xiao Lin yang
memiliki seni bela diri yang luar biasa. Jika dia lambat maka dia tidak akan
pernah bisa lolos.
Meskipun demikian,
dia berusaha kabur dan harus berterima kasih para penjaganya yang telah mati
karena melindunginya. Kehilangan ini membuat Raja Zhao merasa tertekan.
"Yang Mulia, Xia
Yu Qing memberanikan diri untuk mengundang pangeran sandera ke sini dan ingin
menanyakan beberapa pertanyaan kepada Anda,"
Tan Tai Jin menahan
ekspresi dinginnya, menatap Yu Qing dan berkata, "Kamu bisa bertanya."
Yu Qing berkata
sambil tersenyum, "Jika tebakan hamba benar, Lebah Api Merah ini berasal
dari istana kekaisaran Kerajaan Zhou Anda bukan?"
Tan Tai Jin berkata
dengan bingung, "Maaf tapi aku tidak mengerti apa maksudmu." Pria
muda itu menurunkan matanya dan berkata dengan lembut, "Saya datang ke
Kekaisaran Xia Besar ketika saya berusia enam tahun sebagai sandera. Ini adalah
pertama kalinya saya melihat monster-monster ituhari ini."
Yu Qing menatap bocah
kurus itu dengan cermat.
"Jadi, bisakah
Hamba tahu bagaimana Anda bisa melarikan diri dari Istana Raja Xuan?"
"Saya terus
bersembunyi dan kemudian melarikan diri bersama keluarga Tuan Song."
Yu Qing mengerutkan
kening. Pria muda di depannya masih memiliki ekspresi ketakutan di wajahnya dan
tidak ada cela dalam kata-katanya. Apakah pangeran sandera Kerajaan Zhou ini
benar-benar anak yang tidak berguna yang tidak tahu apa-apa tentang keluarga
kekaisaran Zhou yang kotor?
Raja Zhao tiba-tiba
berdiri dan menendang bahu Tan Tai Jin. Dia merasa nyeri di bahnyau."Jangan
ragu untuk melakukan sesuatu sampai kau dipaksa lebih lagi. Beri tahu rajamu
ini apa yang kau tahu. Jangan kira raja ini tidak tahu apa yang Kerajaan Zhou
sedang persiapkan untuk berperang melawan Xia Besarku. Kamu adalah sampah dan
lebih mudah bagiku untuk menghancurkanmu daripada menghancurkan seekor
semut."
Raja Zhao mengangkat
kakinya dan dengan kasar menginjak jari-jari Tan Tai Jin. Raja Zhao tidak
pandai bela diri tetapi dia sangat pandai menekan dan menyiksa. Karena Raja
Zhao mengerahkan kekuatan di kakinya, persendian pemuda itu bergetar dan tulang
jarinya benar-benar dihancurkan olehnya. Yu Qing mengangkat alisnya, tetapi
tidak berbicara.
Pada saat ini, bahkan
jika Tan Tai Jin tidak bersalah, tetapi Raja Zhao telah kehilangan begitu
banyak dan dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Jadi dia harus menemukan
seseorang melampiaskan amarahnya. Wajah Tan Tai Jin menempel di salju.
Saat Raja Zhao
menghancurkan jarinya, dia mendengus, matanya dipenuhi kabut gelap. Tan TaiJin
membenci tubuhnya karena sangat lemah. Dia dilahirkan dengan daging yang aneh.
Makhluk jahat takut padanya dan dia bisa membunuh monster dengan setetes darah.
Namun, ia tidak dapat berlatih seni bela diri sejak ia masih kecil. Akar dan
tulangnya benar-benar lemah sehingga dia bahkan tidak bisa melawan sampah
seperti Raja Zhao.
Jika Raja Zhao masih
berada di Istana Raja Xuan, Tan Tai Jin bisa menggunakan jarinya untuk
membiarkan Lebah Api Merah membunuh Raja Zhao dan rombongannya. Dia akan
membiarkan usus Raja Zhao menembus perutnya dan mati dengan mengerikan. Namun
pada saat ini, dia terlalu lemah seperti jangkrik dan semut seperti yang Raja
Zhao sebutkan. Raja Zhao membutuhkan pelampiasan. Ketika dia perlu
melampiaskan, dia kadang memikirkan hal-hal mengerikan dan gelap yang datang
dari Kerajaan Zhou. Dia menatap pemuda di bawahnya dengan murung dan tersenyum
aneh.
'Sandera kecil ini
masih pangeran Zhou. Namun, dia hanya bisa merangkak di bawah kakinya.'
"Raja ini
melihat bahwa kau hidup dengan baik selama tahun-tahun belakangan ini. Hari ini
di jamuan makan kau luar biasa. Aku hampir tidak mengenalimu. Pangeran Sandera
adalah orang yang telah melupakan cinta lamanya tetapi aku tidak," Raja
Zhao memisahkan kakinya dan mengangkat jubahnya.
"Jika Pangeran
Sandera ingin pergi, itu sangat sederhana. Aku akan membantumu mengingat
seperti apa penampilan Pangeran Sandera ketika kamu masih muda. Berlutut dan
merangkak, aku akan melepaskanmu kembali ke Rumah Jenderal hari ini. Kalau
tidak ..." dia tersenyum licik, "Tidak masalah jika ada orang yang
mati di Kediaman Pangeran Keenam hari ini,"
Yu Qing menghela
nafas dan menatap anak laki-laki di tanah dengan kasihan. Tan Tai Jin tidak
memiliki ekspresi di wajahnya. Setelah beberapa waktu dia mulai merangkak di
tanah.
Raja Zhao tersenyum
dan berkata, "Beginilah seharusnya. Pangeran Sandera selalu menjadi orang
yang memiliki pemahaman yang jelas tentang hal ini sejak dia masih kecil. Kau
harus ingat jika dulu kau tidak patuh maka pengasuhmu akan kehilangan separuh
dari hidupnya ketika melayani bawahanku,"
Tan Tai Jin
menundukkan kepalanya, ujung jarinya pucat dan tatapannya membeku seperti dua
buah bongkahan es. Kenangan menjijikkan itu mulai muncul di benaknya dan tak
terkendali. Berjuang, menangis, memohon... disertai tawa yang tidak terkendali.
Dia seperti genangan lumpur di tanah melihat mereka melakukan hal-hal iblis
dengan mata merah. Keberadaannya yang tidak berguna.
Tan Tai Jin
memejamkan matanya dan hendak bergerak. Bola salju yang entah dari mana
menghantam wajah Raja Zhao dengan parah. Semua orang tidak bereaksi. Raja Zhao
melangkah mundur dan pecahan bola salju pecah di wajahnya. Ekspresinya menjadi
gelap wajahnya jelek dan dia melihat ke samping dengan muram. Tan Tai Jin juga
mengangkat kepalanya.
Di ujung nyala api
salju, seorang gadis dengan pemnampilan yang kusut terbakar amarah.Dia
bersandar pada sebuah dahan seperti memegang pedang paling tajam di dunia dan
menatap Raja Zhao dengan berani. Wajahnya memerah karena marah. "Raja
Zhao!" Su Su menggertakkan giginya. 'Aku akan menghajar leluhurmu!'
**
BAB 12
Ini adalah kali
pertama Raja Zhao dipukul di wajahnya selama hidupnya.
"Ye Xi Wu,
berani sekali kamu menyentuh Raja!" Xiao Shen dengan cepat mengenali siapa
dia dan ekspresinya hampir berubah.
Raja Zhao adalah
orang yang kejam dan penuh kebencian. Jika bukan karena dia tertarik dengan
penampilan Su Su sebelumnya, rasanya saat ini dia ingin menyiksanya sampai
mati.
'Beraninya dia
memukulku! Akan aku biarkan orang-orang ini mempermainkannya sampai mati'
"Penjaga...!"
Yu Qing yang berdiri di
samping juga sangat terkejut. Dia telah mengikuti Raja Zhao selama
bertahun-tahun dan dia secara jelas mengenali identitas Su Su. Yu Qing melirik
Su Su dengan penuh perhatian dan menghentikan Raja Zhao.
"Tenanglah Yang
Mulia, dia adalah satu-satunya putri sah Ye Xiao," dia menasehati dengan
penuh kekhawatiran.
Raja Zhao sepertinya
kehilangan akal sehatnyadan pandangannya sangat sinis, "Aku ingin dia mati
hari ini!"
Bercanda jika Su Su
takut padanya. Bertahun-tahun ini sejak dia keluar cangkangnya Su Su telah
takut akan banyak hal. Dia takut akan kemalangan yang terjadi di dunia manusia,
takut kepada anak-anak dan orang tua yang kelaparan dan takut jika teman
sektenya menghilang menjadi asap.
Tetapi dia
jelas-jelas tidak takut kepada sampah dunia ini. Dia mendengar dengan
jelas apa yang dilakukan Raja Zhao mengenai Tan Tai Jin dan pengasuhnya. Untuk
pertama kalinya dia bisa mengerti mengapa orang dengan tulang jahat akhirnya
menjadi iblis. Jika kau berada di neraka, kebaikan dan kelemahan tidak dapat melindungi
dirimu sendiri kenapa kau tidak akan berubah menjadi pisau untuk dirimu
sendiri. Jangankan tentang Tan Tai Jin, jika dia mendengar kata-kata itu,
dia bahkan ingin membunuh Raja Zhao ini.
Su Su mengerucutkan
bibirnya, membungkuk dan mengangkat Tan Tai Jin dari tanah. Terkejutnya suhu
tubuh pemuda itu lebih dingin darinya. Pupil matanya yang gelap menatap lurus
ke arahnya, penampilannya terpantul di kedua matanya. Mata pemuda itu gelap dan
tidak bisa dibaca.
Su Su melihat
pemandangan itu sekarang dan tidak tahu bagaimana menghiburny. Jadi Su Su hanya
menepukn salju di tubuhnya. Dia berbisik di telinganya, "Jangan khawatir,
Raja Zhao tidak berani membunuh kita. Ayahku tidak jauh dari sini,"
Tan Tai Jin masih
menatapnya lekat-lekat, menundukkan pandangannya untuk beberapa saat.
"Hmm,"
Suaranya rendah dan
bodoh namun Su Su berpikir dia sedang tidak dalam perasaan yang bagus karena
baru dipermalukan. Dia memandang Raja Zhao dengan mencibir, "Xiao Shen,
saya memanggil Anda Raja, Anda benar-benar berpikir bahwa Anda dapat
menginjak-injak keluarga Ye sesuka hati. Apalagi Anda, Bahkan Xiao Lin saja
harus mempertimbangkannya,"
"Keluarga Ye-ku
adalah pahlawan dan setia kepada kekaisaran bukan orang sepertimu. Ayahku telah
bertempur di medan perang selama 20 tahun dan bukan untuk dipemalukan olehmu.
Tan Tai Jin adalah suamiku, jika Anda menghina dia, itu sama dengan menghina
saya. Anda menghina saya tanpa alasan, bahkan Anda tidak mengizinkan saya untuk
melawan?"
Wajah Raja Zhao sama
gelapnya dengan dasar panci. Yu Qing sedikit senang di dalam hatinya. Dia
terbatuk ringan dan membantu menambahkan api, "Saya harap Raja dapat
berpikir dua kali."
Insiden hari ini
diawali oleh Raja Zhao. Selain itu penampilan kacau Nona Ye Ketiga, orang yang
tidak tahu akan beranggapan bahwa dialah yang harus bertanggung jawab. Kekuatan
militer Kekaisaran Xia besar ada di tangan Ye Xiao. Siapa yang tidak tahu Xia
besar telah stabil selama lebih dari sepuluh tahun semua berkat Ye Xiao. Jika
sesuatu terjadi pada Nona Ketiga, dia akan marah dan memberontak, Xiao Shen
tidak akan bisa menjadi raja meskipun dia menginginkannya.
Kaisar masih takut
pada Keluarga Ye. Tetapi jika Xiao Shen lebih pintar, dia tahu bahwa dia tidak
bisa menyentuh tahu bahwa Ye Xi Wu. Tidakkah dia melihat meski pun Xiao Lin
tidak menyukai Ye Xi Wu dia tidak bisa menutup mata padanya?
Melihat bahwa Raja
Zhao masih tidak bisa menelan amarahnya, Yu Qing berbisik, "Raja bahkan
jika Anda ingin mengajarinya, Anda tidak bisa melakukannya di tempat terbuka.
Mari kita cari peluang di lain hari,"
Kesadarannya akhirnya
kembali. Dia memaksa tersenyum, "Itu hanya salah paham." Bagaimana
pun tempat di mana wajahnya terkena bola es masih terasa sakit ketika tertarik.
Mata Raja Zhao suram.
Su Su berkata,
"Tentu saja ini salah paham." 'Lihat saj ajika kau masih berani
melakukannya lain kali!' Dia akan mencari kesempatan untuk menghajar Raja Zhao,
bajingan besar ini cepat atau lambat.
Melihat Su Su dan Tan
Tai Jin pergi, Raja Zhao menutupi wajahnya yang memerah dan menendang kursi
tandu dengan marah. "Ye Xi Wu! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!"
***
Su Su merasa ragu di
hatinya. Dia sebenarnya tidak yakin apakah Ye Xiao sudah pergi atau
belum. Jenderal Ye telah berada di medan tempur selama bertahun-tahun dan
jarang mempedulikan anak-anaknya. Di dalam ingatan pemilik tubuh aslinya, Ye
Xiao menggunakan senjatanya seperti dewaDia menggunakan tombak panjang menari
seperti angin yang menakutkan. Namun, dia lebih antusias melatih putra
sulungnya daripada putrinya yang lembut.
Su Su belum berjalan
jauh dengan Tan Tai Jin ketika dia melihat Ye Xiao dengan ekspresi yang tidak
senang. Su Su menghela napas lega. Untungnya dia seperti harimau yang tidak
pernah meninggalkan anaknya sendirian.
Ye Xiao mengerutkan
kening, "Xi Wu, dari mana saja kamu?"
"Ayah, aku
terdorong oleh kerumunan dan terpisah darimu. Untungnya aku bisa melarikan
diri," kata Su Su. Ye Xiao menatapnya dari atas ke bawah, masih
bertanya-tanya apa yang terjadi di jamuan makan.
Xi Wu memang telah
mempelajari ilmu pedang, tetapi penampilannya hari ini, bahkan Kakak Sulungnya,
tidak dapat menandinginya. Jika bukan karena putri bungsunya, dia khawatir dia
mati hari ini. Namun, ini bukan tempat yang baik untuk bertanya. Memikirkan
monster di dalam, Ye Xiao berkata, "Kembalilah dulu."
Hatinya berat.
Makhluk iblis telah muncul. Dia khawatir Xia Besar yang telah stabil selama
sepuluh tahun ini akan berakhir. Penguasa akan berubah.
Setelah melihat Su
Su, Chun Tao berkata dengan mata merah, "Nona, saya pikir sesuatu terjadi
dengan Anda, Anda ... membuat saya takut setengah mati ..."
Su Su tersenyum dan
tersentuh, "Jangan khawatir. Nonamu diberkati dengan memiliki kehidupan
yang hebat dia tidak akan mati dengan mudah." Xixi tersedak karena terisak
dan membawa pemanas dan jubah, menutupi Su Su dengan rapat.
Su Su merasa kumal,
tangannya yang putih dan lembut semuanya tergores. Dia terlalu fokus melarikan
diri sehingga tidak merasakan sakit apa pun. Dia mati rasa karena kedinginan.
Sekarang setelah menghangat, dia merasakan kesemutan. Seluruh tubuhnya hangat
dan dia merasa jauh lebih baik.
Tan Tai Jin diam di
sudut. Sejak dia meninggalkan Raja Zhao, dia sangat pendiam. Bocah laki-laki
itu tidak lagi terlihat seperti orang yang lemah dan menyedihkan seperti di
masa lalu. Wajahnya sedingin salju musim dingin bulan Desember. Su Su tidak
yakin apakah dia merasa lebih dipermalukan atau benci di dalam hatinya.
Su Su menatap tangan
Tan Tai Jin. Tulang jarinya dihancurkan oleh Raja Zhao, tergantung lemah.
Daging bengkak dan kebiruan. Tahun ini, orang besar yang akan mengguncang dunia
di masa depan hanya bisa tenggelam dan jatuh dalam penderitaan dunia. Su Su
membenci apa yang akan dia lakukan di masa depan tetapi memikirkan wanita gila
di Istana Dingin, tidak pastinya memiliki perasaan yang campur aduk di dalam
hatinya.
Dia mengucapkan
mantrapemurnian hati di dalam hatinya berulang-ulang. Dia tidak ingin
bersimpati padanya dan memikirkan apa yang terjadi padanya di masa lalu.
Seperti derap tapal kuda, Su Su tiba-tiba menyadari sebuah pertanyaan :
bagaimana iblis akan bangkit? Cermin Masa Lalu tidak bisa digunakan untuk
melihat. Jadi apakah Tantai Jin terbunuh atau odia tidak ingin hidup lagi?
Mustahil untuk tidak berpikir bahwa dia tidak ingin hidup lagi! Kemungkinan
terakhir ... Melihat profil suram bocah itu, seluruh tubuh terasa tidak baik.
Tan Tai Jin tidak
menunjukkan rasa sakit di wajahnya. Dia terlihat sangat mati rasa. Dia berpikir
dengan dingin bahwa alasan mengapa Ye Xi Wu membantunya pasti karena dia telah
mempermalukan keluarga Ye. Dan sialnya dia juga terjebak dalam ikatan ulat
sutra musim semi, dia harus menyelamatkan nyawanya apa pun yang terjadi. Dia
menunggu Ye Xi Wu untuk menyelesaikan hal ini dengannya seperti biasa dan
mengejeknya tidak berguna.
Seperti yang dia
duga, gadis itu bersandar. Tapi dia tidak memarahinya. Sebagai gantinya, dia
ragu-ragu untuk melepaskan giok dari pinggangnya dan mengikatnya padanya,
berkata, "Ini untukmu. Jika Raja Zhao melihatnya sedikit banyak dia akan
takut,"
Giok itu diberikan
oleh Kaisar ketika Nona Ye ketiga lahir. Pada saat itu Jenderal Ye masih di
medan perang, dan ibu Nona Ye Ketiga meninggal saat persalinan. Kaisar
mengasihaninya dan memberikan sepotong batu giok sebagai simbol status.
Su Su berkata,
"Tidak peduli seberapa jahatnya Raja Zhao, dia akan tetap menjadi
abu dalam beberapa dekade. Jika hidupnya lebih buruk mungkin tidak akan
hidup sampai saat itu. Meski kau mungkin tidak dapat melakukan apa pun
sekarang, tetapi kamu harus hidup lebih lama darinya. Sedikit lebih lama. Masa
lalu hanyalah masa lalu. Orang harus selalu melihat ke depan ketika mereka
masih hidup,"
Dia menghibur dengan
datar, berharap Tan Tai Jin tetap memikirkannya. Jika dia tidak memikirkannya
maka semua makhluk di Tiga Alam akan jatuh ke api penyucian. Tan Tai Jin
mengencangkan bibirnya dan saat Su Su bersandar, tubuhnya menegang tanpa sadar
dan rasanya ingin menjauh darinya. Namun sayangnya aroma gadis muda itu
tersebar di seluruh gerbong membuatnya tidak bisa melarikan diri kemana pun.
Jarinya secara tidak
sengaja menyentuh potongan batu giok yang mengilap itu dan tidak tahu apakah
itu hangat atau dingin. Dilihat dari sudut pandang Tan Tai Jin, wajah gadis itu
kotor, rambutnya yang seperti warna tinta itu terurai dan dia basah oleh
salju yang meleleh. Dia menyeka wajahnya sembarangan, tangannya dipenuhi bekas
luka. Karena punggung tangannya pucat sehingga noda darahnya terlihat sangat
mengerikan.
Dia menatap gelungan
rambutnya, ejekan tak berujung mengelilingi di hatinya. Betapa bodohnya. Tidak
heran orang yang sebodoh ini bisa seberuntung itu dan kembali hidup-hidup. Dia
ingin berpura-pura lemah dan menyedihkan seperti sebelumnya, dan mengatakan
sesuatu untuk berterima kasih padanya. Inilah adalah keahliannya. Tapi hari
ini, ketika dia menggerakan bibirnya, matanya masih dingin seperti tulangnya.
Akhirnya Tan Tai Jin memejamkan matanya seolah menyerah dan berhenti
menatapnya.
***
SuSu beristirahat
selama dua hari dan akhirnya memulihkan kekuatannya. Tan Tai Jin masih terkunci
di Dongyuan. Cuaca semakin dingin jadi Su Su meminta seseorang untuk
mengiriminya dua selimut. Kebenaran akan terungkap ketika Tuan Muda Kedua dan
Ketiga keluar dari kediaman lagi.
Memikirkan tangan Tan
Tai Jin, dia tetap membiarkannya dengan kejam dan tidak membiarkan dokter
mengobatinya. Mereka berbeda posisi jadi tidak boleh simpati berlebihan. Ini
tidak berbeda dengan membesarkan seorang budak, terlepas dari apakah dia catat
atau tidak. Selama mereka hidup maka mereka akan baik-baik saja. Tapi tetap
saja hati Su Su merasa tidak nyaman dan kemudian ketika dia memikirkan tablet
spiritual itu dan gunung mayat yang tak berujung. Dia merasa semuanya baik-baik
saja.
Su Su khawatir
membunuh Lebah Api Merah pada hari itu akan membuat Ye Xiao curiga. Jadi
dia menyiapkan sebuah naskah dan menunggu Ye Xiao memanggilnya untuk
diinterogasi. Siapa yang tahu bahwa Ye Xiao tidak kembali ke rumah sama sekali
dan dia telah berada di luar selama dua hari terakhir.
Situasi di kediaman
menjadi tegang tak dapat dijelaskan dan suasana mencekam melingkupi Kerajaan
Xia Besar. Saat makan di pagi hari, Bibi Du berkata, "Jenderal belum
kembali ke rumah selama dua hari. Apakah monster itu benar-benar sekuat yang
dikatakan di luar?"
Ye Lan Yin berkata,
"Bibiku bertanya pada Saudara Ketiga, apakah Kakak Ketiga tidak melihatnya
sebelumnya?" dia memandang Su Su. Wajahnya tidak bagus dan dia masih kesal
dengan pencurian maharnya.
Su Su mengangguk,
"Sangat menakutkan. Jadi untuk sementara ini semua orang sebaiknya tidak
keluar rumah,"
Bibi Du berkata,
"Saya mendengar bahwa benda itu berasal dariKerajaan Zhou, Mereka
menciptakan monster-monster itu. Apakah mereka ingin .... memulai perang
lagi?"
Lebih dari sepuluh
tahun yang lalu, Kerajaan Zhou dikalahkan dan mengirim pangeran kerajaan
mereka, Tan Tai Jin, sebagai sandera. Kerajaan Zhou saat ini berbeda dari masa
lalu. Setelah beberapa waktu mereka memiliki tentara yang terlatih dan kuat.
Sumber air dan tanaman mereka sangat subur sementara Xia Besar masih
diselelimuti salju dan es di musim panas. Kerajaan Zhou yang tamak sudah
menatap Xia Besar dan bukan tidak mungkin Raja Zhou menyerang perbatasan secara
tiba-tiba. Pernyataan Bibi Du membuat semua orang sedikit khawatir. Bagaimana
pun jika benar-benar akan ada perang, orang-orang dari Keluarga Ye akan menjadi
yang pertama pergi ke medan perang.
Nyonya Tua menyela
Bibi Du yang terlihat tidak senang, "Orang-orang di dalam rumah sebaiknya
tidak membicarakan politik!" Kau tidak bisa membuat orang panik sebelum
memulai perang. Dalam situasi yang rumit seperti itu, mereka harus mengganti
topik diskusi karena Tan Tai Jin.
Sore harinya, Chun
Tao berkata dengan cemas, "Nona Ketiga, para pelayan itu mengatakan bahwa
Pangeran Sandera adalah malapetaka. Mereka juga mengatakan jika Kerajaan Zhou
berperang dengan Xia Besar, sang jenderal akan menjadi orang pertama yang
memenggal kepala pangeran sandera. Apakah ini benar?" Chun Tao sangat
khawatir. Dari sudut pandang gadis kecil itu, Pangeran Sandera adalah suami
wanita muda itu dan dia takut ini akan terjadi.
Tangan Su Su berhenti
menulis. Dia menyadari untuk pertama kalinya bahwa sangat sulit bagi sebagian
orang untuk hidup dalam damai. Bahkan orang seperti Su Su yang tidak mengerti
perang fana mengerti bahwa jika kedua negara berperang, Tan Tai Jin pasti akan
menjadi sasaran kritik publik. Bagi Kerajaan Zhou, dia adalah putra terlantar
yang telah ditinggalkan selama lebih dari sepuluh tahun. Bagi Xia besar, dia
adalah seorang tahanan tanpa martabat.Jika dia tidak menemukan cara untuk
menyelamatkannya, dia harus menemukan cara untuk menghilangkan tulang jahat sebelum
sesuatu terjadi padanya.
***
BAB 13
Sebelumnya, Su Su
tidak memiliki petunjuk tentang bagaimana menghilangkan tulang jahat sebelum
insiden Lebah Api Merah memberinya inspirasi. Sudah sangat lama sejak
pertempuran terakhir antara yang abadi dan iblis. Para abadi senior jatuh tak
terhitung jumlahnya tetapi semua iblis telah dibungkam di padang tandus dan
disegel dengan penahan. Sejak saat itu, dunia menjadi stabil. Para kultivator
menarik diri setelah berhasil tetapi energi vital mereka terluka parah. Setiap
seratus tahun, Gunung Xian Shan tempat para abadi hanya akan menerima murid
dengan kualifikasi yang sangat baik.
Sebelum Su Su datang
ke dunia lima ratus tahun yang lalu, dia bertanya kepada ayahnya: "Bisakah
aku menemuimu lima ratus tahun yang lalu untuk meminta bantuan?"
Penguasa abadi
berbaju hijau itu menghela nafas, "Tidak. Ayah sedang bertapa lima ratus
tahun yang lalu. Ayah khawatir baru akan selesai sampai beberapa dekade
kemudian."
"Kalau begitu,
bisakah aku meminta bantuan ibu?" Su Su sangat menantikannya karena ia
belum pernah melihat ibunya.
Ayahnya jarang diam,
"Kamu tidak akan pernah menemukannya," dia berkata begitu.
Su Su ingin bertanya
lagi tetapi ayahnya tidak ingin berbicara lebih banyak. Ekspresinya terlihat
sedih. Dan ketika dia tidak bis amenemui kedua orang tuanya, dia juga tidak
bisa berharap pada teman-teman sektenya kalau begitu.
Pertama, Xian Shan
ditutup pada saat ini, kultivator tidak akan datang ke dunia fana untuk
merekrut murid jadi mustahil untuk Su Supergi ke sana. Kedua, bahkan jika dia
mengatakan yang sebenarnya dan orang akan mempercayainya tetapi mereka tidak
memiliki cara untuk menghilangkan tulang jahat. Jika demikian bagaimana iblis
itu akan mati lima ratus tahun yang akan datang?
Satu-satunya harapan Su
Su terletak pada Kura-Kura Ilahi yang dibenamkan di gurun Huang Yuan. Kura-kura
ilahi telah hidup selama puluhan ribu tahun. Mungkin hanya kura-kura itu yang
tahu cara menghilangkan tulang jahat. Kura-kura sedang tertidur di gurun tetapi
sekarang para iblis telah melarikan diri dari gurun jadi kura-kura harus
bangun! Selama dia bisa mencapai gurun itu dia bisa mempelajari metode
menghilangkan tulang jahat itu.
Su Su mencoba untuk
mengendalikan kegembiraan di hatinya karena para iblis yang melarikan diri dari
gurun ini bukanlah perkembangan yang baik. Ini berarti segelnya telah terlepas
dan bahkan mereka dapat merasakan bahwa dewa iblis mereka akan segera bangun.
Meskipun saat ini mereka masih tidak dapat menemukan Tan Tai Jin. Gejolak yang
akan terjadi di Tiga Alam lima ratus tahun yang akan datang telah dimulai pada
saat ini. Segel itu longgar dan Kura-Kura Ilahi yang telah dibangunkan adalah
harapan untuk mengeluarkan tulang jahat. Namun itu juga berarti tanda
dimulainya bahaya.
Jadi jangan biarkan
Tan Tai Jin mati saat ini. Ketika dia mati maka tulang jahat itu bangkit
kembali. Saat itu ketika roh jahat menerobos gurun tidak akan ada yang
bisa dia lakukan. Su Su berpikir sejenak dan memanggil kepala pelayan,
"Bisakah kau membantuku membeli beberapa kertas jimat dan
cinnabar?"
Kepala pelayan
terkejut, "Nona Ketiga, untuk apa Anda menginginkan barang-barang
ini?"
"Sebaiknya
kediaman segera menyiapkan hal-hal yang bisa mengusir roh jahat apalagi kini
mahkluk jahat sudah muncul," Su Su berkata, "Ingat kertas jimat harus
dibuat dari kayu persik yang berusia lebih dari seratus tahun dan cinnabar
membutuhkan darah binatang buas," Su Su tidak memiliki kekuatan
spiritual, tetapi untungnya dia telah belajar menggambar jimat.
Kepala pelayan itu
gugup. Melihat Su Su bersikeras dia mengangguk, "Aku akan membantu Nona
Muda untuk mencarinya."
Begitu dia pergi
pengemis kecil itu datang untuk melapor, "Nona, Tuan Muda Ketiga pergi ke
tempat judi lagi!"
Su Su memberinya koin
perak, "Terima kasih."
Dia mengenakan
kerudung dan membawa Chun Tao ke tempat judi yang dikatakan pengemis kecil itu.
Su Su duduk di kedai teh di seberangnya untuk beberapa saat. Seperti yang
diharapkan, dia melihat melihat Tuan Muda Ketiga Ye Zhe Yun dan putra Menteri
Personalia keluar dari tempat itu dengan saling memegang bahu.
Senyum di wajah
mereka sangat berseri. Nampak lelaki yang terlihat seperti pemilik tempat
perjudian mengantarkan mereka dan setelah beberapa waktu Su Su menyuruh Chun
Tao untuk tetap di tempatnya dan Su Su pergi keluar.
Dia bertemu dengan
anak lelaki muda yang sedang mengiklankan bisnis itu di luar tempat perjudian
dan meminta maaf, "Bisakah kau membantu saya menyampaikan bahwa saya
datang ke sini untuk melunasi sisa hutang Tuan Muda Ketiga Ye. Lihatlah apakah
ini cukup?" Dia mengeluarkan beberapa batang emas.
Laki-laki itu berkata
dengan heran, "Nona, bukankah hutang judi Tuan Muda Ketiga sudah dilunasi
beberapa hari yang lalu?"
Su Su sudah memahami
hal itu di dalam hatinya. Memikirkan bahwa Bibi Lian telah memperkirakan harga
barang curian itu dan dia berkata, "Saya pikir enam ribu tael perak yang
dibawa Tuan Muda Ketiga beberapa waktu lalu tidak cukup untuk membayar
hutang,"
Laki-laki itu
menggaruk kepalanya sangat bingung, "Tuan Muda Ketiga hanya berutang lima
ribu tael perak yang telah dilunasi beberapa waktu lalu,"
"Mengenai hal
itu mungkin aku salah mengingatnya. Jadi aku tidak akan merepotkan Anda,"
Su Su tidak yakin apakah Tuan Muda Kedua atau Ketiga yang mengambilnya tapi
sekarang dia mengetahui bahwa pelakunya adalah Ye Zhe Yun.
'Berapa banyak yang
Saudara Ketiga dapatkan dari barnag-barang itu. Enam atau tujuh ribu tael
perak?' Melihat penampilannya yang tidak merasa bersalah, dia tidak tahu betapa
serius akibat dari masalah ini. Atau mungkin dia tahu akibatnya tetapi merasa
bahwa Tan Tai Jin yang akan disalahkan.
Chun Tao juga
mengerti dan berkata dengan marah, "Tuan Muda Ketiga keterlaluan. Berani
sekali dia mengambil Guanyin Nyonta! Dia juga menjatuhkan semua tuduhan itu
kepada PangeranSandera. Untungnya Nona telah mengetahui faktanya, jika tidak
Yang Mulia akan menderita,"
"Apakah mereka
akan mematahkan tangannya?" Su Su ingat apa yang telah dikatakan terakhir
kali. Chun Tao menggelengkan kepalanya, "Belum tentu, tetapi jika itu
adalah Pangeran Sandera, Bibi Lian pasti tidak akan membiarkannya pergi dengan
mudah."
Bibi Lian terlihat
baik tetapi semua orang tahu bahwa dia memiliki mulut Buddha dan hati seperti
ular. Chun Tao bertanya, "Nona, apa yang harus kita lakukan
sekarang?"
"Mari kita
pulang dulu."
Ketika Su Su tiba di
rumah sang jenderal Xi Xi buru-buru menyapanya, "Nona Ketiga akhirnya Anda
sudah kembali. Nyonya Tua tahu bahwa Guanyin hilang dan dia sangat marah. Oleh
karena itu Bibi Lian marah-marah. Untuk menghibur Nyonya Tua dia
melampiaskan amarahnya kepada Pangeran Sandera,"
Su Su juga tahu bahwa
masalah ini tidak bisa disembunyikan lebih lama lagi dan segera pergi ke aula
bersama Xi Xi. Tapi kali ini dia sudah tahu betul situasinya jadi dia tidak
terburu-buru. Suasanyanya sama seperti dengan yang terakhir kali tetapi kali
ini Nyonya Tua, Tuan Muda Kedua dan Ketiga ada di sana. Ye Chu Feng duduk di
kursi dengan tertunduk mencoba untuk menyamarkan kehadirannya. Sementara Ye Zhe
Yun sedang makan anggur dan menertawakan Tan Tai Jin.
Nyonya Tua itu
memegang dada dengan tangannya dan berkata kepada Tan Tai Jin, "Jika kamu
tidak mengembalikan Giok Guanyin, Kediaman Jenderal tidak punya tempat lagi
untukmu!"
Su Su dengan cepat
menenangkan Nyonya Tua, "Nenek, tolong tenang dulu,"
Dia juga tahu
pentingnya Giok Guanyin bagi neneknya. Nilainya memang tidak seberapa tetapi
kepala biara Tong Hui memberikannya sebelum dia meninggal. Jadi itu sangat
berarti.
Bibi Lian berkata,
"Nona Ketiga, Anda juga telah melihatnya. Pangeran Sandera telah melakukan
hal semacam ini. Seseorang harus bertanggung jawab."
Dia membantu nenek
menenangkan diri dan tertawa kecil, "Lalu menurut Bibi Lian bagaimana
orang yang mencuri Giok Guanyin dan mahar Putri Kedua harus dihukum?"
Bibi Lian menghela
nafas dan berkata, "Selama Pangeran Sandera memberitahu keberadaan Giok
Guanyin, dia akan dihukum ringan dan akan dipukul tiga puluh kali untuk
menyudahi perkara ini."
'Tiga puluh kali,
betapa baiknya. Jika tubuh seseorang itu lemah maka dia akan kehilangan
setengah dari hidupnya!'
Ye Zhe Yun tersenyum
bahagia: "Saudari Ketiga, bibiku sudah sangat baik. Jangan bilang
kau tidak bisa menerimanya,"
Begitu kata-kata ini
keluar Tan Tai Jin menatap Su Su.
Su Su menopang
dagunya dan berkata, "Apa yang dikatakan Kakak Ketiga? Tentu saja aku bisa
menerimanya,"
Tan Tai Jin
mengerutkan bibirnya, matanya tiba-tiba tenggelam.
Bibi Lian berkata,
"Pangeran Sandera, sebaiknya kau cepat beritahu di mana keberadaan Giok
Guanyin!"
Tantai Jin berkata
dengan dingin, "Aku tidak tahu."
Ye Zhe Yun menggigit
anggur, mengipasi api dan berkata, "Jangan ragu mengatakannya atau kamu
akan dipaksa untuk jujur,"
Tan Tai Jin memandang
Ye Zhe Yun, pupil matanya yang gelap seperti pusaran air tanpa dasar. Ye Zhe
Yun jarang merasa takut namun dia langsung diam dan tidak berbicara lagi. Bibi
Lian melihat wajah murung Nyonya Tua dan berkata dengan cepat, "Kemarilah,
bawa Pangeran Sandera..."
"Tunggu!"
kata Su Su.
Bibi Lian berkata
dengan tidak senang, "Nona Ketiga, terakhir kali aku mempercayaimu, sudah
lama sekali kita menundanya. Kali ini kau tidak perlu melindungi Pangeran
Sandera." Dia merasa tidak senang. Dia sangat tidak puas di dalam hatinya.
Ye Xi Wu adalah kesayangan Nyonya Tua dan Nyonya Tua tentu saja tidak akan
menyalahkannya tetapi malah akan memarahi Bibi Lian.
"Tentu saja aku
tidak akan melindungi siapa pun," Su Su berkata sambil tersenyum,
"Bibi, apa yang kau katakan memang benar. Orang yang melakukan kesalahan
harus dihukum berat."
Su Su berkata dengan
sedih, "Tiga puluh pukulan. Aku berharap dia akan tahan."
Bibi Lian mencibir di
dalam hatinya. 'Orang seperti ini membawa nasib buruk mungkin lebih baik jika
Tan Tai Jin mati. Hanya Ye Xi Wu yang tidak tahu apakah dia tahan untuk membawa
orang seperti ini kembali.'
"Nona Ketiga
bercanda. Setiap keluarga mempunyai peraturan dan disiplin yang harus
diikuti,"
Su Su mengangguk,
"Karena Bibi Lian berpikir begitu maka seret Saudara Ketiga keluar!"
Semuanya orang yang
ada di sana terkejut ketika dia mengatakan ini.
Bibi Lian terkejut,
"Apa yang kamu katakan?" Ye Zhe Yun adalah putranya!
Su Su berkata,
"Kakak Ketiga yang mengambil semuanya. Dia mengambil semuanya untuk
melunasi hutang judi. Bibi Lian, semua dilakukan oleh Saudara Ketiga apakah
kamu akan menutupinya?"
Wajah Ye Zhe Yun
berubah drastis dan berdiri, "Ye Xi Wu, jangan bicara omong kosong! Benda
itu diambil oleh bajingan itu. Tidak ada hubungannya denganku!"
"Sederhana saja.
Aku juga takut salah menuduh Kakak Ketiga. Bagaimana kalau Saudara Ketika duduk
saja dan biarkan Nenek untuk mengirim seseorang ke Toko Judi Ruyi untuk bertanya.
Uang saku Saudara Ketiga hanya beberapa lusin tael perak sebulan. Sangat mudah
untuk mencari tahu yang sebenarnya,"
Nyonya Tua tampak
jelek, menggosok alisnya dan mengangkat tangannya, "Zhao Fu, kirim
seseorang untuk bertanya,"
Bibi Lian melihat wajah
Ye Zhe Yun pucat dan dia langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Semua
ketenangannya menghilang. Dia berlutut dengan terengah dan berjalan di depan
Nyonya Tua, "Nyonya Tua, Tuan Muda Ketiga masih muda, dia hanya bingung
untuk sementara waktu. Mohon lebih sabar kepadanya dan biarkan dia pergi.
"
Ye Zhe Yun juga
berlutut dengan bunyi gedebuk, "Nenek, aku dibawa oleh Li Shang Shu. Aku
tidak akan pernah berani lagi!"
Nyonya Tua menginjak
kruk, "Bibi Lian, kau mengajari puteramu dengan baik!"
Bibi Lian menangis
tersedu-sedu, "Tuan Muda Ketiga akan mendapatkan Giok Guanyin kembali dan
aku bersedia mengganti mahar Nona Kedua,"
Su Su berkedip dan
mengingatkan, "Setiap keluarga mempunyai peraturan dan disiplin yang harus
diikuti tetapi karena orang yang melakukan kesalahan adalah Saudara Ketiga jadi
dia akan diberi hukuman yang lebih ringan. Pukul dia tiga puluh kali dan
masalah ini selesai."
Wajah Bibi Lian
berubah menjadi hijau dan dia mulai bersujud, "Itu tidak boleh terjadi.
Tuan Muda Ketiga telah lemah sejak dia masih kecil dan itu akan
membunuhnya." Dia menyesalinya sekarang karena telah mengangkat soal tiga
puluh pukulan.
Kaki Ye Zhe Yun juga
mulai gemetar, "Nenek, nenek, aku tahu aku salah."
Su Su memelintir buah
anggur, "Bibi Lian, bukankah kamu mengatakan bahwa tiga puluh pukulan
tidak apa-apa? Bagaimana Tan Tai Jin bisa tahan sedangkan Saudara Ketiga tidak
tahan. Logika macam apa itu?"
Bibi Lian berkata
dengan air mata dan dengan tegas, "Nona Ketiga, Anda tidak memiliki
masalah dan dendam terhadap saya, mengapa Anda memperlakukan Tuan Muda Ketiga
seperti ini?"
"Tapi siapa yang
memprovokasi bahwa itu adalah Tantai Jin?" Su Su tidak mundur.
Nyonya Tua menatap
Bibi Lian dan berkata, "Cukup!"
"Bibi Lian
menghabiskan dua bulan di halamannya untuk introspeksi, Zhao Fu pergi untuk
menebus Giok Guanyin dan Ye Zhe Yun, anak yang tidak berbakti, pergi berlutut
di aula leluhur selama dua hari dan tidak ada yang diizinkan memberinya
makanan!"
Hukuman seperti itu
membuat Bibi Lian menghela nafas lega. Meskipun sulit untuk berlutut selama dua
hari dalam cuaca dingin seperti itu, anak itu akhirnya tidak mengalami
penderitaan lain. Nyonya Tua berkata bahwa Ye Zhe Yun adalah cucunya dan dia
hanya meminta Ye Zhe Yun untuk merenungkannya.
Su Su memandang
Nyonya Tua dengan kaget. Nyonya Tua tampak lelah dan meminta seseorang untuk
membantunya pergi.
Dia tidak percaya ini
hanya akan berakhir seperti ini? Jika itu adalah Tan Tai Jin maka hari ini dia
akan kehilangan setengah dari hidupnya. Tapi saat itu Ye Zhe Yun, dia hanya berlutut
selama dua hari.
Keyakinannya seperti
hampir terguncang. Ayahnya dengan jelas mengatakan bahwa meskipun ada
ketidakadilan di dunia, selama kita mau membela, akan selalu ada hasil yang
baik. Ketika Su Su tiba di dunia fana ini, orang-orang dilahirkan berbeda untuk
hidup. Itu saja sudah tidak adil sejak mereka dilahirkan. Dia menggenggam
tangannya dan menatap Tan Tai Jin. Dia tidak berharap melihat pemuda itu sangat
tenang, melengkungkan bibirnya sedikit mengejek. Tampaknya hasil ini sesuai
dengan yang sudah dibayangkannya dan sudah menjadi kebiasaan. Dia tahu bahwa
dia dilahirkan berbeda dari orang lain.
***
Di tengah malam, Ye
Zhe Yun tinggal sendirian di aula leluhur. Dia berbaring di sprei yang
diam-diam dibawakan Bibi Lian dan tidak bisa tertidur. 'Ini sangat dingin!
Bagaimana aku bisa tidur!'
Sebelum mengambil
Giok Guanyin, Ye Zhe Yun memikirkannya, dia akan melimpahkan semuanya
kepada Tan Tai Jin. Dia menyalahkan Ye Xi Wu karena ikut campur, jika tidak,
bagaimana dia bisa menderita seperti ini? Dia membenci dalam hatinya dan
kemudian berpikir dengan sinis : Tetapi pada akhirnya dia tidak bisa melakukan
apa-apa padaku!'
Tiba-tiba angin dan
salju berhenti. Angin bertiup sangat sunyi untuk sesaat. Ye Zhe Yun awalnya
tidak memperhatikan sampai seekor gagak hitam terbang dari ambang jendela.
Gagak itu menatapnya dengan mata merah. Ye Zhe Yun ketakutan dan melemparkan
sebuah apel untuk melemparnya, "Pergi!"
Gagak itu terbang
menjauh. 'Aneh, bagaimana bisa ada burung gagak dengan mata merah di musim dingin,
membuat orang merinding!'
Kemudian jendela
tiba-tiba terbuka. Sekelompok gagak bermata merah terbang masuk mematuk daging
dan darah Ye Zhe Yun seperti orang gila. Ye Zhe Yun berteriak dan merangkak
keluar pintu, "Tolong! Tolong! Ayah..."
Dia tersandung,
seluruh tubuhnya berlumuran darah dan berlari keluar dari aula leluhur dan
jatuh ke koridor. Sepasang sepatu bot pria muncul di hadapannya dan Ye Zhe Yun
berteriak ngeri, "Tolong, cepat singkirkan monster-monster ini ..."
"Ha, itu sangat
menyedihkan!" orang yang baru datang itu menghela nafas dan berkata dengan
lembut dan penuh kasih.
Ketika Tuan Muda
Ketiga pingsan dengan darah di sekujur tubuh dan hanya bibir pucat pemuda itu
yang nampak membelakangi cahaya dan bayangan. Ekor matanya memerah karena simpati
dan sudut matanya naik dan tidak bisa menahan tawa tak terkendali seolah
melihat pemandangan yang luar biasa menyenangkan.
Gagak bermata merah
masih berebut memakan Ye Zhe Yun. Tan Tai Jin menyadari ada yang tidak beres,
menoleh dan melihat seorang gadis berjubah merah muda. Gadis itu memegang
lampu, berdiri di tengah angin dan salju, mengerucutkan bibirnya dan
menatapnya. Tan Tai Jin menyingkirkan senyum di wajahnya, dan pupil hitam itu
menjadi dingin. Burung-burung gagak berhamburan dan melarikan diri.
***
BAB 14
"Apa yang sedang
kamu lakukan?" Su Su mendengar suaranya yang gemetar.
Pria muda di bawah
koridor melengkungkan bibirnya dengan dingin, "Bukankah melihat
semuanya?" Meskipun dia tersenyum hal itu tidak tersirat di suaranya.
Sebaliknya, dia menatap Su Su dengan mata dingin dan waspada. Dia malah
sepertinya sedang mempertimbangkan berapa banyak yang dilihat Su Su.
Su Su telah melihat
semuanya sehingga perasaannya menjadi takut dan rumit sekarang. Tangannya yang
membawa lentera sedikit gemetar. Ye Zhe Yun dihukum ringan di siang hari.
Meskipun Su Su terkejut pada saat itu, dia tidak mengatakan apa-apa.
Bagaimanapun Nyonya
Tua memilih untuk melindungi Ye Zhe Yun sama seperti dia melindungi pemilik
tubuh aslinya di masa lalu. Bagi Nyonya Tua mereka adalah cucunya dan Tan Tai
Jin hanyalah orang luar. Jadi meski pun terlihat memihak hal itu bisa dipahami.
Manusia bukan orang
suci. Su Su sejujurnya bertanya pada dirinya sendiri. Bahkan di dalam hatinya
sendiri, ayah dan saudara sektenya lebih penting dari pada yang lain. Dia tidak
menyalahkan Nyonya Tua tapi dia tidak akan membiarkan bajingan Ye Zhe Yun pergi
dengan mudah. Memikirkan ini dia seharusnya merasa senang telah melarikan diri
dari hukuman ketika Tan Tai Jin ditahan di Dongyuan begitu lama. Jadi Su Su
memutuskan untuk memberinya pelajaran.
Dia terbangun di
tengah malam dan berencana untuk pergi ke aula leluhur untuk menakut-nakuti Ye
Zhe Yun dan membiarkannya mengerti bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah
dan bahwa dia harus takut pada hantu yang mengetuk pintu di tengah malam. Dia
tidak berharap melihat pemandangan di depannya saat ini. Jika dia datang
terlambat Ye Zhe Yun akan dipatuk sampai hanya kerangka yang tersisa.
Gagak bermata merah
pergi terbang dan Su Su membeku. 'Apakah Iblis benar-benar terbangun saat ini?
Mungkinkah cermin itu menampilkan hal yang salah di masa lalu? Cermin itu
dengan jelas mengatakan dia hanya manusia biasa!' Jantungnya berdebar kencang
dan dia menarik napas dalam-dalam.
Butuh beberapa waktu
untuk Su Su menenangkan pikirannya yang kacau sebelum dia melihat pemandangan
saat ini dengan jelas. Ye Zhe Yun terbaring di tanah, tidak tahu dia masih
hidup atau sudah mati. Tan Tai Jin, yang berpakaian tipis, berdiri di malam
yang berangin dan dingin. Tampaknya dia tidak berencana untuk datang dan
membunuhnya. Hah?
Dia melihat lebih
dekat dan menemukan bahwa Tan Tai Jin cemberut dan wajahnya terlihat dalam
suasana hati yang buruk. Bibirnya pucat. Jika bukan karena fakta bahwa dia
hampir membunuh seseorang barusan akan terlihat bahwa dia tidak sengaja masuk
ke aula leluhur.Dia tidak memiliki pupil yang merah atau tanda iblis. Tidak
peduli bagaimana kau melihatnya, dia hanya manusia biasa.
Ketika dia memikirkan
gagak bermata merah barusan mereka semua adalah monster tingkat rendah yang
bahkan tidak bisa berubah bentuk. Su Su mengerti : Dia belum bangun, dia masih
fana. Dia menarik napas lega dan tubuhnya yang tegang menjadi rileks.
Su Su berjalan
mendekat. Tan Tai Jin menatap Su Su dari dekat dengan pupil hitam pekatnya. Dia
tidak menyesal datang untuk membunuh Ye Zhe Yun malam ini. Satu-satunya
penyesalan adalah dia tidak cukup berhati-hati dan membiarkan Su Su untuk
melihat dia bisa mengendalikan makhluk iblis itu. 'Dia telah melihat
segalanya!'
Dia diam-diam telah
menyelipkan belati dari lengan bajunya. Su Su bereaksi dengan cepat. Dia
mengangkat ujung kakinya dan belati itu jatuh dari tangan Tan Tai Jin dan
mendarat di salju.Pemuda itu menatap dirinya dengan murung.
'Ternyata bukan saja
dia belum terbangun tetapi dia juga sampah yang tidak punya keahilan bela
diri,' Su Su benar-benar lega dan berjalan untuk mengikat Tan Tai Jinke
belakang dengan tali jubahnya. Suaranya rendah penuh dengan kebencian dan berat
hati "Bunuh aku sekarang, atau aku akan membunuhmu di masa
depan!"
Su Su mendengus dan
menepuk wajahnya, "Jaga perilakumu,"
Dia memalingkan
kepalanya dan menatap Su Su dengan sepasang mata acuh tak acuh. Di salju yang
suram, pupil hitam pemuda itu terlihat sangat menakutkan. Tapi tidak peduli
bagaimana dia terlihat membayangkan dia roboh hanya dengan satu langkah membuat
Su Su ingin tertawa. Dia tidak menahan bisa menahannya dan tertawa
terbahak-bahak.
Tan Tai Jin
menatapnya dengan dingin. Dia masih tersenyum, "Maaf..."
Su Su telah
melihatnya menggunakan kekuatannya untuk membunuh orang hanya tanpa mengangkat
jarinya tetapi tatapan Tan Tai Jin yang diikat dengan tali jubah saat ini
seperti ingin mencabiknya menjadi beberapa bagian namun dia tidak punya
kemampuan untuk itu terlihat sangat menyenangkan.
Su Su mengabaikannya
dan pergi melihat luka Ye Zhe Yun. Dia mengangkat Ye Zhe Yun dan merasakan
nafasnya. Untungnya dia hanya pingsan. Tubuh Ye Zhe Yun berdarah parah. Memang
tampak menakutkan tetapi sebenarnya itu hanya luka yang dangkal dan beberapa
luka yang darahnya telah berhenti. Alasan sebenarnya mengapa dia pingsan adalah
karena dia ketakutan. Tan Tai Jin ingin menyiksanya perlahan sampai mati tapi
dia gagal.
Tidak peduli apakah
Ye Zhe Yun adalah bajingan tapi dia tidak pantas untuk mati. Su Su mengeluarkan
selimut dari aula leluhur dan melemparkannya ke Ye Zhe Yun. Dia akan kedinginan
sampai mati meski pun tidak dibunuh oleh Tan Tai Jin. Dia tidak lagi peduli
dengan Ye Zhe Yun. Dengan begini Ye Zhe Yun mengambil pelajaran. 'Jangan
menggertak orang lain, jika kamu menggertak seseorang yang lebih buruk dari
dirimu sendiri.'
Dia sibuk untuk
sementara waktu dan terengah-engah. Menengok ke belakang, dia melihat Tan Tai
Jin sudah duduk bersila di teras menatapnya dengan mengejek. Dia sama seperti
sebelumnya isyarat yang dingin dan kejam dari pemuda itu. Dia tiba-tiba
menyadari bahwa orang di depannya tidak lemah sama sekali dan dia senang
menggunakan metode yang kejam untuk membunuh. Dia sangat pendendam dan
kepribadiannya ekstrim.
Ye Zhe Yun
menjebaknya jadi dia menginginkan nyawa Ye Zhe Yun. Melihat bahwa dia tidak
lemah dan memiliki kemampuan beradaptasi yang baik Su Su bertanya kepadanya,
"Apakah kau mau berjalan sendiri atau haruskah aku menyeretmu?"
Suaranya dingin dan
serak, "Kamu tidak akan memanggil orang?"
"Siapa yang aku
panggil? Oh, kamu takut aku akan memberi tahu ayah, hah?" Su Su berjongkok
di depannya dan langsung mengerti kekhawatiran Tan Tai Jin.
Insiden di istana
Raja Xuan dua hari lalu telah membuat seluruh wilayah Xia Besar gawat darurat.
Kaisar mulai memanggil pembunuh iblis dunia dan penganut Tao untuk berburu
Lebah Merah Tua yang melarikan diri dan monster lain yang bersembunyi di Xia
Besar. Jika Tan Tai Jin diketahui bisa mengendalikan iblis seperti saat ini dia
pasti tidak akan lolos dari kematian. Tan Tai Jin tetap diam menatap Su Su
dengan dingin.
Matanya seperti ular
berbisa yang menyemburkan huruf dan dia tidak memiliki niat baik. Su Su tidak
ragu dia pasti sedang memikirkan cara untuk bunuh diri secara diam-diam sebelum
ketahuan. Sangat disayangkan bahwa semua konspirasi dan trik di dunia tidak
efektif dalam menghadapi kekuatan absolut. Sama seperti lima ratus tahun
kemudian, dunia kultivasi tidak dapat membunuh Raja Iblis apa pun yang mereka
lakukan. Tan Tai Jin yang belum terbangun saat ini pun tidak bisa melakukan apa
pun pada Su Su.
Su Su pastinya tidak
akan memberi tahu masalah Tan Tai Jin kepada siapa pun. Dia juga harus
melindunginya untuk saat ini tetapi dia tidak bisa memberi tahu alasannya. Dia
menggelengkan kepalanya tanpa sadar dan berkata, "Tentu saja aku tidak
akan mengatakannya. Aku juga masih punya simpul ulat sutra musim semi. Jadi aku
tidak akan membiarkanmu mati."
Bibir tipisnya
bergerak dan berkata dengan dingin, "Tidak tahu malu!"
Su Su juga juga
menyadari obat apa yang perlu dia lakukan. Wajahnya sedikit memerah. Lagi pula
sebagai seorang gadis di dunia kultivasi agak memalukan untuk membicarakan hal
ini. Tapi singkatnya dia tidak akan melakukan hubungan intim dengan iblis.
Tidak peduli apa pun yang terjadi. Dia menatapnya dengan sedikit kesal dan
berkata, "Apakah kamu ingin pergi?Jika tidak, kau tetap di sini!"
Jika dia tinggal di
aula leluhur bersama Ye Zhe Yun, dia bisa mati di sini saat fajar meski pun Su
Su tidak mengkhianatinya. Tan Tai Jin melirik wajahnya yang memerah, membuang
muka, dan berdiri. Melihat bayangan pemuda itu berjalan di depan, Su Su
menghela napas lega. Untungnya, tidak peduli apa yang telah terjadi, iblis muda
itu masih ingin hidup.
***
Ye Zhe Yun ditemukan
di luar aula leluhur dengan darah di tubuhnya pagi-pagi sekali. Chun Tao
berkata, "Nona, sudah menyebar ke mana-mana. Tuan Muda Ketiga berkata
bahwa dia melihat iblis. Bibi Lian hampir menangis dan pingsan. Dia berkata
bahwa dia akan menunggu jenderal kembali ke rumah dan mengundang pendeta Tao datang
dan melihat."
Benar saja ketika Ye
Xiao kembali di sore hari dia juga mendengar tentang hal aneh ini.Dibandingkan
dengan Tuan Muda Sulung, yang berbakat dan cerdas, Ye Xiao terlalu menyukai Ye
Zhe Yun. Tetapi penampakan iblis di kediamannya tidak diragukan lagi
menggerakkan saraf sensitif Ye Xiao. Ye Xiao bertanya pada Ye Zhe Yun,
"Apakah kamu benar-benar melihatnya?"
Ye Zhe Yun demam dan
hampir mati, "Ayah, aku bersumpah, aku tidak berbohong. Burung gagak itu
memiliki mata merah darah dan mereka bersinar! Lihat aku, aku penuh
luka..."
Ye Xiao mengerutkan
kening dan berkata, "Diam dan biarkan seseorang pergi mencari pendeta Tao
atau pembunuh iblis. Jangan biarkan orang banyak tahu,"
Di luar sedang tidak
tenang. Jika keributan terlalu besar, itu tidak baik untuk Ye Xiao. Seluruh
tubuh Ye Zhe Yun kesakitan dan kemudian dia bicara ketakutan, "Aku, aku
juga melihat seseorang mengendalikan makhluk iblis,"
Ekspresi Ye Xiao
berubah menjadi lebih serius. Seseorang yang bisa mengendalikan makhluk iblis
tentunya lebih sulit dihadapi dari pada iblis itu sendiri. Setelah Su Su
mendengar ini hatinya seperti jatuh. 'Ye Zhe Yun tidak benar-benar melihatnya
kan?' Dia melirik Tan Tai Jin dengan tenang namun pemuda itu telihat tenang dan
tidak tergoyahkan.
"Dia...mengerikan...seperti
sekelompok bayangan gelap, lebih tinggi dari tiang di aula. Suara seram dan dia
membuka mulutnya yang seperti hewan bias!" Ye Zhe Yun berkata dengan suara
gemetar. Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya dengan sinis.
Su Su,
"...". Seperti Ye Zhe Yun yang biasanya. Dia sangat bagus dalam
mengarang cerita. Tidak merasa malu membicarakan hal itu dalam situasi
ini.
Tidak lama kemudian
pendeta Tao dengan janggut dan rambut putih datang ke kediaman. Pendeta Tao itu
tampak seperti peri dan dia pertama kali bertemu dengan jenderal dan Nyonya Tua
dan kemudian bertanya, "Di mana Tuan Muda melihat monster itu?"
"Di aula
leluhur!" kata Nyonya Tua. Taois mengangguk, "Pendeta Tao ini akan
pergi melihat,"
Su Su berada dalam
tubuh fana dia tidak bisa melihat kemampuan pendeta Tao. Dia sebenarnya sedikit
penasaran dengan bagaimana pendeta Tao fana menangkap iblis. Ci Hong
datang ke aula leluhur dan semua Keluarga Ye dengan gugup mengikuti. Semua
orang takut bahwa iblis di kediaman itu benar-benar bisa mebahayakan hidup
mereka. Ye Zhe Yun berkata berlebihan sehingga orang-orang menjadi panik
sekarang.
Ci Hong mengeluarkan
kompas, mengitari aula leluhur dua kali, dan berkata dengan nada berat,
"Memang ada monster di rumahmu."
Su Su ragu dalam
hatinya, apakah Taois tua itu benar-benar menangkap setan?
Ci Hong berkata,
"Berikan darah anjing hitam, cinnabar, dan pakaian yang berlumuran darah
tuan muda ketiga kepada Pendeta Tao ini."
Seseorang buru-buru
mengurusnya dan tidak butuh waktu lama sebelum pendeta Tao mulai upcaranya. Tan
Tai Jin bersandar dahan pohon dan menatap Ci Hong dengan dingin.
Di tengah musim
dingin pakaian yang sebelumnya dikenakan Ye Zhe Yun tiba-tiba terbakar. Abu
terbang ke langit.
"Sepertinya
iblis ini memiliki keahlian dan bersembunyi di kediaman," Ci Hong berkata,
"Sekarang Pendeta Tao ini ingin menemukan orang ini. Semuanya silakan
maju."
Pertama-tama, Nyonya
Tua. Simbol rumit digambar di telapak tangannya. Para pendeta menggelengkan
kepalanya. Berikutnya adalah Ye Xiao dan beberapa putranya, lalu giliran Ye Lan
Yin dan Su Su.
Wanita kedua Ye Lan
Yin menelan ludah dengan gugup. Su Su mengulurkan tangannya, Pendeta Tao tua
menggambar simbol di telapak tangannya dan menggelengkan kepalanya. Sejujurnya,
Su Su belum pernah melihat upacara khusyuk seperti itu. Cara kultivasi itu
rumit tapi juga sederhana.
Giliran Tan Tai Jin,
Su Su menoleh. Tan Tai Jin mengulurkan tangannya, suaranya jernih dan halus,
"Silakan lihat baik-baik, Pendeta Tao." Ci Hong menggambar simbol
jimat yang sesuai.
Tan Tai Jin memiringkan
kepalanya, dan tersenyum polos, "Apakah Pendeta Tao melihat sesuatu?"
Ci Hong masih
terlihat serius dan menggelengkan kepalanya. Tan Tai Jin menarik tangannya,
matanya penuh sarkasme. Semakin lama Ci Hong memeriksa, semakin banyak keringat
dingin di dahinya.
Di malam hari Xi Xi
tiba-tiba datang untuk melapor dan berkata, "Pendeta Tao menemukan makhluk
ibli!"
"Di mana?"
Chun Tao bertanya dengan cepat.
"Di belakang
gunung. Katanya macam tutul yang diburu jenderal sebelumnya adalah iblis!"
Chun Tao menghela
nafas lega dan tersenyum, "Untung saja ditemukan,"
Su Su berbaring di
meja tidak bisa berkata-kata. Dia menggertakkan giginya dengan ringan. Dia
mengira Pendeta Tao itu adalah kawan dan berencana ingin meminta Ci Hong untuk
membantu mengirim surat kepada Kura-Kura. Tetapi dia tidak menyangka bahwa Ci
Hong adalah Pendeta palsu. Iblis yang sebenarnya sekarang bersandar di depan
jendela, melihat bunga prem mekar penuh di luar jendela. Penampilannya di bawah
cahaya terlihat elegan bibir merahnya terlihat bagus dan tipis.
Su Su berpikir, 'Aku
harus mengikatnya malam ini!' Sudah seperti ini selama dua hari. Kadang-kadang
dia terbangun di tengah malam, merasa dingin di bagian belakang kepalanya dan
ketika dia membuka matanya, dia melihat sepasang pupil dengan kabut darah,
menatapnya dengan dingin.
Apa itu yang disebut
terlahir sebagai tulang jahat? Dibutuhkan puluhan ribu tahun hal seperti itu
untuk dilahirkan. Itu berarti apa pun yang terjadi dia pasti akan menempuh
jalan yang penuh darah. Pembunuhan dan penyiksaan adalah hal-hal yang terukir
di tulangnya. Apalagi dia tidak bisa dipengaruhi oleh hal baik, hanya bisa
dihilangkan, tidak ada yang bisa mengubahnya.
Dalam dua hari, ada
kecelakaan di Istana Kerajaan Xuan. Semua orang di Xia Besar panik.Katanya bahwa
Selir Pangeran Keenam yang cantik luar biasa telah koma selama dua hari yang
lalu dan tidak bisa bangun apa pun yang terjadi. Su Su memikirkan saudaranya
yang lembut dan cantik sakit dan dia sedikit mengkhawatirkannya. Di
tengah malam, Su Su terganggu dalam mimpinya dan tiba-tiba terbangun. Dia
tiba-tiba melihat ke bawah tempat tidur, dan benar saja, pemuda itu tidak
terlihat di mana pun dan hanya ada seutas tali di tanah.
***
BAB 15
Di kediaman Raja
Xuan, Xiao Lin memeluk seorang wanita dengan gaun dan rok sutera ungu. Dia
bertanya kepada orang di sisi tempat tidur, "Bagaimana kabar
Chang'er?"
Pria berpakaian putih
itu menutup kipas lipatnya dan berkata sambil tersenyum, "Keadaannya
buruk. Kakak kau sangat tidak beruntung sejak menjadi Raja Xuan dan pindah ke
rumahmu sendiri. Pertama Lebah Api Merah mengepung kediamanmu dan kemudian
selirmu dihantui oleh mimpi buruk. Tahun ini tidak baik untukmu,"
Xiao Lin tidak marah
malah dia berkata dengan nada yang hangat, "Yu Qing, aku berbicara
dengan serius. Bagaimana aku bisa mengeluarkan Chang'er dari mimpi buruk?"
Yu Qing menghela
nafas, "Saudaraku kamu terlalu melebih-lebihkanku. Kamu harus tahu bahwa
saat itu di Gunung Buzhao kamu belajar Dao pedang dan aku belajar cara mengusir
iblis. Dao pedangmu diwarisi inti dari orang tua itu tapi tidak menguasai cara
mengusir setan dengan baik. Kali ini aku bergegas mempertaruhkan nyawaku dari
istana Raja Zhao untuk membantumu,"
Raja Zhao tidak akan
membayangkan bahwa orang yang disambut dengan hormat seperti tamu penting di
kediamannya adalah junior Raja Xuan.
Xiao Lin menghela
nafas dna berkata, "Aku akan memberikan Giok Guru yang aku simpan ini
untukmu,"
Yu Qing berkata
dengan tergesa-gesa, "Benarkah?"
Xiao Lin tidak
menyia-nyiakan waktu dan melepaskan sepotong batu giok yang tampak biasa dari
pinggangnya dan melemparkannya ke Yu Qing. Yu Qing menangkapnya dengan
tergesa-gesa dan tersenyum lebar, "Oh, telah terjadi sesuatu dengan
selirmu. Jadi Yu Qing wajib membantu,"
Setelah bicara Yu
Qing menyimpan giok itu dan berhenti bercanda, "Iblis Mimpi Buruk itu
berbeda dari iblis biasa. Dan sampai sekarang, aku bahkan belum bisa menemukan
di mana dia bersembunyi. Dengan level Daoku, aku tidak bisa menaklukkan makhluk
jahat ini, tapi bukan tidak mungkin untuk membangunkan selir ,"
"Alasan mengapa
selir tidak bisa bangun adalah karena dia tersesat dalam mimpi. Selama kau bisa
membangunkannya dalam batas waktu, itu akan baik-baik saja. Namun setelah kau
memasuki alam mimpi buruk, kau harus terlebih dahulu melihat melalui alam
mimpimu sendiri sebelum menyelamatkan orang yang ada di dalamnya. Jika kau
tidak dapat membangunkannya, mereka yang ada di mimpi itu juga akan mati di
dalam mimpi. Jadi, saudara, apakah kauu ingin mencobanya?"
Xiao Lin mengangguk
tanpa ragu, "Baiklah."
Yu Qing melihat ke
arah Xiao Lin dengan hati-hati, "Kamu benar-benar menyukai selir ini? Kamu
memberiku harta yang sangat berharga dari orang tua itu dan kamu bersedia
mengambil risiko menyelamatkannya? Atau apakah sifat keadilan dan rasa tanggung
jawabmu telah menghantui jadi tidka peduli siap adia kau akan
menyelamatkannya?"
Xiao Lin memikirkan
kata-kata Yu Qing dengan serius dan berkata, "Bukankah ada batas waktu?
Jangan bicara omong kosong,"
Yu Qing tertawa
terbahak-bahak, "Ternyata kamu juga akan marah. Selir ini juga tidak
buruk. . Tidak heran Senior yang lembut batu giok tergerak oleh belas kasih.
Bukankah katanya kamu kamu benar-benar membenci Nona Ketiga dari keluarga Ye?
Aku pikir gadis pasti sangat menarik. Kau tidak melihat saat ketika dia berani
mengalahkan Raja Zhao terakhir kali?"
Sedikit bercanda,
setelah Yu Qing mendapatkan harta karun itu dia segera memulai formasi.
"Ada garis merah
di sekitar leher selir. Ketika garis merah mencapai belakang telinga, tidak ada
yang bisa menyelamatkan lagi. Jadi kamu harus membangunkannya sebelum garis
merah menyebar."
Yu Qing berkata
dengan suara yang dalam, "Ingat baik-baik, dalam mimpi buruk dari Mimpi
Buruk Iblis, semua yang ada di dunia itu dibuat dari apa yang paling ditakuti
dan diinginkan. Apa pun yang terjadi, kamu harus tetap berpegang pada jalan
yang benar dan keluar dari mimpimu sendiri. Baru setelah itu kau bisa memasuki
mimpi selirmu dan membawanya kembali."
Xiao Lin memegang
pedang dan mengangguk dengan sungguh-sungguh, "Aku mengerti."
Yu Qing dengan cepat
membentuk segel dengan tangannya. Dia menutup matanya dan bermeditasi dan
keringat mengalir dari dahinya. Kipas lipat menggantung di udara dan terbuka:
"Masuk!"
***
Sementara kira-kira
10 mil jaraknya dari kediaman Raja Xuan, seorang pemuda berpakaian hitam sedang
berjalan di hutan. Hutan dikelilingi oleh kabut gelap dan langkah pemuda itu
berderit di atas salju. Dia mengulurkan tangannya, ujung jari pucatnya, sudah
tertutup kabut hitam. Dia memegang kabut hitam yang berjuang di telapak tangannya.
Tan Tai Jin menjilat
bibirnya, rasa lapar muncul dari perutnya. Kabut hitam seakan menyadari sesuatu
bergegas hilang dari ujung jarinya. Jauh di dalam hutan sepasang mata yang
lebih besar dari lentera muncul dan suaranya bergema di udara.
"Memalukan!"
seorang manusia biasa bahkan mencoba melahap energi Qi nya. Tan Tai Jin merasa
menyesal melihat energi Qi nya yang menghilang. Dia mlihat mata yang menakutkan
di langit dan berkata dengan serius, "Biarkan dia pergi."
Setan malam berkata
dengan tenang, "Apakah kau sedang membuat perjanjian denganku? Apa yang
akan kau tukar untuknya?" Ia memiliki suara yang dalam bahkan orang tulis
bisa mendengarnya. Mata merah gelap itu menatap pemuda kurus di depannya.
Pemuda di depannya memiliki aroma yang didambakan di dalam tubuhnya. Iblis
Mimpi Buruk telah lolos dari Gurun Tandus dan sudah lapar. Jika bukan
karena fakta bahwa dia hanya bisa membunuh dalam mimpi, dia akan bergegas dan
menelan Tan Tai Jin.
Tan Tai Jin
memiringkan lehernya "Syarat? Kau pikir aku akan mendiskusikan syarat
denganmu?" Dia mulai mentutupi setengah wajahnya dan tertawa seakan dia
baru saja mendengar sebuah lelucon.
"Berikan jiwamu
dan aku akan membiarkan wanita itu pergi," Iblis Mimpi Buruk itu
meneteskan air liurnya.
Bibir Tan Tai Jin tertarik
ke atas dan dia berkata, "Baik. Datang dan ambillah,"
Kabut hitam Iblis
Mimpi Buruk mulai menyelimutinya dengan cepat.
Susu yang buru-buru
tidak sengaja melihat kejadian ini. Dia merasa kepalanya hampir saja meledak
dan dia menerjang ke depan dan menariknya, "Tan Tai Jin,"
Tan Tai Jin yang
berdiri dengan kabut hitam menoleh. Dengan kesal dia berkata,
"Lepaskan."
Su Su meraihnya,
"Apakah kamu gila? Bagaimana kamu akan keluar jika kamu memasuki mimpi
buruk iblis ini?"
Ada catatan dalam
buku Cangshuge di perpustakaan bahwa Iblis Mimpi Buruk lahir dari keinginan dan
obsesi. Hanya orang dengan hati yang murni dan hati yang teguh yang tidak dapat
tergoda oleh mimpi buruk. Tan Tai Jin adalah iblis bagaimana mungkin iblis
tidak memiliki keinginan? Tingkah laku Tan Tai Jin, bisa dikatakan dengan baik
adalah membungkuk untuk kecantikan, jika dikatakan dengan kasar adalah untuk
cari mati.
Alasan utamanya tidak
apa jika dia meninggal tetapi jika mungkin dia tidak akan membiarkannya
bangkit. Iblis Mimpi Buruk jelas tidak akan bisa menelan tulang jahat. Jika
tubuh Tan Tai Jin benar-benar terkubur dalam alam mimpi itu juga menunjukan
akhir dari kehidupan di Tiga Alam
Tan Tai Jin memandang
memegang tangan pucat dan kurus yang memegangnya. Su Su menghindari kabut ketika
menyeretnya keluar. Wajahnya memerah. Melihat ada hal aneh di mata Tantai Jin,
dia tidak bisa menahan diri untuk memarahinya, "Apakah kamu begitu rendah
diri? Tidak peduli seberapa cantik Ye Bing Shang, dia adalah istri orang lain.
Kamu gila!"
Tan Tai Jin berkata
dengan dingin, "Dia milikku."
"Persetan
denganmu!" Su Su tidak berharap bisa menikamnya sampai mati dengan satu
pedang dan meninggalkannya.
Tan Tai Jin menatap
Su Su. Dia masih tidak ingin melepaskannya. Dari awal dia memang tidak mau
melepaskannya. Kabut hitam menyeka kulit halus gadis itu dan wajahnya menjadi
semakin pucat. Dia melihat tangan yang memegangnya erat-erat dan terasa sangat
mengganggu. Melihat bahwa Iblis Mimpi Buruk akan menelan calon tuannya di masa
depan, Su Su menjadi marah. 'Sungguh bodoh!'
'Dengar aku roh
surga. Aku memanggil petir ungu. Serang!' sebuah jimat dengan cepat ditarik
keluar dari lengan bajunya. Petir ungu dan kilat sebesar lengan muncul dari
jimat kuning, mengarah ke Iblis Mimpi Buruk. Iblis Mimpi Buruk sangat terganggu
karena dia tidak bisa menelan Tan Tai Jin dan sebagai tambahan gadis fana ini
mengganggu urusannya. Petir dan kilat ungu hilang dan membangkitkan amarah
Iblis Mimpi Buruk. Seketika kabut muncul lagidan dia berkata, "Semua masuk
ke dalam mimpi kalau begitu,"
Pupil Tan Tai Jin
memandang Su Su, tangan kecil putih giok itu masih memegang jarinya. Matanya
yang besar berwarna hitam dan putih mulai hilang, bibirnya hampir mengeluarkan
darah karena dia menggigit terlalu kuat dan dia menatapnya seolah dia akan
marah besar padanya. Dia bahkan begitu semangat ingin memarahi orang.
Tan Tai Jin tiba-tiba
menjadi sangat kesal. Sebelum udara hitam mengikis Su Su, dia berkata dengan
dingin, "Keluar."
Dia mencoba
mematahkan jari Susu. Su Su didorong keluar dari kabut hitam dan jatuh ke
tanah. Jari-jarinya sangat sakit setelah dipatahkan oleh Tan Tai Jin. Tan Tai
Jin benar-benar tidak peduli jika jarinya akan patah. Mata Iblis Mimpi Buruk
tiba-tiba mendekat padanya. "Waktu yang sangat sempurna. Jangan ada
seorang pun yang tertinggal!" Iblis itu mengendus leher Su Su dan menghela
nafas dengan rakus. Udara hitam yang luar biasa mengelilingi Su Su dalam
sekejap mata.
Ketika Su Su bangun,
seorang pria berpakaian hijau menatapnya dengan wajah berat. Dia terkejut dan
berkata, "Ayah?"
Seorang abadi dengan
gaun hijau mengangguk dan berkata, "Su Su, Tan Tai Jin meninggal dalam
mimpi buruk. Misimu gagal. Gelang Giok telah mengirimu kembali ke lima ratus
tahun yang akan datang Raja Iblis telah bangkit."
"Bagaimana
bisa..." gumam Su Su.
Ayahnya menghela
nafas, "Mungkin itutakdir langit." Ada jejak kesedihan di matanya
sambil mengangkat Su Su.
"Anak buah Raja
Iblis telah mengepung Sekte Hengyang. Su Su, pergi dengan Fuya."
"Ayah, bagaimana
denganmu?"
Xian Zun menyentuh
rambutnya dan berkata, "Hidup ayah adalah dengan Hengyang."
Begitu dia berkata
demikian, seorang murid yang berlumuran darah masuk dan menangis dengan sedih,
"Tuan, Saudara Fuya...dia...dia...,"
Su Su mengangkat
matanya dan melihat di luar sekte ada seorang pemuda berjubah putih dan pedang
abadinya jatuh menembus tanah. Matanya tertutup dan dia duduk di depan sekte
dalam posisi bertahan. Tubuhnya mulai menghilang sedikit demi sedikit. Su Su
tersandung dan berlari ke arahnya, "Fu Ya!"
Tubuh Fu Ya yang
menghilang bergabung ke dalam Formasi Penjaga Gunung, memperkuat penghalang
Sekte Hengyang.
Dia menangis tanpa
sadar. Teman sekte yang di sebelahnya berkata, "Ini semua kesalahan Junior
Li. Satu-satunya kesempatan telah diberikan padanya tetapi dia membuat
keadaannya seperti ini. Junior Fuya juga harus mengorbankan dirinya untuk
membereskannya,"
"Seharusnya dia
yang mati."
"Ya, itu
seharusnya dia! Seharusnya bukan Junior Fu Ya!"
Su Su bahkan tidak
bisa memeluk tubuh yang menghilang itu. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, jiwa
pemuda yang belum sepenuhnya hilang itu tampak membuka matanya dan tersenyum
pucat padanya, "Saudaraku, senang bisa melihatmu ..."
Tidak, seharusnya
tidak seperti ini. Saudara seperguruannya memang benar. Dialah yang
menggagalkan kesempatan terakhir. Dia yang seharusnya mati dan bukan Fu Ya.
Tiga Alam hancur, Fu Ya mati, dan ayah akan mati demi Sekte Hengyang. Su Su
mengambil pedang Fu Ya. Roh pedang itu seperti pelangi memantulkan wajah gadis
yang seperti bunga dan batu giok. Wajahnya berlinang air mata dan alisnya
terang. Seseorang berbisik di telinganya, 'Ya seharusnya kau juga mengorbankan
diri seperti Fu Ya,'
Setidaknya Sekte
Hengyang bisa bertahan lebih lama. Dia mengangkat pedang sedingin es itu ke
udara dan menikam ke arahanya. Pedang itu menghindari tubuh Su Su dan menembus
kabut hitam di belakangnya. Su Su berteriak, "Bodoh jika aku
mempercayaimu!"
Kabut hitam
berteriak, "Tidak mungki. Itu tidak mungkin!"
Kabut hitam ditembus
oleh pedang dan menghilang tanpa jejak. Su Su menyeka air mata dari wajahnya.
Burung roh merah yang sangat indah dan menyala dengan bangga memanggil inti
spiritualnya. Ilusi itu langsung hancur. Su Su menarik napas lega. Dao Besar
itu murni tanpa keinginan dan hati yang murni tidak takut apa-apa. Namun di
mana dia mencari Tan Tai Jin dan Ye Bing Chang sekarang?
Ketika memikirkan hal
tersebut seseorang tiba-tiba mendorong tubuhnya,"Tabib Yao, Mengapa kamu
masih ada di sini? Permaisuri akan melahirkan. Di mana gunting dan air panas
yang bidan minta untuk kamu siapkan?" Seorang pelayan yang agak kemerah
menatap Su Su dengan galak.
Su Su melihat
tangannya. BUkan lagi tangan gadis muda namun sebaliknya sepasang tangan yang
keriput dan menguning. Dia ternyata seorang wanita paruh baya dan seorang
tabib! Melihat ekspresi wajah pelayan itu semakin buruk, Su Su tanpa sadar
berkata, "Tunggu sebentar, aku akan segera mengirimkannya."
Pelayan itu berkata,
"Jangan melamun seperti ini lagi, jika sesuatu terjadi pada Permaisuri Rou
atau Yang Mulia, Kaisar tidak akan membiarkanmu pergi!"
Su Su berkata,
"Ya, ya!"
Tidak tahu dari mana
sepanci air panas dan gunting muncul di tangan kiri Su Su. Meskipun dia bingung
di dalam hatinya, dia mengambil barang-barang dengan rapi dan mengikuti pelayan
itu. Pelayan itu mengatupkan kedua telapak tangannya dan berkata, "Tuhan
memberkati, permaisuri harus melahirkan seorang pangeran kecil!"
Deru guntur di langit
membuat langit mengaum. Su Su mendongak dan melihat awan hitam berkumpul di
cakrawala seperti gugusan roh iblis yang tidak bisa berpencar mengitari segala
sesuatu dengan tanda-tanda buruk. Burung layang-layang di bawah atap sangat
terkejut sehingga mereka terbang. Di atas istana, warna kubah hampir sewarna
tinta. Seorang pria berjubah kuning cerah menunggu di luar dengan cemas. Hati
Su Su melompat sambil memegang basko air panas. 'Apa yang sedang terjadi?'
***
BAB 16
Su Su hanya bisa
melangkah selangkah demi selangkah. Su Su memasuki ruangan dan melihat beberapa
bidan mengelilingi seorang wanita yang tidak mengenakan pakaian. Wanita itu
cantik, dahinya basah oleh keringat dan terlihat sangat kesakitan.
"Yang Mulia!
Tunggu!"para bidan juga berkeringat banyak sekali. Susu tidak tahu kapan
air panas diambil dari tangannya. Dia keluar dari kerumunan dan hanya
bisa melihat keadaan yang terjadi.
"Apa yang harus
kita lakukan serang?" seorang bidan berkata dengan cemas, "Yang Mulia
mulai kontraksi sejak pagi. Sekarang sudah malam dan masih belum melahirkan
juga,"
Permaisure Roufei
berada di tempat tidur dan telah kehilangan tenaga dan sedang meminum ginseng.
Dia bertahan untuk sementara waktu dan menggunakan tenaganya sebelum akhirnya
pingsan. Darah mengalir di kakinya. Meski pun Su Su belum pernah melihat orang
melahirkan dia bisa menebak apa artinya pingsan dalam situasi seperti
ini. Seperti yang diperkirakan para bidan menjadi pucat.
Seseorang dengan
cepat membuat keputusan, "Pergi dan beri tahu Kaisar tentang keadaan saat
ini ... Sekarang apakah Kaisar akan menyelamatkan Yang Mulia atau pangeran
kecil ..."
Tidak berapa lama
suara marah Kaisar datang dari luar, "Bajingan, sampah yang tidak berguna.
Kalian sebaiknya memastikan Permaisuri baik-baik saja atau kalian semua akan
dikubur bersama-sama dengan dia!"
Su Su melihat perut
Permaisuri yang masih buncit. Dia tahu bayi ini tidak bisa diselamatkan lagi.
Namun di luar dugaan tepat ketika para tabib dan bidan akan melakukan sesuatu,
Permaisuri Rou bangun. Matanya kabur dan mulutnya bergumam, "Putraku,
Putraku ..." Air mata jatuh dari wajah Permaisuri Rou Fei, "Aku
mohon, tolong selamatkan anakku!"
Semua orang tampak
berduka cita dan Su Su merasa sedih. Kaisar telah memberi perintah dan tentu
saja dia akan memilih menyelamatkan Permaisuri Rou. Tiba-tiba bidan terkejut:
"Yang Mulia, dorong! Saya melihat kepala anak itu!"Bibir Permaisuri
Rou Fei bergetar dan dia menggertakkan giginya.
Bidan berkata dengan
gembira, "Anak itu kelu....."
Sesaat kemudian bidan
tiba-tiba berteriak. Su Su memiliki firasat buruk di hatinya. Suara keras
seperti itu membuat Kaisar yang menunggu di luar mendobrak pintu dan masuk. Kaisar
melihat ke kasur yang berlumuran darah dan melihat seorang bayi laki-laki
terbaring di genangan darah. Dia membuka matanya dan melihat bayi itu menarik
keluar usus Permaisuri Rou di tangannya. Bayi laki-laki itu tampaknya ingin
tahu benda hangat dan lembut apa yang ada di tangannya. Dia membuka mulut dan
menggigitnya. Bayi laki-laki itu menunjukkan gigi putihnya yang menyeramkan.
Permaisuri Rou masih di tempa tidur dengan mata terbuka, sudah mati.
Bidan dan tabib itu
berlutut di tanah dengan gemetar, "Kaisar... Kaisar... ini..."
Monster kecil ini
lahir tanpa menangis meski pun baru saj dilahirkan dan dia sudah memiliki gigi.
Jari tangannya malah masih tertusuk di perut Permaisuri Rou.
Susu akhirnya
menyadari siapa bayi kecil itu : Dia adalah Tan Tai Jin! Dia tidak berharap
akan melihat kejadian ini. Dia masuk ke mimpi Tan Tai Jin dan melihat peristiwa
kelahirannya. Monster kecil itu merasakan bahwa dia akan ditelantarkan jadi dia
membunuh ibunya tanpa keraguan karena dia ingin dilahirkan.
Kaisar melihat tubuh
Rou Fei, mengambil bayi laki-laki dan melemparkannya ke dinding. "Matilah,
matilah kau monster!"
Bayi laki-laki yang
terlempar di tanah itu tetap bernapas meski sudah dilempar dengan begitu keras.
Keluar banyak darah dari mulutnya. Dia terkekeh, mulai membuat gelembung darah
dengan mulutnya dan menyeringai bahagia. Penampilan iblis jahatnya yang tidak
bersalah membuat para bidan menjerit pingsan. Mulut Tai Jin berlumuran darah
dan pupil matanya yang gelap memandang Su Su. Ketika Su Su dan bayi laki-laki
itu saling memandang, ruang itu berputar.
Ketika dia bis
aberdiri tegak lagi, seseorang berbisik di telinganya, "Pasti sulit
untukmu untuk mengubur mayat bayi iblis ini. Dia telah diletakan di istana
dingin berhari-hari mayatnya pasti bau," Pelayan istana pergi
setelah mengatakannya dan Su Su berdiri di luar gerbang istana sendirian.
Dia ragu-ragu sejenak
sebelum akhirnya membuka pintu. Dia melihat seorang bayi compang-camping
berlumuran darah di samping rumput layu. Ternyata setelah kematian Permaisuri
Rou, Tan Tai Jin ditelatarkan ke sini. Kelihatannya sudah beberapa hari.
Su Su berjalan
mendekat. Dia tahu bahwa ini jelas merupakan kesempatan terbaik untuk memahami
masa lalu Raja Iblis. Dalam bedongnya dia tampak sangat malang. Bedongnya
ditutupi lumpur dan potongan rumput. Lengannya yang terbuka penuh dengan bekas
gigitan nyamuk. Ada juga lebam dan luka bekas terjatuh. Wajahnya sangat kotor
sehingga kita tidak bisa melihat dengan jelas. Tidak ada yang mengganti
popoknya dan ada bau busuk dari bedongnya. Tan Tai Jin memegang erat tikus
abu-abu mati dan matanya tertutup rapat.
Darah tikus
setengahnya ada di mulutnya. Su Su akhirnya tahu bagaimana dia bertahan hidup
tanpa minum seteguk ASI. Tikus ingin memakannya tetapi malanh ditangkap sebagai
mangsanya. Tubuh kecilnya gemetar. Dia memegang tikus mati seolah-olah dia
memegang satu-satunya harapan di dunia ini. Tikus itu sudah berbau dan Tan Tai
Jin masih enggan membuangnya. Bayi laki-laki itu sepertinya mengerti bahwa
tidak ada yang akan membesarkan dan merawatnya. Bayi itu terluka dan bibirnya
menghitam saat ini.
Suasana hati Su Su
tak terlukiskan. Dalam waktu singkat, dia menyaksikan kekejamannya namun juga
kasihan dan keadaannya terlihat menyedihkan. Perasaan kontradiktif semacam ini
selalu ada sejak dia pindah ke lima ratus tahun yang lalu. Jika dia diberi
kesempatan untuk membunuhnya sejak dia masih kecil Su Su tahu bahwa dia akan
melakukannya.
Namun selama tulang
jahat itu ada, Dewa Iblis akan abadi. Dia tidak punyahak untuk menentukan
apakah dia harus membunuhnya atau tidak. Ada suara langkah kaki halus di luar
ketika dia berlutut dan hendak mengangkat bayi itu. Su Su dengan cepat
bersembunyi.
Dia melihat pelayan
wanita berjalan dengan mata merah, mengambil Tan Ti Jin dan menangis,
"Permaisuri yang malang, Yang Mulia Kecil ... Yang Mulia Kecil..."
Wanita istana meratap untuk waktu yang lama sebelum menggigit bibirnya dan
membawa anak itu pergi.
Su Su berpikir ini
mungkin pelayan istana Permasuri Rou Fei yang paling setia. Di satu sisi dia
membenci Tan Tai Jin karena membunuh Permaisuri Rou, di sisi lain, dia berpikir
bahwa dia adalah garis keturunan terakhir Permaisuri Rou Fei. Permaisuri Rou
Fei bahkan memilih mati untuk menyelamatkan anak itu. Itu sebabnya mengapa
akhirnya dia Tan Tai Jin kembali.
Su Su ingin mengikuti
mereka namun tuba-tiba dia berputar lagi. Dia menerima takdirnya dan
berpikir, 'Skenario akan dipaksa berubah lagi,'
Ketika Su Su bangun
seorang anak berusia empat atau lima tahun berlutut di tanah. Kata pelayan itu.
"Ayo, belajar lagi."
Bocah itu memiringkan
kepalanya dan berteriak dengan lucu, "Woof!"
Para wanita istana
menahan bibir mereka dan tersenyum. Seseorang melemparkan manisan. "Ini,
ambillah."
Bocah itu dengan
cepat berlari, mengambil manisan, menundukkan kepalanya dan menggigitnya tidak
peduli dengan lumpur di atasnya. Wanita istana merah muncul dengan marah,
"Apa yang kamu lakukan?"
Para wanita istana
terkejut dan bubar. Wanita berpakaian merah menarik anak itu dengan air mata
dan berkata dengan marah, "Yang Mulia, bagaimana Anda bisa seperti ini?
Kita mungkin telah kehilangan kekuatan tetapi Anda adalah Pangeran. Bagaimana
kamu bisa menggonggong seperti binatang dan berlutut kepada pelayan!"
Tan Tai Jin
mengangkat wajah kecilnya dan berkata dengan patuh, "Bibi Lan An, mereka
bilang mereka akan memberiku makanan jika aku belajar menggonggong." Dia
menghancurkan sisa gula di mulutnya dan menggigit lapisan gula hingga berderit.
Lan An dengan marah
berkata, "Yang Mulia, apakah Anda tahu apa itu harga diri!"
Tai Jin bertanya,
"Apa itu harga diri?"Pupil matanya gelap dan tidak ada rasa malu di
wajahnya.
Lan An terkejut dan
tiba-tiba mengerti bahwa anak laki-laki di depannya lahir tanpa rasa malu.
Bibir Lan An bergerak, "Artinya...mereka mempermainkanmu..."
"Betulkah?"
Tan Tai Jin memiringkan kepalanya, memudar dari kepolosan dan bertanya dengan
tenang, "Bukannya karena mereka ingin memberikanku makanan?"
Lan' An,
"Tidak."
Tantai Jin menelan
sisa gula di mulutnya dan menjilat bibirnya, "Apakah begitu..."
Su Su sekarang adalah
seekor kucing kecil yang berdiri di bebatuan pada saat ini, menyaksikan semua
ini dalam diam. Dua hari kemudian tubuh seorang wanita istana ditemukan di
danau. Kebetulan itu adalah pelayan yang menyuruhnya menggonggong seperti
anjing. Tubuhnya bengkak dan mengambang terlihat jelek dan mengerikan. Su Su
memegang kepalanya dengan cakar kucing, 'Mimpi buruk macam apa ini!'
Lan An menarik anak
laki-laki kecil itu di bawah cahaya lilin, dengan bibir gemetar, "Yang
Mulia, apakah Anda melakukannya?"
Tai Jin memiringkan
kepalanya, "Apa yang kulakukan?"
"Yang... Yang
Muli ..."
"Mengapa
Pangeran Ketiga dan Pangeran Kelima memiliki orang yang melayani dan membaca
untuknya tetapi saya tidak?" Anak laki-laki itu menyelanya dan bertanya
dengan mata yang terbuka.
Lan An berkata dengan
getir, "Karena kita tidak memiliki kuasa, kekuatan dan seseorang yang
mendukung kita."
Tan Tai Jin berpikir
sejenak dan berkata dengan acuh tak acuh, "Jika mereka tidak memiliki
seseorang yang mendukung mereka, apakah aku akan sama dengan mereka?"
'Jika mereka
kehilangan ibu mereka maka semua orang akan sama.'
Lan An menutupi
bibirnya dan mundur dua langkah karena terkejut,"Kau!"
Tan Tai Jin berkata,
"Apakah kamu takut padaku?"
Lan An dengan
tersenyum segan dan berkata, "Yang Mulia telah salah paham,"
Bocah itu menundukkan
kepalanya dan matanya tampak bingung. Su Su tidak menyangka bahwa setelah Lan
An pergi, dia akan ditangkap oleh Tantai Jin. Tangan bocah kurus itu
memegangnya tengkuknya dan sebagai seekor kucing kecil Su Su merasa bahwa
bulunya akan berdiri. "Aku menemukanmu," dia berkata.
Sesaat berikutnya Tan
Tai Jin melepaskan tangannya dan mendorongnya ke seekor ikan kering,
"Makan," perintahnya.
Su Su berpikir: 'Aku
bodoh jika aku memakannya!'
Namun kucing kecil
yang ia masuki tubuhnya memiliki insting untuk menjilati ikan kering itu tanpa
terkendali. Su Su putus asa sambil menangis di dalam hatinya. Tidak lama
kemudian, kucingnya mengejang dan kehilangan napas. Tan Tai Jin mengubur anak
kucing itu dengan tenang. Tubuh Su Su terpaksa pergi.
Kali ini dia tidak
tahu akan masuk ke dalam bentuk apa lagi dan dia tidak bisa bergerak. Pada
malam yang diliputi badai sebuah pintu didorong terbuka oleh seseorang. Lan An
masuk dan mendorong anak laki-laki kecil itu dan menangis, "Ini salahku.
Aku tidak seharusnya menyelamatkanmu. Aku seharusnya tidak memohon kepada
Kaisar untuk hidupmu. Kau bukanlah anak dari Permaisuri Rou. Kau adalah
monster!"
"Bibi Lan
An?"
"Diam!" Lan
An histeris, "Beraninya kau mencona... meracuni Pangeran Ketiga!"
"Dia tidak memakannya,"
Tan Tai Jin berpikir sebentar, dan menunjukkan senyum manis, "Bukankah dia
tidak memakannya? Jangan marah, Bibi."
"Itu karena aku
menghentikannya!" Lan An berkata dengan bibir gemetar, "Aku tidak
bisa mengajarimu. Mulai sekarang kau bisa hidup sendiri,"
Senyum Tan Tai Jin
menghilang,dan dia mengangkat matanya, "Apakah kamu akan mengkhianatiku
juga?"
Lan An tidak
menjawab. Dia mendorongnya menjauh dan menghilang di tengah badai. Tan Tai Jin
duduk bersila di atas kursi. Petir yang membelah langit malam itu
memperlihatkan wajah tenang dan pucat bocah itu. Dia menggerakkan otot-otot
wajahnya dan mencoba menunjukkan ekspresi menyedihkan dan polos. Saat
berikutnya dia kembali ke penampilannya yang dingin.
Melihat penampilannya
yang acuh tak acuh, Su Su tiba-tiba menyadari bahwa dia tidak peduli sama
sekali. Dia bahkan mungkin berpikir bahwa Lan An pantas mati karena
mengkhianatinya. Ternyata yang disebut tulang jahat sebenarnya seperti ini.
Lahir untuk menjadi haus darah dan kekerasan dan akan melakukan apa pun
bertahan hidup. Dia tidak memiliki empati, belas kasih dan tidak mengerti apa
itu rasa malu. Mungkin... Su Su bingung apakah dia tidak tahu apa itu cinta dan
perasaan? Dia terlahir dingin. Itu sebabnya Ayah berkata bahwa dia tidak akan
bisa dipengaruhi untuk menjadi benar apa pun yang terjadi.
Lan An begitu baik
padanya. Dia telah membesarkannya tetapi tetap dia memandang Lan An dengan
dingin dan tidak peduli. Lan An telah meninggalkannya namun dia tidak
menunjukan keengganan untuk berpisah dengannya. Yang terlihat hanyalah
ketidaksenangan dan pupil hitamnya nampak muram.
Lapisan kaca terang
dan transparan. Dewi itu memiliki rambut selengan dan menggunakan pakaian
berlapis. Ada tanda cinnabar di antara kedua dahinya. Dia membawa pedang yang
membuatnya terlihat berani juga suci. Dia menatap Dewi Liuli untuk waktu yang
lama tanpa berkedip. Su Su ketakutan. Segera dan mengejutkan Tan Tai Jin
memanjat ke tempat tinggi. Di tengah pendakian dia jatuh dan mendapat luka
sepanjang 3 inci karena tiang kayu yang pecah. Seakan itu bukan apa-apa, dia
memanjat lagi dan bergerak ke arahnya lebih dekat.
Susu hampir berteriak
keras : 'Jangan kau datang lebih dekat!'
Setelah beberapa kali
mencoba akhirnya dia berada di tangan Tan Tai Jin. Dia menggunakan tangannya
yang berdarah untuk mengelap wajahnya.
Suara kekanak-kanakan
berbisik, "Sangat indah."
Rambut panjang dan
cinnabar. Dewi pemberani dan suci yang memegang pedang sangat menakjubkan tak
terkira ketika kegelapan melintas. Dia melihat Dewi Liuli di telapak tangannya
dan dengan tangannya yang berlumuran darah, dia mengoleskan darahanya sendiri
ke tubuh Dewi. Seluruh tubuh Su Su terasa tidak nyaman dan merasakan
jari-jarinya yang dingin.
'Orang gila'
Jadi berbentuk apakah
tubuhnya sekarang?
***
BAB 17
Setelah hari itu, Lan
An tidak pernah kembali.
Su Su ditempatkan di
aula istana samping di Kerajaan Zhou dan setiap malam, Tan Tai Jin akan kembali
tidur. Dia tidur di tanah dan kadang-kadang melihat cahaya bulan melalui
jendela. Terkadang dia akan menatapnya dengan mata gelapnya tanpa berkedip,
tetapi tidak pernah menyentuhnya lagi malah menjauhkannya.
Jika bukan karen
ahari itu dia mengatakan cantik kepadanya, Su Su akan berpikir bahwa dia sangat
membencinya. Apa yang menurut Su Su paling sulit dihadapi adalah bahwa anak
nakal itu membiarkan darahnya menutupi seluruh tubuhnya Su Su tanpa niat untuk
mengelapnya. Dia tidak tahu apakah dia sengaja atau lupa dengannya.
Hal yang baik bahwa
saat ini Su Su kehilangan kendali atas inderanya. Dia hanya berharap untuk
mendapat bentuk manusianya lagi dan menendang Tan Tai Jin keluar dari dunia
mimpinya. Bahkan demikian tinggal di dalam mimpinya dapat membantu Su Su
mengumpulkan informasi mengenai tulang jahatnya. Namun kenyataannya jika fajar
nanti Su Su belum bisa membangunkan Tan Tai Jin dan Ye Bing Chang, mereka semua
akan mati di alam mimpi. Terjebak di patung berwarna ini membuat Su Su gelisah.
Namun dia bukan
penguasa alam mimpi itu dan jiwa Tan Tai Jin tidka dalam kendalinya. Jadi dia
hanya seperti daun yang mengambang di air, hanya bisa mengikuti perkembangan
mimpi itu. Tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu, suara jahat seorang anak
kecil terdengar di luar pintu.
"Ya, lempar dan
bunuh penjahat kecil itu."
"Hei, tunggu,
apa itu?"
Pintu didorong
terbuka oleh seseorang dan Su Su melihat seorang anak laki-laki mengenakan
brokat sekitar tujuh atau delapan tahun, masuk. Dia mengambil "Su Su"
di atas meja dan bergumam, "Apa ini, sangat cantik ..."
Su Su tidak sengang
dengan kata "cantik" itu sama sekali. 'Anak ini tidak di sini untuk
mengoleskan darah juga, kan? Apakah keluarga kerajaan Tan Tai penuh dengan
orang gila?' Anak laki-laki itu mengangkatnya dengan hati-hati segera berkata,
"Xiao Quanzi, ambil sebaskom air."
Cahaya di matanya
terlihat lebih terang ketika dia mengelap darah yang dioleskan oleh Tan Tai Jin
pada tubuh Su Su. "Xiao Quanzi, apakah kamu mengenalinya?" 'Benarkah
ada gadis seperti ini di dunia? Bahkan hanya sebuah guratan patung glasir
berwarna membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan dan berkali-kali lebih
cantik dari pada ibunya.
Xiao Quanzi
menggelengkan kepalanya dan berkata dengan gelisah, "Yang Mulia Ketiga,
ayo cepat pergi. Dia...dia akan segera kembali."
Kemudian Tan Tai Ming
Lang ingat dengan tujuannya dan ekspresinya menjadi jahat, "Hmph, bawa
barang itu. Ayo pergi. Aku akan mengambil barang ini. Ini pasti dicuri oleh
penjahat kecil itu dari tempat lain."
"Ya," kasim
itu buru-buru melemparkan kerangnya bambu ke dalam istana bobrok. Su Su melihat
ular dan kalajengking merangkak keluar dari keranjang bambu lebat dan Tan Tai
Jin akan segera kembali. Su Su sedikit cemas, Tan Tai Jintidka boleh mati di
alam mimpinya. Su Su ingin membebaskan diri dari situasi saat ini, tetapi Tan
Tai Ming Lang telah membawanya pergi. Su Su cemas dan khawatir. 'Monster kecil
itu tidak akan benar-benar terbunuh, kan?'
Mimpi buruk
menciptakan ilusi berdasarkan ketakutan dan obsesi. Su Su takut akan kejatuhan
sekte abadinya dan teman-teman sektenya. Apa yang paling Tan Tai Jin takutkan
dan inginkan?
Dia dibawa pergi oleh
Tan Tai Ming Lang ke sebuah istana yang cantik dan megah. Su Su tahu sekilas
bahwa pangeran ini sangat disayangi. Tempat yang dia tinggali dan pakaian yang
dia kenakan lebih baik dari Tantai Jin. Dibandingkan dengan pangeran, Tan Tai
Jin lebih mirip seperti pengemis kecil.
Ketika bulan terbit
ada suara keras di luar. Pintu istana didorong terbuka. Saat malam bayangan
kecil muncul di pintu, "Tan Tai Ming Lang kembalikan barangku,"
Tantai Ming Lang
berkata dengan marah, "Siapa yang membiarkan binatang kecil ini
masuk?!"
Tan Tai Jin ttetap
diam dan menarik ular berbisa di tangannya berjalan menuju Tan Tai Ming Lang.
Tan Tai Ming Lang tetaplah seorang anak kecil. Dia mundur selangkah ketakutan
sambil memarahi orang-orang di sekitarnya, "layann anj*ng! Apakah kalian
semua mati? Hentikan dia!"
Para kasim menangkap
Tan Tai Jin dan ular berbisa itu direnggut dan dibuang. Su Su melihat bahwa
anak itu ditekan ke tanah. Tan Tai Ming Lang berjalan dan menginjak wajah Tan
Tai Jin, "Kamu hanya anak jadah dan anak jadah tidak bisa memiliki
apa-apa! Kamu menginginkan ini?" Tan Tai Ming Lang mengangkat patung kaca
berwarna. Pupil hitam Tan Tai Jin jatuh pada glasir berwarna di tangan
saudaranya.
Dia fokus seperti
seorang anak yang perhatiannya mudah teralihkan"Baiklah, aku akan
mengembalikannya padamu," Tan Tai Ming Lang tiba-tiba melepaskan
tangannya.
Yang terakhir Su Su
lihat adalah anak itu masih di tanah dan dipegangi dengan kuat oleh kasim
dan pinggiran matanya merah matanya merah dan menatap patung kaca dengan dingin.
Patung kaca berwarna pecah di depan mata Tan Tai Jin. Momen itu seakan tiada
akhirnya. Su Su bahkan melihat pupil mata Tan Tai Jin mengecil dan kemudian
atmosfir menjadi diam. Patung Dewi tempat Su Su berada hancur dan jiwanya
akhirnya bisa keluar. Sebelum dia bersukacita di saat berikutnya, ruang
terdistorsi, dan dia kehilangan kesadaran.
Tan Tai Jin
mengedipkan matanya dan lalu berkedip lagi. Ekspresinya cukup tenang tanpa
kemarahan sedikit pun. Di tengah ejekan para kasim dan Tan Tai Ming Lang, Tan Tai
Jin tiba-tiba mengulurkan tangannya, mengambil pecahan kaca di depannya dan
menelannya tanpa ekspresi. Pecahan tajam menembus tenggorokannya, dia tetap
bersujud dan tertawa pelan dengan suara serak.
Di luar alam mimpi,
kabut hitam melarikan diri dengan ketakutan. Tapi tidak sedikitpun gumpalan
bisa melarikan diri. Semuanya tersedot ke tubuh anak laki-laki dengan rambut
hitam dan bibir merah itu. Tubuh Tan Tai Jin berkedut sejenak dan matanya
gelap. Orang yang ada di dalam ilusi menjerit dengan sedih dan mereka semua
dicabik-cabik oleh kekuatan tak kasat mata.
Tantai Jin berdiri
dan dunia mimpi di belakangnya hancur setiap inci.
***
Su Su mendapati
dirinya berbaring di tempat tidur dengan punggung telanjang. Punggungnya sakit
seperti terbakar. Sebelumnya dia ada di tubuh seorang tabib wanita, seorang
pelayan istana, seekor kucing dan sebuah patung berwarna sepertinya tangan dan
kakinya terikat dan hanya bisa menyaksikan segala sesuatunya terjadi. Dari pada
masuk ke alam mimpinya Tan Tai Jin, di alebih mirip seperti seorang penonton.
Saat ini dia merasa
seperti telah hidup kembali. Suara seorang wanita yang menggerutu berkata,
"Hong Dou, aku menyuruhmu untuk tidak muncul di depan kaisar dan sekarang
kamu harus dihukum oleh Permaisuri. Sepuluh cambukan ini akan meninggalkan
bekas luka di punggungmu. Bagaimana kamu akan menikah di masa depan?"
Su Su : 'Tempat apa
ini lagi? Dimana Tan Tai Jin?'
Wanita itu tidak
membiarkannya menjelaskan, "Aku masih harus pergi ke Istana Cheng Kun
untuk bertugas dan Zi Ying akan datang untuk memberimu obat untuk sementara
waktu. Jaga dirimu dan jangan berpikir terlalu banyak,"
Su Su mengangguk.
Begitu wanita yang terlihat seperti pelayan istana itu pergi, Su Su segera
bangkit dari tempat tidur dan pergi untuk melihat ke cermin. Mimpi itu aneh dan
tidak terduga. Di mana dia sekarang?
Cermin menampakan
tubuh Su Su saat ini. Dia adalah seorang gadis muda berusia enam belas atau
tujuh belas tahun dan dipanggil Hong Dou. Tetapi bekas luka di punggung
terlihat sangat menakutkan. Pintu didorong terbuka sebelum Su Su sempat
mengenakan pakaiannya dan punggungnya yang telanjang menghadap orang yang baru
saja masuk melalui pintu. Itu adalah seorang wanita dengan gaun ungu. Dia
tertangkap basah sedang melihat punggung wanita itu. Dia terkejut sejenak
dan kemudian wajahnya memerah karena malu.
Orang itu menurunkan
pandangannya, membuang muka, mengepalkan tinjunya dan berkata dengan suara
rendah, "Maaf, aku tidak bermaksud begitu."
Su Su berteriak tidak
yakin, "Zi Ying?" Wanita itu mengangguk, masih tidak melihat ke atas
dan hendak menutup pintu dengan sopan.
Su Su berkata,
"Tunggu! Tolong bantu saya memakai obat. Saya tidak bisa
mencapainya."
Wanita itu terdiam
sejenak dan menganggukan kepalanya, "Kalau begitu aku akan membantu
Mi...Hong Dou memakai obat,"
Su Su samar-samar
merasa bahwa orang di depannya berbeda dari yang lain. Gadis di depannya
terlihat tidak nyaman, bagaimana pun juga dia terlihat seperti pria yang
lembut. Perasaan keakraban menyadarkannya. Karakteristik yang begitu jelas,
bahkan jika sedang menyamar maka terlihat benar. Su Su memiliki tebakan yang
yakin. Su Su dengan ragu-ragu berteriak, "Yang Mulia Raja Xuan?"
Xiao Lin mengangkat
matanya untuk menatapnya. Dengan sopan dia membuang muka, "Maaf, kamu
adalah...?"
Su Su segera memakai
pakaian dan menahan rasa sakit dan menarik pakaiannya, dengan gembira berlari,
"Saya Ye Xi Wu!"
Dia akhirnya melihat
orang normal yang bisa memberinya rasa aman. Su Su sangat tersentuh. Dia merasa
seperti dipermainkan sampai mati di mimpi-mimpi sebelumnya. Dia gelisah dan
ketakutan.
Xiao Lin bertanya,
"Mengapa kamu di sini?"
"Ceritanya
panjang. Singkatnya saya tidak datang secara sukarela. Raja apakah Anda tahu di
mana ini?"
"Ini adalah
mimpi Bing Chang, Xia Besar enam tahun kemudian," Xiao Lin mengerutkan
kening dan menggosok alisnya.
Su Su sangat
terkejut. Ini membuktikan bahwa Tan Tai Jin juga telah keluar dari mimpinya
sehingga dia bisa datang ke mimpi berikutnya. Dia tidak berharap itu alam mimpi
Ye Bing Chang. Jika Ye Bing Chang ada di sini, di mana Tan Tai Jin?
"Raja apakah
Anda sudah membangunkannya?"
Xiao Lin
menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum pahit dan berkata, "Bing Chang
tidak mau bangun,"
Apa? Xiao Lin tidak
bisa membangunkan Ye Bing Shang?
***
Ini pasti mimpi
paling aneh yang pernah dialami Su Su. Dia menatap wanita yang mempesona dan
tersenyum di paviliun kolam teratai. Xiao Lin di sampingnya sangat tenang.
"Itu seperti
yang kamu lihat," Xiao Lin telah berada di alam mimpi selama beberapa
waktu. Dia terkejut dan malu pada awalnya tetapi menjadi tenang dan acuh tak
acuh sekarang. Waktu dalam mimpi Ye Bing Chang adalah Kerajaan Xia Besar lima
tahun kemudian. Mimpi Su Su dan Tan Tai Jin adalah mimpi buruk. Namun tidka
berlebihan jika dikatakan bahwa mimpi Ye Bing Chang adalah mimpi yang bagus.
Di sini, Xiao Lin
telah naik takhta sebagai kaisar dan mengkanonisasi Ye Bing Chang sebagai Ratu.
Keduanya sangat sempurna dan orang-orang sangat mendukung ratu yang baik dan
lembut. Sampai beberapa waktu lalu, mimpi itu berubah menjadi buruk : Xiao Lin
dalam mimpinya membawa Ye Xi Wu ke harem.
Su Su: 'Mimpi aneh
macam apa ini, ketakutan Ye Bing Chang apakah ini? Ketakutan Ye Bing Chang
adalah ini? Ye Bing Chang takut dia atau bisa dikatakan pemilik tubuh aslinya,
Ye Xi Wu akan menggoda suaminya?'
Pada saat ini,
"Ye Xi Wu" sedang duduk di pangkuan "Xiao Lin", tersenyum
dan memberinya makan anggur. Su Su terbatuk, dengan wajah serius, dan berkata
kepada Xiao Lin yang ada di sampingnya, "Yang Mulia Raja Xuan, itu bukan
aku. Anda mengerti kan?"
Xiao Lin menurunkan
matanya, "Yah, aku tahu, adegan di mimpi semua ilusi."
Kedua orang itu
sepakat dan sementara itu tidak akan terlalu memalukan. Setidaknya mereka ada
di perahu yang sama saat ini. Jika mereka tidak mencari cara keluar dari alam
mimpi ini secepatnya begitu mereka dalam alam nyata semua orang akan selesai.
"Yang Mulia,
sudahkah Anda mencoba membangunkannya?"
"Ketika aku
pertama kali datang, saya mengatakan kepadanya bahwa itu adalah mimpi. Tetapi
Bing Chang mengira saya berbicara omong kosong."
Bagi Su Su dan yang
lainnya, jadi mereka tahu bahwa ini adalah alam mimpi ini adalah palsu. Tetapi
bagi Ye Bing Chang, dia percaya telah tinggal di sini selama lima tahun dan
memiliki seorang pangeran kecil dengan "Xiao Lin". Keengganannya
untuk pergi bisa dimengerti. Melihat Xiao Lin yang sakit kepala, Su Su berpikir
sejenak, "Pangeran Keenam, aku punya cara. Tapi aku tidak tahu apakah itu
akan berhasil?"
***
BAB 18
Su Su berkata,
"Hanya ada 2 macam alam mimpi dapat dibuat oleh Iblis Mimpi Buruk. Yang pertama
adalah mimpi buruk di mana seseorang perlu mengatasi rasa takut di hati mereka
dan menghilangkan obsesi dan sifat penakut. Yang kedua adalah mimpi yang bagus.
Orang-orang akan dimanjakan sehingga mereka tidak ingin terbangun, masuk ke
dalam dan lebih dalam. Ini adalah kasus yang dialami Ye Bing Chang."
Xiao Lin
mengangguk.
Su Su melanjutkan,
"Jika kamu ingin membangunkannya dari mimpi yang indah, kamu harus
membuatnya merasa bahwa ini bukan lagi mimpi yang indah, tetapi mimpi buruk
yang membuatnya ingin melarikan diri. Tetapi cara ini lebih kejam, jadi
pikirkanlah baik-baik."
Xiao Lin melambaikan
tangannya dan seekor kupu-kupu muncul di udara. Sebagian besar tubuh kupu-kupu
diwarnai merah dan hanya sayap yang tersisa dengan warna putih asli.
"Kita tidak
memiliki banyak waktu."
Xiao Lin memandang
kupu-kupu itu dan berkata, "Ketika seluruh tubuh kupu-kupu menjadi merah,
ia akan segera fajar. Kita akan melakukan seperti yang apa yang kamu katakan
dan akhiri mimpi ini."
Su Su melirik
kupu-kupu ilusi. Itu jelas diberikan oleh Pembunuh Iblis untuk menunjukannya
jalan. Susu tidak berharap Xiao Lin mengenal Pembunuh Iblis. Xiao Lin
yang cerdas mengerti strategi Susu. Tanpa harus Susu jelaskan dia berkata,
"Pada malam hari, saya berpura-pura menjadi seorang pembunuh dan mengambil
token untuk membunuh Bing Shang. Saya telah berada di sini untuk sementara
waktu dan identitas saya saat ini adalah pelayan kaisar."
Ketika berbicara
tentang kata "pelayan", Xiao Lin tampaknya sedikit tidak berdaya
namun dia memiliki sifat lembut sehingga dia bisa menyesuaikan suasana hatinya
cepat. "Aku akan berpura-pura menghilang, mengungkapkan identitasku dan
membuatnya berpikir bahwa aku akan membunuhnya."
Su Su mengangguk. Ini
yang dia maksud. Alasan Ye Bing Chang tidak ingin pergi haruslah karena dia
berpikir bahwa kaisar "Xiao Lin" dalam mimpinya masih mencintainya
dan akan kembali padanya. Untuk membuat Ye Bing Chang meninggalkan mimpinya dia
harus sedih dan menyerah.
Su Su mau tidak mau
bertanya, "Yang Mulia, apakah Anda benar-benar seorang wanita
sekarang?"
Jangan salahkan dia
karena ragu-ragu. Xiao Lin terlihat terlalu "tinggi" dan gerakannya
tidak cocok dengan wajah cantiknya. Su Su tidak menyangka dia menyamar sebagai
wanita. Xiao Lin melihat mata Su Su yang cerah dan menatap dirinya dengan rasa
ingin tahu. Di mata itu tidak ada lagi kekaguman padanya seperti di masa lalu
sebaliknya hanya senyum nakal.
Xiao Lin merasa
resah, "Tubuh yang aku rasuki memang seorang wanita," dia berkata
jujur.
Tidak bisa
dipungkiri. Bagaimana pun juga kita tidak bisa memilih identitas ketika kita
berada dalam mimpi orang lain. Jika memungkinkan Xiao Lin akan memilih dirinya
sebagai "kaisar" yang persis seperti dia dan menyuruh Ye Bing Chang
langsung untuk membangunkannya dari mimpi.
Su Su mengangguk
mengerti. Dia sebelumnya juga menjadi anak kucing dan seorang tabib dan itu
bahkan lebih berantakan. Saat hari mulai gelap, Xiao Lin berganti pakaian
hitam. Tubuh yang dimilikinya sekarang tinggi dan kurus. Dengan wajah tertutup
dia menjadi "gadis pendekar". Su Su juga berganti pakaian dengan
cepat, "Aku akan pergi bersamamu. Jika terjadi sesuatu aku masih bisa
menemanimu,"
"Tapi kamu sudah
terluka."
Su Su berbalik dan
berkata dengan serius, "Tidak sakit lagi. Lagi pula ini adalah tubuh orang
lain sehingga aku tidak terlalu merasa sakit."
Xiao Lin mengangguk
ketika dia mengatakan ini. Alam mimpi tidak dapat diprediksi. Pada saat
seperti ini lebih baik memiliki pendamping dari pada tidak sama sekali. Ketika
Xiao Lin berbalik, Su Su menyeringai kesakitan. Dia menutupi punggungnya dan
dengan cepat mengikuti. Dia tidak dapat mengabaikannya saat ini.
Ketika mereka sudah
ada di depan istana ratu, Xiao Lin tiba-tiba berbalik, Su Su bertanya dengan
bingung, "Ada apa?"
Xiao Lin berkata,
"Nona Ketiga, sakitmu sangat parah, jangan memaksakan diri."
Su Su menggelengkan
kepalanya, "Tidak sakit, tidak sakit. Jika kamu tidak percaya padaku, aku
akan menujukan..."
Xiao Lin menghela
nafas pelan, "Kalau begitu, kamu berada di luar istana dan awasi aku. Jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kamu dapat memberi tahu aku segera.
Bisakah kamu melakukannya?"
Meskipun nadanya
lembut dia tidak bisa dibantah. Su Su sepertinya sedang melihat Kakak Sulungnya
dari seratus tahun yang lalu. Dia pasti mengatakan hal yang sama jika masih
ada. Dia tidak akan membiarkan juniornya berjuang sendiri. Sebaliknya dia
justru akan mengorbankan dirinya untuk melindungi mereka. Su Su menggosok
matanya dan berkata, "Baiklah."
Xiao Lin diam-diam
pergi ke Istana Ye Bing Chang. Su Su bingung. Apa yang membuatnya menurut.
Begitu dia menundukkan kepalanya, dia melihat bayangannya di bawah sinar bulan
dan mengerti apa yang telah diabaikannya. Xiao Lin penuh perhatian Su Su tidak
menyangka dia bahkan menyadarinya tentang lukanya. Untungnya Xiao Lin adalah
seorang pria terhormat sehingga dia mencegahnya dari rasa malu. Su Su tunduk
kepada takdirnya dan berjongkok di tumpukan jerami berkonsentrasi untuk
berjaga-jaga. Dia berpikir bahwa mimpi penuh dengan celah, dan rencananya harus
sangat sukses.
Namun dia melihat
sosok mendekat, alarm Su Su berbunyi keras. Pria itu tinggi dengan pipi tipis
dan cekung. Dia telah mengoleskan bedak tebal ke wajahnya yang membuat bibirnya
terlihat lebih merah dan ada aura feminin di sekujur tubuhnya. Su Su mengenali
orang ini. Kenyataannya, dia adalah Kepala Penjaga dan Pengawas Gong Jia Chun.
Ayah Ye sering mengejek dan memanggilnya petugas pengkhianat. Bagaimana dia
bisa muncul di sini di tengah malam?
Memikirkan Xiao Lin
masih di dalam hati Su Su berdebar keras. Saat dia hendak mengirim pesan kepada
Xiao Lin, mata sipit Jia Chun melihat ke arahnya. Su Su mengumpat diam-diam dan
berputar dengan cepat untuk menghindari telapak tangan Jia Chun. Pohon di
belakang Su Su bergerak dan hampir jatuh. Jia Chun ahli bela diri, saat ini Su
Su sedang terluka dan mengetahui bahwa dia bukan lawannya. Jadi dia memutuskan
untuk melempar beberapa batu kecil di tangannya ke jendela untuk memberi tahu
Xiao Lin bahwa situasinya telah berubah.
Jia Chun menyadari
hal ini dan mengubah telapak tangannya menjadi cakar dan menggenggam bahu Su
Su. Segesit capung dia menendang dengan kaki, berputar untuk melepaskan diri
dari cengkramannya. Sebenarnya dia berpikir bahwa gerakan tipuan ini tidak akan
berhasil namun ia tidak pernah berpikir bahwa Kepala Pengawas di depannya ini
tampak tidak berpengalaman melawan musuh. Ketika dia tidak sadar untuk
menghindar dan menyerang balik, dia berusaha untuk melarikan diri. Jia Chun
menyipitkan matanya dan niat untuk membunuhnya semakin meningkat.
Kali ini dia dari pada
berusaha menangkap Su Su dia malah mengeluarkan anak panah dari lengan bajunya
ke arah Su Su. Sudah terlambat bagi Su Su untuk menghindar. Dia hanya bisa
menyaksikan dengan tidak berdaya ketika anak panah terbang ke ara barunya.
Namun sebuah tangan memegang anak panah. Su Su melihat ke atas dan
ternyata itu Xiao Lin, berbaju hitam, yang telah kembali dari istana, memegang
panah dan melindunginua.
Su Su menarik napas
lega, "Cepat dan segera pergi!"
"Ingin
pergi?" suara lembut dan dingin terdengar kemudian Jia Chun tersenyum
jahat dan menepuk telapak tangannya. Banyak bayangan muncul diam-diam di bawah
sinar bulan. Jia Chun melirik Su Su dan berkata, "Tangkap dia!"
***
Su Su yang terikat
terlempar ke tanah. Untungnya Xiao Lin lolos dari pengepungan di saat-saat
terakhir. Sebenarnya dia ingin menyelamatkan Su Su namun Su Su malah
mendorongnya pergi. Jika dia tinggal, tak satu pun dari mereka bisa pergi.
Lebih baik bagi Xiao Lin memikirkan cara untuk menghancurkan alam mimpi
daripada dipenjara bersama.
Jia Chun sedang minum
teh di meja. Suaranya melengkingnya hanya dimiliki oleh orang-orang yang
terkena bencana, tetapi akan terdengar biasa saja jika dia merendahkan
suaranya. "Katakan padaku, apa yang akan kamu berdua rencanakan terhadarp
ratu?"
Su Su memelototinya
dengan marah. Dia meraih Su Su dan mencekik lehernya dan berkata tanpa
ekspresi, "Kau ingin membunuhnya?" Dia hampir benar namun dia tidak
benar-benar akan membunuhnya, mereka hanya akan menakut-nakutinya. Su Su tidak
bisa bernapas dan menggigit jari di antara ibu jari dan telunjuk Jia Chun. Jia
Chun tidak melepaskannya dan membiarkannya menggigit. Tepat ketika dia merasa
bahwa dia akan mati, Jia Chun tiba-tiba melepaskan tangannya. Su Su duduk dan
terbatuk-batuk.
Di depan matanya ada
sepasang sepatu bot yang disulam dengan pola awan. Su Su mencoba mengatur
napasnya. Dia tidak tahan lagi dan langsung mengenali identitasnya, "Tan
Tai Jin! Jika kita tidak membangunkannya, kita tidak akan bisa keluar"
"Jia Chun"
di depannya seperti sedang mendengar beberapa lelucon. "Tidak, kalian
berdua yang tidak akan bisa keluar." Tan Tai Jin bisa keluar dari tempat
yang menyeramkan jika dia mau. Mendengarkannya mengatakan ini, Su Su yakin
bahwa orang di depannya tidak diragukan lagi adalah Tan Tai Jin, dan pada titik
tertentu, dia berusaha mengenali Su Su dan Xiao Lin. Dan dari apa yang dia
katakan, dia berencana untuk menjebaknya dan Xiao Lin dalam alam mimpi dan akan
membawa Ye Bing Chang keluar.
Situasi buruk macam
apa ini? Su Su dan Xiao Lin telah menjadi sekutu dan Tan Tai Jin malah berniat
menjebak mereka sampai mati. Luka di belakang punggung Su Su masih belum sembuh
dan tali yang mengikatnya membuatnya sangat kesakitan. Dia tidak bisa menahan
diri untuk berguling mencoba mengurangi rasa sakitnya.
Tanpa memandangnya,
Tan Tai Jin mengetuk meja dengan jarinya dan beberapa sosok masuk. "Pergi,
cari pembunuh lain dan bunuh dia."
Setelah dia
memerintahkan beberapa orang dengan cepat menghilang. Kemudian sepatu bot itu
berjalan perlahan di depannya dan dia berhenti untuk waktu yang lama. Su Su
bahkan bertanya-tanya, apakah dia akan membunuhnya sendiri di langkah
selanjutnya? Dagunya diangkat. Wajah pucat yang membesar muncul di depan
matanya. "Apakah kau marah karena dia meninggalkanmu?" Tan Tai Jin
berkata dengan nada aneh.
Su Su menyeringai
ketika Tan Tai Jin mencubit pipinya dan mencibir, "Dia lebih baik darimu,
bajingan!"
Ketika dia
mengucapkan kata-kata ini, dia jelas merasakan suasana di sekitar Tan Tai Jin
menjadi dingin, "Aku tidak sebaik dia?" suaranya sangat rendah
sehingga dia tidak bisa mendengarnya. Setelah beberapa saat, dia menarik
bibirnya dan berkata, "Tidak demikian."
"Kau akan
melihatnya," dia berkata tanpa emosi.
Su Su diangkat
olehnya dan tali yang mengikatnya membuatnya sangat kesakitan. Langkah kaki
orang yang menahannya berhenti. Setelah beberapa saat, dia mengambil pisau dan
memotong talinya, meninggalkan satu bagian. Selanjutnya giliran pakaian Su Su.
Dia menggunakan pisau untuk memotong pakaian di belakang Su Su.
"Tan Tai Jin!
Apa yang kamu lakukan?" Tan Tai Jin melihat bekas luka silang-silang
di punggungnya, darahnya menempel di bajunya. Su Su tampak sangat malu
untuk menunjukkan kulitnya di depan Tan Tai Jin dan wajahnya memerah karena
marah. Tan Tai Jin memegang pisau dan menatap punggungnya yang telanjang. Su Su
memanfaatkan kelengahan Tan Tai Jin diam-diam mngucapkan mantra.
Sebuah jimat kuning
muncul dengan cepat di udara dan dia berteriak, "Diam!" Saat jimat
kuning menempel di wajah Tan Tai Jin, Su Su berguling dan berdiri. Dia duduk di
atas tubuhnya dan mencekik lehernya dengan keras, "Kau ingin membunuhku?
Apakah menurutmu kau hebat ada di dalam tubuh Jia Chun ini? Kamu adalah sampah
dengan level kekuatan hanya 5 (dalam game ini adalah level yang payah). Dan kau
masih tidak bisa mengalahkan musuh!"
Tan Tai Jin
menatapnya dengan dingin. Matanya yang gelap diwarnai dengan jejak kemarahan,
dan botol obat di tangannya membuatnya merasa dipermalukan. Untungnya Su Su
tidak bisa melihat apa yang ada di tangan Tan Tai Jin yang lain dalam posisi
ini. Dia ingin menghancurkan botol itu tapi sayangnya dia tidak bisa bergerak
lagi. Mata gadis itu sangat cerah ketika dia mendekat dan dia sepertinya
menertawakan kelinglungannya barusan. Matanya seperti terbakar. Keberhasilan
menyergap serangan membuatnya sangat senang dan membuat matanya terlihat
seperti bulan sabit yang indah. Su Su membalas dendam dengan menggertakan
giginya dan mencekik Tan Tai Jin. Siap untuk mencekiknya kembali dan
bersenang-senang.
Wajahnya memerah,
napasnya menjadi cepat dan dia menatap Su Su tanpa berkedip. Dia tidak
mengatakan sepatah kata pun dan tidak meminta belas kasihan. Ketika dia merasa
akan mati, dadanya naik dan turun dengan keras, matanya masih tertuju padanya
dan menolak untuk mengalihkan pandangan meski untuk sedetik.
Su Su merinding
ketika memandang matanya. Memikirkan orang gila ini mungkin tidak takut sakit.
Dia berhenti mencekiknya dan hanya mengambil belatinya dan mengarahkan padanya.
Untungnya, jimat yang awalnya akan digunakan untuk menahan hal-hal jahat mengikutinya
sampai ke alam mimpi. Jika tidak dia takut semua ini akan berakhir dengan
bencana. Su Su menepuk wajahnya dan berkata, "Hei, bicara! Aku hanya
membuatmu tidak bisa bergerak, bukan menghentikanmu berbicara."
"Saya akan
membunuh kamu," Tan Tai Jin berkata dengan dingin.
Su Su tersenyum dan
berkata, "Baik. Kalau begitu ke sini."
Tan Tai Jin berhenti
berbicara dan ekspresinya terlihat muram. Su Su sangat sadar bahwa Tan Tai Jin
sangat marah tetapi bukankah orang gila ini selalu memiliki ketahanan mental
yang baik? Dia tidak semarah ini ketika Raja Zhao menginjak wajahnya. Jadi apa
yang membuatnya marah sekarang?
***
BAB 19
Su Su terlalu malas
untuk menyelidiki mengapa dia marah. Dengan sandera di tangan, semuanya akan
jauh lebih mudah. Tapi dia tidak bisa menahan Tan Tai Jin sejak jimat ini
membuatnya tidak bisa bergerak hanya bertahan setengah jam. Ketika waktunya
habis dia dan Xiao Lin akan tamat.
Su Su turun dari
badannya dan mulai mencari barang-barang "Jia Chun". Tan Tai Jin
tidak bisa bergerak tapi dia terus menatapnya dengan mata muram. Seperti yang
diharapkan ornag seperti "Jia Chun" memiliki semua jenis racun
berbahaya. Su Su mengambil sebotol Bubuk Mematikan dan Racun Penyebar Energi.
Dia memaksa membuka mulut Tan Tai Jin dan memasukannya.
"Aku menyimpan
penawarnya. Kau lihat apa yang telah kamu makan, kemudian ketika nanti aku
membatalkan mantranya kau harus mengeluarkan kita semua dari mimpi!" Dia
mendengus dan berkata, "Jangan bermain trik! Jika tidak ingin mati jangan
melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain karena itu tidak akan
menguntungkanmu!"
TanTai Jin tidak
mengatakan sepatah kata pun. Su Su membuka mantranya. Dia telah mengalami mimpi
Tan Tai Jin dan tahu bahwa orang ini sangat mengharagai hidupnya. Dia bahkan
harus hidup dari tikus mati ketika dia masih bayi jadi dia pasti tidak ingin
mati di alam mimpi.
"Ayo dan temukan
Xiao Lin bersama-sama," dia menusuknya.
Seperti yang
diharapkan Tan Tai Jin bergerak. Dia benar-benar tidak ingin mati. Hilangnya
konstrasi sesaat telah menyebabkan konsekuensi yang tidak menguntungkan
sekarang. Karena hal ini tidak bisa dihindari, dia tetap tenang dan mulai
memikirkan cara lain di dalam hatinya.
Ketika Xiao Lin
melihat Su Su dan Tan Tai Jin, dia sangat terkejut, "Nona Ketiga? Apakah
kamu baik-baik saja."
Su Su menganggukan
kepalanya, "Aku baik-baik saja."
"Dia ..."
Xiao Lin mengerutkan kening dan menatap "Jia Chun".
Su Su berkata,
"Dia adalah Tan Tai Jin. Sebelumnya ada kesalahpahamam sehingga kita tidak
saling mengenali. Sekarang semua sudah jelas, Tan Tai Jin memutuskan untuk
bekerja sama dan pergi bersama dengan kita, kan?"dia berbicara omong
kosong dan menusuk Tan Tai Jin dengan mengancam.
Tantai Jin mencibir,
"Itu benar."
Xiao Lin berkata,
"Ternyata Pangeran Sandera," Xiao Lin tidak menyangka bahwa Su Su dan
Tan Tai Jin sama-sama ada di alam mimpi mereka. Dia tidak memiliki kebencian
terhadap Tan Tai Jin. Lagi pula Xiao Lin tidak sama dengan Xiao Shen. Tidak
mudah bagi Tan Tai Jin untuk tinggal di istana sejak dia masih kecil. Xiao Lin
sesekali membantunya kapan pun dia melihatnya.
"Raja, bagaimana
situasinya sekarang?" tanya Su Su.
"Sebenarnya, aku
berhasil tadi malam. Aku sengaja menghilang selama pembunuhan dan sengaja
membiarkan Bing Shang melihat tanda 'Kaisar'. Dia tahu bahwa aku dikirim oleh
Kaisar."
Ketika Xiao Lin
mengatakan ini, Su Su sangat terkejut. Jika dia berhasil mengapa Ye Bing Shang
masih enggan pergi? Apakah mereka salah menebak? Apakah hal yang melekat adalah
cintanya Xiao Lin?
Xiao Lin berkata,
"Sepertinya metode ini tidak akan berhasil."
Su Su mengingat
sesuatu dan melihat Tan Tai Jin dengan tersenyum. "Apa metodemu?"
Tan Tai Jin
meliriknya dan tersenyum di sudut mulutnya, "Tentu saja itu lebih berguna
daripada milikmu."
Mungkin karena
menggunakan tubuh "Jia Chun" senyumnya jadi terlihat jahat entah
bagaimana pun Su Su memandangnya. Namunkupu-kupu hanya meninggalkan sedikit
warna putih. Artinya hampir fajar di dunia nyata. Sudah terlambat untuk
memikirkan cara lain sehingga mereka hanya bisa percaya pada Tan Tai Jin.
Tan Tai Jin berjalan
perlahan ke taman kekaisaran. Pelayan istana mengejar seorang anak kecil dan
berteriak, "Yang Mulia, pelan-pelan, jangan sampai jatuh!" Bocah itu
mengenakan jubah brokat. Tampak berusia tiga atau empat tahun terlihat kuat dan
tampan, kulitnya seputih giok dan tampak luar biasa. Dia berlari mengejar
kupu-kupu di taman. Xiao Lin tidak bisa berpikir sesaat ketika melihat anak
kecil itu. Bagaimana pun ini adalah anak Ye Bing Chang dan "dia" di
alam mimpi.
Bocah lelaki itu
mengejar kupu-kupu itu dan tiba-tiba menabrak kaki Tan Tai Jin. Dia jatuh ke
tanah air matanya berlinang. Tan Tai Jin menurunkan matanya dan menatapnya
tanpa berkedip. Kemudian tatapan semua orang ketakutan dan dia mengangkat anak
kecil itu dengan satu tangan. Melihat gerakan Tan Tai Jin, pelayan itu berlutut
dan berdebar keras, "Tuan Jia Chun, Pangeran Mahkota tidak sengaja. Tolong
biarkan aku mengambil Pangeran Mahkota kembali."
Anak laki-laki kecil
itu menendang kakinya ke udara. Dia menyadari bahwa orang itu berniat tidak
baik sehingga dia ketakutan. Su Su akhirnya tahu apa yang ingin dilakukan Tan
Tai Jin, "Kamu akan membunuh anak ini?"
Tan Tai Jin berkata
dengan dingin, "Bukankah kalian yang ingin keluar? Lagi pula dia palsu.
Apa masalah jika dia terbunuh?"
Saat dia berkata, dia
melemparkan Pangeran Mahkota itu ke pelukan Xiao Lin, Xiao Lin menangkapnya
tanpa sadar. Pangeran Mahkota itu gemetar di pelukan Xiao Lin dan dia
tidak berani menatap Tan Tai Jin.
"Karena itu
anakmu, lakukan sendiri."
Xiao Lin menatap
Pangeran Mahkota di pelukannya dan Pangeran Mahkota memeluknya dengan
ketakutan. Xiao Lin tanpa sadar berkata. "Kita tidak bisa
melakukannya."
Pangeran Mahkota
terus terisak terlihat sangat menyedihkan. Su Su juga merasakan sakit kepala
dan bertanya pada Tantai Jin, "Apakah tidak ada cara lain?"
Tan Tai Jin bersandar
di bebatuan dan memandangnya dengan sombong, "Ini satu-satunya cara?
Mengapa? Kau tidak bisa melakukannya?"
Melihat Su Su dan
Xiao Lin tidak bergerak, Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Betapa lemah
lembut!"
Dari sudut pandang
Tan Tai Jin ini sangat konyol. Bagaimana mungkin ada orang di dunia ini yang
menyerahkan hidupnya karena orang lain? Dia berjalan mendekat dan meraih leher
Pangeran Mahkota itu. Dia mengangkat anak itu ke udara. Wajah Tan Tai Jin tanpa
ekspresi dan tangannya terus mengencang. Xiao Lin mengerutkan kening tetapi dia
juga tahu bahwa Tan Tai Jin benar. Anak ini palsu. Dia mungkin hanya ilusi dari
Qi Iblis Mimpi Buruk. Jika mereka ragu-ragu lagi, semua orang akan dimakamkan
di sini.
Tan Tai Jin
mengerahkan kekuatan tangannya, dan anak yang wajahnya menjadi ungu berubah
menjadi asap hitam dan menghilang di udara. Su Su melirik Tan Tai Jin yang
menggunakan wajah Jia Chun, dia terlihat bernar-benar dingin. Setelah membunuh
Pangeran Mahkota dalam mimpi buruk mereka menuju istana Ye Bing Chang. Xiao Lin
berjalan di depan dalam diam. Rupanya menghilangnya Pangeran Mahkota Kecil
membuatnya merasa berat.
Su Su mendekati Tan
Tai Jin dan baru saja akan berbicara namun Tan Tai Jin lebih dulu berbicara
dengan dingin, "Mengapa? Kau mau menyalahkan aku karena
menjadi kejam?"
Su Su sangat
terkejut. Dia menggelengkan kepalanya dan berbisik, "Tidak, aku hanya
ingin berterima kasih."
Jika bukan karena Tan
Tai Jin, dia dan Xiao Lin mungkin tidak akan bisa memutuskan untuk
menghancurkan alam mimpi ini.
Tan Tai Jin
memandangnya dan berkata, "Kalau begitu beri aku penawarnya. Aku tidak
akan melakukan apa-apa lagi dan pasti akan membawa kalian keluar."
Su Su berpikir
sejenak mengeluarkan sebuah botol dari sakunya dan menyerahkannya padanya. Tan
Tai Jin tidak pernah mengira dia akan memberikannya begitu mudah. Dia pikir
mengapa Su Su begitu bodoh? Tunggu sampai dia meminum penawarnya maka dia pasti
akan...
Namun ketika
penawarnya diminum dia merasa ada yang salah. Permen keras berwarna merah
meleleh di mulut. Su Su tersenyum dan mengangkat kepalanya, dan bertanya
kepadanya, "Apakah itu manis?"
"Kau
menipuku?!" bibirnya berwarna merah karena permen dan wajahnya yang pucat
berubah sesaat.
Su Su tidak bisa
menahan tawa dan hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mengatakan
bahwa aku memberimu penawarnya. Lagi pula setelah keluar dari alam mimpi
racun di tubuhmu akan hilang dengan sendirinya. Selama itu tidak sakit atau
gatal kamu bisa menahannya untuk saat ini,"
Melihat mata Tan Tai
Jin yang dingin dan giginya menggigit permen keras dengan pandangan ingin
membunuh orang, Su Su menahan senyumnya dan berkata, "Jangan dimuntahkan
itu akan mempengaruhi citramu."
Dia mengangkat
tangannya dengan marah dan melemparkan botolnya. Su Su dengan mudah
menangkapnya. Dia berlari ke depan dan berkata dengan riang, "Raja, apakah
Anda ingin makan permen?"
Hal-hal baik harus
dibagikan oleh semua orang. Xiao Lin tertaw. Dia punya pendengaran yang bagus
dan kebetulan mendengar percakapan antara Su Su dan Tan Tai Jin. Meskipun dia
tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya kepada keduanya, Nona Ketiga yang
sekarang ini tidak mengganggu. Sebaliknya dia sangat imut. Bahkan depresi
karena terpaksa membunuh Pangeran Mahkota di alam mimpi.
"Tidak. Terima
kasih Nona Ketiga."
Sebelum tiba di
istana Ye Bing Chang, Tan Tai Jin berpikir sejenak, mengeluarkan dekrit kosong
dan melemparkannya ke Xiao Lin. "Tuliskan pembatalan Permaisuri."
Xiao Lin mendongak
dan ada segel "Kaisar" sungguhan di atasnya. Sepertinya Tan Tai Jin
sudah berencana untuk pergi sejak beberapa waktu lalu. Bahkan jika dia tidak
bersama mereka, dia akan dapat menemukan Ye Bing Chang dan melarikan diri dari
alam mimpinya. Alarm berbunyi di dalam hati Xiao Lin. Kebijaksanaan dan bakat
Tan Tai Jin bukannya tidak signifikan dan dia tegas untuk membunuh. Jika suatu
hari dia berhasil kembali ke Kerajaan Zhou, dia akan menjadi musuh kuat Xia
Besar. Xiao Lin menurunkan matanya dan menulis sendiri dekrit untuk pembatalan Permaisuri.
***
Ye Bing Chang sedang
menjahit pakaian Pangeran Mahkota. Dia melihat Begonia di luar jendela dan
sedikit terkejut. Pelayan di sebelahnya dengan marah berkata, "Yang Mulia,
Kaisar beristirahat dengan gadis itu lagi tadi malam. Anda adalah Permaisuri
tetapi sekarang kaisar memperlakukan Anda semakin acuh tak acuh. Bahkan kami
para pelayan merasa tidak suka akan hal itu."
Jarum di tangannya
menusuk jarinya, Ye Bing Chang menghisap dengan mulutnya dan menurunkan
matanya. "Yang Mulia!" wanita istana berkata dengan panik.
"Tidak
masalah," wajah Ye Bing Chang pucat dan dia tersenyum dengan enggan,
"Ingat. Jangan berbicara seperti ini kepada Kaisar di masa depan. Kaisar
duduk di takhta istana, tidak peduli guntur dan hujan, semuanya adalah
rahmat."
Darah di jari telah
menyebar di kain sutera. Pelayan itu menangani lukanya dan bergumam
"Permaisuri, Anda terlalu baik dan tidak marah sama sekali, Yang
Mulia."
Ye Bing Chang menatap
noda darah tanpa berbicara. Dia tidak memberi tahu siapa pun bahwa tanda "Xiao
Lin" masih tergeletak di kotak riasnya ketika terjadi peristiwa pembunuhan
tadi malam. Dengan senyum di sudut mulutnya dia terus membuat pakaian untuk
putranya.
Pelayan wanita istana
tertawa dan berkata, "Ketika Putera Mahkota dewasa nanti dia pasti akan
memahami luka Anda dan lebih berbakti kepada Anda."
Setelah berkata
demikian seorang pelayan wanita istana merangkak masuk. "Permaisuri ...
Permaisuri ... Putera Mahkota, dia ... terbunuh!"
Setelah itu wajah Ye
Bing Chang berubah drastis. Dia menjatuhkan pakaian di tangannya dan berkata
dengan linglung, "Apa yang kamu katakan?"
"Hamba
melihatnya dengan matanya sendiri di taman kekaisaran ..."
Ye Bing Chang
mengangkat roknya dan berlari keluar dan dia bertemu Tan Tai Jin dan yang
lainnya.
Pelayan wanita istana
dengan gemetar berkata, "Itu...itu mereka ..."
Tan Tai Jin melirik
Ye Bing Chang dan langsung berkata, "Bacakan,"
Kasim mengeluarkan
dekrit kekaisaran dan membacakan dekrit pembatalan Permaisuri. Kaki Ye Bing
Chang lemas dan wajahnya pucat. Xiao Lin menggerakkan kakinya tapi dia menahan
diri untuk menghiburnya. Dibatalkan sebagai Permaisuri, suaminya tidak
mencintainya lagi dan putranya meninggal... semua ini adalah mimpi buruk bagi
semua wanita. Ye Bing Chang menutup matanya, bulu matanya bergetar
terus-menerus. Su Su terus menatapnya karena takut Ye Bing Chang tidak bisa
menerimanya dan akan mencoba bunuh diri tapi Ye Bing Chang jauh lebih kuat dari
yang dia kira.
Dia mengambil dekrit
berkata lembut dengan air mata, "Hamba menerima dekrit ini ..."
Su Su merasa aneh di
dalam hatinya. Melihat Fu Ya mati dan menghilang dan sekte itu dalam bahaya dan
hampir runtuh dia ingin berubah menjadi Formasi Penjaga Gunung untuk melindungi
sektenya. Tapi Ye Bing Chang yang telah mengalami penderitaan demikian besar
bisa dengan tenang menjawab perintah itu. Dia seperti wanita yang patuh, tidak
peduli apa yang "kaisar" lakukan padanya, dia bisa menerimanya.
Su Su belum pernah
bertemu wanita penurut seperti itu sebelumnya . Dia berpikir dalam hati jika
anaknya terluka, jangan sebutkan hal lain, bahkan jika dia mati, dia akan
meledakkan kepala orang itu. Kupu-kupu merah terbang di depan mereka.
Sekarang hanya ujung sayap yang tidak berwarna merah sama sekali dan hari sudah
hampir fajar.
Xiao Lin membantu Ye
Bing Chang berdiri dan berkata dengan hangat, "Bing Chang, bangun, ini
semua hanya mimpi. Semuanya palsu."
Ye Bing Chang
mendorongnya menjauh, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, ini
bukan mimpi, ini nyata."
Xiao Lin mengerutkan
kening. Su Su selalu merasa ada yang tidak beres dan berbalik, "Di mana
Tan Tai Jin?"
Xiao Lin juga melihat
bahwa Tan Tai Jin, yang dari tadi terlihat tidak jauh, telah menghilang. Su Su
tidak peduli dengan Tan Tai Jin berlari ke Ye Bing Chang, "Bangunlah. Jika
kamu tidak ingin pergi, semua orang akan mati di sini. Dalam situasi seperti
itu, mengapa kau masih mau tinggal di mimpi palsu? Jika kau pergi semuanya akan
menjadi lebih baik. Pangeran Keenam sedang menunggumu di dunia nyata!"
Ye Bing Shang
menggigit bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Bagaimana mungkin selama enam
tahun, dia adalah ratu yang paling dicintai dari Kerajaan Xia Besar. Bagaimana
ini bisa hanya sebuah mimpi? Suaminya mencintainya dan dia memiliki Putera
Mahkota yang tampan. Meskipun sesuatu terjadi pada Putera Mahkota, tapi... jika
Yang Mulia berubah pikiran, mereka akan tetap memiliki anak.
Ye Bing Shang
bimbang, Su Su cemas. Melihat bagian putih terakhir di tubuh kupu-kupu berwarna
merah, apalagi Su Su, wajah Xiao Lin juga menjadi berat. Apakah semua orang terjebak
dalam alam mimpi ini?
Saat berikutnya,
kabut hitam tertawa liar muncul di belakang Ye Bing Chang. Waktunya tiba bagi
Iblis Mimpi Buruk datang untuk mengumpulkan buah terakhir. Kabutnya baru saja
akan menyentuh Ye Bing Chang ketika seorang pria dengan kulit pucat muncul di
balik Iblis Mimpi Buruk. Tangan Tan Tai Jin menembus posisi jantung Iblis Mimpi
Buruk dan memegang inti berwarna hitam Iblis Mimpi Buruk itu.
Su Su menyaksikan
inti iblis itu meninggalkan tubuhnya dan energi hitam pada Iblis Mimpi Buruk
bergegas menuju Tan Tai Jin. Dia tidak mengelak tetapi dia menerima semuanya.
Tan Tai Jin melihat inti iblis yang baru saja dia ambil dan melengkungkan
bibirnya.
Susu: ...!
Ternyata alasan dia
masuk ke alam mimpi bukan hanya untuk orang yang ada di dalam hatinya tetapi
juga untuk inti iblis ini. Tidak heran dia bekerja sama, ternyata untuk menarik
tubuh asli Iblis Mimpi Buruk. Mimpi buruk bukanlah monster biasa. Inti iblisnya
tidak lemah, yang diinginkan Tan Tai Jin adalah kekuatan tertinggi. Dia tidak
bisa berlatih seni bela diri sejak dia masih kecil dan dipermalukan. Dia
menikmati kesenangan membunuh dan menindas, tetapi kekuatannya sendiri tidak
cukup.
Dia ternyata seorang
kultivator sejak dia masih fana! Jika seseorang mengatakan kepadanya bahwa jika
Anda mati, segel akan dilepaskan maka dia pasti akan mati tanpa ragu-ragu. Su
Su tidak lagi merasa lega.
Dia bereaksi dengan
cepat dan bergegas, "Berikan padaku!"
Tan Tai Jin
menatapnya dengan dingin. Kali ini dia telah mengambil tindakan pencegahan,
mundur, dan mimpi itu hancur. Hal terakhir yang Su Su lihat adalah dia menelan
inti iblis itu tanpa ragu-ragu. Su Su sangat marah sehingga dia ingin memukul
dinding. Tetapi dia masih bisa memakannya. Dia memakannya. Memakannya!
Hey muntahkan!
Ketika mimpi buruk
itu mati dan kabut hitam menguap Su Su tidak bisa menyentuhnya dan terlempar
keluar alam mimpi. Di hutan, langit cerah. Cabang-cabangnya terbelah oleh jimat
Su Su tadi malam dan ada bau terbakar di udara. Su Su bangkit dari tanah dan
melihat Tan Tai Jin yang pingsan di sisi lain. Su Su menyentuh punggungnya dan
karena telah meninggalkan tubuh Hong Dou luka-lukanya hilang dan dia tidak
merasakan sakit lagi.
Su Su meraih pakaian
Tan Tai Jin, menggertakkan giginya dan berkata, "Bajingan!
Bangun!"
Pemuda pucat di
bawahnya terbangun samar karena goncangan. Bulu matanya panjang dan hitam,
diwarnai embun pagi, terlihat sedikit rapuh dan polos, sama sekali tanpa
temperamen anjing gila dalam mimpi.
Su Su menatapnya,
"Di mana inti iblis itu? Apakah kamu benar-benar memakannya? Muntahkan
dasar bajingan!"
Tan Tai Jin menyentuh
kulit yang disentuh Su Su. Rasanya sangat aneh. Gadis itu terlalu dekat, dan
aroma dingin di tubuh Su Su menyelimutinya membuatnya sangat tidak nyaman.
Perasaan seperti mencekiknya datang lagi. Dia mengangkat tangannya, Benar
... Bunuh dia, aku harus membunuhnya. Dia punya firasat bahwa jika dia
tidak membunuhnya, Su Su akan menghancurkan rencananya di masa depan.
Memikirkan
kekuatanIblis Mimpi Buruk yang telah dia peroleh sekarang, pandangan matanya
menjadi dingin. Dia mengangkat tangannya dan kabut hitam muncul di ujung
jarinya. Namun, kabut hitam mengembun di ujung jarinya sejenak, sebelum
terbentuk, menghilang dalam sekejap.
Su Su secara alami
melihat adegan ini, "Eh?"
Wajah Tan Tai Jin
menjadi kaku. Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa dia masih tidak berguna meski
dia jelas menelan kekuatan Iblis Mimpi Buruk? Su Su juga tercengang. Apakah itu
di dunia kultivasi abadi atau kultivasi iblis, mereka memang dapat mengambil
kekuatan orang lain dan mengubahnya menjadi kekuatan mereka sendiri. Meskipun
metode ini berkembang pesat, itu adalah cara yang salah. Hanya sedikit orang
yang akan memilihnya karena itu akan dikutuk oleh surga ketika terjadi
kesengsaraan besar. Siklus karma tak berujung. Hanya kultivator iblis gila
yang akan memulai jalan ini tidak peduli harga yang harus di bayar dan tanpa
rasa takut akan karma.
Su Su awalnya takut
jika Tan tai Jin menelan iti iblis mimpi buruk dia akan menjadi tidak bermoral
seperti dalam mimpinya. Tetapi kabut hitam ada di tangannya sudah menguap. Su
Su menatap mata suram pemuda di bawahnya dan tiba-tiba ingin tertawa.
Ini...
Dilahirkan dengan
Tulang Jahat di tubuhnya, meskipun ia dilahirkan dengan kekuatan tertinggi,
tetapi kekuatan ini masih disegel. Dewa Iblis yang belum bangun tidak bisa
kultivasi, tidak bisa bela diri, tidak memiliki akar spiritual, dan terlihat
sangat tidak berguna. Tan Tai Jin mengabil jalan yang bengkok, tetapi dia tidak
tahu bahwa dia sudah memiliki tulang jahat terkuat di dunia. Dia adalah
eksistensi terkuat dalam puluhan ribu tahun. Kekuatan Iblis Mimpi Buruk
mengalir ke tubuhnya seperti setetes air di laut yang bahkan tidak menimbulkan
riak.
Selama Tulang Jahat
tidak terbangun, dia tidak bisa menjadi Raja Iblis yang menakutkan dan tidak
berguna untuk mendapatkan inti ibis yang lain. Su Su menunjukkan senyum cerah,
dia mencubit wajah Tan Tai Jin, "Yang Mulia Pangeran Sandera, Anda ingin
membunuh saya, bukan? Cepat dan lakukan!"
Tan Tai Jin memegang
pergelangan tangan Su Su. Dia bisa merasakan kejengkelannya melalui kabut pagi.
Dia dengan sengaja dan dengan takut mengusap lumpur yang ada di tangannya ke
wajah Tan Tai Jin.
Dia menggosok dan
mengeluh, "Siapa yang memaksamu masuk ke alam mimpi? Siapa yang memintamu
memikirkan isteri orang lain? Siapa yang memintamu mendambakan inti Iblis Mimpi
Buruk?"
Mata Tan Tai Jin
hampir membunuhnya. Pemuda itu berkata dengan bodoh, "Ye Xi Wu! Lepaskan
tubuhku!"
Su Su meletakan tepak
tangan ke dahi Tan Tai Jin, "Apakah aku harus mendengarkanmu Kemarin aku
memintamu untuk tidak masuk ke alam mimpi, mengapa kamu tidak mendengarkan?
Apakah kamu tahu bahwa kita hampir mati di alam mimpi buruk?"
Dia berkata dengan
dingin, "Kau sendiri yang mengikutiku. Lagi pula apa urusanmu jika aku
mati?"
Su Su berhenti
menggosok wajahnya. Dia melepaskan tangannya dan senyum di wajahnya memudar dan
dia berdiri dengan pohon. Dia berhenti berbicara dan berjalan keluar dari
hutan. Tan Tai Jin menatap punggungnya dan mengerucutkan bibirnya. Su Su tidak
marah, tetapi tiba-tiba merasa bahwa sangat membosankan untuk berdebat dengan
Tan Tai Jin mengenai benar dan salah. Kau tidak bisa mengharapkan apa pun dari
seseorang yang dilahirkan tanpa kemampuan membedakan baik dan buruk.
Anehnya pagi itu
dingin, dia menggenggam tangannya erat-erat. Dia tahu bahwa Tan Tai Jin
mengikutinya di belakang terdengar dari langkah kakinya. Setelah mengilang
semalaman, dia harus cepat pulang ke rumah. Ye Bing Chang dan Xiao Lin pasti
sudah bangun sekarang. Peristiwa ini tidaklah sia-sia. Bagaimanapun dia melihat
masa lalu Tan Tai Jin dan juga tahu bahwa dia bisa memperoleh
kekuatannya.
Tan Tai Jin berjalan
di belakang Su Su dalam suasana hati yang buruk. Tubuh yang tidak kompeten ini
memberinya dorongan untuk menghancurkan segalanya. Matahari terbit, dan gadis
di depan mengenakan ruqun emas. Matahari menyinari benang emas
roknya, memancarkan semangatnya. Su Su memeluk lengannya, terlihat agak
kedinginan. Tubuhnya ramping dan masih ada rerumputan dan dedaunan di rambut
hitamnya. Tan Tai Jin menatapnya namun Su Su tidak menoleh ke belakang sekali
pun. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh wajahnya yang kotor, matanya
gelap.
Tunggu hingga aku
menemukan beberapa inti iblis lagi. AKu akan membuatmu menghilang!
***
Sebelum kembali ke
rumah, Su Su melihat sosok yang dikenalnya di jalan. Pria berpakaian putih itu
menundukkan kepalanya dan berjalan terburu-buru. Ye Chu Feng? Mengapa dia di
luar? Su Su tiba-tiba teringat kata-kata pengemis kecil beberapa waktu lalu :
"Tuan Muda Kedua keluar pagi-pagi, tinggal di sebuah rumah dan tidak akan
pergi sampai senja ..." Dan bau yang familiar pada dirinya, apa itu? Su Su
berpikir sejenak dan mengikuti.
***
BAB 20
****Peringatan:
Mungkin berisi konten eksplisit****
Su Su mengikuti Ye
Chu Feng ke halaman yang sepi. Seperti yang dikatakan pengemis kecil itu, ada
pohon buah prem merah yang indah di halaman dan cabang-cabangnya menonjol
keluar dari kediaman dan memanjang ke luar terlihat sangat elegan. Ye Chu Feng
melihat halaman, mempercepat langkahnya dan menutup pintu.
Su Su mengendus dan
sepertinya mencium aroma samar-samar lagi. Pintunya tertutup. Dia melihat
sekeliling halaman, menyingsingkan lengan bajunya dan memanjat. Ketika dia
sedang duduk di dinding, dia melihat Tan Tai Jin menatapnya. Su Su baru teringat
dengannya sekarang, "Apa yang kamu lakukan?"
Tan Tai Jin melihat
ke halaman dengan sepasang pupil gelap dan tidak berbicara. Su Su mengikuti
pandangannya dan menatapnya. Mungkinkah halaman ini memiliki hal jahat
yang didambakan Tan Tai Jin? Dia meliriknya, "Aku
memperingatkanmu jangan datang ke sini!"
Dia hampir kehilangan
hidupnya karena kejadian dengan Iblis Mimpi Buruk. Satu masalah selesai dan
datang masalah baru. Jika Tan Tai Jin melakukan sesuatu di sini, Su Sun akan
sakit kepala. Sayangnya peringatannya diabaikan. Sejak dia melihat Tan Tai Jin
mencoba membunuh seseorang dengan gagak malam itu, dia jadi merasa tidak perlu
repot-repot berpura-pura dan mengungkapkan sifat aslinya. Tan Tai Jin naik ke
dinding halaman dan melompat ke bawah. Su Su merasa kepalanya mulai pusing dan
bergegas untuk mengikuti.
Jika ada sesuatu yang
tersembunyi di halaman, saudara laki-lakinya yang lemah mungkin dalam bahaya.
Sangat disayangkan bahwa dia tidak memiliki kekuatan spiritual di tubuhnya
sekarang. Setelah kepala pelayan membeli cinnabar dan kertas jimat dia
menggambar dua jimat yang dapat digunakan. Yang pertama jimat guntur dan jimat
yang membuat tubuh tidak bisa bergerak. Semuanya sudah digunakan di alam mimpi
buruk.
Semakin dekat ke
rumah, semakin kuat aroma anehnya. Halamannya sangat besar. Ye Chu Feng
berjalan ke rumah utama. Tan Tai Jin pergi ke kanan dan mendorong pintu rumah
di sebelah kanan. Mereka bergerak perlahan dan tidak ada pelayan jadi tidak ada
yang akan menemukan mereka. Suara saudara Su Su datang dari ruangan di sebelah.
"Pian Niang,
maaf, aku terlambat hari ini,"
"Tidak apa-apa,
apakah terjadi sesuatu di rumah?" suara menawan lainnya berkata sambil
tersenyum
"Saya bertemu
kakak laki-laki tertua saya ketika saya keluar dari rumah dan kami berbicara
sebentar,"
"Apa yang kakak
sulungmu katakan padamu?" wanita itu bertanya dengan suara seperti madu,
"Apa dia memintamu belajar dengan giat agar mengikutinya berlatih bela
diri? Apakah hanya pejabat militer dan orang kutu buku yang yang dapat mencapai
hal-hal besar?"
"Tentu saja
tidak," suara Ye Chu Feng tidak berdaya. "Hanya saja ujian kerajaan
akan segera dimulai. Kakak tertuaku hanya menyampaikan beberapa patah
kata."
Wanita itu berkata
dengan sedih, "Apakah kamu tidak akan menemuiku karena kamu akan mengikuti
ujian?"
Ye Chu Feng
menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tentu saja tidak. Kamu adalah hal
yang paling penting. Jika kamu tidak menyukainya, aku tidak akan mengikuti
ujian."
Wanita itu tertawa
seperti lonceng yang renyah, "Kamu benar-benar bodoh."
Su Su merenung,
saudara laki-laki keduanya sangat berbakat dalam literasi dan dia memang sangat
berprestasi dalam studinya. Oleh karena itu, Ye Chu Feng sering menjadi sasaran
Ye Zhe Yun yang tidak memiliki pencapaian dalam literasi maupun bela diri.
Ada empat tuan muda
dari keluarga Ye, Tuan Muda Sulung sangat bersunguh-sungguh dan pandai bela
diri, Tuan Muda Kedua pintar dalam literasi dan tertutup, hanya Tuan Muda
Ketiga yang tidak berguna. Dia hanya bisa makan, minum, melacur dan berjudi.
Adapun Tuan Muda Keempat masih muda, jadi kita tidak bisa menghakimi akan
menjadi apa dia ketika dia dewasa.
Su Su tidak menyangka
bahwa saudara laki-laki keduanya yang suka belajar tidak akan mengikuti ujian
kerajaan demi seorang wanita. Jika neneknya tahu mematahkan kakinya akan
menjadi hukuman yang ringan baginya dan dia tidak akan memiliki ibu seperti
Bibi Lian untuk membelanya.
Terdengar teriakan
lembut dari pintu sebelah dan kemudian suara teriakan yang lebih keras. Halaman
di musim dingin sangat sepi seperti dunia kecil dan suara dapat terdengar
dengan jelas. Sesuatu digosok di tanah dan tawa renyah wanita itu menjadi lebih
keras. Su Su mendengar helaan napas yang keras, lalu wanita itu mendesah dan
mengerang seperti sedang tenggelam dalam kesenangan dan kesakitan.
Mata Tan Tai Jin
menunjukkan rasa jijik. Su Su memiliki ekspresi kosong di wajahnya. Karena
dilahirkan di dalam Roh Musim Semi, dia jarang diberikan pengetahuan
tentang seksualitas. Kau tidak bisa mengharapkan pria yang jujur seperti
Pemimpin Sekte di Sekte Hengyang membicarakan hal seksualitas di depan
puterinya. Namun dia telah membaca bersatunya pria dan wanita, Yin dan Yang
berkulitivasi ganda, di perpustakaan sebelumnya.
Sayangnya buku-buku
yang berfokus pada praktik kultivasi sebagian besar adalah teks yang tidak
jelas dan gaya menulis yang telah disesuaikan dengan templat buku kultivasi. Su
Su ingat bahwa ketika dia masih kecil, Kakak Senior Sulungnya membawanya ke
gunung belakang untuk menangkap binatang buas. Saat itu musim semi. Ada dua
binatang roh, satu perempuan dan satu laki-laki, sedang menggosok telinga satu
sama lain.
Su Su kecil yang
memiliki dua sanggulan kecil di kepalanya mengikuti suara itu dan melihat ke
atas dengan rasa ingin tahu. "Kakak Sulung! Ada dua di sini!"
Gongye Jiwu datang
dan melihat pemandangan di hutan. Wajahnya seperti batu giok putih langsung
memerah. Dia menutupi mata gadis kecil itu, "Jangan lihat!"
Dia segera membawa Su
Su segera melarikan diri dengan pedang. Ini adalah pertama kalinya Su Su
melihat Kakak Sulungnya berlari begitu cepat dan telinganya merah. Sejak itu
Kakak Sulungnya jarang pergi ke gunung belakang untuk menangkap binatang roh
dan tugas menangkap roh binatang buas jatuh kepada pada adik laki-lakinya Fu
Ya.
Setelah Su Su
mengingatnya dia menyadari bahwa sebagian besar binatang roh sedang
bersanggama. Tetapi cara manusia mengekspresikan cinta mereka sangat berbeda
dari binatang roh. Jadi ketika aroma di udara semakin kuat, Su Su tidak
mengaitkannya dnegan hal itu sama sekali. Sebaliknya dalam sekejap dia tahu
bahwa ada yang salah!
Aroma yang sangat
menyihir. Ini adalah aroma sihir khas yang unik dari klan rubah! Wanita di
dalam ternyata adalah Iblis Rubah! Kakak keduanya! Mendengar saudara laki-laki
keduanya terengah-engah kesakitan, dia tidak sedang disakiti oleh iblis rubah,
kan?
Su Su hendak berlari
keluar untuk menyelamatkan kakak keduanya, tapi lengannya ditahan oleh Tan Tai
Jin. Ekspresinya tampak aneh, "Apa yang kamu lakukan?"
Su Su merendahkan
suaranya, "Jangan hentikan aku, ada iblis rubah di sebelah. Pasti terjadi
sesuatu dengan Kakak Kedua,"
Tan Tai Jin mengunyah
dua kata itu dengan lembut, "Terjadi sesuatu?"
Tan Tai Jin
menatapnya dan tiba-tiba tersenyum jahat, "Tidak juga. Jika kamu menerobos
sekarang, saudara keduamu malah akan ingin mati."
Su Su menatapnya
dengan bingung. Tan Tai Jin mengeluarkan panah Emei dari lengan bajunya. ITu
adalah senjata dengan bentuk yang aneh dan lebih kecil dari senjata biasa. Jadi
tidak seorang pun akan sadar bahwa itu ada di lengan baju. Su Su tidak tahu itu
terbuat dari apa atau bagaimana itu digunakan. Namun sebuah lubang mudah dibuat
pada dinding kertas. Tan Tai Jin menoleh ke belakang dan melihat sepasang mata
jernih, niat jahat berkecamuk di hatinya.
"Lihat
baik-baik,"
Su Su membungkuk di
depan lubang dan melihat dengan seksama. Dia hanya melihat pena, batu tinta,
kertas, dan tinta di atas meja berjatuhan ke lantai. Ye Chu Feng memeluk
seorang wanita dan menekannya di atas meja. Mata wanita itu tertutup, bibir
merahnya terbuka dan tertutup dan lehernya yang ramping terangkat tinggi. Di
bawah jubah kuning, kakinya yang seputih salju melilit Ye Chu Feng, seperti
bunga dodder yang halus dan tak berdaya dan Kakak Kedua yang lemah tidak
seperti biasanya, gila, seperti binatang gila, terkubur di pelukan wanita itu.
"Pian Niang...
Pian Niang. Aku sangat merindukanmu," Tan Tai Jin menatap Su Su dengan
mencibir. Dia menantikan wajah Su Su yang memerah, berbalik, pucat dan
ketakutan. Sangat luar biasa jika matanya yang jernih seperti kaca, tercemar
dengan kotoran. Tapi gadis di depannya membungkuk di depan lubang dan
memperhatikan sebentar lalu dengan tenang menutup lubang itu. Dia mengangkat
kepalanya dan bertemu dengan mata jahat Tan Tai Jin yang dingin.
Su Su berkata dengan
aneh, "Apa yang sedang kau lihat?"
Tan Tai Jin
menatapnya untuk waktu yang lama. Kata-kata kotor di kamar sebelah berlanjut
tetapi wajah gadis itu tetap tidak berubah. Matanya yang hitam tampak seperti
bunga suci yang mekar dalam gelap. Matanya terlihat sempurna seperti
biasa.
Tan Tai Jin berkata
dengan dingin, "Dasar tidak tahu malu,"
Sepertinya
mempermalukannya akan membuatnya melupakan perasaan aneh barusan. Su Su tidak
setuju mulai menceramahinya denagn serius, "Sejak zaman kuno adalah normal
bagi iblis, dewa, manusia, Yin dan Yang untuk bertemu, dan meneruskan keturunan
adalah hal yang normal. Dengan hal tersebut makhluk dari tiga alam dapat terus
hidup dan berkembang biak dari generasi ke generasi,"
Jadi mengapa harus
malu? Dia tahu bahwa dunia fana lebih keras pada wanita. Jadi apabila manusia
biasa melihat pemandangan ini mereka mungkin akan malu setengah mati.
Su Su langsung
mengerti pikiran Tan Tai Jin. Monster ini ingin melihat dirinya malu dan
marah?Dia memelototinya. Bahkan jika dia harus malu, dia akan malu di depan
pria yang dia cintai. Dia pasti gila jika menutupi wajahnya di depan makhluk
iblis sedingin es ini. Jelas bahwa dia yang dilahirkan dengan tidak memiliki
rasa malu.
Su Su mengulurkan
tangannya, "Pinjamkan aku panah Emei-mu,"
"Apa yang ingin
kamu lakukan?"
Su Su berkata dengan
serius, "Aku akan pergi untuk menikam iblis rubah jahat di sebelah sampai
mati."
Dia tidak menonton
aktivitas sensual Ye Chu Feng dan iblis rubah tetapi melihat apakah iblis rubah
itu akan membahayakan orang. Su Su tahu bahwa beberapa iblis tidak mudah
berkultivasi dan tidak membahayakan orang. Tipe seperti itu adalah iblis yang
baik. Tetapi beberapa iblis dapat membahayakan orang, memikat pikiran dan
menghirup inti kehidupan.
Iblis rubah berbaju
kuning di dalam adalah salah satunya. Iblis rubah sedang menjarah roh Ye Chu
Feng, bahkan mengambil sisa umurnya. Dia bukan iblis yang baik. Pada tingkat
ini, kurang dari tiga bulan, Keluarga Ye akan mendapatkan Ye Chu Feng sebagai
mayat.
Tan Tai Jin berkata
dengan dingin, "Aku tidak akan meminjamkannya,"
Su Su memandang
rendah kemapuannya sendiri. Kultivasi iblis rubah di dalam tidak rendah meski
hanya dalam sekali lihat. Bahkan jikaSu Su memegang panah Emei dia tidak akan
bisa berbuat apa-apa padanya. Bahkan dia tidak tahu kapan Ye Xi Wumemiliki begitu
banyak kemampuan yang berantakan. Dia jelas bukan lawan iblis rubah.
Su Su tahu dalam
hatinya bahwa dia mungkin tidak dapat melawan iblis rubah dan jika dia dengan
gegabah memperingatinya dia akan membahayakan Ye Chu Feng. Kerugian akan
menjadi lebih besar dari pada keuntungannya. Dia tidak tahan dengan iblis rubah
yang menghisap roh Ye Chu Feng jadi dia ingin meminjam panah Emei untuk
menyelamatkannya terlebih dahulu. Sekarang tampaknya lebih baik membuat rencana
jangka panjang. Su Su diam-diam berjalan keluar pintu, melambai ke Tan Tai Jin,
dan lip-synch, "Ayo pergi—"
Sementara itu iblis
rubah sedang asyik berhubungan badan dan tidak memperhatikan mereka berdua. Tan
Tai Jin menatap dinding di depannya dengan ekspresi bingung. Su Su tahu mungkin
saja Tan Tai Jin memutuskan untuk mendapatkan inti iblis rubah. Dia meraih
lengan bajunya dan menariknya keluar. Setelah mendapatkan inti iblis
dia masih menginginkan inti siluman itu juga. Dia tidak takut bahwa delapan
puluh satu guntur surga akan menghancurkannya menjadi abu terbang di masa
depan.
Keduanya berdiri
bersama di bawah sinar matahari dan Su Su menarik napas lega. Ketika melewati
Istana Raja Xuan, Su Su berkata, "Aku tidak tahu apakah Ye Bing Chang
sudah bangun atau belum,"
Tan Tai Jin melihat
plakat nama kediaman itu dan pupil gelapnya sangat fokus. Su Su merasa bahwa
dia memiliki perasaan khusus terhadap Ye Bing Chang. Jika Ye Bing Chang bisa
mempengaruhinya dengan hal baik ketika dia masih kecil mungkin dia tidak akan
menjadi Raja Iblis nanti. Namun rentang hidup umur manusia hanya beberapa
dekade. Jika tubuhnya sudah tua dan mati maka tulang jahat masih terkubur
di dalam jiwanya. Dia akan mengulangi takdir yang menjadi momok bagi dunia dan
terbangun suatu hari.
Jadi menghilangkan
tulang jahat adalah satu-satunya hal yang dapat diandalkan kini. Su Su
tiba-tiba bertanya, "Apakah dia tahu kau menyukainya?"
Tan Tai Jin
menurunkan matanya dan bertemu dengan mata Su Su yang penasaran. Dia
mengerutkan bibirnya, "Dia tidak tahu."
Su Su bertanya,
"Apakah harus dia?"
Dia tidak menjawab
tetapi dari matanya yang hitam dan dingin Su Su mengerti jawabannya. Dia tidak
memiliki pemahaman bawaan dari norma masyarakat atau membedakan benar
atau salah. Jangan sebutkan bahwa Ye Bing Chang sudah menikah dengan Xiao Lin,
bahkan jika Ye Bing Chang memiliki banyak anak, hati Tan Tai Jin masih
belum memiliki konsep merusak norma.
Seperti ketika dia
masih kecil, dia bertanya pada Lan An dengan penasaran, apa itu rasa
malu?Semakin dia dewasa, semakin pandai dia berpura-pura dan menirukan orang
lain untuk memasang ekspresi wajah yang sesuai. Namun dalam jiwanya, dia masih
seorang Raja Iblis muda yang egois, dingin dan acuh tak acuh.
Tidak ada gunanya
berdebat dengannya. Dia secara tidak sadar percaya jika Ye Bing Chang adalah
miliknya. Bahkan jika Ye Bing Chang ditempatkan di Istana Raja Xuan, dia hanya
tinggal di "asrama". Begitu dia memiliki kemampuan dia akan mengambil
kembali apa yang menjadi miliknya.
Su Su menghalangi
pandangannya ke Kediaman Raja Xuan dan berkata, "Kamu tidak boleh
melakukannya!"
Dia mengatakan
kepadanya dengan jelas, "Kamu tahu jika kamu benar-benar ingin bersamanya
hanya ada satu cara."
"Kecuali Raja
Xuan dan aku mati. Tentu saja bahkan jika Raja Xuan meninggal, Bing Chang belum
tentu mencintaimu. Jadi sebaiknya kau menyerah."
Tan Tai Jin menarik
kembali pandangannya dan menatap Su Su yang ada di depannya. Pupil hitamnya
sangat dingin dan dia tiba-tiba tertawa. Terlihat mengejek dan dan tidak
peduli. Bahkan Su Su tidak tahu apakah perkataan untuk memintanya mundur, suatu
hari di masa depan akan menjadi nubuatan. Apa pun yang Tan Tai Jin inginkan dia
akan menginjak tulang dunia untuk mendapatkannya. Dia tidak peduli.Jangan
bicarakan tentang Xiao Lin dan dirinya. Su Su terlambat untuk menyadari hal ini.
***
Dua hari lagi mereka
akan memasuki bulan yang pertama di tahun yang baru. Awal bulan di Kerajaan Xia
Besar masih terbungkus es berwarna perak dan bersalju. Su Su mulai diam-diam
mencari Pengendali Iblis dan pendeta Tao. Iblis Rubah berbaju kuning memiliki
ilmu kultivasi. Iblis yang lolos dari celah di gurun tidak dapat ditangani oleh
master iblis biasa. Karena penangkap iblis dibayar mahal maka banyak penangkap
iblis dan pendeta Tao yang datang terus menerus ke kediaman.
Namun tiap kali
melihatnya Su Su nampak sangat kecewa. Orang-orang ini tidak berbeda dengan
pendeta Tao yang datang ke kediaman untuk menarikan tarian dukun sebelumnya.
Mereka tidak memiliki kemampuan selain bicara yang fasih. Kadang-kadang ada
satu atau dua orang yang bagus tetapi ilmu mereka jauh lebih rendah daripada
iblis rubah.
Su Su sangat cemas
dan tidak tahu berapa lama Ye Chu Seng bisa bertahan. Kebetulan sore ini dia
bertemu Ye Chu Seng, bibirnya pucat. Ketika dia melihat Su Su dia dengan sopan
membungkuk dan berencana untuk pergi. Lelaki di depannya memiliki temperamen
halus dan pendiam seperti bukan seseorang yang baru saja bersama iblis rubah.
Su Su tidak secara
langsung membujuknya tetapi sebaliknya berkata, "Kakak Kedua, kediaman ini
tidak tenang baru-baru ini dan nenek berencana pergi ke Linyuan untuk meminta
jimat kedamaian. Kakak Sulung ada di barak bersama ayah, Kakak Ketiga sedang
memulihkan diri, dan Kakak Keempat masih muda. Jadi nenek memintamu membawa
para prajurit untuk menemaninya,"
Ye Chu Feng
tercengang, terkejut di dalam hatinya. Hanya karena ketika dia berada di
Kediaman Keluarga Ye, dia tidak memiliki keberadaan, tidak peduli jika itubaik
atau buruk, dia tidak ada hubungannya dengan dia. Bagaimana bisa Nenek Ye
memikirkannya kali ini?
Memikirkan gadis yang
ada di halaman, Ye Chu Feng merasa sangat bersalah. Gadis menawan itu akan
kehilangan kesabaran jika dia datang sedikit terlambat saja. Sulit dikatakan
berapa hari jika dia akan menemani neneknya ke kuil Tao. Su Su tidak sepenuhnya
berbohong. Nenek Ye memang khawatir tentang munculnya makhluk iblis di dunia.
Ye Xiao memang berani di medan perang tetapi kekuatan iblis, tidak peduli
seberapa berani manusia, mereka tidak bisa melawannya jadi dia berencana untuk
pergi ke kuil Tao untuk mencari jimat.
Su Su baru saja
memohon kepada Nenek Ye untuk memasukan Ye Chu Feng kepadadaftar orang-orang
yang menemaninya. Karena Nenek Ye memerintahkannya maka Ye Chu Feng tidak punya
pilihan lain selain pergi.
Meski hal-hal
bisa ditunda selama sehari akan ada hari lainnya, pikir Su Su,
setidaknya sampai dia berhasil menemukan penangkap iblis yang kompeten. Jika
tidak maka semuanya akan berakhir jika dia tidak bisa mencari cara untuk
mencegah sebelum Ye Chu Feng akan kehabisan waktunya. Begitu Nyonya Tua dan Ye
Chu Feng pergi, Su Su mengingat kupu-kupu yang memimpin jalan di alam mimpi
buruk. Xiao Lin pasti tahu penangkap iblis yang andal. Matanya berbinar ***dan
dia menulis surat kepada Xiao Lin.
"Chun Tao,
kirimkan surat ini ke Kediaman Raja Xuan,"
Chun Tao terlihat
panik, "Nona, Anda masih menyukai Yang Mulia Raja Xuan ..."
"Apa yang kau
bicarakan, kali ini masalah serius."
"Tapi Nona,
ketika Raja Xuan masih di istana, Anda sering memberi sampo, kue, dan surat,
yang semuanya ditolak oleh Yang Mulia. Yang Mulia juga mengatakan sebelumnya
bahwa semua yang Anda kirimkan akan dibakar."
"...," Su
Su tidak menyangka bahwa dia memiliki begitu banyak sejarah hitam.
"Kalau tidak
kirim surat ini ke Saudari tertua dan katakan ini surat keluarga."
Selama Ye Bing Chang
melihatnya, Xiao Lin seharusnya juga akan tahu. Dia adalah pangeran dari Xia
Besar jadi dia pasti akan memperhatikan masalah iblis ini.
Chun Tao menerima
surat itu, dan dengan sungguh-sungguh menganggukkan kepalanya, "Jangan
khawatir, Nona, saya pasti mengirimkan ini."
Su Su bosan setengah
mati jadi dia hanya menggambar jimat. Ada banyak hal yang harus dihadapi di
masa depan jdai lebih baik bersiap-siap. Terakhir kali dalam alam mimpi buruk,
dia berterima kasih kepad akertas jimat itu. Su Su sekali lagi memahami
pentingnya memiliki kekuatan untuk melindungi diri sendiri. Kepala pelayan
tidak menemukan banyak kertas cinnabar dan jimat jadi Su Su tidak berani
menyia-nyiakannya. Setelah membangkitkan semangatnya dia mencelupkan kuasnya ke
cinnabar dan mulai menggambar jimat. Tanpa kekuatan spiritual yang cukup, dia
gagal lagi dan lagi. Cinnabar jatuh dan jimat terbakar dengan sedirinya.
Namun dia tidak putus
asa dan tidak membiarkan kegagalan menguasainya, mengulangi menggambar
simbol lagi. Menyadari seseorang sedang memandanginya, Su Su menoleh dan
melihat Tan Tai Jin. Di belakangnya turun salju putih yang lebat. Ekspresinya
terihat murung dan dia tidak tahu sudah berapa lama Tan tai Jin berdiri di
sana.
Su Su jarang
melihatnya dua hari belakangan ini dan dia tidak tahu hal buruk apa yang telah
dia lakukan lagi. Su Su juga memiliki hal-hal yang membuatnya sibuk, seperti
iblis rubah, mencari cara menghubungi kura-kura yang menjaga gurun. Setelah Tan
Tai Jin muncul, Su Su mencium bau darah samar di udara. Meski Su Su tidak
terlalu senang tetapi dia juga tahu bahwa sulit untuk menghentikannya.
Su Su berpikir
sejenak dan hanya berkata, "Apakah kamu ingin belajar menggambar
jimat?"
Tan Tai Jin
mengerutkan kening setelah mendengar kata-kata itu. Su Su menghitung dalam
hatinya dan seperti yang diharapkan hitungan kelima dia berjalan mendekat.
Keadaan di alam mimpi terakhir kali membuat Su Su tahu banyak tentang dia. Dia
tidak memiliki belas kasihan dan perasaan tetapi dia menyukai kekuatan dan
pembunuhan. Dia akan mengangkat wajahnya dan dengan serius mengajukan banyak
pertanyaan kepada Lan An. Monster kecil pada waktu itu bahkan bisa disebut
rendah hati. Kemudian Lan An tidak menginginkannya lagi dan tidak tahu di mana
dia belajar berpura-pura dan menunjukkan kelemahan.
Keduanya duduk berhadapan
dan Su Su berkata, "Perhatikan!"
Dia mencelupkan kuas
di cinnabar dan tiap sapuan mendarat dengan lembut di kertas jimat. Karena itu
adalah mantra sederhana maka kali ini selesai dengan cepat. Cinnabar bersinar
sedikit dan kertas jimat tidak terbakar.
"Apakah kamu
ingin mencoba?"
Tan Tai Jin mengambil
kuasnya. Dia sangat pintar meski dia hanya melihatnya sekali dengan posisi
terbalik tetapi hasilnya bagus sekali. Namun cinnabar tidak berkilau dan malah
berkilau gelap. Jimat menyala di depannya dan abunya tersebar di udara. Dia
meletakkan pena dan mengerutkan sudut bibirnya dan matanya menjadi
dingin.
Su Su tercengang, dia
menyadari bahwa makhluk abadi dan iblis adalah berbeda. Kekuatan Tan Tai Jin
berasal dari kegelapan jadi menggunakan mantra makhluk abadi tidak akan
berhasil meski yang diajarkannya adalah mantra untuk serangan. Ini mungkin
alasan mengapa dia dengan keras kepala menginginkan kekuasaan.
Su Su berpikir
sejenak dan meletakkan jimat yang baru saja dia buat di telapak tangannya.
"Sulit menggambar jimat untuk pertama kalinya. Tetapi kau masih bisa
menggunakan jimat. Apakah Anda ingin mencobanya?"
Tan Tai Jin melihat
jimat di telapak tangan Su Su dan menatap gadis yang tersenyum di depannya,
"Hmm."
Su Su mengajarinya
mantra. Tan Tai Jin membacanya diam-diam di dalam hatinya ketika matanya tidak
berkedip menatap Su Su yang ada di depannya. Dia telah melihat kekuatan kertas
jimatnya. Jika Jimat Guntur mengenai seseorang akan membuat mereka kehilangan
nyawanya.
Tidakkah Su Su tahu
bahwa Tan Tai Jin bukan orang baik?
Pengetahuan yang baru
saja dipelajarinya membuatnya merasa dingin dan membenci segala sesuatu di
dunia ini. Dia hampir penuh dengan kekejaman ketika menggunakan jimat ini.
Namun jimat di telapak tangannya tidak berubah menjadi guntur ungu. Cahaya
hangat menyebar dan jimat berubah menjadi gambar yang indah, salju di puncak
gunung, burung putih, air terjun dan daun jatuh, sinar matahari dan tanaman
merambat yang berkelok-kelok. Kelinci mengelilinginya dengan malu-malu dan babi
tanah itu menjulurkan kepalanya dengan rasa ingin tahu. Aliran air mengalir
melalui tangannya menghilangkan semua bau darah. Dia melihat orang tua dan
anak-anak menikmati kesejukan di bawah pepohonan, langit biru dan awan putih,
dunia yang luas.
Dia tercengang. Ilusi
dunia luar. Gadis itu menatapnya dengan senyum di matanya yang cerah. Ada
setitik cinnabar di antara ujung alisnya. Pupil matanya yang gelap menatap Su
Su, jari-jarinya melengkung erat. Pada saat gerakan ini gulungan gambar itu
langsung hancur seketika.
****
Bab Sebelumnya 1-10 DAFTAR ISI Bab Selanjutnya 21-30
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar