Cari Blog Ini
Blog Novel Terjemahan Cina | Feel free to read | Blog ini dibuat hanya untuk berbagi kepada sesama penyuka novel terjemahan Cina | Wattpad : dramascriptnew
Jadwal Update
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Till The End Of The Moon : Bab 21-30
BAB 21
Susu bertanya,
"Apakah itu cantik?"
Ketika dia masih
kecil mantra ini digunakan oleh pemimpin sekte untuk membujuknya ketika dia
mendambakan dunia luar. Dengan begitu dia dapat dengan mudah melihat keindahan
pertumbuhan makhluk hidup dari pada menyelinap nakal pergi keluar sekte.
Awalnya tidak perlu menggunakan jimat sebagai media tetapi Su Su sekarang tidak
memiliki kekuatan spiritual jadi dia harus bergantung pada objek eksternal
untuk membantunya dalam segala hal.
Tan Tai Jin tidak
mengatakan sepatah kata pun. Dia mengerutkan kening dan menatapnya dengan
dingin. Dia tidak ingin menggambar jimat lagi, berdiri dan berjalan keluar.
Ketika punggungnya menghilang di salju tebal, Su Su berbisik, "Tidak bisa
dijelaskan."
Tidak apa kalau dia
tidak mau belajar. Sekarang dia sudah pergi jadi aku bisa menggambar jimat
perlawanan.
Setelah menggambar
jimat lebih dari sepuluh kali, hanya dua atau tiga jimat yang berhasil. Su Su
meletakan jimatnya ketika Chun Tao datang. Mata gadis kecil itu cerah,
"Nona, saya sudah menyerahkan surat itu kepada Nona Sulung."
Su Su mengangguk.
Sekarang dia hanya bisa menunggu jawaban Yang Mulia Raja Xuan.
***
Ye Bing Chang membuka
surat Su Su.
Pelayan Xiao Hui
berkata, "Yang Mulia, Nona Ketiga memang tidak tahu malu karena
masih mengirim surat ini ke kediaman. Tubuhmu belum sembuh benar. Berikan surat
itu kepadaku dan aku akan membakarnya!"
Ye Bing Chang
menggelengkan kepalanya, "Saudara Ketiga mengatakan bahwa ini masalah yang
serius di dalam surat,"
Xiao Hui, "Urusan
penting? Nona Ketiga banyak berbohong. Menurut pendapat hamba dia pasti mencari
kesempatan untuk melihat Raja. Kamu tidak boleh percaya padanya."
"Tapi...
bagaimana jika itu benar?"
Xiao Hui merasa
marah, "Dengan watak Nona Ketiga, mustahil baginya berurusan dengan
masalah penting. Dia gagal membodohi Raja jadi dia ingin membodohimu,"
Wajah Ye Bing Chang
pucat dan dia terbatuk sambil menutupi bibirnya .Sejak dia meninggalkan alam
mimpi buruk terakhir kali, dia belum merasa sehat benar. Xiao Lin sangat mencintainya
dan secara khusus mengundang seorang dokter kekaisaran dari istana untuk
merawatnya. Jari-jari gioknya yang ramping menutupi bibirnya dan alisnya
sedikit berkerut yang menambahkan kesan cantik yang lemah.
Ye Bing Chang
menurunkan bulu matanya, "Tidak peduli apa pun itu, surat ini harus sampai
kepada Raja, jika tidak maka akan menjadi kesalahanku. Xiao Hui antar surat ini
kepada Raja,"
Xiao Hui dengan
enggan menerima surat itu. Matanya berbinar saat dia akan mengatakan
sesuatu.
Ya ini adalah sesuatu
dari Nona Ketiga. Selama aku mengantarkannya ke pelayan Raja mengatakan itu
berasal Nona Ketiga, surat itu pasti akan dibuang seperti sebelumnya. Tidak
mungkin Pangeran akan melihatnya.
Xiao Hui tidak lagi
mengganggu majikannya dan membungkukan tubuhnya, "Aku akan pergi
sekarang."
Setelah dia berjalan
pergi, Ye Bing Chang dengan lembut menopang dagunya sambil melihat pemandangan
salju di luar jendela. Bulu matanya menangkap bayangan.
***
Sejak saat itu hingga
hari ini Su Su belum mendengar balasan Xiao Lin. Dan besok adalah hari ketika
Ye Chu Feng dan Nyonya Tua kembali. Jika Su Su ingin melakukan sesuatu, dia
sebaiknya bergegas sebelum Ye Chu Feng kembali ke rumahnya. Su Su menyuruh
seseorang untuk membuat pedang kayu, menggores jarinya dan menambahkan beberapa
trik sihir di atasnya.
Meskipun dia tidak
memiliki kekuatan spiritual, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Iblis
rubah pasti terluka parah ketika melarikan diri dari gurun. Itulah mengapa
menyerap inti hidup manusia untuk menyembuhkan lukanya jadi Su Su
bukannya tidak memiliki kesempatan. Su Su tahu bahwa masalah ini berisiko, jadi
dia secara khusus menggambar jimat teleportasi terlebih dahulu. Jika dia tidak
bisa mengalahkan iblis rubah, dia bisa melarikan diri.
Setelah dia siap, Su
Su bertanya kepada Chun Tao, "Di mana Tan Tai Jin?"
Chun Tao berkata,
"Saya tidak melihat Yang Mulia."
Xi Xi berpikir
sejenak dan berkata, "Yang Mulia Pangeran Sandera tampaknya keluar di pagi
hari dan dia belum kembali."
Su Su terkejut,
"Apakah kamu tahu ke mana dia pergi?"
Su Su terlalu asyik
dalam hal pembuatan senjata beberapa hari ini dan tidak memperhatikan
pergerakan Tan Tai Jin.
Xi Xi, "Saya
juga tidak yakin. Haruskah saya bertanya kepada kepala pelayan?"
"Lupakan saja.
Aku punya sesuatu untuk dilakukan. Jadi aku pergi dulu. Jika Tan Tai Jin
kembali biarkan penjaga mengawasinya dan jangan biarkan dia keluar lagi."
Sudah cukup buruk
dengan Tan Tai Jin menelan inti iblis . Akan membuat sakit kepala jika Tan Tai
Jin berniat mendapatkan inti iblis lainnya. Su Su pergi sendirian. Dia memilih
untuk pergi di siang hari. Meskipun saat itu musim dingin matahari tetap
bersinar terang. Siang seperti ini iblis itu agak bisa dikendalikan. Karena dia
sudah diperlengkapi dia mengenakan pakaian sederhana. Pedang kayu persik di
punggungnya bersama banyak kertas jimat di lengan bajunya. Beberapa
berguna namun beberapa terlalu lemah. Dia juga membawa lonceng sihir perak di
yang dibeli dari seorang pendeta Tao, yang berdenting karena tergantung di
pinggangnya.
Xiao Lin sedang duduk
di kereta dan ketika dia melewatinya dia hampir tidak mengenalinya. Rambut
gadis itu diikat tinggi dan banyak benda aneh yang menggantung ditubuhnya.
Wajahnya dimiringkan karena matahari, sangat kuat dan memancarkan kecantikan
dari dalam. Di masa lalu jika Xiao Lin melihatnya, Nona Ketiga seperti
kupu-kupu yang ingin semua orang melihatnya. Namun sekarang Nona Ketiga telah
banyak berubah.
Dia tidak lagi
terobsesi dengan penampilan dan pakaian. Namun sekarang dia terlihat lebih
menarik. Meskipun dia mengenakan pakaian yang aneh, matanya yang hidup dan
wajah cantiknya mampu menarik para cendekiawan di jalan berhenti dan
melihatnya. Sayangnya dia tidak memperhatikan karena dia sedang memikirkan
sesuatu.
Xiao Lin memikirkan
kejadian di ruang sidang istana hari ini. Aku takut Tan Tai Jin ...
Xiao Lin menghela nafas sedikit di dalam hatinya. "Nona Ketiga"
katanya.
Su Su berbalik dan
melihat Xiao Lin di kereta. Dia tidak menyangka akan bertemu dengannya sebelum
berurusan dengan iblis rubah. Harapan muncul di hatinya dan dia sangat senang,
"Yang Mulia"
Xiao Lin berkata,
"Mengapa kamu di sini, Nona Ketiga?"
Dia langsung ke
intinya. Su Su dengan cepat membisikkan masalah iblis rubah kepadanya.
Sebenarnya Xiao Lin ingin berbicara dengannya tentang Pangeran Sandera... Namun
sekarang setelah dia mendengar iblis rubah ekspresinya menjadi lebih serius.
"Kenapa kamu
tidak memberitahuku sebelumnya?"
Nada suara Xiao Lin
sedikit mencela. Seorang gadis pergi untuk membunuh iblis tanpa izin,
apakah dia tidak tahu kalau itu berbahaya?
Su Su tercengang. Dia
jelas meminta Chun Tao untuk mengirim surat kepada Raja Xuan tetapi secara
mengejutkan Raja Xuan bahkan tidak tahu. Sebuah tebakan yang mengejutkan
terlintas di benaknya tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Setelah semuanya
dapa dimengerti jika Ye Bing Chang tidak mau Su Su memiliki inetraksi dengan
Xiao Lin.
Su Su berkata,
"Saya yang salah Yang Mulia. Sekarang Anda sudah tahu, apakah Anda
mengenal penangkap iblis?"
Xiao Lin berkata,
"Tunggu sebentar."
Dia memanggil seorang
pengawal dan membisikan kata. Pengawal itu mengangguk dan pergi. Kemudian Xiao
Lin membawa Su Su ke kedai teh dan tidak lama kemudian seorang pria berbaju
putih bergegas mendekat.
"Kurang ajar kau
Xiao Lin. Untuk apa kau membawaku? Kau selalu menggangguku dengan masalah
beberapa hari ini. Aku akan memberitahumu, aku adalah orang dari Raja
Zhao!"
Su Su menatap Yu Qing
dengan heran. Yu Qing terlihat lembut jadi dia tidak menyangka Yu Qing akan
berbicara dengan sikap seperti itu. Sebelumnya dia telah melihat Yu Qing di
sebelah Raja Zhao dan dia tidak berharap orang ini memiliki hubungan pribadi
dengan Raja Xuan. Yu Qing memperhatikan Su Su perlahan dan wajahnya menegang.
Xiao Lin menuangkan secangkir teh untuknya seolah-olah dia tidak mendengar omelannya
barusan.
Xiao Lin berkata
dengan lembut, "Adik Seperguruan, silakan duduk. Biarkan Nona Ketiga
memberitahumu tentang situasinya."
Su Su dengan patuh
mengulangi cerita mengenai iblis rubah.
Yu Qing mengangkat
alisnya, "Iblis rubah? Iblis rubah yang menghisap inti hidup manusia
seperti di dalam buku?"
Meski pun bisa
dibilang bahwa dia belajar untuk melenyapkan iblis, sebelum sekarang, semua
iblis di dunia disegel di gurun jadi Yu Qing tidak memiliki pengalaman praktik.
Terakhir kali ketika menyerbu mimpi buruk, itu adalah pertama kalinya Yu Qing
bertarung melawan iblis sungguhan.
Xiao Lin bertanya,
"Bisakah kamu menghadapinya?"
"Mengenai bisa
atau tidak bisa, aku harus mencari tahu dulu. Biarkan aku kembali dan bersiap
selama beberapa hari..."
Su Su dengan cepat
berkata, "Tidak bisa," Ye Chu Feng akan kembali besok jika iblis
rubah bergerak lebih dulu Saudara Keduanya akan pergi.
Xiao Lin berkata
kepada Yu Qing, "Aku juga setuju untuk pergi hari ini. Jika tiap hari
iblis rubah ada di sini orang-orang akan ada dalam bahaya."
Yu Qing menyilangkan
kakinya, "Apa yang akan aku dapatkan kali ini?"
Xiao Lin melemparkan
belati hitam padanya. Mata Yu Qing berbinar dan menyimpannya. Dia mendengus dan
berkata, "Ayo pergi. Tunjukan jalannya."
"Nona Ketiga
cukup menunjukkan jalan kepada kami. Jangan takut dan kembalilah ke
rumah," Xiao Lin berkata pengusiran iblis lebih membutuhkan skill dari
pada jumlah orang. Sebaliknya jika banyak orang yang pergi dan merek atidak
cukup pengetahuan maka itu tidak akan membantu.
Su Su tahu bahwa
"Kakak Sulung" -nya baik, bertanggung jawab, dan protektif. Tapi
sejauh yang dia lihat, Yu Qing, pembunuh iblis di depannya, meskipun dia
memiliki beberapa keterampilan tetapi tidak berpengalaman dengan musuh. Mereka
hanya akan menderita kekalahan jika pergi seperti ini.
Dia bersikeras untuk
ikut. "Entah aku tidak memberitahumu tempatnya dan pergi sendiri atau
kalian akan membawaku."
Xiao Lin mengerutkan
kening. Yu Qing tersenyum dan berkata, "Aku setuju kamu untuk
ikut,"
AKhirnya mereka tiba
di halaman iblis rubah. Plum merah masih berkembang dengan lebat tetapi
aromanya sudah samar. Mereka bertiga menempatkan penjaga di luar dan memasuki
halaman, tetapi tidak menemukan jejak iblis rubah.
Yu Qing tiba-tiba
berkata, "Ada banyak orang hilang di kota baru-baru ini."
Nadanya terdengar
santai tetapi bagi Xiao Lin dan Su Su terdengar berat, terutama Su Su. Dia bisa
menebak bahwa orang-orang itu mungkin ditangkap oleh iblis rubah. Tanpa pasokan
dari Ye Chu Feng, iblis rubah menangkap orang lain.
"Di mana kita
bisa menemukannya sekarang?" Xiao Lin bertanya.
Yu Qing mengeluarkan
kompas dari lengan bajunya dan jarum kompas berputar liar. Yu Qing terdiam,
"Ya ampun. Ini iblis yang kuat."
Akhirnya kompas
berhenti. Yu Qing berkata, "Ikuti arah kompas."
***
Pada saat yang sama
mata hitam seorang pemuda di depan jendela memperhatikan mereka pergi. Pria
berbaju hitam di belakangnya bertanya dengan ragu, "Yang Mulia?"
Tan Tai Jin berkata,
"Aku mengerti."
"Lalu kapan kamu
akan pergi ke Kerajaan Zhou? Nyonya menunggumu di perahu. Jangan sampai
terlambat. Hamba menyarankan agar Anda pergi malam ini." Pria berpakaian
hitam itu berkata dengan penuh semangat.
Tantai Jin menatap Su
Su dan yang lainnya dari belakang dan berbisik mengejek, "Mereka terlalu
melebih-lebihkan diri mereka."
Pria berbaju hitam
itu tidak mengerti, "Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang tidak bisa Anda
lepaskan?"
"Tidak,"
kata Tan Tai Jin dingin, "Aku akan pergi malam ini."
Pria berbaju hitam
itu sangat senang, "Saya telah menghabiskan empat belas tahun dan akhirnya
selesai menunggu Yang Mulia."
Tan Tai Jin juga
menekuk bibirnya. Matahari bersinar terik di langit. Jarang memiliki cuaca yang
baik di musim dingin. Sangat disayangkan bahwa orang-orang di Xia Besar hanya
memiliki beberapa hari baik untuk hidup.
Akankah darah Dewa
Perang Ye Xiao lebih panas dari orang biasa? Bagaimana rasanya jika darah itu
terpercik di wajah seseorang? Dia meletakkan jarinya di dahinya
dan tertawa rendah. Wajahnya penuh penghinaan namun membenci dirinya
sendiri.
***
Su Su merasa nyaman
untuk membawa pembunuh iblis. Jika dia datang ke sini sendirian, dia
tidak akan menemukan iblis rubah. Pada saat ini, mereka bertiga berjongkok di
luar hutan bambu sambil menahan napas. Aroma harum datang dari sebuah rumah
bambu yang indah. Su Su berbisik dan mengingatkan, "Ini aroma sihir.
Jangan sampai terhirup banyak."
Jika kau terlalu
banyak menghirup aroma sihir iblis rubah maka itu akan menyihir pikiranmu. Yu
Qing menuangkan tiga pil dari dalam botol dan memberikannya kepada semua orang.
Su Su memakannya dan menemukan bahwa dia tidak bisa mencium bau aroma sihir
lagi. Yu Qing mengeluarkan benang merah dari kotak penyimpanan batu giok ke
udara. Dia memberi Xiao Lin salah satu ujungnya dan Xiao Lin mengangguk bahwa
dia mengerti.
Yu Qing berjalan
ringan dan mulai mengatur garis merah di sekitar rumah bambu. Su Su sedikit
terkejut melihat Yu Qing membentuk formasi array dan itu merupakan formasi
jebakan jiwa yang kuat. Formasi jebakan iblis memiliki dua belas array,
bentuknya persegi, awan mendominasi keempat sudutnya. Sulit bagi musuh untuk
melawan ketika kita menggunakannya. Formasi ini tidak bisa ditentukan dan tidak
terbatas. Sayangnya formasi ini tidak dipakai sendiri karena membutuhkan
bantuan matahari.
Yu Qing menghitung
setiap tahapan dan mengaturnya dengan sangat akurat. Su Su tidak menyangka
bahwa lima ratus tahun yang lalu, Yu Qing yang bukan makhluk abadi bisa tahu
array ini. Sangat disayangkan tidak ada cukup orang. Hanya dengan total ada
tiga maka mereka tidak bisa membuat empat sudut. Yu Qing berjalan kembali
dan membiarkan Su Su memegang utas lainnya. Dia melangkah ke formasi sendiri
dan tangannya menggambar teknik dan beberapa pedang perak kecil muncul di
belakang mereka.
"Musnahkan!"
Pedang dengan cepat bergerak menuju rumah bambu. Sesaat berikutnya rumah bambu
itu meledak dan gadis berbaju kuning itu berguling tanpa menyadarinya. Dia
telanjang, menyadari bahaya dan menyipitkan mata ke semua orang. Di sampingnya
ada beberapa pria telanjang. Matanya nampak kosong dan wajah mereka merah. Dua
lainnya sudah mati. Masih ada orang belum menyerah dan mencoba menyentuh iblis
rubah. Dia bersandar untuk menciumnya, "Cantik, cantik ..."
Iblis rubah
menendangnya dan berkata kepada Yu Qing, "Mengapa? Apakah kau ingin
bermesraan denganku juga?"
Dia tidak mengenakan
pakaian apa pun. Xiao Lin mengerutkan kening dan berbalik. Sebaliknya Yu Qing
menatapnya tanpa berkedip dan berkata, "Seperti yang diharapkan dari iblis
rubah...," Dia memiliki penampilan yang baik.
Suara iblis rubah
memesona, tetapi terlihat sangat murni. Dia menghentakkan kakinya dan bersandar
ke lengan Yu Qing dan mengeluh, "Kamu baru saja menyakiti ku,"
Yu Qing melengkungkan
bibirnya, "Kalau begitu aku harus meminta maaf kepadamu
cantik..."
Dia membuka lengannya
mencoba menangkap iblis rubah. Ketika jarinya terangkat, Su Su dan Xiao Lin
mengerti apa yang dia maksud dan pada saat yang sama mereka menutup jaring.
Garis merah menyala dengan cepat menyatu dengan jaring dan mengarah menuju
iblis rubah. Array jebakan jiwa memiliki efek membuatnya tidak bisa bergerak
dan benang merah mengikatnya dengan erat di dalamnya.
Senyum iblis rubah
menghilang dan dia berkata dengan dingin, "Jangan memaksaku bertindak
kasar!
"Sial!"
pikir Su Su dan berteriak pada Yu Qing, "Cepat menyingkir."
Yu Qing bereaksi
dengan cepat dan menjatuhkan diri ke tanah. Kemudian entah dari mana dia muncul
ujuh ekor kuning di belakang iblis rubah. Tanpa mereka sadari benang merah akan
segera putus. Dia tidak tahu kapan garis merah itu putus.
Su Su menarik Yu Qing,
"Bukankah benang merahmu adalah Benang Pengikat Iblis?"
Yu Qing hampir
dikibas oleh ekor iblis rubah dan meludahkan seteguk lumpur, "Di mana aku
bisa mendapatkan Benang Pengikat Iblis? Hanya pendeta dari Gunung Abadi
saja yang bisa memilikinya,"
Su Su Ning tersedak:
"..."
Ketika dia melihat
rubah monster berekor tujuh dia sangat putus asa. Bagaimana kita bisa
mengalahkannya.
Iblis rubah memandang
Su Su dan berkata, "Jadi ada seorang gadis kecil juga. Kalian berani
bersekongkol melawanku. Sekarang aku sangat marah!"
Ekornya membubung
tinggi dan mengarah ke mereka. Su Su mundur ke belakang dengan Yu Qing kembali
dan menghindari serangan rubah. Dia menarik pedang mahoni. Jimat di lengan Su
Su pergi ke arah iblis rubah. Tiga jimat kuning memancarkan cahaya yang
menyilaukan.
Iblis rubah mencibir,
"Yang ini cukup memiliki kemampuan ...". Tapi sayang sekali
itu bukan tubuh abadi jadi apa yang bisa kau lakukan padaku?
Iblis Rubah memblokir
pukulan itu dengan cakarnya dan kulitnya robek dalam sekejap. Dua lainnya
memotong dua ekornya menjadi hitam dan bau daging samar-samar ada di udara.
Pedang kayu mendorong punggungnya jadi dia hanya bisa menghindar.
Xiao Lin mengeluarkan
tali emas menangkap tangan dan kaki iblis rubah dan mengikatnya ke pohon.
Mengambil keuntungan dari waktu ini, Yu Qing berusah amengeluarkan sesuatu dari
kantong gioknya dan melemparkannya ke iblis rubah. Iblis rubah dipukul tepat di
wajahnya dan dia menjadi marah ketika cakar dan bahunya mulai berdarah.
Wajahnya marah. Melepaskan diri dari tali dan menerjang Su Su. Xiao Lin
menghunus pedangnya dari sarungnya dan bertemu dengan cakar iblis rubah.
Ilmu pedangnya luar
biasa. Seorang manusia biasa bisa melawan rubah iblis selama beberapa putaran.
Yu Qing menarik Su Su, "Sial, sial, sial. Kenapa kau berdiri di sini.
Cepat lari!"
"Xiao Lin masih
..."
"Dia bisa lari
sendiri!" Yu Qing berkata dan memimpin untuk melarikan diri.
Su Su juga tahu bahwa
jika itu adalah rubah berekor empat atau lima, mereka masih memiliki kesempatan
untuk menang hari ini. Tetapi itu adalah iblis rubah ekor tujuh dan mereka
hanya bisa melarikan diri untuk sementara waktu. Dia mengejar Yu Qing. Tidak
lama kemudian, Xiao Lin juga menyusul. Iblis rubah sangat marah dan tidak akan
membiarkan mereka pergi jadi dia terbang mengejarnya.
Pada saat ini ada
rawa di depannya. Yu Qing terus mengutuk, "Kesialan ini terlalu
banyak!"
Iblis Rubah tertawa
keras. Iblis Rubah memainkan rambutnya, "Dalam hal ini akubisa memberimu
cara yang menarik untuk mati."
Dia mengangkat
ekornya dan mereka bertiga dihempaskan ke rawa olehnya. Iblis Rubah
berbaring di pantai dengan tujuh ekor menjuntai menyaksikan mereka tenggelam.
Dia memandang Xiao Lin, "Sangat disayangkan aku tidak bisa menghabiskan
malam dengan pria tampan sepertimu,"
Ekspresi Xiao Lin
tidak berubah, tetap stabil dan berusaha untuk tidak tenggelam sterlalu cepat.
Namun Yu Qing tidak terlalu tenang dan dengan panik mengutuk Iblis Rubah.
"Aku tidak pria
bau sepertimu!" Setan rubah berkedip, "Ngomong-ngomong, karena kalian
semua akan mati, coba aku lihat tipe kesukaanmu dan aku akan memuaskanmu untuk
terakhir kalinya,"
Dia meregangkan
ekornya dan meletakannya di Yu Qing. Yu Qing berhenti mengutuk, melihat iblis
rubah dan seketika menjadi tergila-gila. Iblis Rubah menyentuh wajahnya dan
berkata dengan senyum manis, "Oh, ternyata kau suka wanita cantik dan
lincah."
Dia menoleh ke Xiao
Lin yang tenang. Ekor Iblis Rubah menyapu, "Wanita ini cukup cantik.
Apakah dia istrimu? Tapi di hatimu, tanggung jawab dan perlindungan terlalu
banyak. Statusnya tidak cukup juga?"
Ekornya jatuh di pipi
Su Su. Sesaat kemudian, iblis rubah tertawa, "Menarik, sunggh menarik.
Kamu tidak punya orang yang kau cintai. Sudah lama aku tidak melihat orang yang
begitu murni... Sayang sekali kamu ditakdirkan untuk mati di sini hari
ini."
Su Su merasa dia
tenggelam dan air rawa hampir mencapai dagunya. Dia menggertakkan giginya,
mencoba berkonsentrasi menggunakan teknik makhluk abadi untuk mengendalikan
angin. Jika dia berhasil maka mereka bertiga akan hidup.
Iblis Rubah sudah bosan
dan berubah menjadi Ye Bing Chang untuk menggoda Xiao Lin. Ekspresi Xiao Lin
berangsur-angsur menjadi lebih lembut dan suara iblis rubah menjadi lembut,
berubah menjadi suara Ye Bing Chang. Iblis Rubah melirik Su Su dengan penuh
kemenangan. Su Su mencoba membangunkan Xiao Lin tetapi tidak ada gunanya.
Secara perlahan Su Su
merasa hampir tidak bisa bernapas. Jika dia tahu itu adalah rubah berekor tujuh
yang berlari keluar dari gurun bahkan dia dia dipukul sampai mati maka dia
tidak akan datang! Iblis besar apa yang diprovokasi Ye Chu Feng! Dia
menggerakkan jari-jarinya dengan sulit. Teknik Mengendalikan Angin!
Cepat!
Iblis Rubah sangat
bersenang-senang tetapi tiba-tiba dia berseru dengan lembut. Saat itu matahari
sudah terbenam. Di hutan bambu, seorang pemuda berpakaian hitam menampakan
diri. Dia memiliki rambut hitam dan bibir merah dan berjalan perlahan. Mata Su
Su melebar : Tan Tai Jin!
Setan Rubah
menatapnya sambil tersenyum."Sungguh tampan." Dia menutupi luka di
bahunya dan menjilat bibirnya, "Ke sini dan bantu sembuhkan aku."
Tan Tai Jin
menggerakan bibirnya, "Baiklah." Suaranya dalam dan serak
menarik Iblis Rubah agar bergerak.
"Coba aku lihat,
siapa yang hatimu rindukan?" Dia berjalan dengan mempesona selangkah demi
selangkah menuju Tan Tai Jin. Ekor rubah menyentuh pipi Tan Tai Jin dan
dicengkeram oleh tangan pemuda itu. Iblis Rubah tersenyum ingin melihat siapa
yang dia cintai pemuda itu di dalam hatinya. Setelah beberapa saat senyum iblis
rubah menghilang dan dia menjadi bingung, "Kamu ..."
Bocah itu berkata
dengan dingin, "Bagaimana, apakah kamu melihatnya?" Iblis Rubah
menatap Tan Tai Jin dengan tatapan yang dalam. "Bagaimana
mungkin..."
Sebelum panah Emei di
lengan pemuda itu terlepas iblis rubah tersenyum dan berkata, "Aku tidak
akan bermain denganmu lagi. Di sana mereka akan mati. Di antara ketiganya kamu
hanya hanya bisa menyelamatkan satu saja. Sampai jumpa lagi!"
Mengingat guruh
ungu yang membelah kulitnya, Iblis Rubah sangat dendam. Sebelum dia
terbang menjauh dia tersenyum pada Su Su, menjentikan setetes darah di alis Su
Su : Biarkan gadis yang murni ini menguji pemuda yang sudah menipuku.
Iblis
Rubah berubah menjadi rubah kuning kecil dan menghilang ke hutan dalam
sekejap. Tan Tai Jin berjalan menuju rawa. Seperti yang dikatakan iblis rubah,
ketiganya dalam kondisi yang mengancam jiwa. Xiao Lin dan Yu Qing
dibiarkan dalam keadaan tidak sadar oleh Iblis Rubah. Pemuda itu duduk di tepi
rawa. Su Su menahan napas dan menatapnya dengan mata yang indah.
Tan Tai Jin tidak
punya rencana untuk menarik mereka sama sekali. Su Su menebak dia masih
menginginkan inti Iblis Rubah. Mungkin dia telah mengikuti mereka. Tidak
tahu bahaya besar apa yang mengintai di belakangnya. Sayangnya karena melihat
Iblis Rubah berekor tujuh, dia untuk sementara menyerah.
Mulut Su Su
tersangkut di rawa dan tidak dapat berbicara, jadi dia berkedip padanya : Setidaknya
jadilah manusia dan tarik salah satu! Mata Tan Tai Jin menatapnya namun dia
masih tidak bergerak .Su Su menutup matanya. Alasan mengapa dia tidak panik
adalah karena sebenarnya dia masih memiliki kartu trump : Jimat Teleportasi di
lengan bajunya. Namun jimat itu juga membutuhkan Qi untuk diaktifkan. Dia baru
saja mengumpulkan kekuatan spiritual yang cukup untuk membawa teman-temannya
pergi.
Tidak apa-apa jika
Tan Tai Jin tidak ingin menyelamatkan mereka.
Jimat teleportasi
terbang ke udara. Xiao Lin dan Yu Qing perlahan menghilang dari rawa. Tetapi
setelah beberapa saat Su Su masih berada di rawa.
Susu : ......!
Apa yang terjadi
mengapa aku tidak berteleportasi?
Tiba-tiba dia
teringat darah yang dijentikan Iblis Rubah di alisnya sebelum dia pergi. Dia
sekarang ternoda oleh iblis dan jimat teleportasi menteleportasi makhluk iblis.
Memikirkan hal ini, Su Su menatap Tan Tai Jin lagi. Mata pemuda itu menatap dengan
ejekan seperti dia senang menatapnya seperti itu. Su Su berpikir dalam
hatinya : Meski pun aku akan mati, aku tidak akan memohon padanya
karena aku tahu itu tidak berguna. Jika hal terburuk datang maka aku akan
membangunkan Gelang Giok.
Dia masih menjaga
tulang belakangnya tetap tegap. Kecuali Su Su ingin mati sediri maka tidak ada
yang bisa membunuhnya! Gadis itu tidak mengatakan sepatah kata pun dan
membiarkan rawa menelan dirinya. Senyum di mata Tan Tai Jin berangsur-angsur
menghilang dan diwarnai amarah yang dingin. Matahari terbenam dan hari hampir
gelap. Ini adalah batas waktu terakhir baginya untuk meninggalkan Kerajaan Xia.
Tan Tai Jin memandang kepala Su Su dengan dingin dan berbalik pergi. Sungguh
mengesalkan, Su Su mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain, daripada
memohon kepada Tan Tai Jin, dia lebih memilih mati.
Dia berjalan beberapa
langkah ketika tiba-tiba ada suara di belakangnya. Gadis yang kusut itu
didorong keluar dari rawa dengan kekuatan. Dia terjatuh di tanah, batuk terus-menerus.
Su Su sangat terkejut. Pengendali Angin benar-benar berhasil kali
ini. Potensi manusia benar-benar tidak terbatas.
Tetapi ketika dia
memandang ke atas dan melihat Tan Tai Jin dia berkata dengan terkejut,
"Kamu belum pergi?" Dia tenggelam begitu lama dan mengira dia telah
pergi sejak tadi. Wajah Tan Tai Jin berubah, dia mencibir, menusuk leher Su Su
dengan Emei dan berkata, "Bagaimana aku bisa pergi kalau kau belum
mati!"
***
BAB 22
Su Su telah melihat
ketajaman panah Emei. Dia mengangkat kepalanya untuk menghindari kulitnya
tergores.
"Aku sangat
lelah sekarang dan tidak ingin bertengkar denganmu." Su Su berkata,
"Iblis rubah mungkin akan kembali. Apakah kamu yakin ingin tinggal di
sini?" Setelah bicara dia bermaksud untu menyingkirkan panah Emei.
Tantai Jin hendak
mengatakan sesuatu tetapi ketika dia melihat pandangan Su Su berubah,
ekspresinya agak lesu. Susu berkedip sedikit warna ungu iblis mulai muncul di
mata yang aslinya berwarna hitam. Tan Tai Jin tiba-tiba teringat percikan darah
yang muncul di alis Su Su sebelumIblis Rubah pergi.
Apa itu?
Dia selalu waspada
terhadap hal yang tidak diketahui dan baru saja akan menghentikannya ketika
menyadari bahwa panah Emei di tangannya dipegang oleh Su Su. Saat berikutnya
wajah kecil yang kotor ditempelkan di punggung tangannya yang dingin. Tan Tai
Jin bisa meliha dengan jelas matanya yang memantulkan salju berwarna
putih. Saat ini penampilan Tan Tai Jin terlihat di pantulan mata Su Su
yang sebening kristal. Su Su menatapnya dengan saksama. Mata Su Su yang lembut
dipenuhi kegembiraan dan ketulusan.
Tantai Jin mencibir
dan berkata, "Terjebak dalam sihir iblis. Menyedihkan sekali!"
Seseorang dapat
membayangkan efek apa yang akan ditimbulkan oleh darah yang berasal dari seekor
rubah berekor tujuh berusia seribu tahun. Tan Tai Jin tidak ingin membuang
waktunya bersama Su Su. Sekarang karena dia masih hidup hampir mustahil untuk
membunuhnya. Ini sudah malam. Berhubung dia tidak bisa mendapatkan inti Iblis
Rubah dia harus pergi secepat mungkin atau semuanya akan sangat terlambat.
Adapun Su Su, dia tidak peduli tentang apa yang akan terjadi padanya.
Dia baru saja akan
bangun ketika panah Emei di tangannya direnggut oleh gadis itu. Sesaat kemudian
Su Su membanting Tan Tai Jin ke tanah. Ketika gadis itu menekan bahunya, pupil
ungu mudanya menampakan senyum.
Dengan membalikan
tangannya dia menekan panah Emei ke arah Tan Tai Jin dan berbisik di
telinganya, "Tantai Jin, apa kau sangat lemah? Atau apakah kau tidak
berdaya melawanku?"
Tai Jin berkata,
"Kau cari mati!"
Pupil hitamnya dalam,
seekor ular belang kecil muncul di belakangnya ketika Tan Tai Jin mencibir.
Ular kecil itu diam-diam bergegas menuju Su Su. Tai Jin menatapnya dengan
dingin : Karena kau sudah sadar maka pergilah ke neraka! Ada
senyum bahagia di sudut bibirnya. Tidak peduli siapa itu ketika dia dekat
dengan kematikan dan panik mereka akan menjadi sangat jelek tidak terkecuali Su
Su.
Su Su sepertinya
tidak memperhatikan ular berbisa di belakangnya. Dia menindih bahu pemuda itu
dan kilauan senyum makin mengembang di mata ungunya. Kemudian dalam tatapan
acuh tak acuh Tan Tai Jin tanpa peringatan apa pun, Su Su memegang kedua pipi
Tan Tai Jin dan menundukkan kepalanya. Ketika dia merasakan sentuhan lembut di
wajahnya, Tan Tai Jin tidak ada waktu untuk mengenali nama ekspresi dirinya.
Ular kecil yang ada
di belakang Su Su mendadak diam. Tidak lagi dikendalikan tiba-tiba ular itu
jatuh dengan sendirinya dari ranting pohon. Tidak mengerti mengapa ular itu
berhibernasi atau apa dia merayap masuk ke dalam gua.
Su Su berbaring di
dada Tan Tai Jin dan tiba-tiba tertawa. Dia tertawa renyah dan jelas membuat
hutan bambu tampak menghangat di malam musim dingin di awal bulan. Wajah Tai
Jin sangat jelek. Niat membunuh berkecamuk di matanya ketika tiba-tiba dia memeluk
lehernya dengan erat dan meringkuk di pelukannya.
"Tidak masalah
jika kamu lemah. Aku akan melindungimu di masa depan."
"Enyahlah!"
dia memutar tangannya dan meremas bagian belakang leher Su Su ingin mencekiknya
sampai mati. Mata ungu gadis itu bersinar terang. Itu jelas merupakan warna
iblis namun itu tidak membuatnya terlihat jahat malah lebih indah. Dagu Su Su
bersandar di bahu Tan Tai Jin dan dia malah terlihat mempesona. Suaranya lembut
dan pelan dan mendengarnya di malam musim dingin yang sepi seseorang bahkan
bisa mendengarnya dengan sedikit rasa malu.
"Aku tidak akan
pergi. Aku menyukaimu,"
"Diam!" Tan
Tai Jin hampir menekan bibirnya menjadi garis lurus. Dia menggenggam tangannya
dengan kuat mencoba mendorong tubuh Su Su. Dia tidak pernah memiliki begitu
banyak kata untuk mengutuk seseorang di dalam hatinya. Cabul dan tidak
tahu malu! Pikiran kotor! Penuh nafsu dan kotor. Dia sama kotornya dengan
Iblis Rubah!
Hanya setetes darah
membuatnya seperti ini.
Leher Su Su hampir
dipatahkan oleh kekuatannya. Dia enggan mengangkat kepalanya dan sedikit tak
berdaya. Tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Keduanya kini
tertutup lumpur rawa.
Dia meletakkan
tangannya di dada Tan Tai Jin, sedikit terengah-engah dan mengeluh, "Hei,
kau mencekikku lagi, aku benar-benar akan mati."
Tangan di lehernya
berhenti dan dia melihat seringai di sudut mulut Tan Tai Jin. Su Su dengan
lembut meletakan tangannya di wajah Tan Tai Jin. Tempat dimana dia menciumnya.
"Tan Tai Jin jangan menyukai Ye Bing Chang lagi tapi sukai aku,"
Dia tertawa dan
merasa sedikit malu tetapi gadis kecil itu mengumpulkan keberanian dan tersipu
dan berkata, "Dia tidak mencintaimu. Dia itu istri orang lain. Aku akan
sangat mencintaimu. Di masa depan aku tidak akan membiarkan orang menggertakmu
dan akan memberimu banyak anak. Bagaimana?"
Saat berikutnya
pemuda itu mengangkat tubuh Su Su. Bibirnya pucat, tidak tahu apakah dia marah
atau benci."Kamu bermimpi!"
Su Su menggosok
sikunya yang sakit. Dia meletakan tangannya di dada dan merasa bahwa cinta yang
tiba-tiba ini terlalu berlebihan dan dia tidak bisa menahannya. Dia sepertinya
tidak pernah menyukai orang seperti ini sebelumnya, seperti ngengat masuk ke
dalam api dan ingin mendekatinya.
Namun sebelum dia
lebih jauh beberapa anak panah es jatuh di kakinya. Naluri Su Su akan bahaya
masih ada. Dengan cepat dia mundur dan jatuh ke salju hanya untuk melihat
beberapa bayangan berpakaian hitam muncul satu demi satu di hutan bambu.
Mereka berlutut di
depan Tan Tai Jin, "Yang Mulia, kami terlambat."
Pemimpin mereka
melirik Su Su dan bertanya, "Apakah kita perlu membunuhnya?"
Tan Tai Jin menatap
Su Su dengan dingin. Pandangan gadis itu kosong menatapnya dengan sedikit
keluhan. Dengan marah di dalam hatinya dia berkata, "Bawa dia!"
Pria berpakaian hitam
itu terkejut, "Yang Mulia?"
Mereka akan kembali
ke Kerajaan Zhou jadi bagaimana mereka bisa membawa seorang gadis asing pergi
bersama mereka. Tan Tai Jin dengan dingin melengkungkan bibirnya dan berkata,
"Dia adalah satu-satunya anak sah Ye Xiao. Bawalah dia jika perlu bunuh
dia untuk menakuti Ye Xiao."
"Yang Mulia
bijaksana."
Dua tinju sulit
mengalahkan empat tangan. Kelompok pria berpakaian hitam ini memiliki
keterampilan seni bela diri yang tinggi dan Su Su dengan cepat diikat. Darah
Iblis Rubah menghilang, ungu muda di matanya sedikit memudar dan akhirnya dia
pingsan. Ketika kelompok pria berbaju hitan menghilang dari hutan, iblis
rubah kuning melangkah keluar.
Ia menjilat cakarnya
dan berkata, "Ini sangat menarik."
Tetesan esensi dan
darahnya akan membuat orang benar-benar percaya bahwa orang di depannya adalah
orang yang dia cintai. Itu juga memiliki efek tidak bermoral. Namun, gadis itu
ternyata hanya mencium Tan Tai Jin dan dia mengaku dengan gembira bahwa Su Su
ingin melindungi Tan Tai Jin. Meksi itu hanya ilusi yang sementara, cinta
sederhana dan ganas seharusnya bisa menyentuh hati siapa saja. Sayang sekali
dia menghadapi pemuda berbaju hitam.
***
Ye Bing Chang melihat
Xiao Lin jatuh di halaman, buru-buru berlari dan berkata, "Yang Mulia, ada
apa denganmu?"
Xiao Lin membuka
matanya. Ada sedikit suara di udara dan Xiao Lin mengangkat tangannya untuk
melindungi Ye Bing Chang di belakangnya. Saat berikutnya, Yu Qing jatuh dari
udara. Yu Qing terbanting dengan keras dan terbangun kesakitan.
Dia berkata,
"Pinggangku!"
Ye Bing Chang
terkejut ketika dia melihatnya jatuh dari udara. Dengan lembut dia menarik
pakaian Xiao Lin. Dia bertanya dengan gelisah, "Yang Mulia. Apa yang
sebenarnya terjadi?"
Xiao Lin berkata
dengan rasa bersalah, "Aku baru saja menyelesaikan sebuah masalah setelah
menghadiri sidang. Maaf telah membuatmua khawatir,"
Ye Bing Chang
tersenyum lembut, "Kepala penjaga memberitahuku. Selama Yang Mulia aman
aku baik-baik saja,"
Dia memandang Yu
Qing, "Ini?"
Xiao Lin tidak
menyembunyikannya darinya, "Adik Seperguruanku, Yu Qing."
Yu Qing mencoba
mengatur wajahnya yang kesakitan. Dia melihat Ye Bing Chang dan membuka kipas
lipatnya dan kembali ke penampilan tuan muda yang elegan. Keduanya saling
memberi salam.
"Yu Qing, kau
pergilah ke lobi dan tunggu aku." Xiao Lin berkata.
Yu Qing tahu bahwa
Xiao Lin ingin mengatakan sesuatu. Istri Kakak Seperguruannya sangat lembut.
Sebelumnya kejadian dengan iblis mimpi buruk sangat menakutkan untuknya. Dia
mengira Xiao Lin tidak ingin membuatnya takut jadi dia berencana untuk
mendiskusikan IBlis Rubah berekor tujuh dengannya secara pribadi.
Begitu Yu Qing pergi,
Xiao Lin berkata kepada Ye Bing Chang, "Ayo."
Xiao Lin meraih
tangan Bing Chang dan membawanya duduk di paviliun. Langit berubah menjadi biru
tua dan lentera di kediaman masih menyala. Xiao Lin mengeluarkan kotak brokat
dari tangannya dan berkata dengan lembut, "Buka dan lihatlah."
Ye Bing Chang
membukanya dan seekor burung kayu kecil yang lucu melompat keluar dari kotak
brokat. Untuk mengejutkannya burung kayu kecil itu mengepakkan sayapnya dan
terbang. Dia bernyanyi ketika terbang.
Ye Bing Chang
tercengang dan menatap Xiao Lin dengan heran. Penampilan dan temperamen Xiao
Lin seperti abadi, sangat sulit untuk membayangkan bahwa dia akan memiliki
pikiran seperti itu, khususnya untuk menyenangkannya.
Xiao Lin terbatuk dan
berkata, "Beberapa hari yang lalu aku melihat Adik Kesembilan dengan benda
ini. Dia mengatakan bahwa gadis-gadis menyukainya. Jadi aku juga ingin
mencarinya. Apakah kamu menyukainya?"
Ye Bing Shang
tersenyum dan mengangguk.
Xiao Lin berkata,
"Maaf, aku jarang menemanimu sejak kita menikah."
"Aku mengerti
kekhawatiran Yang Mulia," Ye Bing Shang berbisik, "Aku tidak perlu
apa-apa dan selama aku bisa bersamamu selamanya."
Dia menikah dengan
suami yang memiliki keterampilan literasi dan militer jadi tentu saja tidak
mungkin terjebak di harem sepanjang hari. Selain itu, harem Xiao Lin tidak
memiliki pelayan di kamar atau selir lain jadi banyak yang iri kepada Ye Bing
Chang.
"Shang'er,"
setelah ragu-ragu sejenak, Xiao Lin berkata, "Jangan sering bepergian
keluar sekarnag ini. Jika kamu ingin keluar biarkan penjaga rahasia
menemanimu."
"Apa yang
terjadi?"
"Kaisar Zhou
telah meninggal. Yang ada di tahta saat ini adalah Pangeran Ketiga Zhou."
Mata Ye Bing Chang
sedikit melebar.
Xiao Lin berkata,
"Kaisar baru itu ambisius dan dia telah menempatkan pasukan di perbatasan.
Aku khawatir akan ada perang tidak lama lagi."
***
Yu Qing minum seteguk
teh dan berkata, "Akhirnya kau menemukan waktu untuk datang dan
menemaniku, Pria Kesepian. Jika kau tidak datang juga aku merasa
disia-siakan,"
"Maaf aku sudah
membuatmu lama menunggu."
"Tidak apa-apa.
Jangan bilang begitu. Apakah istrimu sudah tidur?"
Xiao Lin mengangguk.
Yu Qing memandang Xiao Lin dan berkata sambil menyeringai, "Kamu tidak
sekaku ini dan membosankan di tempat tidur kan?"
Xiao Lin tersenyum di
sudut mulutnya dan meliriknya. Yu Qing mengangkat tangannya, "Baiklah.
Baiklah. Aku tidak akan berbicara omong kosong lagi. Ngomong-ngomong bukanah
kita ada di rawa? Bagaimana bisa kita kembali ke rumahmu? Aku hampir berpikir
bahwa aku akan mati di sana hari ini,"
"Bukankah kau
yang membawa kita kembali?" Xiao Lin bertanya.
"Bagaimana aku
bisa melakukan itu!"
Sudah jelas begitu
berari siapa yang membawa mereka. Yu Qing berkata, "Mengapa Nona Ye Ketiga
hilang?"
Xiao Lin
menggelengkan kepalanya wajahnya serius.
Yu Qing,
"Mungkinkah dia melarikan diri? Karena dia memiliki kemampuan untuk
mengirim kami pergi, dia pasti telah pergi juga."
Xiao Lin masih
khawatir dan meminta orang untuk diam-diam mencari tahu apakah Nona Ye Ketiga
sudah kembali ke rumah.
"Bagaimana
dengan rubah berekor tujuh? Aku katakan dulu, aku tidak bisa menghadapinya.
Siapa pun yang ingin mencobanya, silakan. A tidak akan pernah pergi lagi!"
"Tentu saja aku
tidak akan membiarkanmu pergi lagi."
Xiao Lin berkata,
"Sekarang hanya ada satu orang yang bisa melawan Iblis Rubah. Adik, aku
harus merepotkanmu untuk pergi mencari Paman Seperguruan Ji."
Yu Qing meratakan
giginya dan berkata, "Tetua Ji sekarang sudah kembali ke kampung
halamannya dan hidup tersembunyi. Di mana aku bisa menemukannya?"
Xiao Lin menyesap teh
dan tersenyum lembut."Tapi bukankah Adik Seperguruan Rong menyukaimu? Dia
selalu bisa menuntunmu untuk menemukan ayahnya."
Yu Qing terkekeh,
"Aku tidak akan pergi bertemu gadis judes itu lagi." Setelah
akhirnya berhasil lolos dan berlari ke ibu kota kerajaan untuk menjadi tamu
kehormatan untuk saingannya pangeran kerajaan. Begitu bergengisnya aku
sekarang. Aku tidak ingin berlari ke gunung dengan gadis liar untuk menangkap
burung pegar.
Xiao Lin mengangkat
alisnya dan tidak lagi memaksanya.
Adik Seperguruan Rong
bisa menyembuhkan tingkah buruk Adik Seperguruannya dengan sekali pukulan. Jika
dua kali tidak cukup maka beberapa lagi akan bisa.
Yu Qing berkata,
"Apakah benar-benar akan terjadi perang?"
Xiao Lin mengangguk,
"Kaisar baru Negara Zhou punya nyali. Tapi bukankah Tan Tai Jin
masih disandera negara kita? Apakah Kaisar baru tidak takut kita akan membunuh
saudaranya?"
"Keluarga
kerajaan selalu kejam," Xiao Lin berkata.
"Memang benar.
Aku dengar bahwa hampir seluruh pangeran dan putri Kerajaan Zhou semuanya
dibunuh oleh kaisar baru."
"Ayah Kaisar
telah mengirim seseorang untuk menangkap pangeran sandera hari ini."
Yu Qing memiringkan
kakinya mengingat pemuda yang hampir merangkak di antara kaki Raja Zhao dan
berkata, "Pria ini sangat menyedihkan dan tidak memiliki kemampuan. Raja
Zhao sangat membencinya dan mungkin akan memenggal kepalanya sediri suatu saat
nanti."
"Tidak, ayah
tidak menemukannya," Xiao Lin berkata dengan sungguh-sungguh, "Adik,
jangan pernah meremehkan musuh. Tan Tai Jin adalah orang yang kejam."
"Maksudmu, dia
kabur duluan!" ekspresi Yu Qing tampak aneh seperti habis melihat hantu.
Berita dari Kerajaan Zhou baru saja tiba hari ini tetapi mata-mata Tan Tai Jin
bahkan lebih cepat dari mereka.
Xiao Lin mengangguk.
Dia ingin berbicara dengan Su Su hari ini tetapi saya tidak menyangka akan
terlambat. Bagaimana perasaannya jika dia mengetahui hal ini.
"Bisakah dia meninggalkan
Kerajaan Xia?Dari mana Pangeran Sandera yang dibesarkan di Istana Dingin
memperoleh kekuatan?"
Xiao Lin berkata,
"Aku juga tidak tahu." Itulah hal mengerikan tentangnya.
***
Malam di musim dingin
angin yang melintasi ferry sangat kencang. Su Su diikat dan ketika dia bangun
dia hanya bisa melihat kegelapan dan orang di sebelahnya segera mendorongnya.
"Tetap diam!"itu adalah suara seorang wanita.
Su Su mengingat apa
yang terjadi setelah darah Iblis Rubah memasuki tubuhnya dan dia merasa agak
putus asa. Dia menggertakkan giginya. Rubah berekor tujuh sialan!
Dia benar-benar
mengaku pada Tantai Jin dan menciumnya! Sekarang dia mengingat perasaan
antusias menyukai Tan Tai Jin pada saat itu. Dia benar-benar kotor bukan? Yang
lebih serius adalah dia sekarang diikat dan matanya juga ditutup jadi dia tidak
tahu berada di mana sekarang.
Su Su mendengar angin
dan merasa bahwa mereka berada di lubang angin sekarang. Wanita itu
mendorongnya ke depan. Setelah berjalan tidak seberapa jauh seluruh kelompok
itu berhenti. Orang-orang di sekelilingnya dan berlutut dengan bunyi gedebuk
dan berteriak dengan penuh semangat, "Yang Mulia!"
Su Su tidak tahu
siapa yang menendangnya tetapi dia dipaksa berlutut. Dia tetap tenang. Meskipun
dia tidak tahu apa yang terjadi namun jelas bahwa situasinya sangat buruk
sekarang. Su Su berusaha mengurangi kehadirannya. Langkah kaki yang familier
menginjak salju dan seseorang berkata, "Yang Mulia, Nyonya sedang menunggu
Anda."
Tidak lama kemudian
sebuah suara wanita memanggil, "Yang Mulia!"
Dia sepertinya
berjalan melawan angin karena suaranya terdengar menyebar."Kamu telah
menderita selama bertahun-tahun."
Tan Tai Jin berkata,
"Bukan apa-apa."
Wanita itu memandang
Su Su yang ditutup matanya, "Dia adalah ..."
Su Su mendengar suara
acuh tak acuh Tan Tai Jin, "Dia putri sah Ye Xiao,"
Wanita itu bergumam,
"Ternyata itu putri pencuri tua itu. Ini adalah hadiah yang luar
biasa,"
Dia segera teringat
sesuatu dan wanita itu berkata dengan tidak yakin, "Saya mendengar bahwa
Yang Mulia tampaknya menikah dengan Nona Ye Ketiga."
Jika dia benar-benar
membawa Su Su kembali ke Kerajaan Zhou dia pasti tidak akan bisa selamat dan
kematiannya tidak bisa dihindari tidak peduli berada di tangan siapa.
"Selama dia mati dengan kematian yang layak," kata Tan Tai Jin.
Su su tidak bisa
melihat ekspresinya. Dia merasa suaranya lebih dingin dari pada angin di malam
musim dingin. Dia menghela nafas. Untungnya perasaan yang disebabkan oleh darah
Iblis Rubah hanya sementara. Jika dia benar-benar menyukainya, dia tidak akan
tahu betapa menyedihkannya itu.
Dia masih tenang
menganalisis situasinya.
Begitu banyak orang
dengan hormat meneriakkan Yang Mulia Tan Tai Jin. Mereka pasti bukan orang
Kekaisaran Xia, Mungkinkah... Mereka orang Kerajaan Zhou?
Apa yang ingin dilakukan
orang-orang Kerajaan Zhou? Segera Su Su dibawa ke kapal. Hatinya tenggelam dan
dia mengerti.
Aku takut Tan Tai Jin
akan kembali ke Kerajaan Zhou. Jika dia kembali, aku, sebagai putri dari
Jendral Besar negara musuh tidak akan bisa pergi! Juga siapa suara wanita yang
tegas itu?
"Yang Mulia, di
mana sebaiknya kita mengurung Nona Ye Ketiga?"
Tan Tai Jin berhenti
dan kembali menatap Su Su. Kulit pipi gadis itu berwarna putih porselen dan
pita hitam di matanya memberinya aura kelembutan. Bibirnya kemerahan dan dia
tidak terlihat ketakutan. Semua hal yang ada pada dirinya mengganggu Tan Tai
Jin. Dia duduk di kursi dan menatapnya dengan dingin selama beberapa
detik.
Bawahannya melihat
Tan Tai Jin tidak berbicara untuk sementara waktu dan bertanya lagi, "Yang
Mulia, Nona Ketiga ..."
"Terserah,"
dia berbicara dengan bosan, "Mengapa kau bertanya padaku,"
Menyadari bahwa
kapalnya akan pergi sebelum ditarik Su Su berkata, "Tan Tai Jin, jangan
menganggap serius apa yang aku katakan sebelumnya. Aku juga tidak tahu apa yang
terjadi denganku."
Ekspresinya tampak
dingin dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak mendengar jawaban, Su Su
berkata dalam hatinya. Aku pasti terlalu banyak berpikir. Tahu kalau
Iblis Rubah pandai memikat pikiran seharusnya dia tidak mempedulikannya.
Ketika Su Su melewati
ambang pintu Tan Tai Jin tiba-tiba berkata dengan suara dingin, "Lemparkan
dia ke gudang. Gudang yang paling kotor, paling dingin, dan paling bau."
Susu : ...
***
BAB 23
Sebelum Su Su
dilemparkan ke gudang, dua lembar kertas jimat terakhir, kantong berisi paku
pelumpuh jiwa dan bahkan lonceng di pinggangnya semuanya ditemukan. Kapal ini
adalah kendaraan Tan Tai Jin untuk kembali ke Zhou. Jadi meski pun tempat
terkotor maka tidak akan terlalu kotor. Namundi sini memang dingin.
Angin dingin malam
musim dingin bertiup seperti jarum menembus tulang. Su Su tidak bisa
menyingkirkan kain hitam di matanya jadi dia bergerak dan berjongkok di
belakang beberapa tong kayu untuk menghalangi angin dingin. Perahu sudah
mengatur layarnya. Gudangnya jauh dari lantai dek atas dan didengar dari suara
ombak maka sangat berangin malam ini. Su Su menggigil dan merasa sangat
kedinginan. Tan Tai Jin melemparkannya ke sini tentu saja dia tidak peduli
dengan hidup atau matinya.
Mengkonfirmasi bahwa
tidak ada orang di sekitar Su Su tertawa. "Api besar, bakar!"
Potongan terakhir
kertas jimat melayang keluar dari lehernya. Untungnya tidak ada yang mencarinya
sampai ke sini. Api menyala di sekitar, dan langsung menghangat. Bola api
mengelilingi Su Su, terbang mengelilinginya beberapa kali dan akhirnya membakar
tali yang mengikat tangan dan kakinya. Su Su menghela napas lega. Ini
adalah keuntungan dari mempersiapkan lebih banyak sebelum pergi keluar. Lebih
baik mengandalkan diri sendiri dari pada langit dan bumi.
Dia menempatkan
tangannya yang beku ke dekat api dan segera jari-jarinya menjadi fleksibel dan
lembut. Su Su menghela nafas lega dan berdiri untuk menepuk-nepuk lumpur di
tubuhnya. Sudah pasti dia tidak mungkin pergi ke Kerajaan Zhou dengan Tan Tai
Jin. Tetapi dengan memanfaatkan waktu ini adalah kesempatan yang baik untuk
pergi ke gurun. Tidak nyaman bepergian dengan identitas sebagai Nona Ye
Ketiga. Jadi aku anggap sekarang ini adalah kesempatan bagus.S
Su Su bermaksud pergi
keluar untuk menyelidiki dan mencari kesempatan untuk turun dari perahu. Tidak
diduga sebuah langkah kaki berjalan ke arah pintu dari luar ketika dia hendak
membuka pintu. Su Su segera kembali ke tempat semula, menutup mata kain hitam
itu, mengikat dirinya dengan tali tetapi tidak mengikat simpulnya lagi. Dengan
gerakan jarinya, api yang mengelilinginya padam.
Seseorang mendorong
pintu dan masuk. Langkah kakinya sangat ringan, bercampur dengan suara angin
dan salju di luar dan akhirnya berhenti di sampingnya. Terdengar helaan napas
pelan. "Apakah kamu lapar? Makanlah sesuatu,"Su Su mendengar bahwa
itu adalah suara "Nyonya".
Wanita itu meletakkan
kotak makanan dan menyerahkan makanan ke bibir Su Su. Su Su bertanya,
"Siapa kamu?"
Wanita itu berkata,
"Jangan khawatir aku tidak akan menyakitimu untuk saat ini. Kau masih
berguna bagi Yang Mulia. Aku tidak akan membiarkanmu mati sebelum tiba di
Kerajaan Zhou."
"Apa yang
terjadi dengan Kerajaan Zhou?"
Wanita itu berhenti,
"Aku tidak bisa memberitahumu hal ini."
Angin dingin masuk
dan wanita itu memperbaiki mantel bulu rubahnya. Su Su merasa bahwa dia sedang
diobservasi.
"Saya mendengar
bahwa Yang Mulia memiliki orang yang dia sukai di Kekaisaran Xia dan dia adalah
seorang gadis yang baik hati, yang sering memberinya banyak bantuan. Bukankah
orang itu adalah Nona Ye Ketiga?"
Su Su berpikir
tentang dirinya sendiri. Tentunya bukan aku. Pemilik tubuh
aslinya tidak pernah memperlakukan Tan Tai Jin dengan baik. Orang di depannya
sangat mempedulikan Tan Tai Jin dan sangat mengenalnya.
Melihat Su Su tidak
berbicara wanita itu menatap dengan tegas, "Meskipun kau adalah istri Yang
Mulia, kau menghina dan menginjak-injak Yang Mulia. Bahkan jika kau bukan putri
Ye Xiao, kau tidak dapat menghindari kematian."
"Apakah kamu
mengancamku atas ketidakadilan untuknya?" Su Su berkata, "Aku sangat
kejam jadi tentu saja aku tidak bisa dibandingkan dengan Yang Mulia tercintamu.
Jika Anda ingin melihat aku menyesalinya, kemungkinan besar itu tidak mungkin
terjadi. Jika Nyonya tidak mau memberi tahu saya situasi Kekaisaran Xia dan
Kerajaan Zhou, Nyonya, silakan kembali."
Su Su tersenyum,
"Aku tidak punya selera untuk makan. Seperti yang Nyonya lihat aku sangat
kotor dan gudang ini sangat dingin. Jika Nyonya benar-benar mengasihani aku dan
tidak ingin aku mati mengapa Nyonya tidak mengambilkan beberapa pakaian
tebal."
Melihat dia sangat
keras kepala wanita itu berkata dengan tidak senang, "Sudah kuduga kau
memang putri dari si tua Ye Xiao! Karena Yang Mulia membiarkanmu tinggal di
sini, kau harus menebus dosa-dosamu." Dia bangkit dan pergi.
Setelah dia pergi Su
Su membuang tali dan kain hitam. Di lantai ada beberapa makanan di kotak yang
terlihat cukup menggoda selera. Meskipun Su Su lapar dia tidak berani memakan
apa yang wanita itu bawakan.
Sayang sekali, saya
tidak melihat siapa "Nyonya" ini.
Su Su menutupi
perutnya dan meratakan mulutnya. Untuk apa dia datang ke sini? Apakah
untuk melihat seberapa kejam wanita yang dipaksa untuk dia nikahi di Kerajaan
Xia Besar atau hanya untuk menertawakanku? Apa pun alasannya Su Su tidak
terima.
Dia memanjat dengan
pelan keluar gudang, membungkuk dan mengamati situasi. Su Su sangat
berhati-hati saat bertindak. Dia dapat melihat bahwa meskipun orang Tan Tai Jin
tidak begitu banyak tidak banyak mereka memiliki keterampilan seni bela diri
yang tinggi dan dapat melawan sepuluh orang sekaligus. Bahkan pelayan kecil
yang kelihatannya melangkah dengan ringan mampu melakukan seni bela diri.
Su Su tidak berani
pergi ke lantai atas jadi dia hanya bisa kembali dan berpatroli di lantai tengah.
Dia sangat lapar jadi dia mengikuti seorang pelayan wanita ke dapur dan
bersembunyi sebentar. Ketika orang-orang di kapal tertidur Su Su mencari
sesuatu yang bisa dimakan. Su Su membawa lilin dari dapur membungkusnya dengan
kain minyak, menyimpannya untuk berjaga-jaga. Kutukan api sucinya telah hilang
jadi lilin ini bisa digunakan nanti. Su Su ingin mencari senjata tetapi
orang-orang Tan Tai Jin tidak akan meninggalkan barang-barang ini sembarangan.
Dia hanya bisa kembali dan pergi ke buritan untuk mengawasi.
Di selat sungai yang
lebar kapal ini berlayar di tengahnya. Jauh di tengah salju tebalyang menutupi
kedua tepian. Su Su menghitung jaraknya dan dengan sedih menemukan bahwa sejak
dia tidak dapat terbang dengan pedang jadi dia tidak bisa melewatinya. Jika dia
bmemilih untuk berenang dia akan mati beku di air sebelum mencapai
daratan.
Bagaimana aku bisa
melarikan diri sekarang? Ini semua salah iblis rubah berekor tujuh! Aku tidak
tahu bahwa Iblis Rubah akan mencari Kakak Kedua begitu dia kembali. Menangkap
iblis ini sekarang seperti mencoba mencari peruntungan untuk mendapat hasil
yang lebih buruk lagi.
Su Su tidak bisa
terbang atau berenang. Jadi dia hanya bisa kembali ke gudang. Hampir fajar.
Akan buruk jika seseorang menemukannya tidak ada di tempat. Dia meringkuk
di sudut dengan putus asa. Dia tidak punya pilihan selain menunggu perahu
menyeberangi teluk. Ketika perauhu itu paling dekat dengan pantai dia akan
mencoba menyelam untuk melarikan diri.
***
Wanita itu berjalan
perlahan, mencium bau darah di udara, dia mengerutkan kening, "Ada
apa?"
"Nyonya, hamba
memberikan pakaian kepada Yang Mulia di pagi hari," Pelayan itu tampak
ngeri, "Tapi aku melihat Yang Mulia. Dia ..."Dia tidak berani
melanjutkan.
"Nyonya"
berkata, "Kau bisa pergi,"
Pelayan itu memberi
hormat dan berjalan tersandung karena ketakutan.
Nyonya ragu-ragu
sejenak, membuka pintu dan melihat Tan Tai Jin duduk bersila. Ada sebuah
kandang besar di depannya, di dalamnya ada Iblis Serigala besar. Iblis Serigala
dirantai, tidak bisa bergerak dan melolong dengan depresi. Langit di luar
berwarna abu-abu pucat dan permukaan air diselimuti kabut tipis. Pemuda dengan
rambut hitam dan berbibir merah muda itu mengulurkan tangannya dan mengeluarkan
inti dalam Iblis Serigala. Iblis Serigala itu berkedut beberapa kali sebelum
dia berhenti bernapas.
Tan Tai Jin menelan
intinya tanpa mengangkat kepalanya dan menyeka tangannya dengan saputangan,
"Kamu di sini. Jangan sungkan untuk duduk," Jari-jarinya dingin dan
ramping dengan persendian yang jelas. Darahnya terhapus sedikit demi sedikit
dan ujung jarinya makin memucat.
Di depannya ada
beberapa kandang besi seperti itu. Bahkan ada kerangka dengan darah yang
tulangnya sudah menjadi dingin. Meski pun dia telah melihat pemandangan seperti
ini sebelumnya, Nyonya masih merasa jijik dan mual. Tan Tai Jin membuka
tangannya, gumpalan Qi hitam berkumpul di telapak tangannya. Cahaya terang
muncul di matanya tetapi dalam sekejap, Qi hitam itu menghilang. Senyum di
matanya menghilang dan menjadi dingin.
"Itu masih belum
cukup."
Nyonya melihat mayat
Iblis Serigala dan tidak bisa menahan diri memberi saran, "Yang Mulia,
karena cara ini tidak berhasil bagaimana jika kau menggunakan cara lain,"
"Cara
lain?" Tan Tai Jin perlahan mengunyah kata-kata itu dan berkata, "Aku
tidak bisa berlatih seni bela diri. Tulang bawaanku sangat lemah dan
paru-paruku terluka saat lahir. Aku tidak tahu berapa tahun aku bisa hidup.
Bibi Lan An, bisakah kau memikirkan cara lainnya?"
Selesai berkata-kata
dia menutupi setengah wajahnya dan tertawa. "Lihat dirimu. Mengapa
ekspresimu jelek begitu? Bibi Lan An, apakah kamu juga takut padaku?Berpikir
bahwa cara ini tidak bermoral?"
Wajah lembut wanita
itu menjadi pucat seperti ketika dia "menelantarkan" Tan Tai Jin saat
itu. Lan An dengan cepat berkata, "Yang Mulia, Lan An tentu saja tidak
takut padamu. Apa pun yang akan kau lakukan, aku pasti akan membantumu."
"Selama Yang
Mulia membutuhkannya bukan hanya beberapa iblis jahat bahkan iblis yang hebat
pun akan dicarikan oleh Pasukan Bayangan Malam untuk Yang Mulia."
Tantai Jin mengangguk
puas.
"Tentu saja aku
percaya Bibi Lan An. Kau telah membuktikan kesetiaanmu. Tentu saja aku tidak
akan memperlakukanmu dengan buruk. Kau tidak perlu mengasihani mereka,"
dia berkata, "Segala sesuatu di dunia ini sama kotornya. Iblis yang tidak
memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri akan menjadi seperti ini
cepat atau lambat. Aku hanya mengirim mereka lebih cepat."
"Yang Mulia
benar."
Tantai Jin menatap
tangannya, "Tentu saja. Aku sama kotornya dengan mereka. Aku telah
menyerap banyak inti dalam iblis. Sangat kotor."
Lan An merasa
menderita dan sedih di dalam hatinya. Selama bertahun-tahun dia sering
mempertanyakan keputusannya di masa lalu. Namun begitu kau memulai
sesuatu tidak ada jalan kembali. Sejak dia memutuskan untuk membesarkan iblis,
dia benar-brnar tidak bisa melihatnya mati. Hidupnya milik Permaisuri Rou Fei.
Jika permaisuri ingin dia hidup, Lan An pasti akan melakukannya.
Sebenarnya tabib
kekaisaran mengatakan bahwa Pangeran Kecil tidak akan hidup sampai sepuluh
tahun. Namun dia bisa mencapai usia ini mengandalkan inti dalam iblis. Meski
pun in jalan yang salah dia tetap harus melakukannya. Lan An hanya bisa
berharap bahwa Tan Tai Jin akan lebih kuat. Meski pun dia berdarah dingin,
kejam atau egois, dia harus tetap hidup.
Lan An menatap wajah
tampan Tantai Jin dan tiba-tiba berkata, "Perahu ini sudah berlayar selama
dua hari dan sekarang adalah hari ketiga. Saya mendengar bahwa ketika Yang
Mulia berada di Kerajaan Great Xia, Anda tidak rukun dengan Nona Ye
Ketiga."
Tindakan menyeka jari
Tan Tai Jin berhenti, "Apa yang ingin kamu katakan?"
"Lan An ingin
mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan Nona Ye Ketiga pada Yang Mulia dalam
beberapa tahun ini sudah cukup untuk membuat Yang Mulia memotongnya kecil-kecil.
Namun Yang Mulia menahannya selama dua hari. Anda melemparkannya ke gudang dan
tidak melakukan apa-apa."
Udara jatuh ke dalam
keheningan yang aneh. Tan Tai Jin berkata, "Ini konyol. Lan An, kau tidak
berpikir aku memiliki perasaan padanya kan?"
Lan An tidak
berbicara. Meskipun ini terdengar konyol tetapi Lan An tidak bisa berhenti
memikirkannya. Dia telah membesarkan anak laki-laki di depannya dan merupakan
orang yang paling mengenalnya di dunia. Dia melihatnya dengan sepasang pupil
gelap dan bertanya padanya dengan bingung, "Apa itu hidup dan apa itu
kematian? Jika ada reinkarnasi, kematian adalah kehidupan."
"Aku hanya
mengirim mereka untuk bisa dilahirkan kembali. Bibi Lan An, mengapa kamu
menangis?" Tan Tai Jin terlahir kejam namun juga tidak menyadarinya.
Ketika masih kecil
dia menangkap kupu-kupu dan mengencangkan tangannya sedikit untuk melihat
sayapnya hancur tetapi Tan Tai Jin tidak membunuh kupu-kupu yang mencemari
makanannya. Akhirnya, kupu-kupu itu kehilangan sayapnya dan sekarat karena
basah kuyup dan perlahan-lahan kehilangan napas. Ketika Lan An masuk, bocah itu
menggigit makanan yang terkontaminasi dan menunjuk kupu-kupu dengan polos dan
patuh dan berkata, "Lihat, aku belajar untuk memaafkan."
Tapi apakah itu
pengampunan? Tidak itu bahkan lebih parah dan kejam. Lan An tidak tahu berapa
kali dia mengatakan kepadanya bahwa dia tidak boleh melakukan sesuatu yang
tidak benar dan melakukan hal tersebut akan dianggap monster. Dia terlihat
termenung dan perlahan mempelajari cara yang lebih cerdas dan munafik
untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Ketika Lan An melihat
Su Su dua hari yang lalu dia berpikir bahwa Su Su akan berakhir seperti
kupu-kupu itu dan menghilang dari dunia dengan cara yang menyakitkan suatu
malam. Namun gadis itu masih hidup dan sehat.
Lan An : ...
Ketika dia pergi ke
gudang pagi-pagi sekali dan melihat Nona Ye Ketiga meringkuk di sudut, memeluk
dirinya sendiri dengan lengannya, wajahnya kotor, dan dia tidur nyenyak. Perahu
berlayar selama dua hari penuh dan hampir keluar dari perbatasan Kekaisaran Xia
tetapi Tan Tai Jin tidak membunuhnya atau mempermalukannya. Dia telah menangkap
kupu-kupu namun hanya meletakannya dan bahkan tidak berani menyentuh
sayapnya.
Penampilan Ye Xi Wu
membuat kekejamannya terhenti. Bagaimana pun bagi Lan An ini bukan kabar baik.
Sejak Kaisar Zhou kolaps apa yang menunggu Tan Tai Jin adalah pembunuhan tanpa
akhir jadi dia seharusnya tidak memiliki perasaan saat ini.
Tan Tai Jin
mengerutkan kening dan berkata, "Aku sangat benci memikirkanmu."
Dia menekan dadanya,
jantungnya ada di bawah telapak tangannya, berdetak tidak tergesa-gesa, detak
demi detak, dingin dan kejam. Mengapa Lan An memiliki spekulasi konyol
seperti itu? Benar-benar bodoh.
"Besok kapal
akan melewati Jiayu Pass," dia tersenyum, "Aku akan menunjukkanmu
suatu pertunjukan yang bagus."
Aku akan membuktikan
kepadmu bahwa aku tidak menyukainya.
***
BAB 24
Mengenai perkataan
Tan Tai Jin, Lan An tidak bisa berhenti memikirkannya lebih jauh.
Dia kembali ke kamar
dengan berat hati. Meskipun dia sudah siap secara mental, dia masih merasakan
ketidakberdayaan ketika dia melihat Tan Tai Jin melahap inti dalam iblis.
Pembantu itu datang dan memijat pelipisnya, "Nyonya, apakah Anda merasa
sakit lagi?"
Lan An diam-diam berkata,
"Belakangan ini aku memikirkan Yue Kong Yi,"
Pembantu itu
tercengang dan tidak berani menjawab. Dia adalah orang kepercayaan Lan An dan
dia telah bersama Lan An selama lebih dari sepuluh tahun. Dia telah menyaksikan
Jing Lan An berubah dari seorang pelayan istana menjadi istri pemimpin klan
Yiyue.
Tan Tai Jin dikirim
ke Kekaisaran Xia sebagai Pangeran Sandera dari Kerajaan Zhou yang dikalahkan.
Lan An tahu bahwa jika ini masalah seperti yang terlihat maka Yang Mulia tidak
akan selamat. Di seolah-olah memutuskan hubungannya dengan Tan Tai Jin, tidak
lagi peduli padanya, dan mengajukan kepada Kaisar Zhou untuk membiarkannya
keluar dari istana.
Setelah perjalanan
yang menyedihkan dan sulit dia tiba di wilayahkekuasaan klan Yiyue. Lan An
masih muda dan cantik pada saat itu. Dia pandai dan mengerti mengjahit. Dia
mengajarkan orang-orang Yiyue untuk menenun, memelihara ulat sutra dan
mengawetkan makanan. Kemudian berhasil menikahi pemimpin klan Yiyue, Yue Kong
Yi. Yue Kong Yi sangat mencintai Lan An. Setelah menikah kedua suami istri
hidup dengan harmonis.
Sayang sekali
Pelayan itu
menundukkan kepalanya. Nyonya Lan An membunuh suaminya dan mengambil alih
kekuasaan klan Yiyue. Selama bertahun-tahun, penguasa klan Yiyue telah berubah
dari Yue Kong Yi menjadi Jing Lan An. Suku Yiyue ahli dalam racun dan racun
untuk ilmu hitam, mereka pemberani dan pandai berperang. Jing Lan An diam-diam
membuka perdagangan, melatih tentara dan Pasukan Bayangan Malam.
Hanya sedikit orang
yang tahu kesetiaan Jing Lan An pada Permaisuri Rou yang telah menyelamatkannya
dari lubang kesengsaraan. Wanita itu memberinya tempat berlindung dan
mengajarinya banyak hal. Setelah Permaisuri Rou meninggal, satu-satunya hal
yang membuat Jing Lan An bertahan adalah anak Permaisuri Rou.
Jing Lan An
memperlakukan Tan Tai Jin seperti anaknya sendiri. Dan selama ini ketika dia di
Kekaisaran Xia, Tan Tai Jin telah melatih darah gagak untuk berkomunikasi
dengannya. Mereka diam-diam menghasut para abdi dalem Kerajaan Zhou dan hanya
menunggu Tan Tai Jin tumbuh dewasa kemudian kembali ke Kerajaan Zhou.
Di luar dugaan Kaisar
Dinasti Zhou meninggal mendadak dan Pangeran Ketiga, Tan Tai Ming Lang, naik
takhta dan Tan Tai Jin terpaksa kembali ke Kerajaan Zhou lebih cepat. Pelayan
itu tetap fokus. Lan An sesekali menyebut kematian suaminya Yue Kong Yi tetapi
pelayan itu tahu bahwa nyonyanya tidak memerlukan respon.
Waktu itu seorang
anak berusia enam tahun dan seorang wanita berusia delapan belas tahun telah
berjalan bersama, selangkah demi selangkah hingga hari ini. Dia tidak tahu
apakah Nyonya Lan An menyesalinya namun Yue Kong Yi sudah mati. Bahkan jika dia
menyesalinya, itu sudah terlambat.
"Kau keluar
dulu. Aku ingin sendirian untuk sementara waktu."
Pelayan itu pergi dan
Jing Lan An mengeluarkan kunci pengaman. Kunci pengaman itu terlihat naif
dengan desain lucu yang dibuat untuk anak-anak. Jing Lan An menenangkan
wajahnya. Dia tidak lagi muda. Waktu berlalu tanpa henti dan orang yang
membesarkan iblis kecil perlahan-lahan akan membusuk pada akhirnya. Dia menutup
matanya dan menghela nafas pelan.
Ini adalah balas
jasa. Balas jasa yang tidak bisa dihindari.
***
Pada hari ketiga
perjalanan, perahu sudah dekat dengan Jiayu Pass. Jing Lan An keluar dan
melihat Tantai Jin duduk di haluan kapal. Dia mengenakan jubah hitam dan
kulitnya sangat pucat hampir terlihat seperti orang sakit. Bibir pemuda itu
merah dan tipis. Dia menundukkan kepalanya, menyeka panah panah tajam di
tangannya dengan saksama. Panah panah kecil dan terlihat sangat kompak.
Jing Lan An datang namun
Tan Tai Jin mengabaikannya. Jubah besarnya diterbangkan oleh angin kencang. Dia
mengarahkan panah ke permukaan air. Saat dia melepaskan jarinya panah itu
melesat keluar dan warna merah mulai muncul di permukaan air. Dasar menyebar di
permukaan air.
Melihat bentuk aneh
di dalam air Jing Lan An bertanya, "Ikan jenis apa yang kau bunuh Yang
Mulia?"
Tan Tai Jin
tersenyum, "Kenapa Bibi tidak menebaknya?"
Jing Lan An berpikir
dengan tenang. Karena ini bukan bukan laut, hanya selat sungai, itu
tidak mungkin paus atau semacamnya. Tetapi itu tidak terlihat seperti ikan
kecil. Dia masih berpikir dan pelayan di belakangnya berteriak,
"Itu ... Qi Shuang!"
Jing Lan An
mengarahkan matanya ke air dan benar saja seseorang lelaki mengambang di
permukaan air. Dia terlihat tidak asing. Dia mungkin rombongan yang datang ke
Kekaisaran Xia bersama Tan Tai Jin.
"Ssst,
diam," kata Tan Tai Jin.
Pelayan itu
gemetar dan berlutut dengan bunyi gedebuk, "Yang Mulia ampuni saya.
Yang Mulia ampuni saya."
Tan Tai Jin tidak
peduli dengan pelayan itu dan melihat darah kabur itu berangsur-angsur berubah
menjadi merah muda."Bibi Lan An, ke depan, orang-orang dari Pasukan
Bayangan Malam harusmemeriksanya sesekali," Tan Tai Jin berkata sambil
tersenyum. Dia batuk dan menyeka darah dari sudut mulutnya.
Jing Lan An terkejut,
"Yang Mulia!"
Dia kemudian
menyadari, "Apakah ada masalah dengan iblis serigala itu?"
Qi Shuang yang
menangkap Iblis Setan. Iblis Serigala telah diracuni dan Tan Tai Jin yang telah
menelan inti dalam yang beracun mulai merasakan sakit di perutnya tadi malam.
Saat fajar dia meminta seseorang menangkap Qi Shuang, melemparkannya ke dalam
air ketika dia bersandar di sisi perahu dan menyeka busur dan anak panah dengan
hati-hati.
"Yang Mulia,
bagaimana perasaanmu?"
Tan Tai Jin tidak
peduli dan berkata, "Tidak apa-apa."
Dia tidak bisa hidup
lama tapi dia tidak boleh mati. Bagaimana pun dia telah tumbuh seperti ini.
Meski pun Kaisar Kerajaan Zhou melemparnya, hal itu tidak membunuhnya. Hidupnya
sangat gigih sampai pada titik tidak normal. Jing Lan An segera mencari orang
untuk mendetoksifikasi Tan Tai Jin. Ini adalah saat ketika Su Su didorong
keluar dan kebetulan melihat adegan ini. Ada darah di sudut mulutnya Tan
Tai Jin yang sedang bermain dengan panah.
Kain hitam di
wajahnya dilepas dan akhirnya melihat Jing Lan An. Su Su terkejut, orang ini
terlihat sangat akrab. Dia mengingat dengan hati-hati. Dia telah melihat orang
ini dalam mimpi Tan Tai Jin. Dialah pelayan yang meninggalkan Tan Tai Jin.
Tidak, mungkin itu adalah pelayan wanita istana. Dia adalah wanita yang
mengajari Tan Tai Jin untuk menjadi anak yang baik namun gagal. Jing Lan An
tidak semuda yang ada di dalam mimpi. Sekarang dia berusia tiga puluhan tetapi
karena perawatan yang tepat hanya ada garis-garis halus di ujung matanya.
Jing Lan An melihat
Su Su dengan ekspresi rumit. Begitu Su Su keluar dia tidak bisa menahan diri
untuk tidak menatap Tan Tai Jin. Tan Tai Jin mengambil sapu tangan yang
diserahkan oleh orang lain di sebelahnya. Sambil menyeka darah dari sudut mulutnya,
dia menatap Su Su.
"Ye Xi Wu, aku
akan memberimu kesempatan untuk pergi."
Su Su memasang wajah
kecil yang kotor dan menatapnya dengan tatapan kosong, "Terima kasih.
Apakah itu artinya aku bisa pergi sekarang?" dia bertanya.
"Kamu bisa
mencoba." Dia mengangkat panah dan membidik Su Su.
Su Su, "Aku rasa
aku baik-baik saja saat ini. Aku akan mencobanya di lain hari."
Tangan tan Tai Jin
memegang panah dengan mantap. Dia membuang sapu tangannya dan berkata,
"Aku khawatir Ye Xiao tidak memberitahumu bahwa jenderal garnisun di Jiayu
Pass adalah Ye Qing Yu. Kakak tertuamu itu terlalu bodoh dan kaku jadi kau
harus memutuskannya sebagai ganti. Tentu sajaini bukan berarti kau tidak
bodoh."
Matanya terlihat
mengejek ketika dia mengatakan bahwa orang lain bodoh. Di depan Su Su sebuah
pena dan kertas diserahkan.
"Tuliskan kepada
kakak laki-laki tertuamu. Jika dia membiarkan kita pergi kau boleh pergi. Jika
tidak aku rasa tidur abadi di sungai es adalah cara yang bagus untuk
mati."
Ekspresi Su Su
berubah. Dia tidak berharap kakak tertuanya ditempatkan di Jiayu Pass. Jika
Ye Qing yu membiarkan Tant Ti Jin pergi dia akan dihukum karena pengkhianatan.
Ye Qing Yu tidak akan dibiarkan hidup! Jika aku tidak menulis surat, Tan
Tai Jin mungkin akan segera membunuhku.
Tantai Jin memintanya
untuk memilih apakah dia yang mati atau Ye Qing Yu yang mati. Meskipun dia
tersenyum, matanya sangat dingin, jauh lebih dingin dari sebelumnya. Seperti
singa yang marah dan hendak mengigitnya sampai mati untukmempertahankan
wilayahnya. Su Su tidak mengerti mengapa tingkahnya berubah ekstrim setelah
tidak melihatnya selama beberapa hari.
Mata Lan An berkedip
sedikit dan ekspresi kebingungan. Dengan kekuatan mereka sebenarnya tidak butuh
banyak usaha untuk melewati Jiayu Pass. Lagipula hanya celah kecil tidak akan
sulit bagi para prajurit klan Yiyue. Namun Yang Mulia membiarkan Nona Ye Ketiga
membuat keputusan seperti sedang mempermainkannya. Ini adalah pilihan yang
kejam dan sulit. Apakah di aatau kakaknya yang akan mati. Dan kebanyakan orang
mementingkan diri sendiri.
Jadi...
Yang Mulia memang
tidak bisa diperbaiki dan ingin melihat Nona Ye Ketiga menelantarkan kakak
laki-lakinya untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia sepertinya berharap Nona
Ye Ketiga menjadi orang tercela. Wajah Lan An terlihat aneh dan menatap
Tan Tai Jin lagi.
Pupil hitam pemuda
itu jatuh pada Su Su. Terlihat begitu Su Su tiba dia telah menatapnya dengan
dingin dan mengejek dengan rasa jijik dan tidak sabar. Namun bahkan jika kau
membenci seseorang kau tidak mungkin untuk memberi perhatian sampai tingkat
ini. Dia bertingkah fanatik dari pada menyeka senjata dengan dingin atau
membunuh monster dengan sadis untuk mengambil inti dalamnya.
Sebaliknya Su Su
tampak jauh lebih tenang. Dia bingung pada awalnya lalu mengerutkan kening erat
dan menatap Tantai Jin dengan ekspresi "Kamu gila".
"Dalam sepuluh
menit, jika Nona Ye tidak bisa menyelesaikannya potong tangannya yang tidak
berguna dan kirimkan ke Ye Qing Yu."
Su su menerima
ancaman seperti ketika pisau tajam yang dingin diletakkan di atas pergelangan
tangannya. Merasakan ada bahaya Gelang Giok bergetar di pergelangan tangannya
dan membuatnya lebih tenang : Jangan takut. Ini tidak begitu buruk. Gelang Giok
tahu bahwa Su Su tidak akan menyelamatkan hidupnya dengan mengorbankan Kakak
Sulungnya. Yang ditakutkan adalah jika Tuannya akan menyerahkan hidupnya
untuk melindungi makhluk fana.
Su Su berkata,
"Ayo bertaruh."
Pakaiannya yang kumal
tertiup oleh angin di sungai. Dia berhenti dan mengambil pena. Tidak jauh dari
sana, Tan Tai Jin mengatupkan jarinya ke dagunya terlihat menghina. Su Su
meliriknya mulai menulis. Pisaunya dipindahkan sedikit dan setelah beberapa
saat Su Su selesai menulis. Prajurit itu mengambil kertas itu dan
menyerahkannya kepada Tan Tai jin. Dia mengambil kertas itu. Tapi senyum di
sudut mulutnya hanya berlangsung sesaat dan kemudian menjadi dingin.
Jing Lan An melihat
tangannya mencengkram kertas. Su Su tersenyum seperti lapisan kabut di pagi
hari yang menyebar di permukaan air. Jing Lan An tanpa sadar melirik kertas di
tangan Tan Tai Jin yang ternyata itu adalah sebuah lukisan. DI lukisan itu ada
gambar seorang wanita menusuk seorang lelaki dengan pedang. Ada beberapa huruf
besar yang tertulis, "Bukahkah kau terlalu sombong? Percaya atau tidak suatu
hari aku akan menusukmu sampai mati!"
Jing Lan An melihat
Su Su dengan terkejut dan terheran seakan dia baru pertama kali melihatnya.
Reaksi Tan Tai Jin jauh lebih kejam dari pada dia. Dia mengangkat panahnya dan
mengarahkannya ke Su Su. Su Su dengan cepat mundur dan membuka tangannya untuk
menjaga keseimbangannya. Sebelum mereka tahu, dia mengambil bubuk, membalikan
tangannya dan menyebarkan racun ke orang-orang di sekitarnya.
Jing Lan An menyadari
bahwa itu adalah bubuk obat dari klan Yiyue mereka. Kapan Nona Ye
Ketiga berlari keluar dan mencurinya?
Su Su melepas sepatu
bordir di kakinya dan melemparkannya ke Tan Tai Jin. "Sangat menjijikan.
Kau lebih baik bermimpi dari pada menyuruhku membahayakan Kakak Tertuaku!"
Jari-jari kaki Su Su
yang seputih mutiara menginjak perahu. Dia berlari cepat sehingga ketika Tan
Tai Jin menangkap sepatunya dia sudah duduk di tiang kapal. Dia menunduk dan
melihat. Air di musim dingin sepertinya bisa membekukan orang sampai mati.
Mereka tidak terlalu jauh dari pantai dan seolah-olah tidak ada harapan yang
terlihat. Dia tidak ada waktu untuk ragu ketika ada suara panah menembus
udara di belakangnya.
Pada saat yang sama
ketika panah Tantai Jin melesat, Su Su terjun ke sungai tanpa ragu-ragu. Air
dingin membuat Su Su mendengus. Satu demi satu ada suara anak panah tajam
menembus udara dan menjauhinya. Dia menahan dingin dan rasa takut. Tidak
berani melihat ke belakang, atau melihat betapa marahnya Tan Tai Jin ketika
menghindari panah dan terus berenang ke depan.
Dia seperti ikan yang
tidak takut mati. Dia berenang makin jauh tanpa melihat ke belakang. Sepuluh
panah panah ditembakkan berturut-turut semuanya terendam air. Wajah Tan Tai Jin
tanpa ekspresi. Melihatnya semakin jauh hingga sudut bajunya sudah menghilang
dari pandangan. Dia menggigit sudut bibirnya sampai berwarna putih dan akhirnya
tersenyum lebar. Dia mengangkat tangannya dan melemparkan panah itu ke dalam
air. Percikanmembuat riak lingkaran.
Sepatu bordir mint
yang indah jatuh ke dek yang terlihat tidak pada tempatnya di perahu. Tan Tai
Jin menginjak sepatu itu dan berjalan ke kabin tanpa sepatah kata pun. Wajahnya
yang suram membuat semua orang mundur. Semua ini terjadi secara tiba-tiba
sehingga tidak dapat berbuat apa-apa tetapi mengingat senyum terakhir Su
Su. Dia melihat Tan Tai Jin dengan tatapan menghina dan mengganggu.
Dengan sungai besar
di belakangnya dia menggambar, mengutuk dan melarikan diri. Bahkan panah
tidak bisa mengintimidasinya untuk melihat ke belakang. Jing Lan An berdiri di
atas perahu untuk waktu yang lama melihat ke arah Su su menghilang. Di cuaca
yang begitu dingin, kemungkinan besar Nona Ye Ketiga tidak akan selamat. Dia
telah memilih Kakaknya Ye Qing Yu dan tidak memikirkan dirinya sendiri dan
mempermalukan Yang Mulia. Meski pun Jing Lan An dan Su su berada di sisi yang
berbeda, dia harus mengakui bahwa Su Su sangat mempesona. Seperti cahaya yang
tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Sangat cantik.
***
BAB 25
Su Su tidak tahu
sudah berapa lama dia berenang.
Air di sungai itu
dingin, pecahan es menggores kulitnya dan anggota tubuhnya terlalu kaku untuk
merasakan sakit. Dia berenang ke depan dan kecepatannya semakin lambat tetapi
dia tidak berani berhenti. Tiba-tiba dia tersedak air dan dalam kepanikan Su Su
meraih sepotong kayu yang hanyut. Separuh tubuhnya mengapung di atasnya dan
separuh tubuhnya lainnya terendam air mengambang lemah bersama kayu.
Salju mulai turun
lagi dari langit dan kepingan salju jatuh di pipinya. Su Su memejamkan matanya
dan bahkan tidak bisa menggerakkan jarinya dan tertidur kelelahan. Seseorang
mengangkatnya dengan lembut dan tubuhnya pun menjadi hangat. Tanpa mengetahui
sudah berapa lama berlalu Su Su sadar kembali dan dia mendengar nyanyian
jalanan, ketukan gong, dan anak-anak bersorak dan tertawa. Beberapa orang
berbicara dengan suara pelan. Dia membuka matanya dan mendapati dirinya
berbaring di ranjang empuk. Di sebelahnya ada jendela rendah dan dari dekat
terdengar suara rekahan arang terbakar.
Su Su duduk dari
tempat tidur dan sekilas melihat dua pria duduk di meja. "Yang Mulia Raja
Xuan, Yu Qing?"
Yu Qing mengangkat
alisnya ketika dia mendengar kata-kata, "Kamu sudah bangun. Bagaimana
perasaanmu?"
Su Su berkata,
"Mengapa kamu di sini?"
Yu Qing membuka kipas
lipat dan memberi isyarat agar Su Su melihat ke arah Xiao Lin, "Kamu harus
bertanya pada saudaraku tentang ini. Dia mengkhawatirkanmu, takut kau dibunuh
oleh Iblis Rubah jadi dia memaksaku untuk melacakmu sampai ke sini. Kami
mendayung perahu di sungai selama beberapa hari kemudian melihatmu pingsan memegang
sepotong kayu. Kau sangat beruntung. Jika terlambat aku khawatir kau akan mati
kedinginan."
Su Su berkata dengan
tulus, "Terima kasih kepada kalian berdua,"
Xiao Lin berkata,
"Nona Ketiga, jangan dengarkan omong kosong Yu Qing. Kau menyelamatkan
hidup kami, jadi kami yang seharusnya berterima kasih. Oleh karena itu kami
juga harus memastikan bahwa kau selamat,"
Yu Qing bertanya,
"Mengapa kau ada di sungai?"
Su Su menjawab,
"Tan Tai Jin ingin aku menulis surat kepada Kakak Sulungku untuk
membiarkan mereka lewat di Jiayu Pass. Aku melompat ke sungai dan melarikan
diri."
Yu Qing berdecak
kagum, "Suamimu benar-benar luar biasa." Itu bukanlah sarkasme. Yu
Qing benar-benar merasa bahwa pria itu memiliki pikiran yang dalam. Dia telah
luar biasa hebat menahan penghinaan selama bertahun-tahun. Baik dirinya maupun
Raja Zhao tidak menyangka bahwa laki-laki in memiliki sifat yang kejam.
Su Su dengan cepat
bertanya, "Bagaimana kabar kakak laki-lakiku. Apakah dia baik-baik
saja?"
Xiao Lin menuangkan
secangkir teh hangat untuk Su Su dan berkata, "Kamu tidur selama dua hari,
kapal Tan Tai Jin telah melewati Jiayu Pass. Jendral Muda Ye diracuni dan
dikirim kembali ke ibukota untuk dirawat."
Melihat wajah Su Su
pucat, Xiao Lin menghibur, "Jangan khawatir. Itu bukan racun yang
mengancam jiwanya. Dia akan segera sembuh begitu kembali ke ibu kota."
Su Su menghela nafas
lega. Itu bagus. Setidaknya dia tidak perlu dianggap berkhianat. Nyawa
Ye Qing Yu terselamatkan.
Setelah meminum
tehnya Xiao Lin memesan sesuatu untuk dimakan. Su Su terlalu lapar. Dia
memegang mangkuk dan mulai makan.
Yu Qing memandangnya
dengan penuh minat, "Sebelumnya saya mendengar bahwa Nona Ye Ketiga suka
merendahkan, arogan dan tirani. Tetapi mengapa kamu begitu berbeda dari
rumor?" Ketika mereka menemukan Nona Ye Ketiga, dia hampir membeku
menjadi manusia es kecil. Seorang gadis setidaknya harus memiliki nyali untuk
berani melompat ke sungai di musim dingin. Keberanian ini tidak dapat
ditandingi oleh banyak pria.
Su Su berkata sambil
tersenyum, "Saya juga mendengar bahwa tamu Raja Zhao, Tuan Yu, memiliki
temperamen yang lembut dan pria yang sopan. Tuan Yu, ada kesenjangan besar
antara kau dan rumor itu."
Jadi rumor itu tidak
bisa dipercaya.
Wajah Yu Qing menjadi
gelap dan mendengus. Xiao Lin memandang Su Su dan senyum muncul di sudut
mulutnya.
Su Su berkata,
"Satu hal lagi. Bagaimana dengan iblis rubah berekor tujuh itu?"
Xiao Lin berkata,
"Aku telah menghubungi pamanku. Dia pasti memiliki tindakan
balasan."
Meskipun Su su
gelisah dia juga tahu bahwa itu hanya bisa dilakukan seperti ini. Dia harus
pergi ke gurun untuk menemukan kura-kura ilahi dan mengenai rubah berekor tujuh
dan dia hanya bisa menggantungkan harapannya pada Paman Seperguruan Xiao Lin.
Tidak ada cara untuk mengalahkan Iblis Rubah dengan levelnya saat ini.
Setelah Su Su selesai
makan Xiao Lin berkata, "Nona Ketiga, ini Kota Qingshui. Lima hari
perjalanan dari ibu kota. Ketika kau telah pulih kami akan kembali. Jangan
khawatir tentang Tan Tai Jin. Kaisar amat cerdik dalam hal kecil sekali pun dan
Jendral Besar sangat setia dan berani jadi Kaisar tidak akan menyalahkan
keluargamu,"
Su Su buru-buru
berkata, "Aku punya sesuatu untuk jadi aku tidak bisa kembali untuk saat
ini. Yang Mulia, bisakah kau dan Tuan Yu memberi tahu ayah dan nenekku bahwa
aku baik-baik saja dan akan pulang setelah menyelesaikan urusanku,"
"Nona Ketiga,
hal ap ayang perlu kau lakukan. Adakah yang bisa saya bantu?"Dia
mengenakan pakaian putih dan berambut hitam. Dia terlihat serius dan tulus
ingin membalas Su Su yang telah menyelamatkan hidupnya sebelumnya.
Hati Su Su hangat.
Sebelum datang ke dunia ini ayahnya berkata bahwa dia mungkin akan bertemu
dengan teman lama dan meminta Su Su tetap tenang. KakakSulung Su Su bernama
Gong Ye Jiwu adalah anakseorang bangsawan di dunia fana. Dia memasuki sekte
abadi pada usia dua belas tahun dan dengan tubuh fananya dia telah
berkultivasi ke Tahap Transofrmasi Dewa. Dia baru berusia tiga ratus tahun
lebih saat itu membuatnya menjadi seorang jenius.
Jika dia benar maka
Xiao Lin pasti Kakak Sulungnya di kehidupan masa lalu. Namun kata kehidupan
masa lalu terdengar tidak menyenangkan. Seseorang hanya bisa bereinkarnasi jika
dia mati dengan jiwa yang masih utuh. Melihat Su Su menatap Xiao Lin dengan
linglung, Yu Qing berkata, "Hei, gadis kecil. Apa yang kau lihat? Apakah
kamu masih merindukan kakakku?"
Xiao Lin berbisik,
"Yu Qing!"
Yu Qing berkata,
"Baik. Baik. Baik. Mulutku sangat tercela. Aku diam."
Su Su buru-buru
melambaikan tangannya, "Yang Mulia Raja Xuan, jangan salah paham. Aku baru
saja memikirkan sesuatu sedikit tersesat. Di masa lalu aku sangat bodoh tapi
aku akan berakal sehat sekarang."
Xiao Lin mengangguk
dan tersenyum lembut, "Aku tahu bahwa Nona Ketiga ... entah mengapa
berbeda dari sebelumnya. Yu Qing memiliki mulut yang buruk. Nona Ketiga jangan
mempedulikannya,"
Setelah cukup makan
dan minum kemudian menyadari bahwa pakaiannya juga telah berubah.
Yu Qing berkata,
"Putri pemilik penginapan yang mengganti pakaianmu. Jangan khawatir kami
tidak berani mengambil keuntungan darimu."
Su Su telah
memperoleh kekuatannya kembali dan energinya telah penuh kembali. Su Su tidak
terlalu sungkan lagi dengan Xiao Lin karena dia membutuhkan bantuannya
sekarang. Dia berkata, "Aku akan pergi ke tempat yang sangat jauh dan
mungkin butuh waktu lama untuk kembali. Jika tidak menyusahkanmu Yang Mulia
Raja Xuan, dapatkah kau meminjamkanku beberapa perak. Aku akan menulis surat
dan menyuruh Chun Tao untuk membayarmu."
Xiao Lin mengeluarkan
beberapa tiket perak dari tangannya. Su Su melihatnya. Oh Tuhan pasti
ada beberapa ribu tael. Su Su hanya mengambil satu, "Ini cukup.
Yang Mulia, Tuan Yu, hati-hati."
Meskipun dia berharap
seseorang dapat berjalan bersamanya di jalan ini untuk membalikkan takdir, Su
Su tahu bahwa itu tidak mungkin. Xiao Lin belum menjadi Gong Ye Jiwu. Dia
adalah Pangeran Kekaisaran Xia. Kedua negara akan segera berperang dan dia
memiliki misi sendiri sebagai seorang pangeran. Misi Su Su ditakdirkan untuk
dijalani sendirian.
Dia melambai pada
mereka dan menuruni tangga penginapan. Yu Qing menatap punggungnya yang bebas
dan santai dan bercanda, "Saudaraku, gadis ini sangat hidup dan imut. Jika
dia terlihat seperti ini di masa lalu akankah kau menikahinya?"
Xiao Rin mengerutkan
kening dan berkata, "Bicaralah dengan hati-hati." Tidak akan
ada jika.
Di depan mata mereka
gadis itu membeli seekor kuda poni merah tua dan menghilang dalam angin dan
salju.
***
"Sudah berapa
lama kita tidak kembali ke kampung halaman?" Jing Lan An mengulurkan
tangannya untuk menangkap kepingan salju tampak sedikit tidak sadarkan diri.
Lima hari setelah melewati Jiayu Pass mereka akhirnya mencapai perbatasan
Kerajaan Zhou yang iklimnya semakin menghangat. Kepingan salju meleleh di
telapak tangan Jing Lan An dan itu mungkin salju terakhir yang bisa mereka
lihat.
Tan Tai Jin bertanya,
"Bibi merindukan Kerajaan Zhou?"
"Akutidak bisa
bilang bahwa aku merindukannya. Tetapi daun selalu jatuh ke dekat akarnya.
Setiap orang dilahirkan dengan akarnya masing-masing dan kembali ke tanah
airnya. Aku sangat emosional." Jing Lan An berkata, "Omong-omong
sebelumnya Yang Mulia meminta penawar racun ulat sutra musim semi. Obatnya itu
sangat sulit dibuat. Beberapa hari yang lalu orang bijaksana di klan
menggunakan semua kelopak teratai salju yang tersisa untuk menyiapkan penawarnya.
Apakah Yang Mulia membutuhkannya?"
Dia mengeluarkan
botol porselen giok hijau yang indah dan tidak bertanya pada Tan Tai Jin siapa
yang diberikan racun ulat sutera musim semi olehnya. Tan Tai Jin mengambilnya.
Botol porselen itu hangat. Dia tidak sadar menggosoknya sejenak, lalu berkata,
"Tidak perlu."
Dia mengangkat
tangannya dan melemparkan penawarnya ke sungai. "Yang Mulia tertarik untuk
bermain Go?"
Tan Tai Jin berkata,
"Baiklah."
Dia mengangkat ujung
jubah dan duduk di seberang Jing Lan An. Jing Lan An memainkan yang berwarna
hitam sedangkan Tan Tai Jin yang berwarna putih.
"Yang Mulia, aku
jarang bertanya tentang urusanmu di Kekaisaran Xia. Sebelumnya ku mengirim Liu
untuk menjagamu. Kemudian saya mendengar bahwa Liu menjadi gila." Jing Lan
An meletakan sebuah batu Go, "Apakah dia melindungimu dengan baik?"
Sebuah batu Go
berwarna putih diletakan dengan aura membunuh. Mengingat perawat yang menjadi
gila di Istana Dingin, ekspresi Tan Tai Jin tetap tidak berubah, "Apakah
kamu curiga aku yang membuatnya gila?"
Jing Lan An terdiam
beberapa saat, "Tentu saja tidak."
Tan Tai Jin mengutak
atik biji Go dan tiba-tiba memberi pernyataan yang mengejutkan, "Apa yang
kau curigai memang benar. Dia tidak gila pada awalnya dan juga ingin
melindungi saya dengan baik berharap bahwa suatu hari aku dapat kembali ke Zhou
dan terus menjadi pangeran dan dia bisa hidup baik setelah melalui penderitaan
ini,"
"Sungguh
pemikiran yang menyedihkan. Berharap melarikan diri suatu hari
ketika kau benar-benar berada di api penyucian. Hari-hari di istana yang dingin
terlalu lama dan dia akhirnya menyadari bahwa itu adalah ide yang bodoh,"
"Pangeran Kelima
Kekaisaran Xia adalah seorang pedofil," ketika Tan Tai Jin mengucapkan
kalimat ini dengan tenang ekspresi Jing Lan An berubah.
"Yang... Yang
Mulia."
Tan Tai Jin meletakan
biji Go dan mengeluarkan suara yang nyaring. Dia menopang dagunya dan
mengingat, "Liu menambahkan sesuatu ke bahan makananku. Sayangnya makanan
itu terlalu mewah bagiku. Aku memberinya makan itu dan membawanya ke Taman
Zhegui,"
"Bibi, aku
khawatir ku mungkin tidak tahu tempat seperti apa Taman Zhegui. Para kasim tua
di istana tinggal di sana." Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya dengan
kasihan dan berkata, "Setelah Liu masuk dan menjadi gila ketika dia
kembali."
Jing Lan An
memejamkan matanya dan berkata dengan sedih, "Yang Mulia, semuanya
salahku,"
Tan Tai Jin
menggelengkan kepalanya dan meletakan biji Go terakhirnya,"Kau
kalah."
Jing Lan An melihat
ke Go. Dikatakan bahwa mengamati bidak catur sama seperti mengamati kehidupan
seseorang dan penempatan biji Go akan dapat mengungkap karakter seseorang.
Bidak Go di tangan Tan Tai Jin sangat membunuh dan mutlak. Dia tidak peduli
dengan hidup dan mati para prajurit sama sekali. Biji Go-nya banyak yang
mati. Tapi dialah pemenangnya.
Tan Tai Jin tidak
tertarik untuk memainkan permainan kedua. Dia berdiri dan kembali ke kabin.
Jing Lan An mengambil bidak catur satu per satu dan mengembalikannya ke dalam
kotak. Meskipun dia telah mengasuh Tan Tai Jin, dia tidak memahaminya sama
sekali. Contohnya adalah masalah Su Su. Setelah dia melompat ke sungai, Jing
Lan An mengira Tan tai Jin akan mengirim seseorang untuk memburu atau
menangkapnya tetapi setelah berhari-hari dia tetap acuh tak acuh.
Ketidakpedulian ini
membuat ujung jari Jing Lan An sedikit dingin. Langit akan segera menjadi gelap
dan bayangan kapal lain akan samar-samar muncul di atas air. Jing Lan An
berdiri di haluan dan melihat ke arah kapal. Seseorang berbisik, "Nyonya,
mereka yang akan menjemput kita,"
Jing Lan An berkata,
"Beberapa hari ini sangat melelahkan. Biarkan Yang Mulia beristirahat
dengan baik dan perintahkan kepada dapur menyiapkan makan malam. Dimana seniman
opera Cina yang kita bawa?"
Tidak lama kemudian
seorang wanita yang mempesona dan cantik merangkak dengan lembut di bawah kaki
Jing Lan An. Jing Lan An berkata, "Kudengar kau masih gadis tapi kau
haru stahu apa yang harus kau lakukan. Layani Yang Mulia dan buat dia
bahagia."
Xi Qin dengan
malu-malu berkata, "Ya." Dia telah melihat Yang Mulia. Dia sangat tampan
dan tertarik padanya. Detak jantungny aberdetak kencang karena bisa
menemani pria seperti itu.
Setelah Xi Qin pergi
dengan elegan dan anggun, pelayannya muncul di samping Jing Lan An,
"Apakah Yang Mulia akan menggunakannya?"
Jing Lan An berkata,
"Itu tidak masalah."Jarinya menunjuk ke jantungnya, "Tidak ada
seorang pun di sini. Tidak peduli apa itu."
Tapi jika ada
seseorang di hatinya. Jing Lan An berpikir di dalam hatinya. Mungkin aku bisa
berharap bahwa hal-hal tidak akan begitu putus asa.
***
**Perhatian : Mungkin
mengandung konten eksplisit**
Xi Qin mendorong
pintu dan membuka ruangan. Pemuda berbaju hitam sedang duduk bersila di atas
tempat tidur. Dia memejamkan mata dan bulu matanya hitam seperti bulu gagak
hitam. Merasa seseorang masuk, dia membuka matanya. Xi Qin telah melihat banyak
orang sebelumnya tetapi untuk pertama kalinya tatapan mata seseorang membuat
kakinya sedikit lemas. Dia sedikit takut tetapi dia juga mengagumi pria di
depannya. Xi Qin berlutut dan merangkak ke arahnya.
Bibir merahnya
sedikit bergetar dan dia mengucapkan kata-kata yang menyedihkan, "Nyonya
telah mengirim hamba untuk melayani Yang Mulia di tempat tidur."
Tan Tai Jin berkata,
"Lan An memintamu untuk datang?"
"Ya."
Tangan Xi Qin membuka
kancing ikat pinggangnya, menahan detak jantungnya dan melepas pakaiannya.
Kulit wanita itu terkena udara dingin .Dia memiliki sosok yang bagus, kulit
putih, dan memiliki tubuh yang dapat merayu pria mana pun. Xi Qin berpikir
bahwa dia akan melihat gairah yang kuat di mata Tan Tai Jin tetapi dia tidak
menampakan kesedihan atau kegembiraan seperti hanya melihat seonggok daging
mati. Dia mencoba yang terbaik untuk merayunya dan tidak bis amenahan untuk
melihat apakah ada reaksi tiga inci di bawah pusar.
Namun pemuda
itu masih tetap tenang dan bibirnya yang tipis berkedut sedikit,
"Mengapa? Apakah kau terkejut?"
Xi Qin berlutut
dengan panik. Dia penasaran tetapi membayangkan jika Yang Mulia
yang tidak bisa merasakan kecantikan tubuh wanita, apakah itu ...
Tan Tai Jin
mengangkat tangannya dan darah jatuh di bahu Xi Qin. Serangga hitam merangkak
dari tubuh wanita itu. Xi Qin melihat serangga yang merayap dan ingin berteriak
tetapi tenggorokannya tidak bisa mengeluarkan suara.
"Matahari Satu
Malam," Tan Tai Jin meremas serangga itu dan menghela nafas, "Sungguh
menyedihkan. Lan An ingin aku mati dengan bahagia."
Mulutnya mengucapkan
kata-kata yang menyedihkan tetapi tidak ada kesedihan di matanya. Seekor Lebah
Api Merah terbang melewati tengkorak Xi Qin dan diajatuh dengan mata terbelalak.
Dia bahkan tidak tahu apa yang telah terjadi sampai di mati.
Tan Tai Jin tidak
memiliki ekspresi di wajahnya dan berjalan melewati mayat itu. Empat belas
tahun di Istana Dingin, apa yang belum dia lihat? Tan Tai Jin tidak pernah
memberi tahu siapa pun bahwa di matanya semua hal di dunia ini bukanlah apa-apa
kecuali batuan yang mati, rumput dan tumbuhan, tanah dan kerangka. Tubuh
hanyalah seonggok daging mati dan tidak dapat menggerakannya secara emosional.
Di masa depan tidak
ada seorang pun yang dapat membuatnya kehilangan kendali diri.
***
BAB 26
***Perhatian :
Mungkin mengandung konten yang mengganggu/ kekerasan***
Jika ini musim panas
seharusnya ada bulan yang memantul cerah di sungai di perbatasan Zhou. Sangat
disayangkan sekarang masih musim semi dan hawa dingin masih terasa di udara.
Serpihan salju datang dari waktu ke waktu dan jatuh ke wajah Tan Tai Jin. Dia
mengangkat tangannya dan menepisnya. Berjalan masuk dan duduk di kursi tinggi
yang sepi. Dia telah melemparkan busurnya ke sungai karena Su Su. Di sampingnya
hanya ada beberapa Lebah Api Merah siap menyerang. Mereka telah tumbuh menjadi
setengah ukuran manusia. Mata mereka merah dan getaran sayap mereka membuat
gendang telinga sakit.
Beberapa rombongan
berlutut di kaki Tan Tai Jin, bergetar. Tan Tai Jin tampaknya dalam suasana
hati yang baik, "Di mana pemain kecapi? Minta dia memainkan sebuah
lagu."
Segera seorang pemain
kecapi berpakaian putih masuk dan duduk di depan kecapi, "Apa yang
inginYang Mulia dengar?"
Tan Tai Jin berkata,
"Jadilah lebih meriah,"
Pemain kecapi
berwajah pucat mengangguk dan mulai memainkan musik. Tidak lama kemudian, Jing
Lan An muncul di aula. Dia mengenakan bulu rubah putih dengan penghangat di
tangannya.
"Yang Mulia
memanggil saya. Apakah ada yang penting?"
Tan Tai Jin
menatapnya dan berkata, "Jing Lan An, kau makin tua dan mulai bertingkah
aneg seperti yang lain,"
Beberapa rambut
berwarna perak bercampur dengan rambut Jing Lan An dan garis-garis halus di
ujung mata juga menunjukkan bahwa dia bukanlah orang yang sam adengan empat
belas tahun yang lalu. Dia tidak lagi muda dan menjadi semakin tua.
Jing Lan An mendengar
kata-kata ini, dan cukup tenang, "Mengapa Yang Mulia tiba-tiba mengatakan
ini?"
Tan Tai Jin berkata,
"Inti dalam Iblis Serigala yang dikirim oleh Qi Shuang sangat beracun.
Sayangnya racun itu tidak bisa membunuhku. Aku mengira saat itu karena
kelelahan mental dan fisik kau tidak sengaja membuat kesalahan dan tidak bisa
melihat orang dengan benar. Lagi pula kau yang mengatakan kepadaku bahwa
itu adalah hal yang normal jika seseorang harus belajar berpikir untuk kebaikan
dan belajar memaafkan."
Tan Tai Jin pikir itu
lucu jadi dia melengkungkan bibirnya, "Tapi malam ini tubuh seniman opera
itu telah ditanam dengan 'Matahari Satu Malam' . Akankah kau Jing Lan An
membuat kesalahan dua kali?"
Jing Lan An terdiam.
"Kau ingin
membunuhku, tapi menapa?" dalam suara kecapi ada sedikit kebingungan dalam
nada suaranya. Tan Tai Jin seperti anak kecil yang ingin tahu dan rendah hati,
"Apakah kamu menyesal membunuh Yue Kong Yi saat itu atau kau mengingat
kembali bagaimana isi perut ibuku dikeluarkan?"
Jing Lan An
menggelengkan kepalanya, "Yang Mulia, Anda tidak mengerti apa-apa."
"Aku juga tidak
perlu mengerti," Tan Tai Jin berkata, "Kamu berbeda dari Liu. Aku
akan memberimu kematian yang singkat,"
Pemain kecapi
memainkan nada yang salah. Tan Tai Jin tersenyum bersandar di kursinya dengan
malas dan menunjukkan penyesalan, "Bibi Lan An, selamat tinggal
selamanya."
Lebah Api Merah
terbang menuju Jing Lan An. Jing Lan An tidak bergerak tetapi Lebah Api Merah
menabrak penghalang transparan tidak dapat maju.Seorang pria berjubah brokat
ungu, tertawa dan berjalan ke aula.
"Penjahat kecil,
kamu bahkan ingin membunuh Jing Lan An. Hatinya sangat lembut dan ingin
membuatmu mati dengan nyaman ketika kau masih punya harapan,"
Liontin giok di
pinggangnya berdenting. Dia terlihat ahli dalam bela diri dan wajahnya
cenderung jahat.
Senyum di wajah
Tantai Jin menghilang, dan dia menyebutkan nama orang yang baru datang,
"Tang Tai Ming Lang,"
"Aku tidak
berharap kau masih mengingatku," Tan Tai Ming Lang berkata, "Benar.
Kau yang hidup lebih buruk dari dari babi dan anjing pasti berharap ingin
memakan dagingku hidu-hidup. Bagaimana pun fakta membuktikan bahwa monster
tetaplah menjadi monster. Lihatlah. Pad aakhirnya Jing Lan An juga
mengkhianatimu,"
Jing Lan An menunduk
menyembunyikan ekspresinya. Tan Tai Jin mencibir dan mengetuk jarinya ke kursi
sehingga gagak darah gelap bergegas masuk. Tan Tai Ming Lang tidak tampak
kebingungan sama sekali dan berkata, "Aku tahu bahwa kau berbeda dari
orang biasa. Aku dengar dari ibuku bahwa kau membunuh Permaisuri Rou sebelum
kau dilahirkan. Apakah kau kira aku datang tanpa persiapan kali ini? Jing Lan
An telah mengungkapkan kelemahanmu sejak lama.Jadi tunggu saja
kematianmu."
Beberapa orang yang
terlihat seperti pendeta Tao yang mengikutinya maju kedepan. Pemimpin Tao tua
berkata, "Atur formasi!"
Para pendeta Tao
dengan cepat duduk di sudut segi delapan masing-masing memegang lonceng
berwarna tembaga di tangan mereka. Sementara pendeta Tao tua membacakan mantra,
pendeta Tao lainnya membunyikan lonceng. Taois tua memegang kotak batu giok
persegi di tangannya dan kertas jimat menari di atasnya ketika dia membacakan
matra.
Lebah Api Merah dan
Gagak Darah ditahan oleh bel kemudian terbang ke kotak batu giok berubah
menjadi asap hitam. Para pendeta Tao tua tahu bahwa Tan Tai Jin adalah tubuh
fana dan metode Tao mereka tidak berguna jadi mereka tidak berurusan dengan Tan
Tai Jin secara langsung hanya membiarkan hal-hal jahat yang dikendalikannya
menghilang satu per satu.
Gagak Darah berteriak
kera. Ekspresi Tan Tai Jin dingin dan beberapa rombongan berpakaian hitam
muncul mengitarinya.
"Yang
mulia," Tantai Jin tidak ragu-ragu, "Ayo pergi."
Lebih banyak lagi
Gagak Darah datang dalam jumlah besar seperti pusaran berwarna tinta. Ketika
mereka mengulur waktu Tan Tai Jin bergegas keluar.
Tan Tai Ming Lang
tersenyum cerah. "Seseorang." Entah dari mana pendekar pedang yang
tak terhitung jumlahnya mengelilingi kabin.Orang-orang di sekitar Tan Tai Jin
bertarung dan mundur, mengawalnya ke geladak namun hanya ada dua atau tiga yang
tersisa. Tan Tai Ming Lang secara pribadi mengambil pedang dan memenggal sisa
prajurit yang masih setia itu. Darah para prajurit memercik ke wajah Tan Tai
Jin dan wajahnya memucat. Tan Tai Ming Lang menendangnya dan Tantai Jin
jatuh ke tanah.
"Benih jahat
yang tidak berguna." Tan Tai Ming Lang menginjak bahu pemuda berpakaian
hitam itu, "Bagaimana bisa sampah yang tidak bisa berlatih seni bela diri
tidak bergantung pada orang lain?"
Darah menetes dari
sudut mulutnya dan dia batuk dua kali. Tan Tai Ming Lang mengangkat dagunya
dengan sepatu botnya. "Ketika aku membunuh Saudara Tertua, dia lebih
berani dari pada kau. Dia tidak berlutut meski pun tempurung lututunya
hancur."
"Kedua tangan
Saudara Kedua patah dan dia mati tanpa keluhan. Aku mendengar bahwa ibumu
adalah permaisuri yang paling cantik di Huaizou. Melihat penampilanmu yang
kemah dan tidak berguna ini kau sebaiknya menjadi putri dan melayani
orang-orang dengan penampilanmu,"
Orang-orang yang
dibawanya mulai tertawa terbahak-bahak. Jing Lan An buru-buru keluar dan
bersandar di pintu. Melihat pemandangan ini dia menutup matanya. Salju kecil di
malam hari turun dan lampu di sungai menyala. Seseorangduduk dengan anggun di
kursi dan Tan Tai Ming Lang tidak. Dia duduk dengan elegan.
"Seseorang.
Potong tendon kaki sampah ini!" Tan Tai Jin berjuang keras namun dia
ditahan.
Tan Tai Jin
mengangkat kepalanya dan menatap Jing Lan An dengan mata kemerahannya,
"Bibi, aku dibesarkan olehmu. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah
membunuhmu lagi. Selamatkan aku," dia menekan bibirnya yang pucat,
kulitnya seputih salju dan rambutnya yang hitam sangat rapuh dan menyedihkan.
Bibir Jing Lan An bergetar. Tan Tai Jin berkata, "Aku tidak punya
ibu. Kau yang membesarkanku dengan saya susu kambing. Di hatiku kau
adalah ibuku."
Jing Lan An
memalingkan kepalanya. Tan Tai Ming Lang tertawa terbahak-bahak seakan
pemandangan memalukan Tan Tai Jin yang ingin bertahan hidup menghiburnya.
Dia berkata, "Apa yang kau lakukan di sana. Lakukanlah!"
Tangan pendekar
pedang naik dan jatuh . Tendon Tan Tai Jin terpotong. Tan tai Jin menjerit
kesakitan dan dia mengerti sekarang bahwa tidak peduli apa pun Jing Lan An
tidak akan membantunya memberontak. Dia paham dia tidak bisa menipunya Jing Lan
An lagi jadi dia tidak lagi bepura-pura lemah dan hanya wajah dinginnya yang
tersisa.
"Tedon
tangan!" perintah Tan Tai Ming Lang dengan jelas. Pendekar pedang itu
mengangkat pedang memotong tendon tangan Tan Tai Jin.
Pemuda yang sekarat
itu merangkak ke sisi kapal tanpa mengatakan apa pun. Matanya merah
seolah dia tidak merasakan sakit dan hanya ingin hidup. Tan Tai Jin memandangi
ombak putih sungai yang bergelombang dan tiba-tiba teringat Su Su yang melompat
ke sungai hari itu. Salju musim dingin jatuh di rambutnya. Pada situasi ini dia
menunduk dan tertawa rendah. Aku tidak tahu apakah Ye Xi Wu sudah mati
atau belum.
Tan Tai Ming Lang
terlihat tenang dan dia berkata kepada Jing Lan An, yang terlihat tidak
baik-baik saja, "Aku dengar bahwa makhluk jahat belum pernah menangis
sejak dia dilahirkan. Beberapa hari yang lalu aku menemukan harta karun yang
disebut Jarum Xuan Bing. Jika itu menusuk mata, orang itu dia hanya akan buta
tetapi akan terus menangis. Dan ketika Qi dingin masuk ke dalam tubuhnya, tubuh
itu akan menjadi rapuh seperti es. Ketika dia berbicara seseorang membawakan
"Jarum Xuan Bing.
"Pegang dia. Aku
sendiri yang akan menancapkan ke matanya."
Dia bangkit dan
menginjak dada Tantai Jin. Sorot mata Tan Tai Jin yang dingin menatap Jing Lan
An dan kemudian Tan Tai Ming Lang. Dia batuk darah yang menodai bibirnya.
Dia membuka mulutnya menangkap salju yang mengambang dari luar. Salju meleleh
di mulutnya dan Tantai Jin mulai tertawa terbahak-bahak. Suaranya rendah dan
serak. Para pendeta Tao yang berdiri di sampingnya merasakan kedinginan di
sekujur tubuh mereka.
Tan Tai Ming Lang
sangat kesal. Seketika dia melepaskan jarum Xuan Bing dan menancapkannya ke
mata kiri Tan Tai Jin dan tubuh pemuda itu berkedut namun ujung mulutnya masih
tersenyum lebar. Darah menyembur dari mata kiri Tan Tai Jin. Dia secara tidak
sadar ingin mengangkat tangannya untuk menutupi mata kirinya yang buta tetapi
tendon di tangannya telah putus dan dia tidak bisa mengangkatnya lagi. Salju
jatuh di pemuda itu. Tan Tai Jin menggigil dan tertawa.
Pendeta Tao merasa
gelisah tidak tahu mengapa. Seseorang yang tidak bisa meneteskan air mata sejak
lahir, tendonnya putus dan menjadi cacat. Jarum Xuan Bing menusuk matanya, dia
hanya berdarah dan tidak meneteskan air mata. Entah hatinya sekeras batu atau
dia sudah gila. Pemuda berpakaian hitam itu seperti roh iblis. Seluruh tubuhnya
bermandikan darah tetapi dia masih tersenyum dingin. Seakan diam-diam menghina
saran Tan Tai Ming Lang sebelumnya yang mengatakan dia sebaiknya menjadi putri.
Tan Tai Ming Lang
tampak makin marah dan mengambil jarum Xuan Bing lagi. Dia mengangkat tangannya
dan hendak membutakan mata Tan Tai Jin yang satunya namun tubuhnya jatuh ke
tanah dan sangat kesakitan
"Kau!" Tan
Tai Ming Lang melihat ke belakang dan melihat Jing Lan An dengan air mata
mengalir di wajahnya.
Jing Lan An berkata,
"Di mana Pasukan Bayangan Malam Klan Yiyue?" Sekelompok bayangan diam
di beberapa titik dengan ringan mendarat di kapal. "Lindungi Yang Mulia
dan pergi!"
Pasukan Bayangan
Malam mulai membunuh orang-orang Tan Tai Ming Lang dan pendekar pedang
buru-buru mengangkat pedang mereka untuk bertarung. Bibir Tantai Ming Lang
menjadi gelap. Dia menatap Jing Lan An dengan tegas dan berkata dengan tajam,
"Beraninya kau mengkhianatiku? Apakah kamu takut putramu akan mati?"
Mata Jing Lan An
kosong dan putus asa. Dia tidak menjawab dan pergi untuk membantu Tan Tai Jin
di tanah, "Yang Mulia. Aku bersalah padamu."
Ada kebingungan di
perahu namun para pendeta Tao masih berusaha membawa Tan Tai Ming Lan menuju
perahu yang lainnya dalam sekejap mata. Setelah naik ke perahu lain Tan Tai
Ming Lang murka dan berteriak. "Ledakkan mereka!"
Jing Lan An
mengeluarkan kunci pengaman dari lengan bajunya dan meletakkannya di pakaian
Tan Tai Jin. Dia menangis tersedu, "Di kehidupan ini aku telah melakukan
banyak kesalahan. Kunci pengaman ini adalah tanda untuk mengontrol
Pasukan Bayangan Malam di seluruh dunia dan ini juga perintah dari Pemimpin
Suku Yiyue untuk melindunginya pergi."
Darah di mata kiri
Tan Tai Jin memenuhi setengah dari wajahnya. Jing Lan An berkata, "Jing
Lan An adalah orang berdosa. Aku bersalah pada Yang Mulia Permaisuri, bersalah
kepada Yue Kongyi dan juga kau. Namun aku paling bersalah pada anakku..."
"Apakah kamu
memiliki seorang putra?" Tan Tai Jin bertanya dengan lembut hatiny apenuh
penghinaan.
"Dua bulan
setelah Yue Kong Yi meninggal, aku baru tahu kalau aku hamil. Sebenarnya aku
ingin menggugurkannya aku tetap melahirkannya. Ia terlahir lemah dan tidak bisa
bertahan hidup sepuluh tahun ini. Ketika dia berusia delapan tahun aku
memberinya Bunga Panjang Umur, membekukannya dan mengirimnya ke Gunung
Surgawi."
Jing Lan'An
meneteskan air mata, "Tan tai Ming Lang mempunyai obat yang bisa
membuatnya bangun dan tumbuh dewasa."
Tantai Jin menatap
Lan An sambil tersenyum, "Jadi kamu mengkhianatiku karena hal itu?"
Jing Lan An berlutut
dan bersujud. "Jing Lan An tidak meminta untuk dimaafkan. Aku hanya
berharap suatu hari jika kalian bedua bisa bertahan di masa sulit seperti saat
ini demi orang-orang yang membantu kita dan orang-orang Klan Yiyue yang telah
mati untuk melindungi, kau akan berbelas kasih dan membiarkan putraku
pergi,"
Tan Tai Jin tetap
diam dan memandang ke langit yang gelap. Ini adalah paradigma keibuan.
Sangat hebat.
Sebelum kapal meledak
Jing Lan terisak dan berkat, "Namanya Yue Fu Ya."
Perahu di sungai
menyala, kunci pengaman bersinar seperti bulan, dan cahaya putih menelan Tan
Tai Jin. Salju putih berkibar dan pada akhirnya kapal ini tidak kembali ke
tanah airnya.
***
Su Su mengambil kuda
poni kecilnya dan mengambil kantung air untuk minum dan menemukan bahwa itu
kosong. Dia menghela nafas. Gurun itu berada di puncak paling utara. Dia
sudah bepergian selama tiga hari. Terkadang melewati kota dan terkadang dia
tidak punya pilihan selain harus melewati hutan belantara. Dengan tubuh fananya
dia tidak bisa terbang dengan pedang atau mengusir roh binatang buas sehingga
Su Su jadi semakin memahami sulitnya pergi ke Jurang Penghancuran di Gurun.
Dia telah berjalan di
gunung dan hutan selama sehari bahkan kuda poninya sudah lelah. Su Su menyentuh
kepala kudanya dan membiarkannya berhenti untuk makan rumput sementara dia
melihat kantung air yang kosong dengan khawatir.
Aku sangat haus. Aku
berharap ada sungai di dekat sini.
Dia berdiri, mengikat
kudanya dan berencana pergi dan melihatnya. Salju di pegunungan belum mencair
dan Su Su belum menemukan aliran sungai tetapi malah mendengar suara beberapa
anak.
"Apakah pengemis
itu masih ada?"
"Ya, seluruh
tubuhnya dipenuhi darah."
"Aku kira dia
tidak terlihat seperti pengemis. Pakaiannya sangat bagus."
"Sudah. Berhenti
bicara. Kalian sudah berjanji untuk membalas Ah Huang. Apakah kamu ingin mundur
sekarang?"
Seorang anak
laki-laki berkata dengan marah, "Setelah A Huang menjilat darahnya, dia
diracun sampai mati. Saya tidak peduli. Kita harus menghajar orang ini sampai
mati,"
"Tapi dia orang
dewasa."
Bocah itu berkata,
"Aku sudah mengamatinya dia tidak bisa bergerak."
Seorang gadis kecil
melambaikan tangannya dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau. Aku
ingin pulang."
Seperti yang
dikatakan, gadis itu berlari pulang dengan tergesa-gesa. Dia melewati Su
Su, matanya melebar lalu buru-buru menundukkan kepalanya dan berlari ke arah
lain. Su Su mengenali pakainnya. Dia mungkin seorang anak dari desa terdekat.
Dia terkejut bertemu sekelompok anak-anak yang ingin membunuh seseorang. Dia
berjalan ke arah suara itu dan melihat sekelompok anak-anak duduk di belakang
pohon. Ada sekitar tiga atau empat anak laki-laki. Masing-masing dengan tongkat
di tangannya mendekati sesosok gelap manusia.
Pria itu berbaring di
tanah dengan diam. Salju telah menutupinya seperempat tubuhnya. Seseorang
melemparnya dengan batu tetapi dia masih tidak bergerak.
"Pukul
dia!"
Semua anak laki-laki
bergegas. Namun sebelum tongkat itu mendarat, Susu menjewer telinga anak
laki-laki itu.
"Apakah orang
tua kalian tahu kalau kalian melakukan hal buruk?"
Anak laki-laki itu
berteriak dan semua orang terkejut. Su Su tersenyum dan memandang mereka,
"Anak anjing kalian ingin memakan orang tetapi diracun sampai mati. Bahkan
sekarang kalian masih ingin memukuli orang?"
Bocah itu menutup
telinganya, "D...dari mana kamu datang?"
Su Su mengenakan gaun
berwarna seperti teratai. Pakaiannya sangat sederhana untuk sebuah perjalanan.
Tapi dia memiliki mata yang jernih dan cerdas dan seperti kacang kastanye
yang lembut berbentuk sabit. Anak laki-laki di pegunungan ini tidak pernah
melihat penampilan wanita yang seperti ini.
Bukan hanya itu. Dia
nampaknya muncul tanpa pembertahuan jadi anak laki-laki itu menatapnya dengan
mata lebar. Setelah beberapa saat seseorang tergagap dan berkata, "Kamu,
apakah kamu siluman?"
Su Su tersenyum,
menekuk lima jarinya menjadi cakar dan berkata dengan mengejutkan, "Ah,
kalian bisa menebaknya kalau begitu. Sudah beberapa hari aku belum
memakan anak laki-laki kalian. Aku sangat kelaparan."
Dia bertingkah
seperti hendak mengejar anak-anak itu dan beberapa anak laki-laki melemparkan
tongkat mereka berteriak dan lari ketakutan. Sesudah anak-anak itu melarikan
diri Su Su berjalan ke orang yang terdiam. Jubah hitam menutupi tubuhnya dan
pria berambut hitam itu sangat berantakan bahkan wajahnya tidak terlihat.
Meskipun pakaiannya hitam, darahnya membuat salju menjadi merah. Su Su
seegra berjongkok dan membaliknya untuk melihat apakah orang itu masih hidup.
***
BAB 27
Sebenarnya Tan Tai
Jin sudah bangun. Dia sudah bangun dari koma ketika seekor anjing kuning
mendekatinya. Setelah anjing kuning itu diracuni oleh darahnya sekelompok
anak-anak mendekat.
Dia berbaring
tengkurap dengan tenang dan berpikir dingin di dalam hatinya. Ketika
mereka datang bahkan jika harus mati bersama, dia harus menemukan cara untuk
membunuh mereka.
Dia kesakitan. Jarum
Xuan Bing masih tertancap di mata kirinya, darahnya sudah membeku, dan Qi
dingin sudah masuk ke tubuhnya. Setelah dari wajahnya terkubur di salju tapi
dia tidak ingin tertidur. Jika aku tertidur aku mungkin tidak akan
pernah membuka mataku lagi. Bahkan jika aku mati, aku harus melihat bagaimana
aku mati.
Namun dia tidak
berharap mendengar suara yang dikenalnya. Gadis itu melompat keluar dari hutan,
menjewer telinga anak-anak itu dan mengusir mereka. Tubuhnya yang lemas
menegang seketika. Jika Tan Tai Jin punya pilihan, Su Su adalah orang yang
paling tidak ingin dia temui saat ini. Dia awalnya berpikir bahwa bahkan jika
Su Su masih hidup, ketika keduanya bertemu lagi, dia sudah menjadi raja
yang hebat yang bebas untuk melecehkan dan menyiksanya dan memutuskan
hidup atau matinya. Dia tidak pernah berpikir bahwa situasinya akan seperti
ini.
Keempat tendon di
tangannya terluka parah, mata kirinya ditusuk buta dan membuatnya benar-benar
cacat. Ketika Su Su berjalan mendekat dengan ringan banyak pikiran melintas di
kepala Tan Tai Jin. Tuhan tahu betapa dia membenci situasinya saat ini. Sebelum
Su Su membalikan badannya Tan Tai Jin bahkan ingin meneriakinya dengan keras
agar dia segera enyah.
Sayang sekali dia
tidak bisa mengatakan apa pun dan membiarkannya membalikan badannya perlahan.
Mata mereka saling berhadapan. Tan Tai Jin melihat kekhawatiran di wajah gadis
itu perlahan menghilang berubah menjadi ekspresi yang tidak berdaya.
Tan Tai Jin berkata
dengan suaraserak, "Tertawalah jika kau mau,"
Su Su juga tidak
menyangka bahwa orang sombong yang beberapa hari yang lalu ingin mengejar dan
membunuhnya akan muncul di hadapannya dengan sangat memalukan. Setengah wajah
Tan Taii Jin penuh darah yang mengalir keluar dari bola mata kirinya. Darahnya
telah mengering dan matanya tertutup lapisan abu-abu.
Ada beberapa kepingan
salju di bulu matanya yang segelap bulu gagak tangannya tergantung lemah. Su Su
mengalihkan pandangannya dan melihat luka yang menyilaukan di pergelangan
tangan dan pergelangan kakinya. Tidak heran jika anak-anak itu tahu
bahwa dia cacat dan tidak bisa bergerak sama sekali sehingga mereka berani
menggertaknya.
Melihatnya tidak
tertawa tetapi malah dengan seksama memperhatikan luka-lukanya Tan Tai Jin
merasa emosi yang mirip rasa malu bergelora. "Bukankah kau berpikir ini
terlalu jijik untuk dilihat? Mungkin kau belum pernah melihat orang cacat jadi
kau perlu melihatnya dari dekat?"
Melihatnya memandang
Su Su dengan ekspesi sinting dan sinis, Su Su merasa teranganggu dan memukul
kepalanya, "Diam. Kau banyak bicara!"
Dia meletakkan Tan
Tai Jin, berbalik dan meninggalkannya. Setelah berjalan beberapa langkah, Su Su
masih merasakan tatapan di belakangnya mengikutinya. Su Su tidak peduli apa
yang dia pikirkan dan tidak menoleh ke belakang. Su Su menemukan kuda poninya
dan membawanya kembali ke Tan Tai Jin. Dia melihat Tan Tai Jin menatap ke
langit yang gelap dengan matanya. Warna langit agak meredup karena hari sudah
gelap. Wajah murungnya terlihat lebih jelek dari langit.
Dalam situasi ini Su
Su seperti ingin tertawa. Suara langkah kaki terdengar lagi dan Tan Tai Jin
berkata dengan dingin, "Bukannya kau sudah pergi? Untuk ap akembali
lagi?"
Su Su bergumam,
"Kau jelas-jelas ingin diselamatkan. Tidak bisakah kau mengatakan sesuatu
yang baik?"
Tantai Jin berhenti
bicara. Su Su ingat bahwa di kediamannya dulu, dia sangat pintar berpura-pura
di depan para pelayan. Tapi dia tidak tahu kapan itu dimulai ketika Tan Tai Jin
menghadapinya mulut Tan Tai Jin tampak seperti dilumuri racun dan es.
Su Su berjongkok,
menarik napas dan menggunakan kekuatannya untuk mengangkatnya. Dia
terengah-engah karena buru-buru kembali tetapi lengannya sangat hangat. Tubuh
Tan Tai Jin bersandar pada tubuh gadis 'anak-anak' yang lemah dan dia
bisa mencium aroma rambutnya. Dia memalingkan wajahnya merasa aroma
Su Su seperti Bunga Albizia. Dia mencibir dengan dingin. Wanita
ini bahkan aroma tubuhnya sangat campur aduk.
Su Su tidak tahu apa
yang dia pikirkan kalau tidak dia pasti akan membuangnya dan menggali lubang di
salju. Pria muda itu begitu berat sehingga dia terhuyung-huyung dan dengan
seluruh energinya Su Su mencoba membawanya ke atas kuda. Menyadari bahwa Su Su
akan menyelamatkannya, tidak disangka Tan Tai Jin tiba-tiba diam. Su Su
mendengus. Jika dia tidak pergi ke mimpi Tan Tai Jin, dia pasti akan tertipu olehnya
dan berpikir bahwa Tan Tai Jin benar-benar tidak takut mati. Langit dan bumi
menciptakan semuanya. Mungkin tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin
hidup lebih dari Tan Tai Jin.
"Ada apa dengan
lukamu? Bukankah kamu dan Nyonya Lan An kembali ke Kerajaan Zhou. Siapa yang
menyakitimu seperti ini?"
Tan Tai Jin berkata
denganmenyedihkan, "Tan Tai Ming Lan."
Dia tidak mengangkat
matanya, sambil memandang tapal kuda dia bertanya dengan bodoh, "Mengapa
kamu menyelamatkanku?"
Su Su memimpin
kudanya dan sengaja memprovokasinya, "Siapa yang tahu. Mungkin seperti
yang kamu katakan, aku belum pernah melihat orang cacat sebelumnya jadi aku
ingin menyenangkan diriku."
Dia tertawa dingin,
"Aku terkejut bahwa kamu tidak mati setelah jatuh dari Sungai
Huai,"
Su Su memukul bahunya
dengan ranting dan berkata dengan tidak puas, "Jika aku mati maka kau juga
akan mati hari ini."
"Kauu tidak bisa
menyelamatkanku. Aku memiliki Jarum Xuan Bing di mataku."
Su Su berhenti dan
mengerutkan kening ringan. Dia sebenarnya tahu apa itu Jarum Xuan Bing. Ini
adalah benda iblis dan perlahan menyiksa orang. Seharusnya kerika Jarum Xuan
Bing masuk ke mata, orang akan menangis tanpa henti, merasa kesakitan sampai
orang rasanya orang itu ingin mati. Beberapa orang memilih untuk bunuh diri
karena tidak tahan dengan siksaan yang panjang ini.
Tapi tidak ada air
mata di mata Tan Tai Jin dan bahkan ekspresinya tidak terlalu kesakitan. Su Su
tidak pernah memikirkan Jarum Xuan Bing sebelumnya. Sekarang dia sudah tahu dan
hati Su Su terbenam. Dia belum sampai ke gurun, jadi tentu saja dia tidak bisa
membiarkan Tan Tai Jin mati. Tapi sel-sel mata yang ditusuk oleh Jarum Xuan
Bing sudah mati. Jadi jika dia ingin menyelamatkannya dia harus mengganti
matanya sebelum Qi dingin memasuki tubuhnya.
Tapal kuda itu
berjalan di salju dan berderit.
Su Su berkata,
"Hari mulai gelap. Karena kita melihat anak-anak pasti ada desa di dekat
sini. Selanjutnya kita akan menemukan sebuah rumah untuk tinggal. Sangat dingin
di musim dingin ini dan kita tidak bisa bermalam di hutan. Dengan penampilanmu
saat ini, kau mungkin akan menakuti orang biasa. Saat itu aku akan memberitahu
orang-orang bahwa kau adalah kakakku. Kami bertemu bandit dan berakhir di
hutan. Pasti ada orang baik yang akan membawa kita masuk."
Tan Tai Jin tidak
mengatakan sepatah kata pun karena masih memikirkan matanya. Bisa dipastikan
seperti yang dikatakan Su Su, mereka segera tiba di sebuah desa. Su Su
melangkah untuk mengetuk pintu namun mata yang waspada mengawasi mereka dari
celah pintu.
"Pergi, kami
tidak membawa orang asing ke sini."
Su Su menjelaskan
alasannya lagi tetapi tuan rumah tidak tergerak. Su Su tidak punya pilihan
selain mengetuk rumah berikutnya dan secara mengejutkan hal yang sama
terjadi dengan beberapa rumah.
Tan Tai Jin berkata, "Ada
yang tidak beres di desa ini,"
Su Su berkata,
"Bagaimana kamu tahu?"
"Tidak ada
seorang pun di desa yang menyalakan lampu padahal hari sudah malam dan juga
tidak ada ternak. Ketika kau mengetuk pintu, mereka sangat ketakutan dan mereka
semua melihat keluar dari celah pintu. Entah ada bandit atau monster di dekat
desa ini," Tan Tai Jin berkata dengan tenang.
Su Su sedikit
mengaguminya. Normalnya dia seharusnya gemetar kesakitan namun dia tidak lupa
untuk waspada dan mengamati lingkungan sekitarnya. Dia tahu bahwa Tan Tai Jin
masuk akal jadi ketika mengetuk sebuah rumah, awalnya dia berkata, "Kami
bukan orang jahat iblis. Saya adalah Pembunuh Iblis yang kebetulan melewati
desa. Bisakah Anda mengizinkan kami menginap untuk semalam?"
Mendengar dua kata
"Pembunuh Iblis", kali ini tuan rumah akhirnya mulai ragu. Setelah
beberapa saat suara orang tua masih menolak mereka, "Pergi."
Su Su sangat kecewa
dan hendak pergi ketika suara seorang gadis muda berkata, "Kakek, biarkan
mereka masuk. Aku pernah melihatnya. Kakak ini sangat baik."
Pintu kayu di
depannya perlahan terbuka. Dua orang tua dan seorang gadis kecil memandang Su
Su dan Tan Tai Jin dengan tidak nyaman dan gelisah di wajahnya. Gadis kecil di
depannya ternyata adalah yang Su Su temui sore tadi. Wanita tua itu melambai
pada Su Su, "Masuk."
Setelah masuk nenek
itu dengan cepat menutup pintu. Gadis kecil bersembunyi di belakang kakek dan
menarik ujung baju kakeknya hanya memperlihatkan sepasang mata untuk mengamati
Tan Tai Jin yang ada di atas kuda. Karena Tan Tai Jin terluka parah dua orang
tua itu membantu Su Su dengan menempatkannya di kamar kosong. Rumah-rumah di
desa sederhana dan bersahaja dan satu-satunya tempat untuk tidur adalah tempat
tidur dari batu bata yang dipanaskan.
Tidak ada apa-apa di
rungan itu kecuali meja kayu dan dua buah kursi kayu. Untungnya meski penduduk
di gunung kekurangan segalanya namun mereka tidak kekurangan kayu bakar. Gadis
itu berjalan masuk dengan baskom arang yang menyala. Rumah itu dengan cepat
menjadi hangat dan dinginnya musim dingin menghilang. Wanita tua itu menyalakan
lilin. Su su menempatkan Tan Tai Jin di atas tempat tidur batu bata tersebut
dan buru-buru mengeluarkan sebatang perak dan memberikannya kepada wanita tua
itu.
"Saudaraku dan
aku merepotkanmu,"
Wanita tua itu
melambaikan tangannya lagi dan lagi ketika dia melihat koin perak yang begitu
besar. "Saya tidak bisa menerimanya Nona. Anda telah melihatnya
rumah kami di sini sederhana, sudah bagus jika Anda dan pria ini tidak
keberatan."
Su Su bersikeras
untuk memberinya uang, "Bagi kami, memiliki tempat berteduh adalah suatu
berkah. Di luar sangat dingin. Jika kami tidak dapat menemukan tempat tinggal,
saya khawatir kami akan sakit besok. Saudaraku terluka parah aku khawatir harus
merepotkanmu selama beberapa hari. Jadi tolong simpan ini,"
Setelah mengelak
beberapa kali wanita tua itu akhirnya menerima uang itu. Wanita tua itu membawa
air panas dan membawa kain bersih, Su Su segera berterima kasih padanya. Gadis
kecil itu tetap bersandar di pintu untuk melihat, ragu untuk mengatakan sesuatu
namun kemudian diseret oleh wanita tua itu.
Su Su tahu bahwa ada
keanehan di desa tetapi dia tidak buru-buru bertanya kepada mereka. Lagi pula
ini sudah larut malam dan tidak ada yang bisa dia lakukan setelah bertanya.
Prioritas utamanya saat ini adalah menangani luka Tan Tai Jin yang mengerikan.
Dia merendam kain dalam air panas dan menghapus noda darah di wajahnya. Pupil
mata Tan Tai Jin hampir tidak memandangnya. Ketika jari Su Su menggosok
pipinya, dia merasa ingin memutar kepalanya namun rasa sakit membuatnya memutar
kepalanya kembali.
Ujung jarinya sangat
lembut. Berbeda dari rasa sakit di tubuhnya, kulit yang disentuh Su Su membawa
perasaan yang aneh. Jika tangan dan kakinya masih utuh, dia pasti sudah menepuk
tangan Su Su dengan dingin saat ini. Sayang sekali dia tidak bisa berbuat
apa-apa sekarang. Su Su ingin merawat pergelangan tangan dan kakinya setelah
dia selesai menyeka darah dan membungkus bekas lukanya dengan kain
bersih.
Su Su telah
belajarilmu pedang dan dia dapat melihat bahwa orang yang melakukan ini membuat
guratan pada sudut yang sulit bukan hanya untuk melumpuhkan Tan Tai Jin tetapi
dengan sengaja untuk membuatnya sangat kesakitan. Mengetahui bahwa Tan Tai Jin
mungkin kesakitan yang lebih buruk dari pada mati, dia melakukannya dengan
lebih lembut.
Tan Tai Jin
mengencangkan bibirnya. Cahaya lilin yang remang menyinari gadis yang sedang
menundukan kepalanya membentuk bayangan kelopak matanya dan berkata dengan
serius, "Kita tidak punya obat. Jadi kau harus menahannya untuk saat
ini. Setelah fajar aku akan pergi ke gunung untuk mencari obat."
Tan Tai Jin berkata,
"Jika kau benar-benar ingin membantuku tangkap gadis kecil itu."
Su Su berkata dengan
bingung, "Untuk apa kau menangkapnya?"
Melihat senyum sinisnya
Su Su mengerti bahwa dia menginginkan mata anak itu. Tan Tai Jin juga tahu
bahwa dia segera mengganti matanya secepat mungkin. Dia memandang remeh mata
dua orang tua itu sehingga menginginkan mata yang lebih muda dan sehat.
Su Su berkata,
"Jangan coba-coba memikirkannya. Orang-orang ini menerima kita tetapi kau
malah mempunyai ide seperti itu!"
Tan Tai Jin berkata,
"Jika manusia tidak menjaga diri mereka sendiri maka bumi dan surga akan
menghancurkan mereka."
Su Su tahu bahwa dia
memiliki kepribadian yang ekstrem dan terlalu malas untuk berdebat dengannya.
Dia mencubit wajah Tan Tai Jin dan berkata, "Hentikan pikiran jahatmu.
Jika kamu berani melakukan itu aku akan mengajarimu cara menulis kata 'menyesal'
."
TanTai Jin menatapnya
dengan dingin dan matanya terlihat ingin menembus setiap tulang di tubuh Su
Su.
Su Su melepaskan
tangannya, "Aku tahu apa itu Jarum Xuan Bing. Itu tidak terlalu mengancam
jiwamu untuk saat ini. Kita masih punya waktu."
Tan Tai Jin
memejamkan matanya dan jelas tidak percaya dengan apa yang dikatakan Su Su.
Dia tidak memerlukan
Tan Tai Jin untuk percaya padanya. Lagi pula dengan keadannya saat ini akan
sangat sulit baginya untuk mencelakai orang lain. Hanya ada satu tempat tidur
di kamar dan dia memberikannya kepada Tan Tai Jin jadi Su Su hanya bisa duduk
di kursi. Dia terlalu lelah setelah perjalanan selama beberapa hari. Dia
membungkus tubuhnya dengan selimut dan tertidur bersandar di atas meja. Ketika
suara napasnya terdengar Tan Tai Jin membuka matanya dan menoleh untuk menatapnya.
Cahaya lilin berkedip dan bibir gadis itu cemberut dan tidur dengan sangat
gelisah.
***
Su Su bangun
pagi-pagi dan seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia tidur tengkurap di meja
sepanjang malam dan lehernya terasa hampir copot. Tan Tai Jin sudah bangun. Matanya
yang masih utuh melihat ke luar jendela dan memikirkan sesuatu. Setelah
beberapa saat wanita tua itu masuk membawakan dua mangkuk bubur. Bubur sangat
berair dan tidak ada lauk pauknya. Su Su tersenyum dan berterima kasih padanya.
Orang tua itu mengangguk dan keluar dengan canggung.
Su Su menyuapi Tan
Tai Jin setelah dia selesai makan. Tan Tai Jin sangat kooperatif dalam hal bisa
bertahan hidup jadi dia membuka mulutnya ketika disuapi. Keduanya terbiasa
hidup sebagai bangsawan tetapi saat ini tidak keberatan dengan bubur berair
yang bahkan biji nasinya pun tidak kelihatan. Su Su keluar untuk mencuci
mangkuk dan ketika kembali dia menemukan gadis kecil yang kemarin berdiri di
pintu.
Tan Tai Jin
juga terbangun dan menatap gadis kecil itu. Mengingat perkataan Tan Tai
Jin kemarin dengan cepat Su Su menutupi gadis kecil di belakangnya dan
bertanya, "Ada yang bisa aku bantu untukmu?"
Gadis kecil itu
menggigit bibirnya, "Apakah kamu benar-benar seorang Panangkap
Iblis?"
Su Su mengangguk.
Meskipun tidak sepenuhnya demikian tetapi dia lebih baik dari pada banyak
Penangkap Iblis di dunia ini.
Gadis kecil itu
berkata, "Kalau begitu kau bisa menolongku menyelamatkan kakakku?"
Su Su bertanya,
"Apa yang terjadi dengan kakakmu?"
"Ada seorang
Tuan Muda di kota ini tapi suatu hari tiba-tiba temperamennya berubah
drastis. Setiap kali, dia akan datang ke desa untuk mendapatkan seorang wanita
muda. Kakakku dibawanya pergi." Ketika gadis kecil itu berbicara air
matanya jatuh, "Aku sangat merindukan kakakku. Semua orang di desa
mengatakan bahwa Tuan Muda telah berubah menjadi iblis dan membunuh
kakakku."
Su Su dengan cepat
menyeka air matanya, "Karena kalian telah menerimaku, aku berjanji akan
membantumu mencari kakakmu."
"Betulkah?"
"Ya."
Wanita tua itu datang
dan berkata dengan cemas, "Nona benarkah kau bisa membantu kami?"
Su Su berkata,
"Nenek bisakah kau ceritakan padaku lebih detail?"
Wanita tua itu mulai
menjelaskan, "Tidak jauh dari sini ada kota bernama Zuoguang. Orang
terkaya di Kota Zuoguang adalah Wang Yuan Wai. Di masa lalu putra dari keluarga
Wang Yuan Wai sangat baik dan berjiwa sosial. Namun setahun yang lalu
kepribadiannya berubah drastis. dan mengatakan dia ingin mengambil selir.
Awalnya semua gadis di desa sangat senang siapa yang menyangka bahwa dia akan mengambil
selir setiap dua bulan,"
"Semua wanita
yang sudah dinikahi tidak pernah kembali dan kerabat mereka bahkan tidak dapat
menemui mereka. Penduduk desa merasa ada yang aneh dan mulai gaduh. Akhirnya
orang desa yang membuat gaduh ditemukan sudah tewas di pintu masuk desa
keesokan harinya."
"Sejak saat itu
tidak ada yang ingin menikahi Tuan Muda Wang. Bahkan dia mengatakan jika wanita
yang disukainya tidak mau menikah dengannya, keesokan harinya seluruh
keluarganya akan mati. Beberapa orang menolak untuk melakukannya dan keesokan
harinya mereka semua mati."
"Dua bulan lalu
dia menyukai cucu perempuanku, Xiao You. Dia dinaikan ke tandu pengantin demi
kami dan Xiao Ling. Mata wanita tua itu meneteskan air mata, "Jika Nona
benar-benar dapat menemukan Xiao You, aku akan berlutut untukmu."
Su Su dengan cepat
membantunya berdiri, "Aku akan mencoba yang terbaik."
Manusia telah berubah
menjadi iblis? Selain untuk kepemilikan Su Su tidak
bisa memikirkan sebab yang lain. Iblis yang bisa mengambil tubuhnya manusia jelas
tidak mudah untuk dihadapi.
Wanita tua itu
berkata, "Orang-orang di desa mengatakan bahwa Tuan Muda Wang telah
berubah menjadi iblis. Hari ini ketika saatnya tiba aku takut dia mungkin
datang ke desa lagi untuk mengambil pengantin wanita. Itu sebabnya semalam
ketika kalian mengetuk pintu penduduk desa tidak mau menerimamu masuk."
Su Su berbalik untuk
melihat Tan Tai Jin hanya untuk melihat dia juga tampak memikirkannya. Pada
saat tatapan Su Su bertemu dengan matanya dia tiba-tiba tersenyum dan berkata kepada
wanita tua itu, "Jangan khawatir. Saudara perempuanku pasti akan
membantumu. Lagi pula bukankah Tuan Muda Wang membutuhkan pengantin wanita.
Siapa lagi yang lebih cocok untuk menikahinya menggantikan penduduk desa dari
pada dia?"
Su Su menyeringai dan
menggertakan giginya dan berkata, "Itu benar sekali. Benar sekali. Bahkan
jika aku tidak bisa. Saudara laki-lakiku pasti bisa meskipun aku tidak bisa.
Dia jauh lebih cantik dari seorang wanita ketika dia berdandan."
***
BAB 28
Masalah ini kemudian
telah diputuskan.
Begitu wanita tua itu
pergi, Su Su menutup pintu dan bertanya kepada Tan Tai Jin, "Apa lagi yang
kau rencanakan?"
"Bukankah kau
yang ingin membantu orang-orang di desa? Bagaimana bisa kau mengingkan aku
mendapat masalah?"
"Apakah kamu
penasaran tentang Tuan Muda Wang itu?" Su Su menebak, "Apakah kamu
menginginkan matanya?"
Tan Tai Jin tersenyum
dan meliriknya, "Menurutmu begitu?"
Ketika dia mengatakan
ini, Su Su tidak yakin. Lagi pula sejauh yang dia tahu, Qi dingin akan tetap
ada di mata yang dibutakan oleh Jarum Xuan Bing. Dan jika diganti dengan mata
Tuan Muda Wang paling hanya akan bertahan sebulan sebelum akhirnya membusuk.
Mata manusia tidak bagus dan mata iblis itu kotor. Tan Tai Jin sangat proaktif
sehingga sulit bagi Su Su untuk tidak mencurigainya mempunyai niat buruk.
Tan Tai Jin berkata,
"Orang-orang Tuan Muda Wang akan datang ke desa untuk menjemput pengantin
wanita di malam hari. Saat itu kau akan berpakaian seperti pengantin dan duduk
di tandu. Ayo pergi ke Kediaman Wang untuk melihat-lihat."
Su Su berkata dengan
gusar, "Menurutku itu mudah bagiku untuk memasuki Kediaman Wang tetapi
sekarang pembuluh darah vital di tangan dan kakimu telah rusak. Sebaiknya kau
saja yang berpura-pura menjadi pengantin wanita karena pengantin wanita hanya
perlu duduk dan akan didukung,"
Su Su mengira dia
akan marah tetapi dia tidak menyangka Tan Tai Jin akan berpikir sejenak dan
dengan malas menjawa, "Baiklah, aku akan melakukannya."
Su Su:
"..."
Dia telah hidup
selama lebih dari seratus tahun dan belum pernah melihat seseorang seperti Tan
Tai Jin. Dia seperti rumput beracun yang tumbuh di tebing yang mati-matian
mencoba bertahan hidup sehingga dia sangat bisa beradaptasi dengan apa pun.
Su Su awalnya
berpikir bahwa dia sengaja mendorong dirinya ke dalam lubang api tetapi dia
tidak menyangka bahwa dia benar-benar tidak peduli dengan hal-hal ini. Bagi Tan
Tai Jin harga diri dan penilaian orang lain tidak terlalu penting. Semua yang
tidak bisa membunuhnya sedang menempanya dan membuatnya lebih kuat.
Su Su menjadi semakin
yakin bahwa dia merencanakan sesuatu.
Dia ingin
menghentikannya tetapi melihat matanya sudah ditutupi oleh lapisan abu-abu
sudah membuatnya sakit kepala. Jika dia masih makhluk abadi, dia pasti memilik
cara untuk menyembuhkannya tapi sekarang dia makhluk fana jadi tidak bisa
berbuat apa-apa. Meski pun Tan Tai Jin itu penuh kelicikan dia tidak bisa
menahan untuk mati-matian bertahan hidup.
Su Su berkata,
"Baik, aku akan membantumu. Kamu berpura-pura menjadi pengantin dan aku
akan diam-diam mengikuti di belakang tandu dan mencari cara untuk memasuki
kediaman itu. Sepakati dulu bahwa kita hanya akan menyingkirkan monster yang
membahayakan orang dan tidak membahayakan orang biasa."
Tan Tai Jin
memandangnya dan berkata, "Aku tidak tertarik pada orang biasa."
Su Su berpikir. Kemarin
kau masih menginginkan mata gadis kecil itu.
Mengetahui bahwa
mereka akan menyingkirkan iblis, wanita tua itu berkata dengan cepat,
"Untuk orang yang dipilih oleh Tuan Muda Wang maka pakaian pengantin akan
muncul beberapa hari sebelumnya di rumah mereka. Orang yang akan menikah malam
ini adalah Yan Yan, seorang gadis dari keluarga Chen yang sudah tua. Gadis itu
telah menangis selama berhari-hari. Jika Nona dan Tuan benar-benar dapat
membantu kami seluruh desa akan sangat berterima kasih."
Tan Tai Jin
berkata kepada Su Su, "Pergi ke rumah Chen Yan Yan."
Su Su membawa kuda
poninya dan membantunya menaikinya. Meskipun tangan dan kakinya terluka dia
tetap bisa duduk tegak. Meski wajahnya pucat dia masih bisa menguasai dirinya.
Su Su tidak bisa menahan diri untuk tidak menatapnya beberapa kali lagi. Tan
Tai Jin tidak memperhatikan matanya meski Jarum Xuan Bing menancap di matanya
dan pembuluh vitalnya sangat terluka parah. Hanya sedikit orang di dunia
kultivasi yang memiliki kegigihan seperti ini. Meski pun dia belum berkultivasi
di jalan iblis, dia mungkin memiliki masa depan cerah jika berkultivasi di
jalan makhluk abadi.
Keduanya datang ke
rumah Chen Yan Yan dipimpinan wanita tua itu. Ketika ayah Chen mendengar cerita
mereka dia merasa terkejut dan senang. Dia tidak bisa mempercayainya dan ingin
langsung berlutut di depan Tan Tai Jin dan Su Su.
Mata Chen Yan Yang
yang berwajah suram menyala karena harapan dan memberi hormat kepada Su Su,
"Apakah kau benar-benar akan menikah menggantikanku?"
Su Su menahan senyum
dan menunjuk ke Tan Tai Jin, "Bukan aku tapi dia."
Chen Yan Yan
mengangkat kepalanya dan melihat seorang pemuda yang jelas duduk di atas kuda.
Dia belum pernah melihat orang yang begitu tampan sebelumnya jadi dia menatap
Tan Tai Jin dengan linglung. Sampai dia mengarahkan pandangannya ke bawah
dengan dingin dan menyapunya, Chen Yan Yan buru-buru menundukkan kepalanya dan
tersipu.
"Terima kasih
anak muda."
Tan Tai Jin dengan
santai menjawab, "Baiklah, berikan aku gaun pengantinmu."
Dia dilahirkan dengan
wajah yang enak dipandang sehingga tidak ada yang keberatan dengan hal konyol
seperti menjadi pengganti untuk menikah. Di depan keberadaan Tan Tai Jin yang
bersinar, orang-orang di desa itu terlihat seperti rumput liar yang tidak
penting. Penduduk desa bahkan secara tidak sadar menganggapnya sebagai
Penangkap Iblis hebat sehingga tidak ada yang berani meragukan kemampuannya.
Chen Yan Yan dengan
patuh membawa gaun pengantin dan satu set ornamen kepala. "Tandu pengantin
Tuan Muda Wang akan datang menjemput pengantin antara pukul 11 malam sampai 1
dini hari malam ini,"
Su Su
berspekulasi, pukul 11 malam sampai 1 dini. Tidak mungkin bagi orang
biasa menikahi seorang istri atau selir di waktu yang sial. Energi Yin sangat
kuat saat larut malam tidak heran penduduk desa curiga bahwa Tuan Muda Wang
telah menjadi iblis.
Chen Yan Yan berkata
dengan cemas, "Akankah terjadi sesuatu dengan kalian jika hal ini
terungkap?"
Tan Tai Jin menatap
Chen Yan Yan dengan tersenyum yang sebenarnya adalah bukan senyuman. Chen Yan
Yan tersipu saat melihatnya, menggigit bibirnya dan memutar jarinya. Su Su
melihat dibalik senyum Tan Tai Jin, tatapan muram dan dinginnya sedang
mempertimbangkan mata Chen Yan Yan dan jadi Su Su menutupi mata Tan Tai Jin dan
berkata kepada Chen Yan Yan, "Nona Chen jangan khawatir. Kakakku sangat
pandai menangkap iblis. Jadi tidak akan terjadi apa-apa,"
Chen Yan Yan melihat
Su Su dan jatungnya yang berdebar jadi mereda sedikit.
Su Su mengenakan rok
sutera berwarna lotus dan selempang ketat membuatnya terlihat benar-benar
kurus. Dia memiliki aura cantik yang jauh dari Chen Yan Yan. Chen Yan Yan tidak
bisa menguasai perasaan inferioritas kompleks karena malu dan benci yang dengan
cepat mengambil alih pikirannya. Dia meninggalkan ruangan seperti sedang
melarikan diri.
Su Su mengendurkan
tangannya, "Kau sudah berjanji untuk tidak membahayakan orang-orang
biasa,"Kau benar mempercayaiku? Aku bukan Xiao Lin tercintamu. Jika aku
ingin menarik kata-kataku, aku akan melakukannya,"
Dia menaikan matanya
dan memandang Su Su, sengaja memprovokasinya sehingga dia akan marah dan
membatah kata-kata Tan Tai Jin. Namun gadis di depannya memikirkan hal itu dan
mengangguk setuju, "Ya. Sangat bagus kau mengingatkanku. Setelah ini aku
akan tetap waspada,"
Matanya yang hitam
kembali dingin. Dia merasakan dirinya mengalami sebuah perasaan yang tidak bisa
dijelaskan jadi dia hanya mengerucutkan bibirnya dengan kencang dan fokus
dengan masalah di tangannya, "Ganti pakaianku,"
Su Su berkata,
"Aku akan meminta kakek Xiao Ling untuk membantumu berpakaian,"
Tan Tai Jin bersandar
di ujung tempat tidur dan tertawa dengan dingin. Su Su teringat anak anjing
yang terbunuh karena darahnya dan tiba-tiba menyadari bahwa itu tidak akan
baik. Dia membuka lipatan gaun pengantin itu dan berkata, "Sebaiknya aku
saja yang melakukan,"
Su Su melepas pakaian
luar dan celananya menyisakan hanya pakaian dalamnya. Dia terlihat kurus tetapi
sebenarnya dia memiliki bahu lebar dan pinggang yang kecil. Su Su tidak berani
melihat sembarangan dan mengenakan gaun pengantin padanya. Tuan Muda Wang Zi
Wei benar-benar tidak memiliki ketulusan karena gaun pengantin yang dikirimnya
terlalu besar untuk seorang gadis biasa. Tetapi terlihat kecil jika dipakai
oleh Tan Tai Jin. Su Su merasa gaun itu sangat ketat ketika dia akan mengikat
gaun itu.
Tan Tai Jin
menurunkan matanya untuk menatap Su Su dan gadis itu hampir menyandarkan
kepalanya di dadanya untuk mengencangkan gaun pengantin yang merepotkan
ini.
Tan Tai Jin dengan
tidak sabar mendesak, "Cepatlah."
Su Su berkata,
"Ini hampir selesai."
Tan Tai Jin sangat
tinggi dan gaun pengantin ini jelas jauh lebih pendek. Untungnya dia hanya
duduk dan tidak perlu berdiri sekarang sehingga itu tidak menjadi masalah.
Su Su sudah selesai
mendandaninya dan ketika dia melihat ke atas, dia tidak bisa menahan tawa.
Penampilan Tan Tai Jin memang sudah sangat menawan dan tampan jadi dirinya yang
mengenakan pakaian wanita tidak terlihat aneh sama sekali. Hanya saja
tulangnya lebar, jadi bahunya terlihat bidang dan dadanya terlalu rata.
Su Su berkata,
"Kamu terlihat aneh. Mengapa aku tidak mengambilkanmu dua buah
bakpau?"
Mata hitam Tan Tai
Jin menyapu dadanya dan mengejek, "Aku rasa itu tidak perlu. Tidak akan
ada yang curiga kalau kau ini laki-laki ketika kau terlihat seperti ini. Sudah
pasti aku tidak akan mudah ketahuan,"
Su Su akhirnya
mengerti apa yang dia katakan dan wajah kecilnya berubah merah karena marah.
Tentu saja dia tidak bisa menjadi sekurus Tan Tai Jin. Terlebih lagi ... Dada
Ye Xi Wu memang tidak besar. Kecil dan tidak mencolok, sangat lucu meski tidak
seksi. Ini juga salah satu alasan kenapa Ye Xi Wu sering membenci Ye Bing
Shang.
Di antara wanita,
membandingkan penampilan, tubuh, suami apapun yang bisa dibandingkan
pasti akan dibandingkan. Ye Xi W menyadari bahwa dia kalah dari Ye Bing Shang
dalam segala hal dan hampir memiliki trauma psikologis di dalam hatinya.
Su Su berkata,
"Apa yang salah dengan penampilanku yang seperti ini? Ini tidak ada
hubungannya denganmu. Jika kau melihat lagi kau tidak akan memerlukan matamu
yang tersisa."
Tan Tai Jin masih
melengkungkan bibirnya dengan sarkastik yang sama.
Su Su marah di dalam
hatinya. Biar bagaimana pun dia masih seorang gadis. Seorang gadis sedikit
banyak pasti mempedulikan penampilan dan sosoknya. Lima ratus tahun
setelah kekacauan dunia, kecantikannya adalah nomor satu di Tiga Alam. Tubuh
abadinya benar-benar berbeda dari Ye Xi Wu. Dia lebih tinggi dari Ye Xi Wu.
Kakinya panjang dan ramping. Roh burung kecil menjadi dewasa di usia seratus
tahun. Sebelum dia mencapai usia dewasa, dia memiliki penampilan seorang gadis
kecil dan di hari ketika dia menjadi dewasa dia telah berubah menjadi gadis
cantik dengan proporsi dan kecantikan yang memukau.
Sekali menatapnya,
para dewa dan iblis tidak akan melupakannya sampai sepuluh ribu tahun. Di masa
lalu dia tidak merasa bahwa hal itu aneh tetapi sekarang dia telah menjadi loli
kecil di dunia fana. Dia menyadari bahwa semua pria-pria busuk di dunia ini
hanya menyukai gadis yang berpenampilan dan Su Su sangat membencinya.
Berdasarkan estetika seorang gadis dia masih merasa bahwa tubuhnya yang
sekarang sangat bagus. Matanya bulat, kulitnya sangat putih, dan dia sangat
imut, tidak lebih buruk dari siapa pun.
Mereka yang buta.
Dia ingat bahwa dalam
mimpi buruk, Tan Tai Jin pernah berkata bahwa Patung Dewi itu cantik, pikir Su
Su dalam hati, Aku penasaran kecantikan macam apa yang dilihat di mata
pria aneh ini? Su Su menggelengkan kepalanya, toh itu tidak ada
hubungannya dengan dia. Su Su mengambil kotak rias dan merias wajah Tan Tai
Jin. Kulitnya sudah putih dan dia tidak membutuhkan bedak. Karena marah, Su Su
sengaja mengecat bibir pucatnya menjadi sangat merah. Dia berpikir dengan buruk
bahwa Raja Iblis harus memiliki mulut besar agar sesuai dengan identitasnya.
Melihat Su Su yang
cemberut tanpa sadar, tampak tidak senang, Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya
diam-diam. Setelah Su Su mengangkat matanya ketika selesai meriasnya dan
menemukannya tersenyum. Ada senyum di mata hitamnya yang utuh. Dengan riasan,
mengenakan gaun pengantin wanita, wajah yang sedikit dingin, senyumnya yang
tipis sebenarnya memberikan impresi senyum yang dapat menghancurkan bumi.
Dia adalah gadis yang
berpikiran luas dan dengan tulus memuji, "Kamu terlihat sangat cantik
seperti ini."
Tidak heran Raja
Iblis di masa depan tidak ingin menunjukkan wajah. Dia takut penampilan ini
tidak cukup tangguh dan menakutkan. Senyum Tan Tai Jin hanya bertahan
sesaat sebelum dia menjadi dingin lagi.
Dia membuang muka,
"Jangan jadi orang menyebalkan malam ini,"
Su Su dengan nada
menghina berkata, "Kita akan lihat siapa yang akan jadi orang menyebalkan.
Siapa pun orang yang membuat kita marah adalah bajingan!"
***
Su Su tidak bagaimana
menata rambut pengantin jadi rambut Tan Tai Jin disisir oleh ibu Chen Yan Yan.
Tangan ibu Chen sangat terampil. Ketika Su Su keluar dia seperti kemasukan roh
dan bergumam di mulutnya, "Bagaimana seorang pria bisa dilahirkan dengan
sangat tampan?!"
Su Su melukis jimat
di luar. Penduduk desa mengambilkan darah anjing hitam untuknya. Jika hal
semacam ini digunakan dengan baik maka itu akan berguna di saa-saat yang tidak
diharapkan. Sangat menyedihkan ketika ada di perahu, Tan Tai Jin telah
mengambil semua yang dia bawa setelah menggeledahnya. Jika tidak dia akan lebih
percaya diri saat ini. Penampilan Su Su juga tidak nampak begitu buruk. Ibu
Chen memelintir rambutnya dan mengoleskan debu panci di wajahnya agar terlihat
tidak mencolok.
Su Su mengangkat
wajah kecilnya dan menjadi sangat penurut. Setelah merapikan dirinya sendiri
dia pergi menemui Tan Tai Jin. Dia duduk bersila di atas tempat tidur dan
membuka matanya ketika dia mendengar suara masuk. Su Su melihatnya. Meski pun
dia sangat cantik, dadanya yang cantik terlalu bidang dan rata. Dia
khawatir Tuan Muda Wang akan menemukan ada yang salah ketika dia menyentuhnya
nanti. Dia tidak tahu dari mana datangnya kepercayaan diri Tan Tai Jin yang
tangannya tidak digerakan.
"Sudah hampir
waktunya,"
Tan Tai Jin menjawab
"Hm..."
"Bisakah kamu
bergerak di posisi ini? Tidakkah pengawal pengantin akan curiga kepada
pengantin yang sama sekali tidak bisa berjalan?"
Tan Tai Jin berkata
dengan enteng, "Para wanita di desa tidak mau menikah dengan Tuan Muda
Wang. Orang tua keluarga Chen takut keluarganya akan terbunuh jadi membius
putri mereka sebelum dikirimkan ke tandu pernikahan sangat wajar dan
beralasan,"
Ternyata Tan Tai Jin
punya ide untuk berpura-pura menjadi pengantin yang dibius dan diusir paksa.
Melihat dia memiliki ide, Su Su akhirnya berhenti khawatir. Mereka berdua
tinggal di kamar Chen Yan Yan sementara Chen Yan Yan yang asli pergi ke rumah
tetangga dan bersembunyi. Langit benar-benar menjadi gelap dan semakin
mendekati pukul sebelas malam maka Yin Qi terasa semakin kuat.
Akhirnya suara suona
terdengar dari jauh. Suara gelisah orang tua keluarga Chen terdengar di luar,
"Nona, Tuan, tim pengawal pengantin Tuan Muda Wang akan segera
datang."
Tan Tai Jin
memerintahkan, "Masuk dan bantu aku."
Orang tua Chen
mendorong pintu dan membantunya berdiri. Mereka bertiga keluar bersama dan
menunggu di luar rumah. Su Su menemukan setumpuk kayu bakar dan membungkuk.
Menyembunyikan dirinya sambil mengamati diam-diam. Tidak lama kemudian pengawal
pengantin tiba di rumah keluarga Chen. Telapak tangan Ayah dan Ibu Chen
berkeringat ketika mereka menempatkan Tan Tai Jin yang pura-pura tidak sadar ke
kursi tandu.
Su Su awalnya mengira
pengawal pengantin akan memeriksa namun tidak disangka setelah mereka menjemput
pengantin mereka segera mengangkat tandu dan pergi seolah mereka tidak takut
ditipu oleh penduduk desa. Akibatnya Su Su menjadi lebih waspada. Karena
orang-orang Tuan Muda Wang sangat percaya diri, entah dia tidak punya otak atau
dia seorang tiran. Su Su merasa bahwa jika dia berani menjadi begitu arogan dan
jahat, kemungkinan yang terakhir relatif tinggi, dan iblis ini mungkin sulit
untuk dihadapi.
Genderang dan
terompet berbunyi begitu tandu pengantin berangkat. Pengangkat tandu
pengantin menatap ke depan tanpa ekspresi di wajah mereka. Dalam kegelapan
sorak kegembiraan semacam ini sangatlah aneh. Su Su menunggu mereka berjalan
sebentar, menahan napas, dan mengikuti mereka dengan tenang. Para pengangkat
tandu berjalan sangat cepat dan tidak butuh waktu lama sebelum mereka
meninggalkan desa dan tiba di kota. Yang mengejutkan Su Su adalah setiap rumah
memiliki lentera merah. Dia awalnya berpikir bahwa perbuatan jahat Tuan Muda
Wang hanya menargetkan penduduk desa tetapi sekarang tampaknya semua orang di
kota mengetahuinya dan dipaksa dengan menyalahgunakan wewenang untuk
menggantung lentera merah.
Meskipun lampu
menyala, jalanan kosong dan pintu serta jendela setiap rumah tertutup. Pengawal
Pengantin membawa tandu pengantin memasuki sebuah rumah besar. Su Su melihat
plakatnya dan tahu bahwa dia telah tiba di rumah Wang Yuan Wai. Tan Tai Jin menghilang
bersama dengan tandu yang membawanya dan Su Su tidak bisa mengikuti begitu saja
secara terbuka jadi dia hanya bisa melihat sekeliling rumah.
Dia menemukan tempat
yang tenang dan hendak memanjat tembok. Dia tidak menyangka ketika dia baru
saja akan menyentuh dinding dia terpantul oleh kekuatan tidak terlihat dan
jatuh ke tanah. Dia kesakitan dan sampai pada sebuah teori. Seperti yang
diharapkan, ketika tangannya dengan lembut menyentuh tembok Su Su menyentuh
lapisan penghalang transparan. Oh tidak. Aku sudah tamat, pikir
Su Su. Makhluk Iblis yang akan mengatur mantra ini pasti makhluk iblis yang
hebat.
Dia memiliki rencana
untuk menghancurkan penghalang namun jika penghalang itu dirusak iblis itu
pasti menjadi waspada. Tapi jika aku tidak menghancurkan penghalang,
apakah Tan Tai Jin tidak apa-apa di dalam sendirian?
***
Tan Tai Jin duduk di
tempat tidur. Wanita tua yang menyambut pengantin mengantarnya ke sini dan
menutup pintu. Jendelanya tertutup tetapi pada malam seperti ini orang masih
bisa mendengar suara angin. Tan Tai Jin melepas tutup kepalanya dan
melihat ke sekeliling ruangan. Sejak muda dia mempelajari segalanya secara
diam-diam dan penasaran tentang segalanya. Ketika dia melihat sekelilingya dia
merasa bahwa ruangan ini sangat misterius. Lilin merah menyala di tanah dan
tempat tidurnya tidak menempel ke dinding. Udara dipenuhi Qi yang tidak
menyenangkan. Mata Tan Tai Jin menyipit. Ini adalah Formasi Bintang
Iblis.
Dia tidaktahu
bagaimana cara menghancurkan formasi namun dia tidak juga panik. Dia ingin
melihat dewa macam apa Tuan Muda Wang ini. Suara langkah kaki yang berat datang
mendekat, membuka pintu dan menutupnya lagi. Orang yang baru datang itu
berbalik dan Tan Tai Jin melihat Tuan Muda Wang yang berpakaian pengantin.
Matanya sangat cekung namun ada senyum di wajahnya namun sangat kaku seperti
boneka dengan pikiran kosong.
"Kenapa kamu
tidak menggunakan penutup kepala?" Tuan Muda Wang bertanya dengan suara
suara serak dan menakutkan.
Tan Tai Jin
melengkungkan bibirnya sambil tersenyum, "Aku tidak memerlukannya,"
Tuan Muda Wang
menundukkan kepalanya dan berkata, "Tidak apa-apa. Etiket yang rumit ini
bisa dikecualikan." Dia melepas pakaiannya dengan bodoh dan berjalan
menuju Tan Tai Jin. Tan Tai Jin kembali yakin bahwa Tuan Muda Wang ini
sudah tidak memiliki pikirannya sendiri.
Suara Tan Tai Jin
adalah suara laki-laki yang dalam dan rendah tetapi Tuan Muda Wang tidak
menanggapi sama sekali. Dia hanya peduli tentang seks dan dari tujuan Tuan Muda
Wang merenggut gadis-gadis, Tan Tai Jin khawatir Tuan Muda Wang ingin mengambil
Yin dasar para wanita.
Hanya iblis yang
melakukan metode kultivasi seperti ini. Namun Tan Tai Jin tidak merasakan
adanya aura iblis di tubuh Tuan Muda Wang. Begitu Tuan Muda Wang mendekat,
kunci pengaman di lengan Tan Tai Jin bergetar. Tan Tai Jin melihat sekeliling
dan menemukan bahwa Su Su belum juga mengikutinya. Ada senyum kejam di sudut
mulutnya. Bagus sekali. Mataku akan sakit sampai rasanya ingin mati.
Ketika dia mengganti
mata dan pembuluh vitalnya dengan milik Tuan Muda Wang, dia akan membunuh siapa
pun yang ingin dia bunuh. Jadi bagaimana jika mata manusia dan iblis tidak akan
bertahan lama? Ada begitu banyak manusia di dunia jadi selalu ada persediaan
mata yang tak habis-habisnya.
***
Penghalang ini
membuat Su Su sakit kepala sampai akhirnya Gelang Giok bangun dan berkata,
"Tuan, mari kita coba masuk dari bawah tanah."
Gelang Giok telah ada
di dunia selama puluhan ribu tahun, bahkan jika dia tidak memiliki kekuatan
spiritual, dia memiliki pengalaman yang sangat kaya. Su Su mengangguk dan
mengacungkan jimat penggali dari lengan bajunya. Mantra itu dinyalakan, dia
menghilang tetapi saat berikutnya dia terpental lagi.
Gelang Giok berkata,
"Penghalang iblis ini terbentang sampai ke bawah tanah. Sepertinya
penggalian tidak akan berhasil."
Su Su mulai cemas,
"Tan Tai Jin masih di dalam, tidak akan terjadi apa-apa padanya kan?"
Gelang Giok berkata,
"Dia adalah jiwa Raja Iblis jadi makhluk iblis itu seharusnya takut
padanya."
Su Su berkata,
"Tapi dia adalah sampah denan nilai perlawanan lima dan tidak bisa
begerak. Meski pun iblis itu itu takut padanya tapi manusia dapat dengan mudah
memukulnya sampai mati dengan tongkat."
Gelang Giok tidak bis
aberkata-kata. Dia sering tertidur dan hanya terbangun sesekali jadi dia tidak
tahu mengenai penghalang ini. Keduanya sedang berdiskusi bagaimana cara
membalik keadaan ini namun tiba-tiba penghalang itu bergoncang dan di saat
berikutnya menghilang.
Gelang Giok berkata,
"Penghalangnya hancur!"
Su Su tahu di dalam
hatinya bahwa Tan Tai Jin pasti telah melakukan sesuatu yang besar. Iblis tidak
dapat berkonsentrasi untuk menjaga penghalangan dan mulai berkonstrasi
menghadapinya. Dengan hal ini di pikirannya, Su Su bergegas ke Kediaman Tuan
Muda Wang.
"Gelang Giok,
aku akan menghadapinya sendiri. Kau bisa berhibernasi."
Ada sebuah danau di
Kediaman Wang. Su Su berjalan melintasi danau ketika dia mencium bau aneh di
udara. Dia melihat api besar membentang dan seorang pemuda dengan kaki
telanjang berjalan keluar dari api. Dia mengenakan gaun pengantin merah, rambut
hitamnya berantakan dan mata kirinya kosong dengan darah terus mengalir
keluar.
Dia menutupi mata
itu, ekspresinya dingin dan dia membawa sesuatu di tangannya yang lain. Ada
pohon persik tepat di seberangnya. Ini jelas bukan bulan kedua di tahun ini
tetapi pohon itu sudah berbunga penuh. Bunga persik mekar sangat indah di malam
hari. Yang lebih mengagetkan lagi, batang pohon persik ini sebesar ruangan
kecil. Su Su baru saja ditahan oleh penghalang di luar dan tidak bisa melihat
pohon ini. Tapi sekarang dia telah masuk dan melihat pohon persik menjulang
menembus awan, dan bergerak tanpa angin.
Tan Tai Jin
menghadapi pohon persik dan melemparkan sesuatu yang ada tangannya. Itu adalah
kulit Tuan Muda Wang. Hanya saja kulit Tuan Muda lama membusuk dan inti
spiritualnya telah disedot oleh Iblis Pohon.
Tan Tai Jin tidak
pernah menyangka bahwa ketika dia mencungkil mata Tuan Muda Wang, dia sudah
menjadi orang mati. Dia menginginkan mata makhluk iblis itu tetapi makhluk
iblis itu berubah menjadi pohon. Bagaimana mungkin sebuah pohon memiliki mata?
Tapi bukannya tidak
mendapat apa-apa, Iblis Pohon memiliki pembuluh yang tidak terbatas jadi dia
hanya mengambil beberapa pembuluhnya dan bisa berjalan lagi. Hanya saja
ketika dia mengeluarkan matanya dia baru menyadari bahwa Tuhan Muda Wang sudah
mati lama sekali dan sekarang kantung matanya kosong dan terus berdarah.
Tan Tai Jin merobek
sehelai kain dari pakaiannya dan menutup matanya. Lebih banyak lagi cabang
Iblis Pohon yang muncul dan menyerangnya. Cabang pohon yang menyentuh darahnya
langsung layu tetapi pohon sebesar itu meski banyak cabangnya yang layu, dia
masih memiliki bagian lain yang berdaun. Iblis pohon takut padanya dan ingin
membunuhnya. Ia sangat marah dan cabangnya menyerbuTan Tai Jin seperti badai
yang mengamuk.
Hati Tan Tai Jin
terbenam dan mengetahui bahwa darahnya tidak cukup banyak untuk menghadapi
Iblis Pohon jadi dia dengan menyedihkan berusaha menghindar namun terkena
cabang pohon dan jatuh ke tanah. Sebuah tubuh yang lembut memeluknya dan
membawanya untuk menghindar.
"Apa yang telah
kau lakukan?" Su Su merasakan bahwa seluruh tubuhnya penuh dengan Qi iblis
dan berkata dengan tidak percaya, "Hanya sebentar saja dan kau benar-benar
telah menggunakan hal-hal iblis?"
Pohon persik di udara
berdesir dan jatuh mencoba membentuk jaring untuk menjebak mereka di dalam. Su
Su menyadari bahwa tidak ada tempat untuk melarikan diri namun tiba-tiba Tan
Tai Jin memeluknya dengan erat dari belakangnya takut dia akan meninggalkan
dirinya sendiri.
Su Su,
"Lepaskan!"
Tan Tai Jin berkata,
"Pikirkan cara atau kita mati bersama,"
"Aku tidak akan
meninggalkanmu," Su Su melepaskan tangan Tan Tai Jin.
Tan Tai Jin
mengencangkan lengannya lagi, matanya yang gelap menjadi dingin dan dia berkata
dengan tegas, "Kamu akan meninggalkanku!"
Sepanjang hidupnya
semua orang meninggalkannya jadi dia memaksanya untuk tinggal bersamanya. Tan
Tai Jin melingkari pinggangnya erat-erat dan darah di matanya melumuri wajah
lembut gadis itu. Su Su tidak peduli untuk menyeka darah di wajahnya
ketika jimat kuning dari lengan bajunya terbang keluar untuk melindungi
mereka dari korosi Iblis Pohon.
Tan Tai Jin
menatapnya. Gadis itu sangat tenang. Dia tidak marah karena kehinaannya tetapi
benar-benar berusaha melindunginya. Dia menangkap cabang yang ditancap ke
matanya dan mendengus kesakitan. Tangannya berhenti dan mengerutkan kening
dengan bingung. Segera persik menyusut menjadi sebuah kepompong dan
menelan mereka.
***
BAB 29
Keduanya terjebak
dalam kepompong Pohon Persik.
Su Su berkata tanpa
daya, "Sekarang kamu harus melepaskanku,"
Tangan di pinggang
yang secara tidak sadar mengencang perlahan mengendur. Su Su mengangkat
kepalanya dan menatap kepompong besar itu. Dia tahu bahwa Lan An telah
mengkhianati Tantai Jin. Di masa yang benar-benar sulit Lan An memilih
untuk membesarkan Tan Tai Jin dan harus menanggung beban penghinaan selama
bertahun-tahun hanya untuk membantu Tan Tai Jin naik tahta. Siapa yang
menyangka bahwa orang terakhir di dunia yang peduli padanya juga akan
meninggalkannya suatu hari? Dikhianati oleh Lan An, Tan Tai Jin tidak akan
pernah mempercayai siapa pun dengan mudah.
Su Su juga tidak
membutuhkan kepercayaannya. Dari pada berdebat mengenai sifat mulia dengan
makhluk iblis lebih baik memikirkan bagaimana caranya untuk keluar. Kelopak
pohon persik bersifat korosif. Jimat kuning Su Su berelemen air. Dia berubah
menjadi lapisan air transparan yang membungkus mereka berdua di dalamnya untuk
sementara mencegah agar Pohon Persik tidak dapat menyentuh mereka. Namun
lapisan air tidak akan bertahan lama jika lapisan itu rusak maka mereka
akan mati.
Su Su berkata,
"Kau tiba di Kediaman Wang sebelum aku. Jadi kau pasti tahu apa yang
terjadi dengan Iblis Pohon ini?"
Tantai Jin melirik
telapak tangan Su Su yang memerah dan berkata, "Pohon persik mengisap Tuan
Muda Wang sampai kering hanya menyisakan kulit sebagai bonekanya. Pohon itu
menggunakan tubuh Tuang Muda Wang untuk berhubungan seks dengan para wanita dan
merebut Yin mereka."
Hati Su Su tenggelam.
Jika ini masalahnya maka nampaknya tidak baik bagi wanita yang dibawa pergi
dengan paksa.
Setelah pertempuran
hebat terakhir antara dewa dan iblis hampir semua iblis disegel. Kemudian iblis
yang telah cukup berlatih kultivasi untuk mendapatkan bentuk manusia kalau
bukan memiliki kekuatan sihir yang lemah atau mereka akan lebih hati-hati.
Pohon Persik ini besarnya sangat tidak normal dan bukannya sesuatu yang bisa
tumbuh di kota. Dia pasti telah melarikan diri dari Gurun.
Makhluk iblis yang
diam-diam hidup di dunia manusia sebenarnya sedang menunggu Raja Iblis
berikutnya untuk bangkit. Pada saat itu, itu akan menjadi karnaval dan festival
bagi dunia iblis. Sayangnya mereka tidak tahu siapa Raja Iblis mereka
selanjutnya.
Su Su melirik Tan Tai
Jin ketika dia tidak sengaja mengangkat kepalanya dan pada saat yang sama
memandang Su Su. Dia cukup terbuka untuk tidak merasa malu sedikit pun mengenai
memeluknya memasuki kepompong Pohon Persik.
Orang ini
benar-benar...
Su Su bersandar dalam
diam dan menjauh darinya. Kepompong bunga persik tidak begitu besar dan
keduanya tertelan bersama. Dia lebih tinggi darinya dan kerangkanya jauh lebih
besar dari Su Su, jadi itu sama seperti Su Su bersandar padanya. Suhu tubuh Tan
Tai Jin masih sangat rendah seperti biasanya. Pemerah bibirnya sudah terhapus
membuat bibirnya terlihat pucat.
Paman Guru berkata
bibir seperti ini adalah yang paling kejam. Su Su melihat matanya tertutup kain
dan terus mengeluarkan darah, "Apa yang terjadi dengan matamu?"
Tan Tai Jin menutupi
matanya yang berdarah dan berkata dengan nada kasar, "Tuan Muda wang
adalah orang mati jadi matanya tidak bisa digunakan."
Su Su tidak tahu
apakah dia harus marah atau tertawa. Jadi dia mencongkel matanya
sendiri. Sangat jelas dan pasti. Su Su berkata, "Iblis Pohon juga
tidak memiliki mata untukmu. Mata rohnya bertransformasi mirip dengan manusia
tapi mereka tidak benar-benar memiliki mata. Apa yang akan kau lakukan?"
Mata gelapnya yang
lain menatap Su Su dalam diam. Su Su memelototinya, "Aku juga tidak akan
memberimu mataku."
Tan Tai Jin tidak
memiliki ekspresi di wajahnya.
Su Su berkata,
"Ada beberapa hal spiritual di dunia yang dapat diubah menjadi mata
manusia tetapi tidak sebaik mata manusia contohnya seperti Nafas Tanah, Jiwa
Roh Sumsum Surga..." Dia berhenti dan tidak melanjutkan karena harta
berharga ini tidak akan bisa masuk ke dalam tubuh Raja Iblis.
Lapisan air mulai
beriak lapis demi lapis dan Tan Tai Jin berkata, "Kita keluar dari
kepompong Pohon Persik ini dulu."
Su Su berkata,
"Lima elemen saling bertentangan dan Iblis Pohon pasti takut dengan api.
Aku akan mencoba menggunakan Matra Api Besar."
Tan Tai Jin mencibir.
Su Su melihatnya dengan bingung, "Ada apa?"
"Pohon persik
tumbuh di halaman terdalam. Sebelum aku keluar dari kamar aku menghancurkan Formasi
Bintang Iblis dan membakar rumah. Tapi sekarang Iblis Pohon pindah ke tepi
danau," kata Tantai Jin. "Dia pindah dengan rhizomanya. Jika aku
tidak salah menebak tanah di kota ini adalah semua rhizomanya. Dia bisa
bergerak ke mana pun dia mau."
Su Su memikirkan
pemandangan itu. Seluruh bawah kota adalah rhizomanya. Tiba-tiba dia merasa
menggigil sampai ke tulang belakangnya. Tidak heran aku tidak bisa
masuk dengan menggali. Melanjutkan pemikirannya mungkin desa Chen Yan
Yan juga memiliki rhizoma di bawah tanah sehingga bisa membunuh orang secara
merajalela. Jika bukan karena Iblis Pohon Persik tidak gigih dan sensitif, dia
dan Tan Tai Jin harusnya sudah ditemukan.
Berpikir mengerikan
lagi, mungkin seluruh wanita muda di kota telah menjadi penyubur Iblis Pohon.
Jika Iblis Pohon tidak diberantas hari ini, dia akan terus membunuh orang di
mana pun akarnya menyebar. Lapisan air bergetar dan hampir pecah. Lapisan itu
pecah dan dalam sekejap, kelopak bunga persik beterbangan dengan niat membunuh
yang tak ada habisnya dan menyerang mereka berdua. Tan Tai Jin mengangkat
tangannya dan darah yang di tangannya menyentuh bunga persik sehingga
kelopaknya menjadi hitam lapis demi lapis dan terkelupas.
Tan Tai Jin berkata
kepada Su Su, "Apa yang kamu lakukan berdiri di sana? Cepat keluar.
Su Su berputar dan
terbang keluar dari lubang yang Tan Tai Jin belah. Reaksinya cepat saat dia
mengendurkan cambuk lembut yang tersembunyi di pinggangnya, membelah kepompong
bunga persik dan melilitkannya di pinggang Tan Tai Jin untuk membawanya keluar
juga.Keduanya lolos dari kepompong bunga persik. Su Su mengarahkan pandangannya
ke pohon persik. Benar saja, seperti yang Tantai Jin katakan, pohon persik yang
semula berada di dekat danau kini telah mencapai sisi yang berlawanan. Dia menempel
erat ke sisi danau di kediaman menjauhi api besar. Akarnya bisa mengambil air
dari danau untuk memadamkan api setiap saat.
Pohon persik tidak
secerdas iblis lainnya tetapi batangnya yang menjulang tinggi adalah
pemandangan yang mengejutkan untuk dilihat.
Su Su merasakan hawa
dingin menjalar di punggungnya. Dia berbalik untuk menemukan bahwa Tuan Muda
Wang, yang sebelumnya telah menjadi sekarung kulit, entah bagaimana telah
berdiri lagi. Di belakangnya berdiri Tuan Muda Wang dan sekelompok orang
berpakaian seperti pelayan telah menjadi boneka iblis. Saat ini semua boneka
iblis memegang alat pemotong di tangan mereka dengan kepala menunduk, menebas
ke arah mereka.
Pohon persik
benar-benar mengendalikan orang untuk membunuh mereka. Jika dilihat lebih dekat
masing-masing dari mereka tampaknya memiliki akar pohon persik yang terhubung
ke leher mereka. Mata Tan Ttai Jin menyipit dan sejumlah besar gagak darah
terbang di udara menghalangi boneka iblis. Su Su menghela nafas lega.
"Aku punya
ide," kata Su Su. "Pohon persik takut api jadi dia mendekati air.
Setelah ditakuti olehmu sekarang pada dasarnya semua akarnya terbenam di danau.
Namun air menghantarkan listrik. Akan akan menyiapkan formasi untuk memanggil
petir untuk menjatuhkan pohon persik. Tetapi... "
Tan Tai Jin mengerti
apa yang Su Su maksud, "Kamu khawatir pohon persik akan meninggalkan pusat
formasi dan melarikan diri?"
Su Su mengangguk.
Menyiapkan formasi membutuhkan waktu dan jimat yang melumpuhkan tubuh tidak
efektif melawan makhluk iblis seperti ini.
Tantai Jin berkata,
"Aku bisa menahannya. Kau pergilah mengatur formasi. "
Su Su ragu tentang
hal ini. Namun dia juga tahu bahwa orang yang paling menghina pohon persik
adalah Tan Tai Jin. Dia mengambil beberapa helai pembuluhnya, menghubungkannya
dengan pembuluh Tan Tai Jin sendiri dan menggunakan api besar untuk membakar
sebagian fondasinya. Jika Tan Tai Jin tidak meninggalkan kota iblis pohon itu
pasti akan membunuhnya.
Su Su hanya bisa
berkata, "Hati-hati."
Tubuhnya ringan. Dia
dengan gesit menginjak cabang-cabang yang merontadi udara dengan ujung jari
kakinya dan mulai membentuk formasi untuk pohon persik dan danau sebagai
pusatnya. Tan Tai Jin perlahan berjalan menuju iblis pohon. Dia tampak sangat
kecil di depan iblis pohon. Saat dia semakin dekat iblis pohon itu mengayunkan
cabang-cabangnya dengan liar. Dia mengerang kesakitan ketika sebuah cabang
mencambuk tubuhnya. Jadi begini rasanya dipukul, pikir Tan Tai Jin dalam hati.
Kali berikutnya
sebuah cabang menyerang. Tan Tai Jin dengan keras mengulurkan tangannya dan
menggenggam cabang itu. Telapak tangannya berlumuran darah dari rongga matanya
dan dia dengan dingin tertawa ketika dia menikam cabang langsung ke lengannya.
Pohon persik dengan panik gemetar saat dia menyentuh darah Tan Tai Jin mencoba
menarik kembali cabangnya. Namun Tan Tai Jin dengan gigih memegangnya. Pohon
persik mulai layu sedikit demi sedikit dan tak mampu bergerak. Melihat dia
tidak mau melepaskan iblis pohon itu memutuskan untuk hanya menyedot darahnya.
Berapa banyak darah
yang bisa dimiliki manusia?
Tan Tai Jin tertawa,
"Ayo."
Dia menatap tajam
pohon persik, Bukan hanya dia tidak mundur tetapi malah melangkah lebih dekat
dan tidak membiarkan pohon persik menarik cabangnya dan bersandar ke akarnya
.Su Su yang berada dalam formasi melihat langit yang penuh dengan bunga persik
menari dengan liar. Jantungnya bergetar dan dia mempercepat langkahnya.
Apa yang Tan Tai Jin
lakukan?
Akhirnya dia bisa
menyelesaikan formasi namun sebelum dia sempat bersukacita dan berlari mencari
Tan Tai Jin, Su Su melihat sebuah lubang besar yang terbentuk di tengah pohon.
Ranting-ranting itu membungkus Tan Tai Jin dan menelannya utuh. Su Su
mengulurkan tangan untuk menangkapnya tetapi sudah terlambat. Batangnya
tertutup dan pohon persik bergetar beberapa kali sebelum perlahan membuka
sepasang mata ilusionernya dan menatap Su Su. Di dalam hatinya Su Su tahu bahwa
ini buruk.
Darah Tan Tai Jin
meski pun terlihat menakutkan bagi siluman dan iblis tetapi itu juga makanan
mereka hanya saja kebanyakan iblis tidak mampu menahannya. Pohon persik
mencernanya sedikit demi sedikit. Hampir setelah bagian pohon itu menjadi layu
namun sebenarnya pohon itu menarik banyak kekuatan. Pohon persik itu terkejut
dan senang. Sekarang meski pun dia sedang dikejar oleh api dia tidak perlu lagi
melarikan diri.
Sebaliknya ia menatap
Su Su dengan iri, "Tubuh perawan, bantulah aku,"
Namun pohon itu tahu
bahwa gadis kecil ini memiliki keterampilan dan jimat yang luar biasa sehingga
dia tidak berani meremehkan musuh. Su Su menghindari batangnya. Menyadari Tan
Tai Jin telah ditelan olehnya pada saat ini dia tidak berani memanggil guntur
jadi dia hanya bisa menggunakan api untuk membakar cabang-cabangnya. Pohon
persik itu tertawa terbahak-bahak, tidak peduli, "Sekarang, aku tidak
takut api." Benar saja tepat ketika api besar mulai menyala, kabut hitam
perlahan memadamkannya.
Su Su sangat marah,
"Tan Tai Jin, apakah kamu bekerja untuk iblis itu!"
Sekarang setelah
makhluk iblis ini menghisap darah TanTai Jin, iblis pohon bahkan tidak takut
api lagi. Dia masih tidak berani memanggil petir karena takut akan menyerang
Tan Tai Jin di dalam pohon persik. Setelah pengetahuan pohon persik meningkat
gerakan cabang-cabang yang hiruk pikuk menjadi terorganisir. Su Su tidak bisa
menghindarinya dan kakinya diikat oleh akarnya. Dia sedikit berjuang tetapi
menemukan bahwa dia tidak bisa membebaskan diri.
Pohon persik awalnya
ingin membunuhnya, tetapi sebelum iblis ini mengambil sebuah bentuk, dia
melakukan kejahatan dengan bantuan Tuan Muda Wang. Mengetahui keindahan tubuh
wanita dan Yin fundamental mereka, iblis pohon itu juga menjadi cabul.
Su Su lebih cantik
dari pada wanita lain yang ditangkap Tuan Muda Wang. Pohon persik ragu-ragu dan
tiba-tiba tidak tahan untuk membunuhnya. Pohon persik mengikatnya di udara dan
dengan ramah berkata, "Ketika aku memiliki sebuah tubuh, aku akan tidur
denganmu." Kedua tangan Su Su terikat.
Kemarahan memenuhi
hatinya. Mengapa semua iblis memiliki perilaku menjijikkan yang sama,
cabul yang tak tertahankan? Omong-omong, Tan Tai Jin bisa dikatakan
sebagai putra sulung dari siluman dan iblis. Su Su mengira bahwa Tan Tai Jin
mungkin akan memiliki keinginan yang sama dengan para sampah ini. Pohon persik
tidak punya waktu untuk berurusan dengan Su Su karena lebih bersemangat untuk menyerap
kekuatan Tantai Jin.
Su Su melihat bahwa
bunga persik yang mekar menjadi semakin halus dan takut Tan Tai Jin tidak akan
bisa bertahan lebih lama lagi jadi dalam sekejap dia menguatkan hatinya bersiap
untuk menggunakan Mantra Pemandu Petir.
Gelang Giok tiba-tiba
berkata, "Eh?"
Kali ini itu tidak
dibangunkan oleh siapa pun dan buru-buru berkata, "Tuan Kecil, jangan
terburu-buru. Ada sesuatu di pohon persik."
"Sesuatu? Apa
itu?" tanya Su Su.
Gelang Giok
memancarkan cahaya terang yang lembut dan berkata, "Ada senjata ilahi yang
rusak di dalam tubuhnya."
Su Su terkejut sesaat
tapi dia agak mengerti. Saat itu untuk menekan siluman dan iblis para dewa
telah menghancurkan senjata ilahi menjadi beberapa bagian dan menyebarkannya ke
mana-mana. Kemudian alam kultivasi abadi hanya dapat menemukan salah satunya
yaitu Cermin Masa Lalu. Karena mereka tersebar bukan tidak mungkin bagi mereka
untuk jatuh ke Gurun Jurang Kehancuran. Pohon persik mendapat kesempatan untuk
membawa senjata suci ketika ia lolos dari Gurun Jurang Kehancuran dan ketika
mencapai kota ia mulai melakukan kejahatan secara merajalela. Itulah sebabnya
dalam waktu sesingkat itu ia tumbuh begitu hebat bahkan Tan Tai Darah Jin tidak
berguna.
Su Su berkata,
"Tan Tai Jin ada di batang pohon. Mungkinkah dia merasakan senjata ilahi
di dalam jadi dia sengaja masuk? "
"Ini sangat
mungkin," jawab Gelang Giok.
Su Su ingat kejadian
mimpi buruk terakhir kali, "Dia benar-benar melakukan segalanya demi
kekuasaan."
Gelang Giok berkata,
"Tapi senjata ilahi ini tidak cocok untuk dia gunakan."
Su Su mengangguk. Dia
tidak bisa berkata-kata atau mengatakan apakah orang gila yang mencari
kekuasaan seperti dia harus dipuji karena menjadi luar biasa atau dikasihani
karena sengsara. Dia dengan bodohnya mengejar dan berpikir bahwa dia tidak
berguna dan ingin menjadi kuat. Tidak ada yang memberi tahunya siapa dia,
bagaimana dia harus berkultivasi, dan ke mana dia harus pergi. Mungkin setiap
Raja Iblis yang telah menyebabkan kekacauan di tiga alam awalnya
terombang-ambing seperti ini. Kebingungan tetapi masih terobsesi dan kemudian
menjadi keberadaan yang menakutkan.
Saat mereka berbicara
pohon persik memang menyadari ada yang tidak beres. Dia tidak bisa
"mencerna" manusia lemah yang ada di dalam tubuhnya. Dia panik dan
mencoba mengusir Tan Tai Jin tetapi sudah terlambat. Bunga persik yang mekar
mulai layu. Pohon persik itu bergetar dan sangat kesakitan sehingga tidak bisa
lagi menahan Su Su.
Gelang Giok berkata,
"Tan Tai Jin mendapatkan senjata ilahi! Pohon persik kehilangan sumber
kekuatannya. Tuan Kecil, senjata ilahi itu adalah Bunga Penumbang Dunia."
Su Su ingat bahwa
buku-buku kuno telah mencatat bahwa Bunga Penumbang Dunia dapat mengendalikan
takdir. Itu memiliki total tiga kelopak dengan tiga warna berbeda. Hijau tua
adalah kehidupan, yang merupakan kebaikan murni; Merah adalah kekuatan, yang
merupakan jalan tertinggi; Ungu mengendalikan kematian, yang merupakan
kesengsaraan dan kejahatan.
Bunga Penumbang Dunia
tidak hanya dapat mengendalikan nasib para dewa tetapi juga dapat menyelamatkan
dan membunuh mereka.
Gelang Giok dengan
cemas berkata, "Kelopak hijau sudah lama habis. Kita harus masuk. Tidak
peduli kelopak bunga mana yang tersisa dari Bunga Penumbang Dunia yang rusak,
Tan Tai Jin tidak bisa menggunakannya."
Merah akan segera
membangkitkan kekuatannya dan ungu akan membuat masalah menjadi sangat
mengerikan, mustahil untuk dijelaskan. Jika Dewa Iblis muda ditakdirkan untuk
mati tubuh mana yang akan terpengaruh? Apakah itu keselamatan tiga alam atau
api penyucian baru?
Setelah mendengar apa
yang dikatakannya Su Su tidak lagi ragu-ragu. Mengambil keuntungan dari pohon
persik yang membuka lubang pohon untuk mencoba dan melemparkan Tan Tai Jin
keluar, dia terbang masuk. Gelap gulita di dalam tubuh pohon itu. Su Su
mengeluarkan mutiara bercahaya kecil untuk penerangan dan seluruh lubang pohon
tiba-tiba menjadi terang. Su Su meraba-raba ke depan dan di batang pohon
terdengar suara tetesan air.
Pada akhirnya seorang
pemuda berbaju merah dan berambut tinta sedang bersandar di batang pohon dengan
mata tertutup. Di telapak tangannya dia memegang kelopak bunga ungu. Kelopak
bunga ungu itu memancarkan cahaya di batang pohon. Di bawah cahaya seperti itu,
wajah TanTai Jin membawa sedikit aura jahat dan kejam.
Galang Gio berkata,
"Ini adalah kelopak yang mengendalikan kematian ...... Juga telah ternoda
dengan darah Tan Tai Jin dan mulai mengenali tuannya."
Su Su dengan erat
mengerucutkan bibirnya karena dia juga tahu betapa seiusnya masalah ini. Dia
berjongkok di depan TanTai Jin, meletakkan mutiara bercahaya dan berkata dengan
sedih, "Tentu saja, kau ingin hidup lebih dari siapa pun bahkan tidak
takut mati demi kekuasaan."
Jika dia tidak
menghentikannya ketika Tan Tai Jin menyatu dengan Bunga Penumbang Dunia ungu
mungkin dia akan menjadi orang gila, pembunuh tanpa kewarasan dengan iblis yang
semakin membesar di hatinya. Su Su membuka paksa tangannya dan mengambil
potongan bunga takdir yang melambangkan kematian dan kejahatan.
"Tuan
Kecil!" Gelang Giok berteriak.
Su Su tersenyum dan
menghiburnya, "Saya sudah membaca garis wajah saya sendiri. Karena
kematian sudah pasti, Bunga Penumbang Dunia hanya membuat jalan ke depan
terlihat lebih jelas."
Gelang Giok ingin
menangis, "Kau ingin menggunakan Bunga Penumbang Dunia sendiri. Tetapi
dalam hidup ini sebagai manusia nasibmu akan sangat menyedihkan atau kamu akan
mati tanpa mayat yang utuh ......"
Su Su berkata,
"Aku sudah berjanji akan menyelamatkannya."
Berbohong itu tidak
baik bahkan jika itu untuk orang jahat. Jika TanTai Jin benar-benar menggunakan
Bunga Penumbang Dunia ungu dia pasti akan dikirim ke kutukan abadi. Setidaknya
Su Su bisa mencoba mengendalikan Bunga Penumbang Dunia dan menjaga dirinya dari
melakukan kejahatan.
Kelopak bunga ungu
berputar di telapak tangan Su Su. Seolah-olah itu merasakan jiwa yang lebih
murni. Kelopak bunga ungu dengan cepat berputar dan memasuki tubuhnya. Masih
ada sebagian kecil dari kekuatan Bunga Penumbang Dunia yang telah memasuki
tubuh Tan Tai Jin sehingga Su Su harus mengambilnya kembali.
Gelang Giok tahu apa
yang ingin dilakukan Su Su dan cahayanya perlahan memudar saat dia terdiam. Su
Su menangkup wajah Tan Tai Jin, menundukkan kepalanya dan bibir cokelatnya
menempel di mulut dingin pemuda itu.
***
BAB 30
Mutiara bercahaya
menerangi sudut-sudut di sekitar mereka. Ketika Bunga Penumbang Dunia
terbangun, dia tidak bisa dihancurkan atau dibalik. Dia hanya bisa dipaksa
mengubah pemiliknya sebelum upacara selesai. Jiwa Su Su adalah tubuh abadi jadi
senjata ilahi secara alami lebih dekat dengannya.
Sekarang Bunga
Penumbang Dunia telah mengenalinya sebagai pemiliknya. Su Su menutup matanya
dan mengeluarkan sebagian kecil kekuatannya dari tubuh Tan Tai Jin. Cahaya ungu
memasuki tubuh Su Su dari tubuh Tan Tai Jin. Ada banyak bentuk di dunia dan
Bunga Penumbang Dunia ungu adalah yang paling menyedihkan, paling mengesalkan
dan menyedihkan.
Jakun Tan Tai Jin
yang tidak sadarkan diri bergerak. Dia memang sengaja membiarkan iblis pohon
menelannya. Iblis Pohon itu sangat bodoh sehingga dia tidak akan berpikir
jernih setelah diprovokasi. Tan Tai Jin telah mengikuti petunjuk dan mengambil
Bunga Penumbang Dunia dan memegangnya di tangannya. Tan Tai Jin tidak tahu apa
itu tapi Bunga Penumbang Dunia mulai bergetar hebat begitu menyentuh darahnya.
Ketika dia ingin membuangnya itu sudah terlambat. Kepalanya sakit dan dia
kehilangan kesadaran.
Dalam kegelapan dan
ketakutan yang tak terbatas dia samar-samar kembali ke istana Xia Besar ketika
dia masih anak-anak. Dia bersandar dan duduk di belakang bebatuan, menyaksikan
Permaisuri Xia Besar menyeka keringat dari pangeran kecil. Wanita itu memiliki
ekspresi lembut dan ada cahaya di matanya yang belum pernah dia lihat
sebelumnya.
Tan Tai Jin mendengar
Permaisuri bertanya, "Lin'er apa yang telah kau pelajari hari ini?"
Xiao Lin yang putih
dan tampan itu memberi salam dan berkata, "Aku memberi salam kepada
Permaisuri. Hari ini Guru Besar telah mengajariku untuk mengatur air dan Guru
Liu mengajariku berkuda dan memanah,"
Permaisuri berkata
dan tersenyum, "Puteraku masih muda. Bisakah Lin'er mengerti pelajaran
yang diberikan Guru Besar dan Jendral Besar?"
Xiao Lin mengangguk,
"Pelajaran yang aku baca dari buku sangat dangkal. Guru Besar mengatakan
jika kau menguasai prinsip dasarnya lebih awal aku bisa menerapkannya saat
berlatih kemudian,"
Momo di sebelah
Permaisuri mengatakan, "Yang Mulia Permaisuri khawatir jika Yang Mulia
Pangeran menghadapi kesulitan jadi beliau telah menghangatkan sup untuk Yang
Mulia dan menunggu Anda di sini,"
Pelayan membawakan
kotak makanan.
Aroma melayang di
udara. Bayangan kecil Tan Tai Jin yang berdebu bersembunyi di belakang bebatuan
dengan dingin menatap mereka. Dia sangat kelaparan dan tidak bisa mengingat
berapa lama dia sudah tidak makan. Dia mengangkat boot berlubangnya dan
menginjak semut di lumpur dan memandang Permaisuri.
Tapi jika ibunya
masih hidup, maka dialah yang mati. Dia memilih untuk dilahirkan dan telah
membunuh ibunya ketika dia masih belum mengerti apa-apa. Tan Tai Jin menatap
Xiao Lin, tangannya mau tak mau mencengkeram rumput lebih erat.
Dia sering mendengar
orang-orang di istana berbicara : Yang Mulia Keenam sangat luar biasa. Dia bisa
membacakan puisi pada usia tujuh tahun dan bahkan Yang Mulia Keempat yang
berusia dua belas tahun tidak bisa mengalahkannya. Yang Mulia Keenam begitu
lembut, baik dan murah hati sehingga ketika seorang pelayan istana menabraknya
dia malah menghiburnya.
Kaisar sangat
mencintai Yang Mulia Keenam dan bahkan secara pribadi mengajarinya menulis. Di
masa depan Yang Mulia Keenam kemungkinan besar akan mewarisi takhta. Dia akan
menjadi penguasa yang brilian, menikahi istri tercantik di dunia dan dicintai
dan dihormati oleh semua orang.
Yang Mulia Keenam
Xiao Lin, dia memiliki ibu terbaik, identitas paling terhormat, berbakat dalam
seni bela diri, memiliki bakat sastra yang luar biasa dan masa depan terbaik.
Tan Tai Jin bersandar
di bebatuan dan matanya yang hitam pekat tidak berkilau. Beberapa saat setelah
Permaisuri dan Xiao Lin pergi seorang wanita dengan pakaian katun polos datang
mencarinya.
Melihat Tan Tai Jin
di balik bebatuan, Liu shi samar-samar berkata, "Apakah kamu melihat itu?
Yang Mulia, awalnya, Anda seharusnya hidup seperti ini. Dia adalah Pangeran
Keenam dari Xia Besar dan kamu adalah Pangeran Keenam dari Kerajaan Zhou, tapi
dia adalah awan di langit dan kamu adalah lumpur di tanah. Awalnya semua ini
seharusnya menjadi milikmu."
Tan Tai Jin dengan
ragu bertanya, "Itu seharusnya menjadi milikku?"
"Betul
sekali!" Liu shi dengan bersemangat berkata, "Jadi suatu hari kamu
harus kembali ke Kerajaan Zhou dan mengambil kembali semua milikmu. Kekuasaan,
kekuatan dan keindahan. Segala sesuatu yang menjadi milik Xiao Lin adalah
milikmu, termasuk tanah negaranya. Ketika Anda menguasai dunia mereka semua
hanya akan menjadi semut di bawah kaki Anda."
Tan Tai Jin terdiam untuk
waktu yang lama dan akhirnya mengungkapkan senyuman, "Itu semua akan
menjadi milikku."
Namun empat belas
tahun kemudian, Xiao Lin adalah Xiao Lin dan dia masih menjadi dirinya sendiri.
Siapa pun di istana yang dingin bisa mempermalukan Tan Tai Jin. Bukan
siapa-siapa yang tidak bisa ditampilkan dalam cahaya dan bisa diinjak-injak
sampai mati jika Xiao Lin menginginkannya.
Sayangnya sebagai
orang yang baik dan jujur, Xiao Lin tidak hanya tidak menginjak-injaknya sampai
mati tetapi juga sering membantunya. Tan Tai Jin berpikir, jika identitas
mereka ditukar, apakah dia akan membantu Xiao Lin? Tidak, dia tidak akan
melakukannya. Dia jelas tahu bahwa ada suara samar yang mengatakan, Anda akan
menyiksanya sampai mati dan membunuhnya dengan senang hati.
Dunia itu aneh dan
beraneka warna. Dia merasa sedikit sesak napas. Istana yang dingin terasa panas
di musim panas dan dingin di musim dingin. Dia kekurangan pakaian dan makanan.
Suara pahit Liu Shi terus-menerus mengingatkannya, rebut dan rampas.
Kau tidak bisa menjadi begitu tidak berguna. Ini milikmu, semuanya milikmu!
Kekuatan Bunga
Penumbang Dunia ungu menyebar ke seluruh tubuhnya. Kebrutalan tumbuh di hatinya
dan jari-jari Tan Tai Jin secara bertahap menegang. Namun pada saat itu
seseorang membuka bibirnya dan dia merasakan kelembutan di bibirnya.
Jari-jarinya bergerak dan kebrutalan yang tumbuh tak terkendali terhenti
menyebabkan sedikit kebingungan. Dia tidak tahu apa yang terjadi tetapi semua
sensasi berkumpul di bibirnya. Dia melupakan Liu shi, Xiao Lin, dan Permaisuri
dan lupa mengejar kekuasaan dan kekayaan. Pada saat itu, hanya satu perasaan
yang jelas.
Jakun Tan Tai Jin
bergerak sedikit. Dia masih tidak sadar tetapi dia ingin menangkap perasaan
ini. Itu sangat hangat dan rasanya manis yang segar seperti ketika dia duduk
sendirian di istana, menyaksikan bunga yang lembut dan berusaha mekar sedikit
demi sedikit di bawah hujan deras yang turun ke bumi. Dia telah menatap
lekat-lekat, ingin pergi dan menghancurkannya. Tetapi pada akhirnya dia tetap
di istana dan tidak bergerak sama sekali.
Itu mungkin
satu-satunya rasa takut yang langka yang pernah dia miliki, haus tetapi juga
mengerikan. Dia ingin menangkapnya tetapi pada akhirnya dia bahkan tidak berani
mendekatinya.
Sensasi di bibirnya
menjadi lebih hangat sedemikian rupa sehingga mengalahkan rasa takut yang samar
dan hampir mengandalkan insting. Dia dengan antusias menanggapi berharap dia
akan memberinya lebih banyak. Namun sebelum dia benar-benar bisa mengambilnya,
sebuah jari ramping menempel di dahinya. Tan Tai Jin mengerang dan kehilangan
kesadaran.
Su Su segera
menotoknya hingga pingsan. Dia menyentuh bibirnya sendiri yang sedikit bengkak
dan sedikit marah. Seperti yang diharapkan, makhluk jahat tetaplah
makhluk jahat. Su Su menyerap kekuatan Bunga Penumbang Dunia, tapi apa
yang Tan Tai Jin lakukan?
Dia membuka paksa
jari Tantai Jin yang menarik sudut pakaiannya dan duduk bersila di sampingnya.
Tan Tai Jin membutuhkan mata untuk hidup dan sekarang setelah senjata ilahi
memasuki tubuhnya matanya bisa tetap jernih dan tidak membusuk. Hal itu akan
mencegahnya menjadi gila dan merebut mata manusia dan iblis.
Gelang Giok tidak mau
bangun. Mungkin takut dia akan menangis. Dia telah menyaksikan Su Su tumbuh dan
melindunginya selama seratus tahun damai jadi tidak tega melihatnya menderita.
Su Su di sisi lain
sangat tenang. Yang disebut Dao Agung tidak dengan mudah mengorbankan
orang lain. Karena dia ingin menyelamatkan seseorang, dia akan melakukannya
sendiri. Dia melepaskan kain berlumuran darah yang menutupi mata Tan Tai Jin.
Su Su berbisik,
"Hari ini, aku akan menyelamatkanmu. Tetapi di masa depan ketika aku
kembali dari Gurun Jurang Kehancuran aku masih akan membunuhmu."
Mata pemuda itu
tertutup dan dia tidak mengatakan apa-apa
***
Ketika Tan Tai Jin
bangun dia menemukan bahwa dia masih berada di dalam tubuh Iblis Pohon persik
dengan kepala kecil tergeletak di pangkuannya. Rambut tinta Su Su berserakan,
bibirnya pucat dan dia ambruk di pelukannya. Dia mengangkat tangannya untuk
menyentuh mata kirinya hanya untuk memastikan bahwa matanya telah pulih dan
benda aneh yang berisi kekuatan telah menghilang dari tangannya dari
udara.
Mungkinkah benda itu
telah berubah menjadi mata kirinya saat ini? Dia mengerutkan kening dan
mencubit dagu orang yang ada di lengannya, "Bangun."
Bulu mata panjang Su
Su berkedip dan dia membuka matanya dengan lemah. Matanya membutuhkan waktu
untuk fokus dan semburat ungu samar di mata kirinya menghilang tanpa terasa.
Dia mengedipkan matanya dan merasa matanya agak kering. Mata yang telah diubah
oleh Bunga Penumbang Dunia memang masih indah. Terlihat tidak bisa dibedakan
dari mata yang asli. Tapi mata ini seperti batu giok berwarna, tidak bisa
melihat sesuatu. Jika mata kanan Su Su tertutup maka dunianya akan gelap.
Terdengar suara gemuruh
disertai suara tetesan air di dalam pohon. Iblis pohon telah kehilangan senjata
ilahinya dan tidak mampu menahan satu pukulan pun.
Tan Tai Jin
berkata, "Ayo kita keluar dulu,"
Su Su mengangguk dan
berpengangan pada sisi dalam pohon persik, berusaha berdiri namun tubuh
manusianya sudah bertransformasi menjadi senjata ilahi sehingga tubuhnya tidak
lagi memiliki kekuatan. Sebelum dia terjatuh Tan Tai Jin menangkapnya tanpa
kerkata-kata. Pria berjubah merah itu menggendong Su Su di punggungnya dengan
ekspresi sedingin es. Su Su tidak berkata sedikit pun dan Tan Tai Jin juga
tidak berbicara dan membawanya keluar bersama.
Tembok bagian dalam
pohon persik sangat lebar tapi tidak begitu buruk. Lengan Su Su
diistirahatkan di bahunya ketika mereka berjalan sedikit. Tan Tai Jin melangkah
keluar dari pohon persik dan menatap ke belakang lagi. Iblis Pohon itu
hanya memiliki cabang yang tersisa sekarang. Setelah kehilangan Bunga Penumbang
Dunia dia tidak akan bisa berbunga lagi di musim dingin, tidak bisa lagi bergerak
dengan bebas dan melihat mereka dengan ketakutan.
Tan Tai Jin tersenyum
dingin dan memberi isyarat kepada gadis di punggungnya, "Panggir guntur
dan hancurkan benda ini,"
Tan Tai Jin
menggendong Su Su di punggungnya sambil berdiri di kejauhan menyaksikan pohon
persik dihantam selama satu jam lalu runtuh dengan dentuman keras. Tan Tai Jin
hendak pergi tetapi Su Su dengan lemah berkata, "Kita masih harus
menemukan Xiao You."
"Kamu yang
berjanji bukan aku," kata Tan Tai Jin.
Su Su dengan lemah
bersandar di bahunya. Tan Tai Jin menggendong Su Su di punggungnya dan hendak
meninggalkan kediaman Tuang Muda Wang tetapi dia tiba-tiba berjalan kembali dan
mendekati Iblis Pohon persik sekali lagi. Iblis Pohon sudah terbakar oleh
sambaran petir.
"Jangan
menyesalinya begitu kamu melihatnya," katanya dengan dingin.
Su Su membuka matanya
dan melihat dengan sedih mayat wanita di bawah pohon persik. Tubuh mereka telah
ditusuk oleh cabang-cabang pohon persik dan telah menjadi makanan pohon persik.
Pohon persik telah tumbuh begitu besar dan membunuh begitu banyak orang.
Seperti Tuan Muda Wang, mayat para wanita yang berada di masa mudanya hanyalah
kulit. Ada begitu banyak orang sehingga mereka bahkan tidak tahu siapa Xiao
You.
Su Su berkata,
"Ayo pergi."
Tan Tai Jin
menggumamkan "Ya" dan mereka berdua meninggalkan kediaman Tuan Muda
Wang.
Hari masih gelap dan
jalanan masih digantungi lentera merah. Angin bertiup di sekitar mereka dan
bayangan mereka bergoyang dengan lembut. Pelaku yang menyebabkan semua ini
telah berubah menjadi tumpukan kayu mati. Pria muda berbaju merah itu
bertelanjang kaki, menggendong gadis itu di punggungnya. Dia tampak acuh tak
acuh berjalan di jalan yang menakutkan tanpa sedikit pun ekspresi kesusahan di
wajahnya.
Tan Tai Jin bertanya,
"Ketika kamu masuk apakah kamu melihat benda di tanganku?"
Su Su pura-pura tidak
tahu dan dengan lemah berkata, "Apa itu? Ketika aku ditelan oleh Iblis
Pohon, aku melihatmu pingsan dan saat aku masuk. Aku juga kehilangan
kesadaran."
Tan Tai Jin kemudian
berhenti berbicara. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat bahwa seluruh kota
diselimuti awan hitam dan Qi iblis sangat kuat. Dia menggendong Su Su sebentar.
Di bawah lampu kedua bayangan mereka tumpang tindih. Tan Tai Jin agak
gelisah.
Mati rasa yang sama
sekali acuh tak acuh muncul di hatinya dan dia dengan dingin berkata,
"Karena kau sudah membantuku membunuh Iblis Pohon hari ini, aku akan
mengirimmu kembali ke desa. Mulai sekarang, kamu sendirian. "
Untuk waktu yang lama
tidak ada jawaban di belakangnya dan dia sedikit menoleh untuk melihat. Kepala
gadis itu tertunduk dan ternyata dia tertidur di bahunya.
***
Tidak lama kemudian
fajar menyingsing. Chen Yan Yan tidak tidur sepanjang malam. Dia takut
pernikahan pengganti akan terungkap dan seluruh keluarganya akan mati sebelum
fajar. Ayam jantan berkokok untuk pertama kalinya hari itu. Melihat bahwa dia
baik-baik saja, Chen Yan Yan menghela nafas lega. Orang tua Chen tahu bahwa
mereka telah selamat dan meneteskan air mata karena rasa syukur. Chen Yan Yan
melihat dirinya di cermin dan mau tidak mau menyentuh wajahnya.
Meskipun dia tidak
cantik, dia berada di usia terbaik untuk seorang wanita muda. Pembawaan dirinya
memiliki daya tarik yang berbeda. Chen Yan Yan berganti pakaian menjadi bunga
bersih, mengikat dua kuncir yang dikepang dan pergi ke pintu masuk desa.
Kabut putih muncul
dari hutan. Hati Chen Yan Yan cemas. Memikirkan pria yang menakjubkan seperti
makhluk surgawi, dia merasakan rendah diri dan rindu. Dia duduk melamun di atas
batu besar di pintu masuk desa sampai suara langkah kaki datang dari hutan.
Chen Yan Yan buru-buru melompat dari batu dan benar saja, dia melihat pemuda
berbaju merah. Sanggul rambut wanita yang dia kenakan kemarin telah lama
terlepas dari rambutnya yang hitam pekat sehitam pupil matanya. Gaun pengantinnya
robek tetapi dia tidak peduli sama sekali. Jantung Chen Yanyan berdebar kencang
dan dari ketidakpedulian Tan Tai Jin, dia menemukan ada daya pikat yang bisa
membuat orang lain terpesona.
Dia melangkah maju
dan tergagap, "Aku......kalian, apa kalian baik-baik saja?"
Tan Tai Jin
menggendong Su Su di punggungnya tidak memandangnya sama sekali dan berjalan ke
desa.
Chen Yan Yan juga
mengikuti di belakangnya, "Aku berterima kasih kepada dermawan karena
telah menyelamatkan hidupku,"
Meskipun Su Su tertidur
lelap dia terbangun oleh kebisingan sekarang. Dia menggosok matanya dan melihat
Chen Yan Yan di sampingnya. Melihat dia bangun, Chen Yan Yan menundukkan
kepalanya dengan panik.
Su Su bertanya,
"Nona Chen, apakah Anda baik-baik saja?"
Chen Yan Yan
menggelengkan kepalanya dan Su Su menepuk bahu Tan Tai Jin, "Aku jauh
lebih baik. Terima kasih. Kau bisa menurunkanku."
Tan Tai Jin tidak
banyak bicara dan membiarkannya berjalan sendiri. Chen Yan Yan memandang Su Su
dan kecemburuan muncul di hatinya. Di hati Chen Yan Yan, Tuan Muda Wang sangat
menakutkan. Sebelum kemarin dia bahkan mempertimbangkan untuk tidak naik ke
kursi tandu pengantin bahkan jika dia harus mati. Jika bukan karena permohonan
ibunya yang gigih dia sudah ingin mati sejak lama. Tapi karena Tan Tai Jin
kembali dengan selamat, Tuan Muda Wang pasti sudah mati. Dia telah
melindunginya.
Jari-jari Chen Yan
Yan dengan erat mengepalkan pakaiannya dan dia berbicara kepada Su Su,
"Nona Ye, apakah Tuan Muda Wang telah dimusnahkan oleh kalian berdua?"
Su Su mengangguk dan
memberi Chen Yan Yan gambaran umum tentang iblis pohon. Chen Yanyan berkata,
"Itu sebenarnya adalah Iblis Pohon persik. Karena dia sudah mati para
gadis di desa tidak perlu takut lagi..."
Tan Tai Jin berbalik
dan dengan acuh tak acuh melirik Chen Yan Yan. Merasakan tatapannya, wajah Chen
Yan Yan memerah. Mata hitam Tan Tai Jin sedikit dingin dan senyum aneh muncul
di sudut mulutnya. Su Su tidak memperhatikan suasana di antara mereka berdua
karena dia masih belum terbiasa dengan Bunga Penumbang Dunia di rongga
matanya.
Sebelumnya dia
terburu-buru untuk menyelamatkan orang jadi dia lupa tentang masalah lain yang
sangat penting. Dia seharusnya bertanya kepada Iblis Pohon cara untuk memasuki
Gurun Jurang Kehancuran. Yang lebih membebani hati Su Su adalah Xiao You sudah
meninggal jadi Xiao Ling dan kakek-neneknya pasti akan patah hati. Su Su sibuk
dengan pikirannya dan berjalan di depan mereka berdua. Pakaiannya tidak
sebersih pakaian Chen Yan Yan, rambutnya yang biasanya diikat rapi tersebar ke
bawah, wajah kecilnya koto, dan dia memeluk lengannya untuk menghangatkan
dirinya di kabut pagi.
Chen Yanyan tiba-tiba
memiliki kepercayaan diri. Dia mengangkat matanya dan menatap Tan Tai Jin hanya
untuk melihat bahwa pupil hitam Tan Tai Jin telah mendarat kepada Su Su dengan
ekspresi yang tidak senang atau sedih. Kecemburuan di hatinya seperti ular
beludak di kawasan yang ganas. Chen Yan Yan tidak berbicara lagi dan
pulang.
Mengetahui bahwa
iblis pohon persik terbunuh kepala desa menjadi sedih dan lega. Putrinya juga
telah ditangkap oleh iblis pohon. Hari itu penduduk desa yang kehilangan putri
mereka pergi ke kediaman Tuan Wang di kota satu demi satu untuk mencari mayat
anak-anak mereka. Mata Xiao Ling merah dan dia ingin bersujud pada Su Su.
Su Su menariknya ke
atas dan membelai rambutnya, "Xiao You mati untuk melindungi kalian.
Melihat kalian menjalani kehidupan yang baik pasti menjadi keinginan
terbesarnya. Xiao Ling harus hidup demi kakakmu."
Xiao Ling terisak dan
mengangguk. Dia mencondongkan tubuh ke dekat telinga Su Su memeluk lehernya dan
tiba-tiba berbisik, "Nona Ye, kamu harus berhati-hati dengan Chen Yan
Yan."
****
Bab Sebelumnya 11-20 DAFTAR ISI Bab Selanjutnya 31-40
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar