Langsung ke konten utama

Jadwal Update

Jadwal Update

Jadwal Update per 2 Juni 2025 : 🌷Senin-Rabu (pagi) : Hong Chen Si He (Love In Red Dust) -- tamat 10/6,  Qing Yuntai, Yi Ni Wei Ming De Xia Tian (Summer In Your Name) 🌷Senin-Sabtu :  Sheng Shi Di Fei (MoLi) 🌷 Kamis-Sabtu (pagi) : Gao Bai (Confession) 🌷 Kamis-Sabtu (malam) :  Wo Huai Kai Hou Bai Hua Sha (Blossoms of Power), Gong Yu (Inverted Fate) 🌷 Minggu (kalo sempet) :  Luan  Chen (Rebellious Minister), Chatty Lady, A Beautiful Destiny Antrian : 🌷 Escape To Your Heart -- mulai 16 Juni 🌷 Ruju Er Ding (The Gambit of Ember)

Till The End Of The Moon : Bab 21-30

BAB 21

Susu bertanya, "Apakah itu cantik?"

Ketika dia masih kecil mantra ini digunakan oleh pemimpin sekte untuk membujuknya ketika dia mendambakan dunia luar. Dengan begitu dia dapat dengan mudah melihat keindahan pertumbuhan makhluk hidup dari pada menyelinap nakal pergi keluar sekte. Awalnya tidak perlu menggunakan jimat sebagai media tetapi Su Su sekarang tidak memiliki kekuatan spiritual jadi dia harus bergantung pada objek eksternal untuk membantunya dalam segala hal.

Tan Tai Jin tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia mengerutkan kening dan menatapnya dengan dingin. Dia tidak ingin menggambar jimat lagi, berdiri dan berjalan keluar. Ketika punggungnya menghilang di salju tebal, Su Su berbisik, "Tidak bisa dijelaskan."

Tidak apa kalau dia tidak mau belajar. Sekarang dia sudah pergi jadi aku bisa menggambar jimat perlawanan.

Setelah menggambar jimat lebih dari sepuluh kali, hanya dua atau tiga jimat yang berhasil. Su Su meletakan jimatnya ketika Chun Tao datang. Mata gadis kecil itu cerah, "Nona, saya sudah menyerahkan surat itu kepada Nona Sulung."

Su Su mengangguk. Sekarang dia hanya bisa menunggu jawaban Yang Mulia Raja Xuan.

***

Ye Bing Chang membuka surat Su Su. 

Pelayan Xiao Hui berkata, "Yang Mulia,  Nona Ketiga memang tidak tahu malu karena masih mengirim surat ini ke kediaman. Tubuhmu belum sembuh benar. Berikan surat itu kepadaku dan aku akan membakarnya!"

Ye Bing Chang menggelengkan kepalanya, "Saudara Ketiga mengatakan bahwa ini masalah yang serius di dalam surat,"

Xiao Hui, "Urusan penting? Nona Ketiga banyak berbohong. Menurut pendapat hamba dia pasti mencari kesempatan untuk melihat Raja. Kamu tidak boleh percaya padanya."

"Tapi... bagaimana jika itu benar?"

Xiao Hui merasa marah, "Dengan watak Nona Ketiga, mustahil baginya berurusan dengan masalah penting. Dia gagal membodohi Raja jadi dia ingin membodohimu,"

Wajah Ye Bing Chang pucat dan dia terbatuk sambil menutupi bibirnya .Sejak dia meninggalkan alam mimpi buruk terakhir kali, dia belum merasa sehat benar. Xiao Lin sangat mencintainya  dan secara khusus mengundang seorang dokter kekaisaran dari istana untuk merawatnya. Jari-jari gioknya yang ramping menutupi bibirnya dan alisnya sedikit berkerut yang menambahkan kesan cantik yang lemah. 

Ye Bing Chang menurunkan bulu matanya, "Tidak peduli apa pun itu, surat ini harus sampai kepada Raja, jika tidak maka akan menjadi kesalahanku. Xiao Hui antar surat ini kepada Raja," 

Xiao Hui dengan enggan menerima surat itu. Matanya berbinar saat dia akan mengatakan sesuatu. 

Ya ini adalah sesuatu dari Nona Ketiga. Selama aku mengantarkannya ke pelayan Raja mengatakan itu berasal Nona Ketiga, surat itu pasti akan dibuang seperti sebelumnya. Tidak mungkin Pangeran akan melihatnya.

Xiao Hui tidak lagi mengganggu majikannya dan membungkukan tubuhnya, "Aku akan pergi sekarang."

Setelah dia berjalan pergi, Ye Bing Chang dengan lembut menopang dagunya sambil melihat pemandangan salju di luar jendela. Bulu matanya menangkap bayangan.

***

Sejak saat itu hingga hari ini Su Su belum mendengar balasan Xiao Lin. Dan besok adalah hari ketika Ye Chu Feng dan Nyonya Tua kembali. Jika Su Su ingin melakukan sesuatu, dia sebaiknya bergegas sebelum Ye Chu Feng kembali ke rumahnya. Su Su menyuruh seseorang untuk membuat pedang kayu, menggores jarinya dan menambahkan beberapa trik sihir di atasnya. 

Meskipun dia tidak memiliki kekuatan spiritual, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Iblis rubah pasti terluka parah ketika melarikan diri dari gurun. Itulah mengapa menyerap inti hidup manusia untuk menyembuhkan lukanya  jadi Su Su bukannya tidak memiliki kesempatan. Su Su tahu bahwa masalah ini berisiko, jadi dia secara khusus menggambar jimat teleportasi terlebih dahulu. Jika dia tidak bisa mengalahkan iblis rubah, dia bisa melarikan diri. 

Setelah dia siap, Su Su bertanya kepada Chun Tao, "Di mana Tan Tai Jin?"

Chun Tao berkata, "Saya tidak melihat Yang Mulia."

Xi Xi berpikir sejenak dan berkata, "Yang Mulia Pangeran Sandera tampaknya keluar di pagi hari dan dia belum kembali."

Su Su terkejut, "Apakah kamu tahu ke mana dia pergi?"

Su Su terlalu asyik dalam hal pembuatan senjata beberapa hari ini dan tidak memperhatikan pergerakan Tan Tai Jin. 

Xi Xi, "Saya juga tidak yakin. Haruskah saya bertanya kepada kepala pelayan?"

"Lupakan saja. Aku punya sesuatu untuk dilakukan. Jadi aku pergi dulu. Jika Tan Tai Jin kembali biarkan penjaga mengawasinya dan jangan biarkan dia keluar lagi."

Sudah cukup buruk dengan Tan Tai Jin menelan inti iblis . Akan membuat sakit kepala jika Tan Tai Jin berniat mendapatkan inti iblis lainnya. Su Su pergi sendirian. Dia memilih untuk pergi di siang hari. Meskipun saat itu musim dingin matahari tetap bersinar terang. Siang seperti ini iblis itu agak bisa dikendalikan. Karena dia sudah diperlengkapi dia mengenakan pakaian sederhana. Pedang kayu persik di punggungnya bersama banyak kertas jimat  di lengan bajunya. Beberapa berguna namun beberapa terlalu lemah. Dia juga membawa lonceng sihir perak di yang dibeli dari seorang pendeta Tao, yang berdenting karena tergantung di pinggangnya. 

Xiao Lin sedang duduk di kereta dan ketika dia melewatinya dia hampir tidak mengenalinya. Rambut gadis itu diikat tinggi dan banyak benda aneh yang menggantung ditubuhnya. Wajahnya dimiringkan karena matahari, sangat kuat dan memancarkan kecantikan dari dalam.  Di masa lalu jika Xiao Lin melihatnya, Nona Ketiga seperti kupu-kupu yang ingin semua orang melihatnya. Namun sekarang Nona Ketiga telah banyak berubah.

Dia tidak lagi terobsesi dengan penampilan dan pakaian. Namun sekarang dia terlihat lebih menarik. Meskipun dia mengenakan pakaian yang aneh, matanya yang hidup dan wajah cantiknya mampu menarik para cendekiawan di jalan berhenti dan melihatnya. Sayangnya dia tidak memperhatikan karena dia sedang memikirkan sesuatu. 

Xiao Lin memikirkan kejadian di ruang sidang istana hari ini. Aku takut Tan Tai Jin ... Xiao Lin menghela nafas sedikit di dalam hatinya. "Nona Ketiga" katanya.

Su Su berbalik dan melihat Xiao Lin di kereta. Dia tidak menyangka akan bertemu dengannya sebelum berurusan dengan iblis rubah. Harapan muncul di hatinya dan dia sangat senang, "Yang Mulia"

Xiao Lin berkata, "Mengapa kamu di sini, Nona Ketiga?"

Dia langsung ke intinya. Su Su dengan cepat membisikkan masalah iblis rubah kepadanya. Sebenarnya Xiao Lin ingin berbicara dengannya tentang Pangeran Sandera... Namun sekarang setelah dia mendengar iblis rubah ekspresinya menjadi lebih serius.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?" 

Nada suara Xiao Lin sedikit mencela. Seorang gadis pergi untuk membunuh iblis tanpa izin, apakah dia tidak tahu kalau itu berbahaya?

Su Su tercengang. Dia jelas meminta Chun Tao untuk mengirim surat kepada Raja Xuan tetapi secara mengejutkan Raja Xuan bahkan tidak tahu. Sebuah tebakan yang mengejutkan terlintas di benaknya tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Setelah semuanya dapa dimengerti jika Ye Bing Chang tidak mau Su Su memiliki inetraksi dengan Xiao Lin. 

Su Su berkata, "Saya yang salah Yang Mulia. Sekarang Anda sudah tahu, apakah Anda mengenal penangkap iblis?"

Xiao Lin berkata, "Tunggu sebentar."

Dia memanggil seorang pengawal dan membisikan kata. Pengawal itu mengangguk dan pergi. Kemudian Xiao Lin membawa Su Su ke kedai teh dan tidak lama kemudian seorang pria berbaju putih bergegas mendekat.

"Kurang ajar kau Xiao Lin. Untuk apa kau membawaku? Kau selalu menggangguku dengan masalah beberapa hari ini.  Aku akan memberitahumu, aku adalah orang dari Raja Zhao!" 

Su Su menatap Yu Qing dengan heran. Yu Qing terlihat lembut jadi dia tidak menyangka Yu Qing akan berbicara dengan sikap seperti itu. Sebelumnya dia telah melihat Yu Qing di sebelah Raja Zhao dan dia tidak berharap orang ini memiliki hubungan pribadi dengan Raja Xuan. Yu Qing memperhatikan Su Su perlahan dan wajahnya menegang. Xiao Lin menuangkan secangkir teh untuknya seolah-olah dia tidak mendengar omelannya barusan.

Xiao Lin berkata dengan lembut, "Adik Seperguruan, silakan duduk. Biarkan Nona Ketiga memberitahumu tentang situasinya."

Su Su dengan patuh mengulangi cerita mengenai iblis rubah. 

Yu Qing mengangkat alisnya, "Iblis rubah? Iblis rubah yang menghisap inti hidup manusia seperti di dalam buku?"

Meski pun bisa dibilang bahwa dia belajar untuk melenyapkan iblis, sebelum sekarang, semua iblis di dunia disegel di gurun jadi Yu Qing tidak memiliki pengalaman praktik. Terakhir kali ketika menyerbu mimpi buruk, itu adalah pertama kalinya Yu Qing bertarung melawan iblis sungguhan. 

Xiao Lin bertanya, "Bisakah kamu menghadapinya?"

"Mengenai bisa atau tidak bisa, aku harus mencari tahu dulu. Biarkan aku kembali dan bersiap selama beberapa hari..."

Su Su dengan cepat berkata, "Tidak bisa," Ye Chu Feng akan kembali besok jika iblis rubah bergerak lebih dulu Saudara Keduanya akan pergi. 

Xiao Lin berkata kepada Yu Qing, "Aku juga setuju untuk pergi hari ini. Jika tiap hari iblis rubah ada di sini orang-orang akan ada dalam bahaya."

Yu Qing menyilangkan kakinya, "Apa yang akan aku dapatkan kali ini?"

Xiao Lin melemparkan belati hitam padanya. Mata Yu Qing berbinar dan menyimpannya. Dia mendengus dan berkata, "Ayo pergi. Tunjukan jalannya."

"Nona Ketiga cukup menunjukkan jalan kepada kami. Jangan takut dan kembalilah ke rumah," Xiao Lin berkata pengusiran iblis lebih membutuhkan skill dari pada jumlah orang. Sebaliknya jika banyak orang yang pergi dan merek atidak cukup pengetahuan maka  itu tidak akan membantu.

Su Su tahu bahwa "Kakak Sulung" -nya baik, bertanggung jawab, dan protektif. Tapi sejauh yang dia lihat, Yu Qing, pembunuh iblis di depannya, meskipun dia memiliki beberapa keterampilan tetapi tidak berpengalaman dengan musuh. Mereka hanya akan menderita kekalahan jika pergi seperti ini. 

Dia bersikeras untuk ikut. "Entah aku tidak memberitahumu tempatnya dan pergi sendiri atau kalian akan membawaku."

Xiao Lin mengerutkan kening. Yu Qing tersenyum dan berkata, "Aku setuju kamu untuk ikut," 

AKhirnya mereka tiba di halaman iblis rubah. Plum merah masih berkembang dengan lebat tetapi aromanya sudah samar. Mereka bertiga menempatkan penjaga di luar dan memasuki halaman, tetapi tidak menemukan jejak iblis rubah.

Yu Qing tiba-tiba berkata, "Ada banyak orang hilang di kota baru-baru ini."

Nadanya terdengar santai tetapi bagi Xiao Lin dan Su Su terdengar berat, terutama Su Su. Dia bisa menebak bahwa orang-orang itu mungkin ditangkap oleh iblis rubah. Tanpa pasokan dari Ye Chu Feng, iblis rubah menangkap orang lain.

"Di mana kita bisa menemukannya sekarang?" Xiao Lin bertanya.

Yu Qing mengeluarkan kompas dari lengan bajunya dan jarum kompas berputar liar. Yu Qing terdiam, "Ya ampun. Ini iblis yang kuat."

Akhirnya kompas berhenti. Yu Qing berkata, "Ikuti arah kompas."

***

Pada saat yang sama mata hitam seorang pemuda di depan jendela memperhatikan mereka pergi. Pria berbaju hitam di belakangnya bertanya dengan ragu, "Yang Mulia?"

Tan Tai Jin berkata, "Aku mengerti."

"Lalu kapan kamu akan pergi ke Kerajaan Zhou? Nyonya menunggumu di perahu. Jangan sampai terlambat. Hamba menyarankan agar Anda pergi malam ini." Pria berpakaian hitam itu berkata dengan penuh semangat.

Tantai Jin menatap Su Su dan yang lainnya dari belakang dan berbisik mengejek, "Mereka terlalu melebih-lebihkan diri mereka."

Pria berbaju hitam itu tidak mengerti, "Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang tidak bisa Anda lepaskan?"

"Tidak," kata Tan Tai Jin dingin, "Aku akan pergi malam ini."

Pria berbaju hitam itu sangat senang, "Saya telah menghabiskan empat belas tahun dan akhirnya selesai menunggu Yang Mulia."

Tan Tai Jin juga menekuk bibirnya. Matahari bersinar terik di langit. Jarang memiliki cuaca yang baik di musim dingin. Sangat disayangkan bahwa orang-orang di Xia Besar hanya memiliki beberapa hari baik untuk hidup.

Akankah darah Dewa Perang Ye Xiao lebih panas dari orang biasa? Bagaimana rasanya jika darah itu terpercik di wajah seseorang? Dia meletakkan jarinya di dahinya dan tertawa rendah. Wajahnya penuh  penghinaan namun membenci dirinya sendiri.

***

Su Su merasa nyaman untuk membawa pembunuh iblis. Jika dia datang ke sini sendirian, dia  tidak akan menemukan iblis rubah. Pada saat ini, mereka bertiga berjongkok di luar hutan bambu sambil menahan napas. Aroma harum datang dari sebuah rumah bambu yang indah. Su Su berbisik dan mengingatkan, "Ini aroma sihir. Jangan sampai terhirup banyak."

Jika kau terlalu banyak menghirup aroma sihir iblis rubah maka itu akan menyihir pikiranmu. Yu Qing menuangkan tiga pil dari dalam botol dan memberikannya kepada semua orang. Su Su memakannya dan menemukan bahwa dia tidak bisa mencium bau aroma sihir lagi. Yu Qing mengeluarkan benang merah dari kotak penyimpanan batu giok ke udara. Dia memberi Xiao Lin salah satu ujungnya dan Xiao Lin mengangguk bahwa dia mengerti.

Yu Qing berjalan ringan dan mulai mengatur garis merah di sekitar rumah bambu. Su Su sedikit terkejut melihat Yu Qing membentuk formasi array dan itu merupakan formasi jebakan jiwa yang kuat. Formasi jebakan iblis memiliki dua belas array, bentuknya persegi, awan mendominasi keempat sudutnya. Sulit bagi musuh untuk melawan ketika kita menggunakannya. Formasi ini tidak bisa ditentukan dan tidak terbatas. Sayangnya formasi ini tidak dipakai sendiri karena membutuhkan bantuan matahari.

Yu Qing menghitung setiap tahapan dan mengaturnya dengan sangat akurat. Su Su tidak menyangka bahwa lima ratus tahun yang lalu, Yu Qing yang bukan makhluk abadi bisa tahu array ini. Sangat disayangkan tidak ada cukup orang. Hanya dengan total ada tiga  maka mereka tidak bisa membuat empat sudut. Yu Qing berjalan kembali dan membiarkan Su Su memegang utas lainnya. Dia melangkah ke formasi sendiri dan tangannya menggambar teknik dan beberapa pedang perak kecil muncul di belakang mereka.

"Musnahkan!" Pedang dengan cepat bergerak menuju rumah bambu. Sesaat berikutnya rumah bambu itu meledak dan gadis berbaju kuning itu berguling tanpa menyadarinya. Dia telanjang, menyadari bahaya dan menyipitkan mata ke semua orang. Di sampingnya ada beberapa pria telanjang. Matanya nampak kosong dan wajah mereka merah. Dua lainnya sudah mati. Masih ada orang belum menyerah dan mencoba menyentuh iblis rubah. Dia bersandar untuk menciumnya, "Cantik, cantik ..."

Iblis rubah menendangnya dan berkata kepada Yu Qing, "Mengapa? Apakah kau ingin bermesraan denganku juga?"

Dia tidak mengenakan pakaian apa pun. Xiao Lin mengerutkan kening dan berbalik. Sebaliknya Yu Qing menatapnya tanpa berkedip dan berkata, "Seperti yang diharapkan dari iblis rubah...," Dia memiliki penampilan yang baik.

Suara iblis rubah memesona, tetapi terlihat sangat murni. Dia menghentakkan kakinya dan bersandar ke lengan Yu Qing dan mengeluh, "Kamu baru saja menyakiti ku,"

Yu Qing melengkungkan bibirnya, "Kalau begitu aku harus meminta maaf kepadamu cantik..." 

Dia membuka lengannya mencoba menangkap iblis rubah. Ketika jarinya terangkat, Su Su dan Xiao Lin mengerti apa yang dia maksud dan pada saat yang sama mereka menutup jaring. Garis merah menyala dengan cepat menyatu dengan jaring dan mengarah menuju iblis rubah. Array jebakan jiwa memiliki efek membuatnya tidak bisa bergerak dan benang merah mengikatnya dengan erat di dalamnya.

Senyum iblis rubah menghilang dan dia berkata dengan dingin, "Jangan memaksaku bertindak kasar!

"Sial!" pikir Su Su dan berteriak pada Yu Qing, "Cepat menyingkir."

Yu Qing bereaksi dengan cepat dan menjatuhkan diri ke tanah. Kemudian entah dari mana dia muncul ujuh ekor kuning di belakang iblis rubah. Tanpa mereka sadari benang merah akan segera putus. Dia tidak tahu kapan garis merah itu putus. 

Su Su menarik Yu Qing, "Bukankah benang merahmu adalah Benang Pengikat Iblis?"

Yu Qing hampir dikibas oleh ekor iblis rubah dan meludahkan seteguk lumpur, "Di mana aku bisa mendapatkan Benang Pengikat Iblis? Hanya pendeta dari Gunung Abadi saja yang bisa memilikinya,"

Su Su Ning tersedak: "..." 

Ketika dia melihat rubah monster berekor tujuh dia sangat putus asa. Bagaimana kita bisa mengalahkannya.

Iblis rubah memandang Su Su dan berkata, "Jadi ada seorang gadis kecil juga. Kalian berani bersekongkol melawanku. Sekarang aku sangat marah!"

Ekornya membubung tinggi dan mengarah ke mereka. Su Su mundur ke belakang dengan Yu Qing kembali dan menghindari serangan rubah. Dia menarik pedang mahoni. Jimat di lengan Su Su pergi ke arah iblis rubah. Tiga jimat kuning memancarkan cahaya yang menyilaukan. 

Iblis rubah mencibir, "Yang ini cukup memiliki kemampuan ...". Tapi sayang sekali itu bukan tubuh abadi jadi apa yang bisa kau lakukan padaku? 

Iblis Rubah memblokir pukulan itu dengan cakarnya dan kulitnya robek dalam sekejap. Dua lainnya memotong dua ekornya menjadi hitam dan bau daging samar-samar ada di udara. Pedang kayu mendorong punggungnya jadi dia hanya bisa menghindar.

Xiao Lin mengeluarkan tali emas menangkap tangan dan kaki iblis rubah dan mengikatnya ke pohon. Mengambil keuntungan dari waktu ini, Yu Qing berusah amengeluarkan sesuatu dari kantong gioknya dan melemparkannya ke iblis rubah. Iblis rubah dipukul tepat di wajahnya dan dia menjadi marah ketika cakar dan bahunya mulai berdarah. Wajahnya marah. Melepaskan diri dari tali dan menerjang Su Su. Xiao Lin menghunus pedangnya dari sarungnya dan bertemu dengan cakar iblis rubah.

Ilmu pedangnya luar biasa. Seorang manusia biasa bisa melawan rubah iblis selama beberapa putaran. Yu Qing menarik Su Su, "Sial, sial, sial. Kenapa kau berdiri di sini. Cepat lari!"

"Xiao Lin masih ..."

"Dia bisa lari sendiri!" Yu Qing berkata dan memimpin untuk melarikan diri.

Su Su juga tahu bahwa jika itu adalah rubah berekor empat atau lima, mereka masih memiliki kesempatan untuk menang hari ini. Tetapi itu adalah iblis rubah ekor tujuh dan mereka hanya bisa melarikan diri untuk sementara waktu. Dia mengejar Yu Qing. Tidak lama kemudian, Xiao Lin juga menyusul. Iblis rubah sangat marah dan tidak akan membiarkan mereka pergi jadi dia terbang mengejarnya. 

Pada saat ini ada rawa di depannya. Yu Qing terus mengutuk, "Kesialan ini terlalu banyak!"

Iblis Rubah tertawa keras. Iblis Rubah memainkan rambutnya, "Dalam hal ini akubisa memberimu cara yang menarik untuk mati."

Dia mengangkat ekornya dan mereka bertiga dihempaskan ke rawa olehnya. Iblis Rubah berbaring di pantai dengan tujuh ekor menjuntai menyaksikan mereka tenggelam. Dia memandang Xiao Lin, "Sangat disayangkan aku tidak bisa menghabiskan malam dengan pria tampan sepertimu,"

Ekspresi Xiao Lin tidak berubah, tetap stabil dan berusaha untuk tidak tenggelam sterlalu cepat. Namun Yu Qing tidak terlalu tenang  dan dengan panik mengutuk Iblis Rubah.

"Aku tidak pria bau sepertimu!" Setan rubah berkedip, "Ngomong-ngomong, karena kalian semua akan mati, coba aku lihat tipe kesukaanmu dan aku akan memuaskanmu untuk terakhir kalinya,"

Dia meregangkan ekornya dan meletakannya di Yu Qing. Yu Qing berhenti mengutuk, melihat iblis rubah dan seketika menjadi tergila-gila. Iblis Rubah menyentuh wajahnya dan berkata dengan senyum manis, "Oh, ternyata kau suka wanita cantik dan lincah."

Dia menoleh ke Xiao Lin yang tenang. Ekor Iblis Rubah menyapu, "Wanita ini cukup cantik. Apakah dia istrimu? Tapi di hatimu, tanggung jawab dan perlindungan terlalu banyak. Statusnya tidak cukup juga?"

Ekornya jatuh di pipi Su Su. Sesaat kemudian, iblis rubah tertawa, "Menarik, sunggh menarik. Kamu tidak punya orang yang kau cintai. Sudah lama aku tidak melihat orang yang begitu murni... Sayang sekali kamu ditakdirkan untuk mati di sini hari ini."

Su Su merasa dia tenggelam dan air rawa hampir mencapai dagunya. Dia menggertakkan giginya, mencoba berkonsentrasi menggunakan teknik makhluk abadi untuk mengendalikan angin. Jika dia berhasil maka mereka bertiga akan hidup. 

Iblis Rubah sudah bosan dan berubah menjadi Ye Bing Chang untuk menggoda Xiao Lin. Ekspresi Xiao Lin berangsur-angsur menjadi lebih lembut dan suara iblis rubah menjadi lembut, berubah menjadi suara Ye Bing Chang. Iblis Rubah melirik Su Su dengan penuh kemenangan. Su Su mencoba membangunkan Xiao Lin tetapi tidak ada gunanya. 

Secara perlahan Su Su merasa hampir tidak bisa bernapas. Jika dia tahu itu adalah rubah berekor tujuh yang berlari keluar dari gurun bahkan dia dia dipukul sampai mati maka dia tidak akan datang! Iblis besar apa yang diprovokasi Ye Chu Feng! Dia menggerakkan jari-jarinya dengan sulit. Teknik Mengendalikan Angin! Cepat!

Iblis Rubah sangat bersenang-senang tetapi tiba-tiba dia berseru dengan lembut. Saat itu matahari sudah terbenam. Di hutan bambu, seorang pemuda berpakaian hitam menampakan diri. Dia memiliki rambut hitam dan bibir merah dan berjalan perlahan. Mata Su Su melebar : Tan Tai Jin!

Setan Rubah menatapnya sambil tersenyum."Sungguh tampan." Dia menutupi luka di bahunya dan menjilat bibirnya, "Ke sini dan bantu sembuhkan aku."

Tan Tai Jin menggerakan bibirnya, "Baiklah." Suaranya dalam dan serak menarik Iblis Rubah agar bergerak.

"Coba aku lihat, siapa yang hatimu rindukan?" Dia berjalan dengan mempesona selangkah demi selangkah menuju Tan Tai Jin. Ekor rubah menyentuh pipi Tan Tai Jin dan dicengkeram oleh tangan pemuda itu. Iblis Rubah tersenyum ingin melihat siapa yang dia cintai pemuda itu di dalam hatinya. Setelah beberapa saat senyum iblis rubah menghilang dan dia menjadi bingung, "Kamu ..."

Bocah itu berkata dengan dingin, "Bagaimana, apakah kamu melihatnya?" Iblis Rubah menatap Tan Tai Jin dengan tatapan yang dalam. "Bagaimana mungkin..." 

Sebelum panah Emei di lengan pemuda itu terlepas iblis rubah tersenyum dan berkata, "Aku tidak akan bermain denganmu lagi. Di sana mereka akan mati. Di antara ketiganya kamu hanya hanya bisa menyelamatkan satu saja. Sampai jumpa lagi!" 

Mengingat  guruh ungu yang membelah kulitnya, Iblis Rubah sangat dendam.  Sebelum dia terbang menjauh dia tersenyum pada Su Su, menjentikan setetes darah di alis Su Su : Biarkan gadis yang murni ini menguji pemuda yang sudah menipuku

Iblis Rubah berubah menjadi rubah kuning kecil dan menghilang ke hutan dalam sekejap. Tan Tai Jin berjalan menuju rawa. Seperti yang dikatakan iblis rubah, ketiganya dalam kondisi yang mengancam jiwa. Xiao Lin dan Yu Qing  dibiarkan dalam keadaan tidak sadar oleh Iblis Rubah. Pemuda itu duduk di tepi rawa. Su Su menahan napas dan menatapnya dengan mata yang indah. 

Tan Tai Jin tidak punya rencana untuk menarik mereka sama sekali. Su Su menebak dia masih menginginkan inti Iblis Rubah. Mungkin dia telah mengikuti mereka. Tidak tahu bahaya besar apa yang mengintai di belakangnya. Sayangnya karena melihat Iblis Rubah berekor tujuh, dia untuk sementara menyerah. 

Mulut Su Su tersangkut di rawa dan tidak dapat berbicara, jadi dia berkedip padanya : Setidaknya jadilah manusia dan tarik salah satu! Mata Tan Tai Jin menatapnya namun dia masih tidak bergerak .Su Su menutup matanya. Alasan mengapa dia tidak panik adalah karena sebenarnya dia masih memiliki kartu trump : Jimat Teleportasi di lengan bajunya. Namun jimat itu juga membutuhkan Qi untuk diaktifkan. Dia baru saja mengumpulkan kekuatan spiritual yang cukup untuk membawa teman-temannya pergi.

Tidak apa-apa jika Tan Tai Jin tidak ingin menyelamatkan mereka.

Jimat teleportasi terbang ke udara. Xiao Lin dan Yu Qing perlahan menghilang dari rawa. Tetapi setelah beberapa saat Su Su masih berada di rawa.

Susu : ......!

Apa yang terjadi mengapa aku tidak berteleportasi?

Tiba-tiba dia teringat darah yang dijentikan Iblis Rubah di alisnya sebelum dia pergi. Dia sekarang ternoda oleh iblis dan jimat teleportasi menteleportasi makhluk iblis. Memikirkan hal ini, Su Su menatap Tan Tai Jin lagi. Mata pemuda itu menatap dengan ejekan seperti dia senang menatapnya seperti itu. Su Su berpikir dalam hatinya : Meski pun aku akan mati, aku tidak akan memohon padanya karena aku tahu itu tidak berguna. Jika hal terburuk datang maka aku akan membangunkan Gelang Giok.

Dia masih menjaga tulang belakangnya tetap tegap. Kecuali Su Su ingin mati sediri maka tidak ada yang bisa membunuhnya! Gadis itu tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan rawa menelan dirinya. Senyum di mata Tan Tai Jin berangsur-angsur menghilang dan diwarnai amarah yang dingin. Matahari terbenam dan hari hampir gelap. Ini adalah batas waktu terakhir baginya untuk meninggalkan Kerajaan Xia. Tan Tai Jin memandang kepala Su Su dengan dingin dan berbalik pergi. Sungguh mengesalkan, Su Su mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain, daripada memohon kepada Tan Tai Jin, dia lebih memilih mati. 

Dia berjalan beberapa langkah ketika tiba-tiba ada suara di belakangnya. Gadis yang kusut itu didorong keluar dari rawa dengan kekuatan. Dia terjatuh di tanah, batuk terus-menerus. Su Su sangat terkejut. Pengendali Angin benar-benar berhasil kali ini.  Potensi manusia benar-benar tidak terbatas

Tetapi ketika dia memandang ke atas dan melihat Tan Tai Jin dia berkata dengan terkejut, "Kamu belum pergi?" Dia tenggelam begitu lama dan mengira dia telah pergi sejak tadi. Wajah Tan Tai Jin berubah, dia mencibir, menusuk leher Su Su dengan Emei dan berkata, "Bagaimana aku bisa pergi kalau kau belum mati!"

***

 

BAB 22

Su Su telah melihat ketajaman panah Emei. Dia mengangkat kepalanya untuk menghindari kulitnya tergores.

"Aku sangat lelah sekarang dan tidak ingin bertengkar denganmu." Su Su berkata, "Iblis rubah mungkin akan kembali. Apakah kamu yakin ingin tinggal di sini?" Setelah bicara dia bermaksud untu menyingkirkan panah Emei.

Tantai Jin hendak mengatakan sesuatu tetapi ketika dia melihat pandangan Su Su berubah, ekspresinya agak lesu. Susu berkedip sedikit warna ungu iblis mulai muncul di mata yang aslinya berwarna hitam. Tan Tai Jin tiba-tiba teringat percikan darah yang muncul di alis Su Su sebelumIblis Rubah pergi. 

Apa itu?

Dia selalu waspada terhadap hal yang tidak diketahui dan baru saja akan menghentikannya ketika menyadari bahwa panah Emei di tangannya dipegang oleh Su Su. Saat berikutnya wajah kecil yang kotor ditempelkan di punggung tangannya yang dingin. Tan Tai Jin bisa meliha  dengan jelas matanya yang memantulkan salju berwarna putih. Saat ini  penampilan Tan Tai Jin terlihat di pantulan mata Su Su yang sebening kristal. Su Su menatapnya dengan saksama. Mata Su Su yang lembut dipenuhi kegembiraan dan ketulusan. 

Tantai Jin mencibir dan berkata, "Terjebak dalam sihir iblis. Menyedihkan sekali!"

Seseorang dapat membayangkan efek apa yang akan ditimbulkan oleh darah yang berasal dari seekor rubah berekor tujuh berusia seribu tahun. Tan Tai Jin tidak ingin membuang waktunya bersama Su Su. Sekarang karena dia masih hidup hampir mustahil untuk membunuhnya. Ini sudah malam. Berhubung dia tidak bisa mendapatkan inti Iblis Rubah dia harus pergi secepat mungkin atau semuanya akan sangat terlambat. Adapun Su Su, dia tidak peduli tentang apa yang akan terjadi padanya.

Dia baru saja akan bangun ketika panah Emei di tangannya direnggut oleh gadis itu. Sesaat kemudian Su Su membanting Tan Tai Jin ke tanah. Ketika gadis itu menekan bahunya, pupil ungu mudanya menampakan senyum. 

Dengan membalikan tangannya dia menekan panah Emei ke arah Tan Tai Jin dan berbisik di telinganya, "Tantai Jin, apa kau sangat lemah? Atau apakah kau tidak berdaya melawanku?"

Tai Jin berkata, "Kau cari mati!" 

Pupil hitamnya dalam, seekor ular belang kecil muncul di belakangnya ketika Tan Tai Jin mencibir. Ular kecil itu diam-diam bergegas menuju Su Su. Tai Jin menatapnya dengan dingin :  Karena kau sudah sadar maka pergilah ke neraka! Ada senyum bahagia di sudut bibirnya. Tidak peduli siapa itu ketika dia dekat dengan kematikan dan panik mereka akan menjadi sangat jelek tidak terkecuali Su Su.

Su Su sepertinya tidak memperhatikan ular berbisa di belakangnya. Dia menindih bahu pemuda itu dan kilauan senyum makin mengembang di mata ungunya. Kemudian dalam tatapan acuh tak acuh Tan Tai Jin tanpa peringatan apa pun, Su Su memegang kedua pipi Tan Tai Jin dan menundukkan kepalanya. Ketika dia merasakan sentuhan lembut di wajahnya, Tan Tai Jin tidak ada waktu untuk mengenali nama ekspresi dirinya.

Ular kecil yang ada di belakang Su Su mendadak diam. Tidak lagi dikendalikan tiba-tiba ular itu jatuh dengan sendirinya dari ranting pohon. Tidak mengerti mengapa ular itu berhibernasi atau apa dia merayap masuk ke dalam gua.

Su Su berbaring di dada Tan Tai Jin dan tiba-tiba tertawa. Dia tertawa renyah dan jelas membuat hutan bambu tampak menghangat di malam musim dingin di awal bulan. Wajah Tai Jin sangat jelek. Niat membunuh berkecamuk di matanya ketika tiba-tiba dia memeluk lehernya dengan erat dan meringkuk di pelukannya.

"Tidak masalah jika kamu lemah. Aku akan melindungimu di masa depan."

"Enyahlah!" dia memutar tangannya dan meremas bagian belakang leher Su Su ingin mencekiknya sampai mati. Mata ungu gadis itu bersinar terang. Itu jelas merupakan warna iblis namun itu tidak membuatnya terlihat jahat malah lebih indah. Dagu Su Su bersandar di bahu Tan Tai Jin dan dia malah terlihat mempesona. Suaranya lembut dan pelan dan mendengarnya di malam musim dingin yang sepi seseorang bahkan bisa mendengarnya dengan sedikit rasa malu. 

"Aku tidak akan pergi. Aku menyukaimu,"

"Diam!" Tan Tai Jin hampir menekan bibirnya menjadi garis lurus. Dia menggenggam tangannya dengan kuat mencoba mendorong tubuh Su Su. Dia tidak pernah memiliki begitu banyak kata untuk mengutuk seseorang di dalam hatinya. Cabul dan tidak tahu malu! Pikiran kotor! Penuh nafsu dan kotor. Dia sama kotornya dengan Iblis Rubah!

Hanya setetes darah membuatnya seperti ini.

Leher Su Su hampir dipatahkan oleh kekuatannya. Dia enggan mengangkat kepalanya dan sedikit tak berdaya. Tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Keduanya kini tertutup lumpur rawa. 

Dia meletakkan tangannya di dada Tan Tai Jin, sedikit terengah-engah dan mengeluh, "Hei, kau mencekikku lagi, aku benar-benar akan mati."

Tangan di lehernya berhenti dan dia melihat seringai di sudut mulut Tan Tai Jin. Su Su dengan lembut meletakan tangannya di wajah Tan Tai Jin. Tempat dimana dia menciumnya. "Tan Tai Jin jangan menyukai Ye Bing Chang lagi tapi sukai aku,"

Dia tertawa dan merasa sedikit malu tetapi gadis kecil itu mengumpulkan keberanian dan tersipu dan berkata, "Dia tidak mencintaimu. Dia itu istri orang lain. Aku akan sangat mencintaimu. Di masa depan aku tidak akan membiarkan orang menggertakmu dan akan memberimu banyak anak. Bagaimana?"

Saat berikutnya pemuda itu mengangkat tubuh Su Su. Bibirnya pucat, tidak tahu apakah dia marah atau benci."Kamu bermimpi!"

Su Su menggosok sikunya yang sakit. Dia meletakan tangannya di dada dan merasa bahwa cinta yang tiba-tiba ini terlalu berlebihan dan dia tidak bisa menahannya. Dia sepertinya tidak pernah menyukai orang seperti ini sebelumnya, seperti ngengat masuk ke dalam api dan ingin mendekatinya. 

Namun sebelum dia lebih jauh beberapa anak panah es jatuh di kakinya. Naluri Su Su akan bahaya masih ada. Dengan cepat dia mundur dan jatuh ke salju hanya untuk melihat beberapa bayangan berpakaian hitam muncul satu demi satu di hutan bambu. 

Mereka berlutut di depan Tan Tai Jin, "Yang Mulia, kami terlambat."

Pemimpin mereka melirik Su Su dan bertanya, "Apakah kita perlu membunuhnya?"

Tan Tai Jin menatap Su Su dengan dingin. Pandangan gadis itu kosong  menatapnya dengan sedikit keluhan. Dengan marah di dalam hatinya dia berkata, "Bawa dia!"

Pria berpakaian hitam itu terkejut, "Yang Mulia?" 

Mereka akan kembali ke Kerajaan Zhou jadi bagaimana mereka bisa membawa seorang gadis asing pergi bersama mereka. Tan Tai Jin dengan dingin melengkungkan bibirnya dan berkata, "Dia adalah satu-satunya anak sah Ye Xiao. Bawalah dia jika perlu bunuh dia untuk menakuti Ye Xiao."

"Yang Mulia bijaksana."

Dua tinju sulit mengalahkan empat tangan. Kelompok pria berpakaian hitam ini memiliki keterampilan seni bela diri yang tinggi dan Su Su dengan cepat diikat. Darah Iblis Rubah menghilang, ungu muda di matanya sedikit memudar dan akhirnya dia pingsan. Ketika  kelompok pria berbaju hitan menghilang dari hutan, iblis rubah kuning melangkah keluar.

Ia menjilat cakarnya dan berkata, "Ini sangat menarik."

Tetesan esensi dan darahnya akan membuat orang benar-benar percaya bahwa orang di depannya adalah orang yang dia cintai. Itu juga memiliki efek tidak bermoral. Namun, gadis itu ternyata hanya mencium Tan Tai Jin dan dia mengaku dengan gembira bahwa Su Su ingin melindungi Tan Tai Jin. Meksi itu hanya ilusi yang sementara, cinta sederhana dan ganas seharusnya bisa menyentuh hati siapa saja. Sayang sekali dia menghadapi pemuda berbaju hitam.

***

Ye Bing Chang melihat Xiao Lin jatuh di halaman, buru-buru berlari dan berkata, "Yang Mulia, ada apa denganmu?"

Xiao Lin membuka matanya. Ada sedikit suara di udara dan Xiao Lin mengangkat tangannya untuk melindungi Ye Bing Chang di belakangnya. Saat berikutnya, Yu Qing jatuh dari udara. Yu Qing terbanting dengan keras dan terbangun kesakitan. 

Dia berkata, "Pinggangku!"

Ye Bing Chang terkejut ketika dia melihatnya jatuh dari udara. Dengan lembut dia menarik pakaian Xiao Lin. Dia bertanya dengan gelisah, "Yang Mulia. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Xiao Lin berkata dengan rasa bersalah, "Aku baru saja menyelesaikan sebuah masalah setelah menghadiri sidang. Maaf telah membuatmua khawatir,"

Ye Bing Chang tersenyum lembut, "Kepala penjaga memberitahuku. Selama Yang Mulia aman aku baik-baik saja," 

Dia memandang Yu Qing, "Ini?"

Xiao Lin tidak menyembunyikannya darinya, "Adik Seperguruanku, Yu Qing."

Yu Qing mencoba mengatur wajahnya yang kesakitan. Dia melihat Ye Bing Chang dan membuka kipas lipatnya dan kembali ke penampilan tuan muda yang elegan. Keduanya saling memberi salam.

"Yu Qing, kau pergilah ke lobi dan tunggu aku." Xiao Lin berkata.

Yu Qing tahu bahwa Xiao Lin ingin mengatakan sesuatu. Istri Kakak Seperguruannya sangat lembut. Sebelumnya kejadian dengan iblis mimpi buruk sangat menakutkan untuknya. Dia mengira Xiao Lin tidak ingin membuatnya takut jadi dia berencana untuk mendiskusikan IBlis Rubah berekor tujuh dengannya secara pribadi.

Begitu Yu Qing pergi, Xiao Lin berkata kepada Ye Bing Chang, "Ayo."

Xiao Lin meraih tangan Bing Chang dan membawanya duduk di paviliun. Langit berubah menjadi biru tua dan lentera di kediaman masih menyala. Xiao Lin mengeluarkan kotak brokat dari tangannya dan berkata dengan lembut, "Buka dan lihatlah."

Ye Bing Chang membukanya dan seekor burung kayu kecil yang lucu melompat keluar dari kotak brokat. Untuk mengejutkannya burung kayu kecil itu mengepakkan sayapnya dan terbang. Dia bernyanyi ketika terbang.

Ye Bing Chang tercengang dan menatap Xiao Lin dengan heran. Penampilan dan temperamen Xiao Lin seperti abadi, sangat sulit untuk membayangkan bahwa dia akan memiliki pikiran seperti itu, khususnya untuk menyenangkannya. 

Xiao Lin terbatuk dan berkata, "Beberapa hari yang lalu aku melihat Adik Kesembilan dengan benda ini. Dia mengatakan bahwa gadis-gadis menyukainya. Jadi aku juga ingin mencarinya. Apakah kamu menyukainya?" 

Ye Bing Shang tersenyum dan mengangguk.

Xiao Lin berkata, "Maaf, aku jarang menemanimu sejak kita menikah."

"Aku mengerti kekhawatiran Yang Mulia," Ye Bing Shang berbisik, "Aku tidak perlu apa-apa dan selama aku bisa bersamamu selamanya."

Dia menikah dengan suami yang memiliki keterampilan literasi dan militer jadi tentu saja tidak mungkin terjebak di harem sepanjang hari. Selain itu, harem Xiao Lin tidak memiliki pelayan di kamar atau selir lain jadi banyak yang iri kepada Ye Bing Chang.

"Shang'er," setelah ragu-ragu sejenak, Xiao Lin berkata, "Jangan sering bepergian keluar sekarnag ini. Jika kamu ingin keluar biarkan penjaga rahasia menemanimu."

"Apa yang terjadi?"

"Kaisar Zhou telah meninggal. Yang ada di tahta saat ini adalah Pangeran Ketiga Zhou."

Mata Ye Bing Chang sedikit melebar.

Xiao Lin berkata, "Kaisar baru itu ambisius dan dia telah menempatkan pasukan di perbatasan. Aku khawatir akan ada perang tidak lama lagi."

***

Yu Qing minum seteguk teh dan berkata, "Akhirnya kau menemukan waktu untuk datang dan menemaniku, Pria Kesepian. Jika kau tidak datang juga aku merasa disia-siakan,"

"Maaf aku sudah membuatmu lama menunggu."

"Tidak apa-apa. Jangan bilang begitu. Apakah istrimu sudah tidur?"

Xiao Lin mengangguk. Yu Qing memandang Xiao Lin dan berkata sambil menyeringai, "Kamu tidak sekaku ini dan membosankan di tempat tidur kan?"

Xiao Lin tersenyum di sudut mulutnya dan meliriknya. Yu Qing mengangkat tangannya, "Baiklah. Baiklah. Aku tidak akan berbicara omong kosong lagi. Ngomong-ngomong bukanah kita ada di rawa? Bagaimana bisa kita kembali ke rumahmu? Aku hampir berpikir bahwa aku akan mati di sana hari ini,"

"Bukankah kau yang membawa kita kembali?" Xiao Lin bertanya.

"Bagaimana aku bisa melakukan itu!"

Sudah jelas begitu berari siapa yang membawa mereka. Yu Qing berkata, "Mengapa Nona Ye Ketiga hilang?"

Xiao Lin menggelengkan kepalanya wajahnya serius. 

Yu Qing, "Mungkinkah dia melarikan diri? Karena dia memiliki kemampuan untuk mengirim kami pergi, dia pasti telah pergi juga."

Xiao Lin masih khawatir dan meminta orang untuk diam-diam mencari tahu apakah Nona Ye Ketiga sudah kembali ke rumah.

"Bagaimana dengan rubah berekor tujuh? Aku katakan dulu, aku tidak bisa menghadapinya. Siapa pun yang ingin mencobanya, silakan. A tidak akan pernah pergi lagi!"

"Tentu saja aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi." 

Xiao Lin berkata, "Sekarang hanya ada satu orang yang bisa melawan Iblis Rubah. Adik, aku harus merepotkanmu untuk pergi mencari Paman Seperguruan Ji."

Yu Qing meratakan giginya dan berkata, "Tetua Ji sekarang sudah kembali ke kampung halamannya dan hidup tersembunyi. Di mana aku bisa menemukannya?" 

Xiao Lin menyesap teh dan tersenyum lembut."Tapi bukankah Adik Seperguruan Rong menyukaimu? Dia selalu bisa menuntunmu untuk menemukan ayahnya."

Yu Qing terkekeh, "Aku tidak akan pergi bertemu gadis judes itu lagi." Setelah akhirnya berhasil lolos dan berlari ke ibu kota kerajaan untuk menjadi tamu kehormatan untuk saingannya pangeran kerajaan. Begitu bergengisnya aku sekarang. Aku tidak ingin berlari ke gunung dengan gadis liar untuk menangkap burung pegar. 

Xiao Lin mengangkat alisnya dan tidak lagi memaksanya.

Adik Seperguruan Rong bisa menyembuhkan tingkah buruk Adik Seperguruannya dengan sekali pukulan. Jika dua kali tidak cukup maka beberapa lagi akan bisa. 

Yu Qing berkata, "Apakah benar-benar akan terjadi perang?"

Xiao Lin mengangguk, "Kaisar baru Negara Zhou  punya nyali. Tapi bukankah Tan Tai Jin masih disandera negara kita? Apakah Kaisar baru tidak takut kita akan membunuh saudaranya?"

"Keluarga kerajaan selalu kejam," Xiao Lin berkata.

"Memang benar. Aku dengar bahwa hampir seluruh pangeran dan putri Kerajaan Zhou semuanya dibunuh oleh kaisar baru."

"Ayah Kaisar telah mengirim seseorang untuk menangkap pangeran sandera hari ini."

Yu Qing memiringkan kakinya mengingat pemuda yang hampir merangkak di antara kaki Raja Zhao dan berkata, "Pria ini sangat menyedihkan dan tidak memiliki kemampuan. Raja Zhao sangat membencinya dan mungkin akan memenggal kepalanya sediri suatu saat nanti."

"Tidak, ayah tidak menemukannya," Xiao Lin berkata dengan sungguh-sungguh, "Adik, jangan pernah meremehkan musuh. Tan Tai Jin adalah orang yang kejam."

"Maksudmu, dia kabur duluan!" ekspresi Yu Qing tampak aneh seperti habis melihat hantu. Berita dari Kerajaan Zhou baru saja tiba hari ini tetapi mata-mata Tan Tai Jin bahkan lebih cepat dari mereka. 

Xiao Lin mengangguk. Dia ingin berbicara dengan Su Su hari ini tetapi saya tidak menyangka akan terlambat. Bagaimana perasaannya jika dia mengetahui hal ini.

"Bisakah dia meninggalkan Kerajaan Xia?Dari mana Pangeran Sandera yang dibesarkan di Istana Dingin memperoleh kekuatan?" 

Xiao Lin berkata, "Aku juga tidak tahu." Itulah hal mengerikan tentangnya.

***

Malam di musim dingin angin yang melintasi ferry sangat kencang. Su Su diikat dan ketika dia bangun dia hanya bisa melihat kegelapan dan orang di sebelahnya segera mendorongnya. "Tetap diam!"itu adalah suara seorang wanita.

Su Su mengingat apa yang terjadi setelah darah Iblis Rubah memasuki tubuhnya dan dia merasa agak putus asa. Dia menggertakkan giginya. Rubah berekor tujuh sialan! 

Dia benar-benar mengaku pada Tantai Jin dan menciumnya! Sekarang dia mengingat perasaan antusias menyukai Tan Tai Jin pada saat itu. Dia benar-benar kotor bukan? Yang lebih serius adalah dia sekarang diikat dan matanya juga ditutup jadi dia tidak tahu berada di mana sekarang. 

Su Su mendengar angin dan merasa bahwa mereka berada di lubang angin sekarang. Wanita itu mendorongnya ke depan. Setelah berjalan tidak seberapa jauh seluruh kelompok itu berhenti. Orang-orang di sekelilingnya dan berlutut dengan bunyi gedebuk dan berteriak dengan penuh semangat, "Yang Mulia!"

Su Su tidak tahu siapa yang menendangnya tetapi dia dipaksa berlutut. Dia tetap tenang. Meskipun dia tidak tahu apa yang terjadi namun jelas bahwa situasinya sangat buruk sekarang. Su Su berusaha mengurangi kehadirannya. Langkah kaki yang familier menginjak salju dan seseorang berkata, "Yang Mulia, Nyonya sedang menunggu Anda."

Tidak lama kemudian sebuah suara wanita memanggil, "Yang Mulia!"

Dia sepertinya berjalan melawan angin karena suaranya terdengar menyebar."Kamu telah menderita selama bertahun-tahun."

Tan Tai Jin berkata, "Bukan apa-apa."

Wanita itu memandang Su Su yang ditutup matanya, "Dia adalah ..."

Su Su mendengar suara acuh tak acuh Tan Tai Jin, "Dia putri sah Ye Xiao,"

Wanita itu bergumam, "Ternyata itu putri pencuri tua itu. Ini adalah hadiah yang luar biasa,"

Dia segera teringat sesuatu dan wanita itu berkata dengan tidak yakin, "Saya mendengar bahwa Yang Mulia tampaknya menikah dengan Nona Ye Ketiga."

Jika dia benar-benar membawa Su Su kembali ke Kerajaan Zhou dia pasti tidak akan bisa selamat dan kematiannya tidak bisa dihindari tidak peduli berada di tangan siapa. "Selama dia mati dengan kematian yang layak," kata Tan Tai Jin.

Su su tidak bisa melihat ekspresinya. Dia merasa suaranya lebih dingin dari pada angin di malam musim dingin. Dia menghela nafas. Untungnya perasaan yang disebabkan oleh darah Iblis Rubah hanya sementara. Jika dia benar-benar menyukainya, dia tidak akan tahu betapa menyedihkannya itu. 

Dia masih tenang menganalisis situasinya. 

Begitu banyak orang dengan hormat meneriakkan Yang Mulia Tan Tai Jin. Mereka pasti bukan orang Kekaisaran Xia, Mungkinkah... Mereka orang Kerajaan Zhou? 

Apa yang ingin dilakukan orang-orang Kerajaan Zhou? Segera Su Su dibawa ke kapal. Hatinya tenggelam dan dia mengerti. 

Aku takut Tan Tai Jin akan kembali ke Kerajaan Zhou. Jika dia kembali, aku, sebagai putri dari Jendral Besar negara musuh tidak akan bisa pergi! Juga siapa suara wanita yang tegas itu?

"Yang Mulia, di mana sebaiknya kita mengurung Nona Ye Ketiga?"

Tan Tai Jin berhenti dan kembali menatap Su Su. Kulit pipi gadis itu berwarna putih porselen dan pita hitam di matanya memberinya aura kelembutan. Bibirnya kemerahan dan dia tidak terlihat ketakutan. Semua hal yang ada pada dirinya mengganggu Tan Tai Jin. Dia duduk di kursi dan menatapnya dengan dingin selama beberapa detik. 

Bawahannya melihat Tan Tai Jin tidak berbicara untuk sementara waktu dan bertanya lagi, "Yang Mulia, Nona Ketiga ..."

"Terserah," dia berbicara dengan bosan, "Mengapa kau bertanya padaku,"

Menyadari bahwa kapalnya akan pergi sebelum ditarik Su Su berkata, "Tan Tai Jin, jangan menganggap serius apa yang aku katakan sebelumnya. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi denganku."

Ekspresinya tampak dingin dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak mendengar jawaban, Su Su berkata dalam hatinya. Aku pasti terlalu banyak berpikir. Tahu kalau Iblis Rubah pandai memikat pikiran seharusnya dia tidak mempedulikannya.

Ketika Su Su melewati ambang pintu Tan Tai Jin tiba-tiba berkata dengan suara dingin, "Lemparkan dia ke gudang. Gudang yang paling kotor, paling dingin, dan paling bau."

Susu : ...

***

 

BAB 23

Sebelum Su Su dilemparkan ke gudang, dua lembar kertas jimat terakhir, kantong berisi paku pelumpuh jiwa dan bahkan lonceng di pinggangnya semuanya ditemukan. Kapal ini adalah kendaraan Tan Tai Jin untuk kembali ke Zhou. Jadi meski pun tempat terkotor maka tidak akan terlalu kotor. Namundi sini memang dingin. 

Angin dingin malam musim dingin bertiup seperti jarum menembus tulang. Su Su tidak bisa menyingkirkan kain hitam di matanya jadi dia bergerak dan berjongkok di belakang beberapa tong kayu untuk menghalangi angin dingin. Perahu sudah mengatur layarnya. Gudangnya jauh dari lantai dek atas dan didengar dari suara ombak maka sangat berangin malam ini. Su Su menggigil dan merasa sangat kedinginan. Tan Tai Jin melemparkannya ke sini tentu saja dia tidak peduli dengan hidup atau matinya.

Mengkonfirmasi bahwa tidak ada orang di sekitar Su Su tertawa. "Api besar, bakar!"

Potongan terakhir kertas jimat melayang keluar dari lehernya. Untungnya tidak ada yang mencarinya sampai ke sini. Api menyala di sekitar, dan langsung menghangat. Bola api mengelilingi Su Su, terbang mengelilinginya beberapa kali dan akhirnya membakar tali yang mengikat tangan dan kakinya. Su Su menghela napas lega. Ini adalah keuntungan dari mempersiapkan lebih banyak sebelum pergi keluar. Lebih baik mengandalkan diri sendiri dari pada  langit dan bumi

Dia menempatkan tangannya yang beku ke dekat api dan segera jari-jarinya menjadi fleksibel dan lembut. Su Su menghela nafas lega dan berdiri untuk menepuk-nepuk lumpur di tubuhnya. Sudah pasti dia tidak mungkin pergi ke Kerajaan Zhou dengan Tan Tai Jin. Tetapi dengan memanfaatkan waktu ini adalah kesempatan yang baik untuk pergi ke gurun. Tidak nyaman bepergian dengan identitas sebagai Nona Ye Ketiga. Jadi aku anggap sekarang ini adalah kesempatan bagus.S

Su Su bermaksud pergi keluar untuk menyelidiki dan mencari kesempatan untuk turun dari perahu. Tidak diduga sebuah langkah kaki berjalan ke arah pintu dari luar ketika dia hendak membuka pintu. Su Su segera kembali ke tempat semula, menutup mata kain hitam itu, mengikat dirinya dengan tali tetapi tidak mengikat simpulnya lagi. Dengan gerakan jarinya, api yang mengelilinginya padam. 

Seseorang mendorong pintu dan masuk. Langkah kakinya sangat ringan, bercampur dengan suara angin dan salju di luar dan akhirnya berhenti di sampingnya. Terdengar helaan napas pelan. "Apakah kamu lapar? Makanlah sesuatu,"Su Su mendengar bahwa itu adalah suara "Nyonya".

Wanita itu meletakkan kotak makanan dan menyerahkan makanan ke bibir Su Su. Su Su bertanya, "Siapa kamu?"

Wanita itu berkata, "Jangan khawatir aku tidak akan menyakitimu untuk saat ini. Kau masih berguna bagi Yang Mulia. Aku tidak akan membiarkanmu mati sebelum tiba di Kerajaan Zhou."

"Apa yang terjadi dengan Kerajaan Zhou?"

Wanita itu berhenti, "Aku tidak bisa memberitahumu hal ini."

Angin dingin masuk dan wanita itu memperbaiki mantel bulu rubahnya. Su Su merasa bahwa dia sedang diobservasi.

"Saya mendengar bahwa Yang Mulia memiliki orang yang dia sukai di Kekaisaran Xia dan dia adalah seorang gadis yang baik hati, yang sering memberinya banyak bantuan. Bukankah orang itu adalah Nona Ye Ketiga?"

Su Su berpikir tentang dirinya sendiri. Tentunya bukan aku. Pemilik tubuh aslinya tidak pernah memperlakukan Tan Tai Jin dengan baik. Orang di depannya sangat mempedulikan Tan Tai Jin dan sangat mengenalnya.

Melihat Su Su tidak berbicara wanita itu menatap dengan tegas, "Meskipun kau adalah istri Yang Mulia, kau menghina dan menginjak-injak Yang Mulia. Bahkan jika kau bukan putri Ye Xiao, kau tidak dapat menghindari kematian."

"Apakah kamu mengancamku atas ketidakadilan untuknya?" Su Su berkata, "Aku sangat kejam jadi tentu saja aku tidak bisa dibandingkan dengan Yang Mulia tercintamu. Jika Anda ingin melihat aku menyesalinya, kemungkinan besar itu tidak mungkin terjadi. Jika Nyonya tidak mau memberi tahu saya situasi Kekaisaran Xia dan Kerajaan Zhou, Nyonya, silakan kembali."

Su Su tersenyum, "Aku tidak punya selera untuk makan. Seperti yang Nyonya lihat aku sangat kotor dan gudang ini sangat dingin. Jika Nyonya benar-benar mengasihani aku dan tidak ingin aku mati mengapa Nyonya tidak mengambilkan beberapa pakaian tebal."

Melihat dia sangat keras kepala wanita itu berkata dengan tidak senang, "Sudah kuduga kau memang putri dari si tua Ye Xiao! Karena Yang Mulia membiarkanmu tinggal di sini, kau harus menebus dosa-dosamu." Dia bangkit dan pergi.

Setelah dia pergi Su Su membuang tali dan kain hitam. Di lantai ada beberapa makanan di kotak yang terlihat cukup menggoda selera. Meskipun Su Su lapar dia tidak berani memakan apa yang wanita itu bawakan.

Sayang sekali, saya tidak melihat siapa "Nyonya" ini.

Su Su menutupi perutnya dan meratakan mulutnya. Untuk apa dia datang ke sini? Apakah untuk melihat seberapa kejam wanita yang dipaksa untuk dia nikahi di Kerajaan Xia Besar atau hanya untuk menertawakanku?  Apa pun alasannya Su Su tidak terima.

Dia memanjat dengan pelan keluar gudang, membungkuk dan mengamati situasi. Su Su sangat berhati-hati saat bertindak. Dia dapat melihat bahwa meskipun orang Tan Tai Jin tidak begitu banyak tidak banyak mereka memiliki keterampilan seni bela diri yang tinggi dan dapat melawan sepuluh orang sekaligus. Bahkan pelayan kecil yang kelihatannya melangkah dengan ringan mampu melakukan seni bela diri. 

Su Su tidak berani pergi ke lantai atas jadi dia hanya bisa kembali dan berpatroli di lantai tengah. Dia sangat lapar jadi dia mengikuti seorang pelayan wanita ke dapur dan bersembunyi sebentar. Ketika orang-orang di kapal tertidur Su Su mencari sesuatu yang bisa dimakan. Su Su membawa lilin dari dapur membungkusnya dengan kain minyak, menyimpannya untuk berjaga-jaga. Kutukan api sucinya telah hilang jadi lilin ini bisa digunakan nanti. Su Su ingin mencari senjata tetapi orang-orang Tan Tai Jin tidak akan meninggalkan barang-barang ini sembarangan. Dia hanya bisa kembali dan pergi ke buritan untuk mengawasi.

Di selat sungai yang lebar kapal ini berlayar di tengahnya. Jauh di tengah salju tebalyang menutupi kedua tepian. Su Su menghitung jaraknya dan dengan sedih menemukan bahwa sejak dia tidak dapat terbang dengan pedang jadi dia tidak bisa melewatinya. Jika dia bmemilih untuk berenang dia akan mati beku di air sebelum mencapai daratan. 

Bagaimana aku bisa melarikan diri sekarang? Ini semua salah iblis rubah berekor tujuh! Aku tidak tahu bahwa Iblis Rubah akan mencari Kakak Kedua begitu dia kembali. Menangkap iblis ini sekarang seperti mencoba mencari peruntungan untuk mendapat hasil yang lebih buruk lagi.

Su Su tidak bisa terbang atau berenang. Jadi dia hanya bisa kembali ke gudang. Hampir fajar. Akan buruk  jika seseorang menemukannya tidak ada di tempat. Dia meringkuk di sudut dengan putus asa. Dia tidak punya pilihan selain menunggu perahu menyeberangi teluk. Ketika perauhu itu paling dekat dengan pantai dia akan mencoba menyelam untuk melarikan diri.

***

Wanita itu berjalan perlahan, mencium bau darah di udara, dia mengerutkan kening, "Ada apa?"

"Nyonya, hamba memberikan pakaian kepada Yang Mulia di pagi hari," Pelayan itu tampak ngeri, "Tapi aku melihat Yang Mulia. Dia ..."Dia tidak berani melanjutkan.

"Nyonya" berkata, "Kau bisa pergi,"

Pelayan itu memberi hormat dan berjalan tersandung karena ketakutan.

Nyonya ragu-ragu sejenak, membuka pintu dan melihat Tan Tai Jin duduk bersila. Ada sebuah kandang besar di depannya, di dalamnya ada Iblis Serigala besar. Iblis Serigala dirantai, tidak bisa bergerak dan melolong dengan depresi. Langit di luar berwarna abu-abu pucat dan permukaan air diselimuti kabut tipis. Pemuda dengan rambut hitam dan berbibir merah muda itu mengulurkan tangannya dan mengeluarkan inti dalam Iblis Serigala. Iblis Serigala itu berkedut beberapa kali sebelum dia berhenti bernapas.

Tan Tai Jin menelan intinya tanpa mengangkat kepalanya dan menyeka tangannya dengan saputangan, "Kamu di sini. Jangan sungkan untuk duduk," Jari-jarinya dingin dan ramping dengan persendian yang jelas. Darahnya terhapus sedikit demi sedikit dan ujung jarinya makin memucat.

Di depannya ada beberapa kandang besi seperti itu. Bahkan ada kerangka dengan darah yang tulangnya sudah menjadi dingin. Meski pun dia telah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya, Nyonya masih merasa jijik dan mual. Tan Tai Jin membuka tangannya, gumpalan Qi hitam berkumpul di telapak tangannya. Cahaya terang muncul di matanya tetapi dalam sekejap, Qi hitam itu menghilang. Senyum di matanya menghilang dan menjadi dingin.

"Itu masih belum cukup."

Nyonya melihat mayat Iblis Serigala dan tidak bisa menahan diri memberi saran, "Yang Mulia, karena cara ini tidak berhasil bagaimana jika kau menggunakan cara lain,"

"Cara lain?" Tan Tai Jin perlahan mengunyah kata-kata itu dan berkata, "Aku tidak bisa berlatih seni bela diri. Tulang bawaanku sangat lemah dan paru-paruku terluka saat lahir. Aku tidak tahu berapa tahun aku bisa hidup. Bibi Lan An, bisakah kau memikirkan cara lainnya?"

Selesai berkata-kata dia menutupi setengah wajahnya dan tertawa. "Lihat dirimu. Mengapa ekspresimu jelek begitu? Bibi Lan An, apakah kamu juga takut padaku?Berpikir bahwa cara ini tidak bermoral?"

Wajah lembut wanita itu menjadi pucat seperti ketika dia "menelantarkan" Tan Tai Jin saat itu. Lan An dengan cepat berkata, "Yang Mulia, Lan An tentu saja tidak takut padamu. Apa pun yang akan kau lakukan, aku pasti akan membantumu."

"Selama Yang Mulia membutuhkannya bukan hanya beberapa iblis jahat bahkan iblis yang hebat pun akan dicarikan oleh Pasukan Bayangan Malam  untuk Yang Mulia."

Tantai Jin mengangguk puas.

"Tentu saja aku percaya Bibi Lan An. Kau telah membuktikan kesetiaanmu. Tentu saja aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Kau tidak perlu mengasihani mereka," dia berkata, "Segala sesuatu di dunia ini sama kotornya. Iblis yang tidak memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri akan menjadi seperti ini cepat atau lambat. Aku hanya mengirim mereka lebih cepat."

"Yang Mulia benar."

Tantai Jin menatap tangannya, "Tentu saja. Aku sama kotornya dengan mereka. Aku telah menyerap banyak inti dalam iblis. Sangat kotor."

Lan An merasa menderita dan sedih di dalam hatinya. Selama bertahun-tahun dia sering mempertanyakan keputusannya di  masa lalu. Namun begitu kau memulai sesuatu tidak ada jalan kembali. Sejak dia memutuskan untuk membesarkan iblis, dia benar-brnar tidak bisa melihatnya mati. Hidupnya milik Permaisuri Rou Fei. Jika permaisuri ingin dia hidup, Lan An pasti akan melakukannya. 

Sebenarnya tabib kekaisaran mengatakan bahwa Pangeran Kecil tidak akan hidup sampai sepuluh tahun. Namun dia bisa mencapai usia ini mengandalkan inti dalam iblis. Meski pun in jalan yang salah dia tetap harus melakukannya. Lan An hanya bisa berharap bahwa Tan Tai Jin akan lebih kuat. Meski pun dia berdarah dingin, kejam atau egois, dia harus tetap hidup. 

Lan An menatap wajah tampan Tantai Jin dan tiba-tiba berkata, "Perahu ini sudah berlayar selama dua hari dan sekarang adalah hari ketiga. Saya mendengar bahwa ketika Yang Mulia berada di Kerajaan Great Xia, Anda tidak rukun dengan Nona Ye Ketiga."

Tindakan menyeka jari Tan Tai Jin berhenti, "Apa yang ingin kamu katakan?"

"Lan An ingin mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan Nona Ye Ketiga pada Yang Mulia dalam beberapa tahun ini sudah cukup untuk membuat Yang Mulia memotongnya kecil-kecil. Namun Yang Mulia menahannya selama dua hari. Anda melemparkannya ke gudang dan tidak melakukan apa-apa."

Udara jatuh ke dalam keheningan yang aneh. Tan Tai Jin berkata, "Ini konyol. Lan An, kau tidak berpikir aku memiliki perasaan padanya kan?"

Lan An tidak berbicara. Meskipun ini terdengar konyol tetapi Lan An tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia telah membesarkan anak laki-laki di depannya dan merupakan orang yang paling mengenalnya di dunia. Dia melihatnya dengan sepasang pupil gelap dan bertanya padanya dengan bingung, "Apa itu hidup dan apa itu kematian? Jika ada reinkarnasi, kematian adalah kehidupan."

"Aku hanya mengirim mereka untuk bisa dilahirkan kembali. Bibi Lan An, mengapa kamu menangis?" Tan Tai Jin terlahir kejam namun juga tidak menyadarinya. 

Ketika masih kecil dia menangkap kupu-kupu dan mengencangkan tangannya sedikit untuk melihat sayapnya hancur tetapi Tan Tai Jin tidak membunuh kupu-kupu yang mencemari makanannya. Akhirnya, kupu-kupu itu kehilangan sayapnya dan sekarat karena basah kuyup dan perlahan-lahan kehilangan napas. Ketika Lan An masuk, bocah itu menggigit makanan yang terkontaminasi dan menunjuk kupu-kupu dengan polos dan patuh dan berkata, "Lihat, aku belajar untuk memaafkan."

Tapi apakah itu pengampunan? Tidak itu bahkan lebih parah dan kejam. Lan An tidak tahu berapa kali dia mengatakan kepadanya bahwa dia tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak benar dan melakukan hal tersebut akan dianggap monster. Dia terlihat termenung  dan perlahan mempelajari cara yang lebih cerdas dan munafik untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. 

Ketika Lan An melihat Su Su dua hari yang lalu dia berpikir bahwa Su Su akan berakhir seperti kupu-kupu itu dan menghilang dari dunia dengan cara yang menyakitkan suatu malam. Namun gadis itu masih hidup dan sehat. 

Lan An : ...

Ketika dia pergi ke gudang pagi-pagi sekali dan melihat Nona Ye Ketiga meringkuk di sudut, memeluk dirinya sendiri dengan lengannya, wajahnya kotor, dan dia tidur nyenyak. Perahu berlayar selama dua hari penuh dan hampir keluar dari perbatasan Kekaisaran Xia tetapi Tan Tai Jin tidak membunuhnya atau mempermalukannya. Dia telah menangkap kupu-kupu namun hanya meletakannya dan bahkan tidak berani menyentuh sayapnya. 

Penampilan Ye Xi Wu membuat kekejamannya terhenti. Bagaimana pun bagi Lan An ini bukan kabar baik. Sejak Kaisar Zhou kolaps apa yang menunggu Tan Tai Jin adalah pembunuhan tanpa akhir jadi dia seharusnya tidak memiliki perasaan saat ini. 

Tan Tai Jin mengerutkan kening dan berkata, "Aku sangat benci memikirkanmu."

Dia menekan dadanya, jantungnya ada di bawah telapak tangannya, berdetak tidak tergesa-gesa, detak demi detak, dingin dan kejam. Mengapa Lan An memiliki spekulasi konyol seperti itu? Benar-benar bodoh.

"Besok kapal akan melewati Jiayu Pass," dia tersenyum, "Aku akan menunjukkanmu suatu pertunjukan yang bagus."

Aku akan membuktikan kepadmu bahwa aku tidak menyukainya.

***

 

BAB 24  

Mengenai perkataan Tan Tai Jin, Lan An tidak bisa berhenti memikirkannya lebih jauh.

Dia kembali ke kamar dengan berat hati. Meskipun dia sudah siap secara mental, dia masih merasakan ketidakberdayaan ketika dia melihat Tan Tai Jin melahap inti dalam iblis. Pembantu itu datang dan memijat pelipisnya, "Nyonya, apakah Anda merasa sakit lagi?"

Lan An diam-diam berkata, "Belakangan ini aku memikirkan Yue Kong Yi,"

Pembantu itu tercengang dan tidak berani menjawab. Dia adalah orang kepercayaan Lan An dan dia telah bersama Lan An selama lebih dari sepuluh tahun. Dia telah menyaksikan Jing Lan An berubah dari seorang pelayan istana menjadi istri pemimpin klan Yiyue. 

Tan Tai Jin dikirim ke Kekaisaran Xia sebagai Pangeran Sandera dari Kerajaan Zhou yang dikalahkan. Lan An tahu bahwa jika ini masalah seperti yang terlihat maka Yang Mulia tidak akan selamat. Di seolah-olah memutuskan hubungannya dengan Tan Tai Jin, tidak lagi peduli padanya, dan mengajukan kepada Kaisar Zhou untuk membiarkannya keluar dari istana. 

Setelah perjalanan yang menyedihkan dan sulit dia tiba di wilayahkekuasaan klan Yiyue. Lan An masih muda dan cantik pada saat itu. Dia pandai dan mengerti mengjahit. Dia mengajarkan orang-orang Yiyue untuk menenun, memelihara ulat sutra dan mengawetkan makanan. Kemudian berhasil menikahi pemimpin klan Yiyue, Yue Kong Yi. Yue Kong Yi sangat mencintai Lan An. Setelah menikah kedua suami istri hidup dengan harmonis.

Sayang sekali 

Pelayan itu menundukkan kepalanya. Nyonya Lan An membunuh suaminya dan mengambil alih kekuasaan klan Yiyue. Selama bertahun-tahun, penguasa klan Yiyue telah berubah dari Yue Kong Yi menjadi Jing Lan An. Suku Yiyue ahli dalam racun dan racun untuk ilmu hitam, mereka pemberani dan pandai berperang. Jing Lan An diam-diam membuka perdagangan, melatih tentara dan Pasukan Bayangan Malam. 

Hanya sedikit orang yang tahu kesetiaan Jing Lan An pada Permaisuri Rou yang telah menyelamatkannya dari lubang kesengsaraan. Wanita itu memberinya tempat berlindung  dan mengajarinya banyak hal. Setelah Permaisuri Rou meninggal, satu-satunya hal yang membuat Jing Lan An bertahan adalah anak Permaisuri Rou.

Jing Lan An memperlakukan Tan Tai Jin seperti anaknya sendiri. Dan selama ini ketika dia di Kekaisaran Xia,  Tan Tai Jin telah melatih darah gagak untuk berkomunikasi dengannya. Mereka diam-diam menghasut para abdi dalem Kerajaan Zhou dan hanya menunggu Tan Tai Jin tumbuh dewasa kemudian kembali ke Kerajaan Zhou. 

Di luar dugaan Kaisar Dinasti Zhou meninggal mendadak dan Pangeran Ketiga, Tan Tai Ming Lang, naik takhta dan Tan Tai Jin terpaksa kembali ke Kerajaan Zhou lebih cepat. Pelayan itu tetap fokus. Lan An sesekali menyebut kematian suaminya Yue Kong Yi tetapi pelayan itu tahu bahwa nyonyanya tidak memerlukan respon. 

Waktu itu seorang anak berusia enam tahun dan seorang wanita berusia delapan belas tahun telah berjalan bersama, selangkah demi selangkah hingga hari ini. Dia tidak tahu apakah Nyonya Lan An menyesalinya namun Yue Kong Yi sudah mati. Bahkan jika dia menyesalinya, itu sudah terlambat.

"Kau keluar dulu. Aku ingin sendirian untuk sementara waktu."

Pelayan itu pergi dan Jing Lan An mengeluarkan kunci pengaman. Kunci pengaman itu terlihat naif dengan desain lucu yang dibuat untuk anak-anak. Jing Lan An menenangkan wajahnya. Dia tidak lagi muda. Waktu berlalu tanpa henti dan orang yang membesarkan iblis kecil perlahan-lahan akan membusuk pada akhirnya. Dia menutup matanya dan menghela nafas pelan.

Ini adalah balas jasa. Balas jasa yang tidak bisa dihindari.

***

Pada hari ketiga perjalanan, perahu sudah dekat dengan Jiayu Pass. Jing Lan An keluar dan melihat Tantai Jin duduk di haluan kapal. Dia mengenakan jubah hitam dan kulitnya sangat pucat hampir terlihat seperti orang sakit. Bibir pemuda itu merah dan tipis. Dia menundukkan kepalanya, menyeka panah panah tajam di tangannya dengan saksama. Panah panah kecil dan terlihat sangat kompak.

Jing Lan An datang namun Tan Tai Jin mengabaikannya. Jubah besarnya diterbangkan oleh angin kencang. Dia mengarahkan panah ke permukaan air. Saat dia melepaskan jarinya panah itu melesat keluar dan warna merah mulai muncul di permukaan air. Dasar menyebar di permukaan air. 

Melihat bentuk aneh di dalam air Jing Lan An bertanya, "Ikan jenis apa yang kau bunuh Yang Mulia?"

Tan Tai Jin tersenyum, "Kenapa Bibi tidak menebaknya?"

Jing Lan An berpikir dengan tenang. Karena ini bukan bukan laut, hanya selat sungai, itu tidak mungkin paus atau semacamnya. Tetapi itu tidak terlihat seperti ikan kecil. Dia masih berpikir dan pelayan di belakangnya berteriak, "Itu ... Qi Shuang!"

Jing Lan An mengarahkan matanya ke air dan benar saja seseorang lelaki mengambang di permukaan air. Dia terlihat tidak asing. Dia mungkin rombongan yang datang ke Kekaisaran Xia bersama Tan Tai Jin.

"Ssst, diam," kata Tan Tai Jin.

Pelayan itu gemetar  dan berlutut dengan bunyi gedebuk, "Yang Mulia ampuni saya. Yang Mulia ampuni saya." 

Tan Tai Jin tidak peduli dengan pelayan itu dan melihat darah kabur itu berangsur-angsur berubah menjadi merah muda."Bibi Lan An, ke depan, orang-orang dari Pasukan Bayangan Malam harusmemeriksanya sesekali," Tan Tai Jin berkata sambil tersenyum. Dia batuk dan menyeka darah dari sudut mulutnya. 

Jing Lan An terkejut, "Yang Mulia!"

Dia kemudian menyadari, "Apakah ada masalah dengan iblis serigala itu?"

Qi Shuang yang menangkap Iblis Setan. Iblis Serigala telah diracuni dan Tan Tai Jin yang telah menelan inti dalam yang beracun mulai merasakan sakit di perutnya tadi malam. Saat fajar dia meminta seseorang menangkap Qi Shuang, melemparkannya ke dalam air ketika dia bersandar di sisi perahu dan menyeka busur dan anak panah dengan hati-hati.

"Yang Mulia, bagaimana perasaanmu?" 

Tan Tai Jin tidak peduli dan berkata, "Tidak apa-apa."

Dia tidak bisa hidup lama tapi dia tidak boleh mati. Bagaimana pun dia telah tumbuh seperti ini. Meski pun Kaisar Kerajaan Zhou melemparnya, hal itu tidak membunuhnya. Hidupnya sangat gigih sampai pada titik tidak normal. Jing Lan An segera mencari orang untuk mendetoksifikasi Tan Tai Jin. Ini adalah saat ketika Su Su didorong keluar dan kebetulan melihat adegan ini. Ada darah di  sudut mulutnya Tan Tai Jin yang sedang bermain dengan panah.

Kain hitam di wajahnya dilepas dan akhirnya melihat Jing Lan An. Su Su terkejut, orang ini terlihat sangat akrab. Dia mengingat dengan hati-hati. Dia telah melihat orang ini dalam mimpi Tan Tai Jin. Dialah pelayan yang meninggalkan Tan Tai Jin. Tidak, mungkin itu adalah pelayan wanita istana. Dia adalah wanita yang mengajari Tan Tai Jin untuk menjadi anak yang baik namun gagal. Jing Lan An tidak semuda yang ada di dalam mimpi. Sekarang dia berusia tiga puluhan tetapi karena perawatan yang tepat hanya ada garis-garis halus di ujung matanya.

Jing Lan An melihat Su Su dengan ekspresi rumit. Begitu Su Su keluar dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap Tan Tai Jin. Tan Tai Jin mengambil sapu tangan yang diserahkan oleh orang lain di sebelahnya. Sambil menyeka darah dari sudut mulutnya, dia menatap Su Su.

"Ye Xi Wu, aku akan memberimu kesempatan untuk pergi."

Su Su memasang wajah kecil yang kotor dan menatapnya dengan tatapan kosong, "Terima kasih. Apakah itu artinya aku bisa pergi sekarang?" dia bertanya.

"Kamu bisa mencoba." Dia mengangkat panah dan membidik Su Su.

Su Su, "Aku rasa aku baik-baik saja saat ini. Aku akan mencobanya di lain hari."

Tangan tan Tai Jin memegang panah dengan mantap. Dia membuang  sapu tangannya dan berkata, "Aku khawatir Ye Xiao tidak memberitahumu bahwa jenderal garnisun di Jiayu Pass adalah Ye Qing Yu. Kakak tertuamu itu terlalu bodoh dan kaku jadi kau harus memutuskannya sebagai ganti. Tentu sajaini bukan berarti kau tidak bodoh."

Matanya terlihat mengejek ketika dia mengatakan bahwa orang lain bodoh. Di depan Su Su sebuah pena dan kertas diserahkan.

"Tuliskan kepada kakak laki-laki tertuamu. Jika dia membiarkan kita pergi kau boleh pergi. Jika tidak aku rasa tidur abadi di sungai es adalah cara yang bagus untuk mati."

Ekspresi Su Su berubah. Dia tidak berharap kakak tertuanya ditempatkan di Jiayu Pass. Jika Ye Qing yu membiarkan Tant Ti Jin pergi dia akan dihukum karena pengkhianatan. Ye Qing Yu tidak akan dibiarkan hidup! Jika aku tidak menulis surat, Tan Tai Jin mungkin akan segera membunuhku.

Tantai Jin memintanya untuk memilih apakah dia yang mati atau Ye Qing Yu yang mati. Meskipun dia tersenyum, matanya sangat dingin, jauh lebih dingin dari sebelumnya. Seperti singa yang marah dan hendak mengigitnya sampai mati untukmempertahankan wilayahnya. Su Su tidak mengerti mengapa tingkahnya berubah ekstrim setelah tidak melihatnya selama beberapa hari. 

Mata Lan An berkedip sedikit dan ekspresi kebingungan. Dengan kekuatan mereka sebenarnya tidak butuh banyak usaha untuk melewati Jiayu Pass. Lagipula hanya celah kecil tidak akan sulit bagi para prajurit klan Yiyue. Namun Yang Mulia membiarkan Nona Ye Ketiga membuat keputusan seperti sedang mempermainkannya. Ini adalah pilihan yang kejam dan sulit. Apakah di aatau kakaknya yang akan mati. Dan kebanyakan orang mementingkan diri sendiri.

Jadi...

Yang Mulia memang tidak bisa diperbaiki dan ingin melihat Nona Ye Ketiga menelantarkan kakak laki-lakinya untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia sepertinya berharap Nona Ye Ketiga menjadi orang  tercela. Wajah Lan An terlihat aneh dan menatap Tan Tai Jin lagi. 

Pupil hitam pemuda itu jatuh pada Su Su. Terlihat begitu Su Su tiba dia telah menatapnya dengan dingin dan mengejek dengan rasa jijik dan tidak sabar. Namun bahkan jika kau membenci seseorang kau tidak mungkin untuk memberi perhatian sampai tingkat ini. Dia bertingkah fanatik dari pada menyeka senjata dengan dingin atau membunuh monster dengan sadis  untuk mengambil inti dalamnya. 

Sebaliknya Su Su tampak jauh lebih tenang. Dia bingung pada awalnya lalu mengerutkan kening erat dan menatap Tantai Jin dengan ekspresi "Kamu gila".

"Dalam sepuluh menit, jika Nona Ye tidak bisa menyelesaikannya potong tangannya yang tidak berguna dan kirimkan ke Ye Qing Yu."

Su su menerima ancaman seperti ketika pisau tajam yang dingin diletakkan di atas pergelangan tangannya. Merasakan ada bahaya Gelang Giok bergetar di pergelangan tangannya dan membuatnya lebih tenang : Jangan takut. Ini tidak begitu buruk. Gelang Giok tahu bahwa Su Su tidak akan menyelamatkan hidupnya dengan mengorbankan Kakak Sulungnya. Yang ditakutkan adalah jika Tuannya akan menyerahkan hidupnya  untuk melindungi makhluk fana.

Su Su berkata, "Ayo bertaruh."

Pakaiannya yang kumal tertiup oleh angin di sungai. Dia berhenti dan mengambil pena. Tidak jauh dari sana, Tan Tai Jin mengatupkan jarinya ke dagunya terlihat menghina. Su Su meliriknya mulai menulis. Pisaunya dipindahkan sedikit dan setelah beberapa saat  Su Su selesai menulis. Prajurit itu mengambil kertas itu dan menyerahkannya kepada Tan Tai jin. Dia mengambil kertas itu. Tapi senyum di sudut mulutnya hanya berlangsung sesaat dan kemudian menjadi dingin. 

Jing Lan An melihat tangannya mencengkram kertas. Su Su tersenyum seperti lapisan kabut di pagi hari yang menyebar di permukaan air. Jing Lan An tanpa sadar melirik kertas di tangan Tan Tai Jin yang ternyata itu adalah sebuah lukisan. DI lukisan itu ada gambar seorang wanita menusuk seorang lelaki dengan pedang. Ada beberapa huruf besar yang tertulis, "Bukahkah kau terlalu sombong? Percaya atau tidak suatu hari aku akan menusukmu sampai mati!"

Jing Lan An melihat Su Su dengan terkejut dan terheran seakan dia baru pertama kali melihatnya. Reaksi Tan Tai Jin jauh lebih kejam dari pada dia. Dia mengangkat panahnya dan mengarahkannya ke Su Su. Su Su dengan cepat mundur dan membuka tangannya untuk menjaga keseimbangannya. Sebelum mereka tahu, dia mengambil bubuk, membalikan tangannya dan menyebarkan racun ke orang-orang di sekitarnya. 

Jing Lan An menyadari bahwa itu adalah bubuk obat dari klan Yiyue mereka. Kapan Nona Ye Ketiga berlari keluar dan mencurinya? 

Su Su melepas sepatu bordir di kakinya dan melemparkannya ke Tan Tai Jin. "Sangat menjijikan. Kau lebih baik bermimpi dari pada menyuruhku membahayakan Kakak Tertuaku!"

Jari-jari kaki Su Su yang seputih mutiara menginjak perahu. Dia berlari cepat sehingga ketika Tan Tai Jin menangkap sepatunya dia sudah duduk di tiang kapal. Dia menunduk dan melihat. Air di musim dingin sepertinya bisa membekukan orang sampai mati. Mereka tidak terlalu jauh dari pantai dan seolah-olah tidak ada harapan yang terlihat. Dia tidak ada waktu untuk ragu  ketika ada suara panah menembus udara di belakangnya.

Pada saat yang sama ketika panah Tantai Jin melesat, Su Su terjun ke sungai tanpa ragu-ragu. Air dingin membuat Su Su mendengus. Satu demi satu ada suara anak panah tajam menembus udara dan menjauhinya. Dia menahan dingin dan rasa takut.  Tidak berani melihat ke belakang, atau melihat betapa marahnya Tan Tai Jin ketika menghindari panah dan terus berenang ke depan. 

Dia seperti ikan yang tidak takut mati. Dia berenang makin jauh tanpa melihat ke belakang. Sepuluh panah panah ditembakkan berturut-turut semuanya terendam air. Wajah Tan Tai Jin tanpa ekspresi. Melihatnya semakin jauh hingga sudut bajunya sudah menghilang dari pandangan. Dia menggigit sudut bibirnya sampai berwarna putih dan akhirnya tersenyum lebar. Dia mengangkat tangannya dan melemparkan panah itu ke dalam air. Percikanmembuat riak lingkaran.

Sepatu bordir mint yang indah jatuh ke dek yang terlihat tidak pada tempatnya di perahu. Tan Tai Jin menginjak sepatu itu dan berjalan ke kabin tanpa sepatah kata pun. Wajahnya yang suram membuat semua orang mundur. Semua ini terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak dapat berbuat apa-apa tetapi mengingat  senyum terakhir Su Su. Dia melihat Tan Tai Jin dengan tatapan menghina dan mengganggu. 

Dengan sungai besar di belakangnya dia menggambar, mengutuk dan  melarikan diri. Bahkan panah tidak bisa mengintimidasinya untuk melihat ke belakang. Jing Lan An berdiri di atas perahu untuk waktu yang lama melihat ke arah Su su menghilang. Di cuaca yang begitu dingin, kemungkinan besar Nona Ye Ketiga tidak akan selamat. Dia telah memilih Kakaknya Ye Qing Yu dan tidak memikirkan dirinya sendiri dan mempermalukan Yang Mulia. Meski pun Jing Lan An dan Su su berada di sisi yang berbeda, dia harus mengakui bahwa Su Su sangat mempesona. Seperti cahaya yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Sangat cantik.

***

 

BAB 25  

Su Su tidak tahu sudah berapa lama dia berenang.

Air di sungai itu dingin, pecahan es menggores kulitnya dan anggota tubuhnya terlalu kaku untuk merasakan sakit. Dia berenang ke depan dan kecepatannya semakin lambat tetapi dia tidak berani berhenti. Tiba-tiba dia tersedak air dan dalam kepanikan Su Su meraih sepotong kayu yang hanyut. Separuh tubuhnya mengapung di atasnya dan separuh tubuhnya lainnya terendam air mengambang lemah bersama kayu. 

Salju mulai turun lagi dari langit dan kepingan salju jatuh di pipinya. Su Su memejamkan matanya dan bahkan tidak bisa menggerakkan jarinya dan tertidur kelelahan. Seseorang mengangkatnya dengan lembut dan tubuhnya pun menjadi hangat. Tanpa mengetahui sudah berapa lama berlalu Su Su sadar kembali dan dia mendengar nyanyian jalanan, ketukan gong, dan anak-anak bersorak dan tertawa. Beberapa orang berbicara  dengan suara pelan. Dia membuka matanya dan mendapati dirinya berbaring di ranjang empuk. Di sebelahnya ada jendela rendah dan dari dekat terdengar suara rekahan arang terbakar. 

Su Su duduk dari tempat tidur dan sekilas melihat dua pria duduk di meja. "Yang Mulia Raja Xuan, Yu Qing?"

Yu Qing mengangkat alisnya ketika dia mendengar kata-kata, "Kamu sudah bangun. Bagaimana perasaanmu?"

Su Su berkata, "Mengapa kamu di sini?"

Yu Qing membuka kipas lipat dan memberi isyarat agar Su Su melihat ke arah Xiao Lin, "Kamu harus bertanya pada saudaraku tentang ini. Dia mengkhawatirkanmu, takut kau dibunuh oleh Iblis Rubah jadi dia memaksaku untuk melacakmu sampai ke sini. Kami mendayung perahu di sungai selama beberapa hari kemudian melihatmu pingsan memegang sepotong kayu. Kau sangat beruntung. Jika terlambat aku khawatir kau akan mati kedinginan."

Su Su berkata dengan tulus, "Terima kasih kepada kalian berdua,"

Xiao Lin berkata, "Nona Ketiga, jangan dengarkan omong kosong Yu Qing. Kau menyelamatkan hidup kami, jadi kami yang seharusnya berterima kasih. Oleh karena itu kami juga harus memastikan bahwa kau selamat,"

Yu Qing bertanya, "Mengapa kau ada di sungai?"

Su Su menjawab, "Tan Tai Jin ingin aku menulis surat kepada Kakak Sulungku untuk membiarkan mereka lewat di Jiayu Pass. Aku melompat ke sungai dan melarikan diri."

Yu Qing berdecak kagum, "Suamimu benar-benar luar biasa." Itu bukanlah sarkasme. Yu Qing benar-benar merasa bahwa pria itu memiliki pikiran yang dalam. Dia telah luar biasa hebat menahan penghinaan selama bertahun-tahun. Baik dirinya maupun Raja Zhao tidak menyangka bahwa laki-laki in memiliki sifat yang kejam.

Su Su dengan cepat bertanya, "Bagaimana kabar kakak laki-lakiku. Apakah dia baik-baik saja?"

Xiao Lin menuangkan secangkir teh hangat untuk Su Su dan berkata, "Kamu tidur selama dua hari, kapal Tan Tai Jin telah melewati Jiayu Pass. Jendral Muda Ye diracuni dan dikirim kembali ke ibukota untuk dirawat."

Melihat wajah Su Su pucat, Xiao Lin menghibur, "Jangan khawatir. Itu bukan racun yang mengancam jiwanya. Dia akan segera sembuh begitu kembali ke ibu kota."

Su Su menghela nafas lega. Itu bagus. Setidaknya dia tidak perlu dianggap berkhianat. Nyawa Ye Qing Yu terselamatkan.

Setelah meminum tehnya Xiao Lin memesan sesuatu untuk dimakan. Su Su terlalu lapar. Dia memegang mangkuk dan mulai makan. 

Yu Qing memandangnya dengan penuh minat, "Sebelumnya saya mendengar bahwa Nona Ye Ketiga suka merendahkan, arogan dan tirani. Tetapi mengapa kamu begitu berbeda dari rumor?" Ketika mereka menemukan Nona Ye Ketiga, dia hampir membeku menjadi manusia es kecil. Seorang gadis setidaknya harus memiliki nyali untuk berani melompat ke sungai di musim dingin. Keberanian ini tidak dapat ditandingi oleh banyak pria.

Su Su berkata sambil tersenyum, "Saya juga mendengar bahwa tamu Raja Zhao, Tuan Yu, memiliki temperamen yang lembut dan pria yang sopan. Tuan Yu, ada kesenjangan besar antara kau dan rumor itu."

Jadi rumor itu tidak bisa dipercaya. 

Wajah Yu Qing menjadi gelap dan mendengus. Xiao Lin memandang Su Su dan senyum muncul di sudut mulutnya. 

Su Su berkata, "Satu hal lagi. Bagaimana dengan iblis rubah berekor tujuh itu?"

Xiao Lin berkata, "Aku telah  menghubungi pamanku. Dia pasti memiliki tindakan balasan." 

Meskipun Su su gelisah dia juga tahu bahwa itu hanya bisa dilakukan seperti ini. Dia harus pergi ke gurun untuk menemukan kura-kura ilahi dan mengenai rubah berekor tujuh dan dia hanya bisa menggantungkan harapannya pada Paman Seperguruan Xiao Lin. Tidak ada cara untuk mengalahkan Iblis Rubah dengan levelnya saat ini. 

Setelah Su Su selesai makan Xiao Lin berkata, "Nona Ketiga, ini Kota Qingshui. Lima hari perjalanan dari ibu kota. Ketika kau telah pulih kami akan kembali. Jangan khawatir tentang Tan Tai Jin. Kaisar amat cerdik dalam hal kecil sekali pun dan Jendral Besar sangat setia dan berani jadi Kaisar tidak akan menyalahkan keluargamu,"

Su Su buru-buru berkata, "Aku punya sesuatu untuk jadi aku tidak bisa kembali untuk saat ini. Yang Mulia, bisakah kau dan Tuan Yu memberi tahu ayah dan nenekku bahwa aku baik-baik saja dan akan pulang setelah menyelesaikan urusanku,"

"Nona Ketiga, hal ap ayang perlu kau lakukan. Adakah yang bisa saya bantu?"Dia mengenakan pakaian putih dan berambut hitam. Dia terlihat serius dan tulus ingin membalas Su Su yang telah menyelamatkan hidupnya sebelumnya.

Hati Su Su hangat. Sebelum datang ke dunia ini ayahnya berkata bahwa dia mungkin akan bertemu dengan teman lama dan meminta Su Su tetap tenang. KakakSulung Su Su bernama Gong Ye Jiwu adalah anakseorang bangsawan di dunia fana. Dia memasuki sekte abadi pada usia dua belas tahun dan dengan tubuh fananya  dia telah berkultivasi ke Tahap Transofrmasi Dewa. Dia baru berusia tiga ratus tahun lebih saat itu membuatnya menjadi seorang jenius.

Jika dia benar maka Xiao Lin pasti Kakak Sulungnya di kehidupan masa lalu. Namun kata kehidupan masa lalu terdengar tidak menyenangkan. Seseorang hanya bisa bereinkarnasi jika dia mati dengan jiwa yang masih utuh. Melihat Su Su menatap Xiao Lin dengan linglung, Yu Qing berkata, "Hei, gadis kecil. Apa yang kau lihat? Apakah kamu masih merindukan kakakku?"

Xiao Lin berbisik, "Yu Qing!"

Yu Qing berkata, "Baik. Baik. Baik. Mulutku sangat tercela. Aku diam."

Su Su buru-buru melambaikan tangannya, "Yang Mulia Raja Xuan, jangan salah paham. Aku baru saja memikirkan sesuatu sedikit tersesat. Di masa lalu aku sangat bodoh tapi aku akan berakal sehat sekarang."

Xiao Lin mengangguk dan tersenyum lembut, "Aku tahu bahwa Nona Ketiga ... entah mengapa berbeda dari sebelumnya. Yu Qing memiliki mulut yang buruk. Nona Ketiga jangan mempedulikannya,"

Setelah cukup makan dan minum kemudian menyadari bahwa pakaiannya juga telah berubah. 

Yu Qing berkata, "Putri pemilik penginapan yang mengganti pakaianmu. Jangan khawatir kami tidak berani mengambil keuntungan darimu."

Su Su telah memperoleh kekuatannya kembali dan energinya telah penuh kembali. Su Su tidak terlalu sungkan lagi dengan Xiao Lin karena dia membutuhkan bantuannya sekarang. Dia berkata, "Aku akan pergi ke tempat yang sangat jauh dan mungkin butuh waktu lama untuk kembali. Jika tidak menyusahkanmu Yang Mulia Raja Xuan, dapatkah kau meminjamkanku beberapa perak. Aku akan menulis surat dan menyuruh Chun Tao untuk membayarmu."

Xiao Lin mengeluarkan beberapa tiket perak dari tangannya. Su Su melihatnya. Oh Tuhan pasti ada beberapa ribu tael. Su Su hanya mengambil satu, "Ini cukup. Yang Mulia, Tuan Yu, hati-hati."

Meskipun dia berharap seseorang dapat berjalan bersamanya di jalan ini untuk membalikkan takdir, Su Su tahu bahwa itu tidak mungkin. Xiao Lin belum menjadi Gong Ye Jiwu. Dia adalah Pangeran Kekaisaran Xia. Kedua negara akan segera berperang dan dia memiliki misi sendiri sebagai seorang pangeran. Misi Su Su ditakdirkan untuk dijalani sendirian.

Dia melambai pada mereka dan menuruni tangga penginapan. Yu Qing menatap punggungnya yang bebas dan santai dan bercanda, "Saudaraku, gadis ini sangat hidup dan imut. Jika dia terlihat seperti ini di masa lalu akankah kau menikahinya?"

Xiao Rin mengerutkan kening dan berkata, "Bicaralah dengan hati-hati." Tidak akan ada jika.

Di depan mata mereka gadis itu membeli seekor kuda poni merah tua dan menghilang dalam angin dan salju.

***

"Sudah berapa lama kita tidak kembali ke kampung halaman?" Jing Lan An mengulurkan tangannya untuk menangkap kepingan salju tampak sedikit tidak sadarkan diri. Lima hari setelah melewati Jiayu Pass mereka akhirnya mencapai perbatasan Kerajaan Zhou yang iklimnya semakin menghangat. Kepingan salju meleleh di telapak tangan Jing Lan An dan itu mungkin salju terakhir yang bisa mereka lihat. 

Tan Tai Jin bertanya, "Bibi merindukan Kerajaan Zhou?"

"Akutidak bisa bilang bahwa aku merindukannya. Tetapi daun selalu jatuh ke dekat akarnya. Setiap orang dilahirkan dengan akarnya masing-masing dan kembali ke tanah airnya. Aku sangat emosional." Jing Lan An berkata, "Omong-omong sebelumnya Yang Mulia meminta penawar racun ulat sutra musim semi. Obatnya itu sangat sulit dibuat. Beberapa hari yang lalu orang bijaksana di klan menggunakan semua kelopak teratai salju yang tersisa untuk menyiapkan penawarnya. Apakah Yang Mulia membutuhkannya?"

Dia mengeluarkan botol porselen giok hijau yang indah dan tidak bertanya pada Tan Tai Jin siapa yang diberikan racun ulat sutera musim semi olehnya. Tan Tai Jin mengambilnya. Botol porselen itu hangat. Dia tidak sadar menggosoknya sejenak, lalu berkata, "Tidak perlu."

Dia mengangkat tangannya dan melemparkan penawarnya ke sungai. "Yang Mulia tertarik untuk bermain Go?"

Tan Tai Jin berkata, "Baiklah."

Dia mengangkat ujung jubah dan duduk di seberang Jing Lan An. Jing Lan An memainkan yang berwarna hitam sedangkan Tan Tai Jin yang berwarna putih.

"Yang Mulia, aku jarang bertanya tentang urusanmu di Kekaisaran Xia. Sebelumnya ku mengirim Liu untuk menjagamu. Kemudian saya mendengar bahwa Liu menjadi gila." Jing Lan An meletakan sebuah batu Go, "Apakah dia melindungimu dengan baik?"

Sebuah batu Go berwarna putih diletakan dengan aura membunuh. Mengingat perawat yang menjadi gila di Istana Dingin, ekspresi Tan Tai Jin tetap tidak berubah, "Apakah kamu curiga aku yang membuatnya gila?"

Jing Lan An terdiam beberapa saat, "Tentu saja tidak."

Tan Tai Jin mengutak atik biji Go dan tiba-tiba memberi pernyataan yang mengejutkan, "Apa yang kau curigai memang benar.  Dia tidak gila pada awalnya dan juga ingin melindungi saya dengan baik berharap bahwa suatu hari aku dapat kembali ke Zhou dan terus menjadi pangeran dan dia bisa hidup baik setelah melalui penderitaan ini,"

"Sungguh pemikiran yang menyedihkan. Berharap melarikan diri  suatu hari  ketika kau benar-benar berada di api penyucian. Hari-hari di istana yang dingin terlalu lama dan dia akhirnya menyadari bahwa itu adalah ide yang bodoh,"

"Pangeran Kelima Kekaisaran Xia adalah seorang pedofil," ketika Tan Tai Jin mengucapkan kalimat ini dengan tenang ekspresi Jing Lan An berubah.

"Yang... Yang Mulia."

Tan Tai Jin meletakan biji Go dan mengeluarkan suara yang nyaring. Dia menopang dagunya dan mengingat, "Liu menambahkan sesuatu ke bahan makananku. Sayangnya makanan itu terlalu mewah bagiku. Aku memberinya makan itu dan membawanya ke Taman Zhegui,"

"Bibi, aku khawatir ku mungkin tidak tahu tempat seperti apa Taman Zhegui. Para kasim tua di istana tinggal di sana." Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya dengan kasihan dan berkata, "Setelah Liu masuk dan menjadi gila ketika dia kembali."

Jing Lan An memejamkan matanya dan berkata dengan sedih, "Yang Mulia, semuanya salahku,"

Tan Tai Jin menggelengkan kepalanya dan meletakan biji Go terakhirnya,"Kau kalah."

Jing Lan An melihat ke Go. Dikatakan bahwa mengamati bidak catur sama seperti mengamati kehidupan seseorang dan penempatan biji Go akan dapat mengungkap karakter seseorang. Bidak Go di tangan Tan Tai Jin sangat membunuh dan mutlak. Dia tidak peduli dengan hidup dan mati para prajurit sama sekali.  Biji Go-nya banyak yang mati. Tapi dialah pemenangnya. 

Tan Tai Jin tidak tertarik untuk memainkan permainan kedua. Dia berdiri dan kembali ke kabin. Jing Lan An mengambil bidak catur satu per satu dan mengembalikannya ke dalam kotak. Meskipun dia telah mengasuh Tan Tai Jin, dia tidak memahaminya sama sekali. Contohnya adalah masalah Su Su. Setelah dia melompat ke sungai, Jing Lan An mengira Tan tai Jin akan mengirim seseorang untuk memburu atau menangkapnya tetapi setelah berhari-hari dia tetap acuh tak acuh.

Ketidakpedulian ini membuat ujung jari Jing Lan An sedikit dingin. Langit akan segera menjadi gelap dan bayangan kapal lain akan samar-samar muncul di atas air. Jing Lan An berdiri di haluan dan melihat ke arah kapal. Seseorang berbisik, "Nyonya, mereka yang akan menjemput kita,"

Jing Lan An berkata, "Beberapa hari ini sangat melelahkan. Biarkan Yang Mulia beristirahat dengan baik dan perintahkan kepada dapur menyiapkan makan malam. Dimana seniman opera Cina yang kita bawa?"

Tidak lama kemudian seorang wanita yang mempesona dan cantik merangkak dengan lembut di bawah kaki Jing Lan An. Jing Lan An berkata, "Kudengar kau masih gadis  tapi kau haru stahu apa yang harus kau lakukan. Layani Yang Mulia dan buat dia bahagia."

Xi Qin dengan malu-malu berkata, "Ya." Dia telah melihat Yang Mulia. Dia sangat tampan dan tertarik padanya. Detak jantungny aberdetak kencang  karena bisa menemani pria seperti itu. 

Setelah Xi Qin pergi dengan elegan dan anggun, pelayannya muncul di samping Jing Lan An, "Apakah Yang Mulia akan menggunakannya?"

Jing Lan An berkata, "Itu tidak masalah."Jarinya menunjuk ke jantungnya, "Tidak ada seorang pun di sini. Tidak peduli apa itu."

Tapi jika ada seseorang di hatinya. Jing Lan An berpikir di dalam hatinya. Mungkin aku bisa berharap bahwa hal-hal tidak akan begitu putus asa.

***

**Perhatian : Mungkin mengandung konten eksplisit**

Xi Qin mendorong pintu dan membuka ruangan. Pemuda berbaju hitam sedang duduk bersila di atas tempat tidur. Dia memejamkan mata dan bulu matanya hitam seperti bulu gagak hitam. Merasa seseorang masuk, dia membuka matanya. Xi Qin telah melihat banyak orang sebelumnya tetapi untuk pertama kalinya tatapan mata seseorang membuat kakinya sedikit lemas. Dia sedikit takut tetapi dia juga mengagumi pria di depannya. Xi Qin berlutut dan merangkak ke arahnya. 

Bibir merahnya sedikit bergetar dan dia mengucapkan kata-kata yang menyedihkan, "Nyonya telah mengirim hamba untuk melayani Yang Mulia di tempat tidur."

Tan Tai Jin berkata, "Lan An memintamu untuk datang?"

"Ya." 

Tangan Xi Qin membuka kancing ikat pinggangnya, menahan detak jantungnya dan melepas pakaiannya. Kulit wanita itu terkena udara dingin .Dia memiliki sosok yang bagus, kulit putih, dan memiliki tubuh yang dapat merayu pria mana pun. Xi Qin berpikir bahwa dia akan melihat gairah yang kuat di mata Tan Tai Jin tetapi dia tidak menampakan kesedihan atau kegembiraan seperti hanya melihat seonggok daging mati. Dia mencoba yang terbaik untuk merayunya dan tidak bis amenahan untuk melihat apakah ada reaksi tiga inci di bawah pusar. 

Namun pemuda itu  masih tetap tenang dan bibirnya yang tipis berkedut sedikit, "Mengapa? Apakah kau terkejut?"

Xi Qin berlutut dengan panik. Dia penasaran  tetapi membayangkan jika Yang Mulia  yang tidak bisa merasakan kecantikan tubuh wanita, apakah itu ...

Tan Tai Jin mengangkat tangannya dan darah jatuh di bahu Xi Qin. Serangga hitam merangkak dari tubuh wanita itu. Xi Qin melihat serangga yang merayap dan ingin berteriak tetapi tenggorokannya tidak bisa mengeluarkan suara. 

"Matahari Satu Malam," Tan Tai Jin meremas serangga itu dan menghela nafas, "Sungguh menyedihkan. Lan An ingin aku mati dengan bahagia." 

Mulutnya mengucapkan kata-kata yang menyedihkan tetapi tidak ada kesedihan di matanya. Seekor Lebah Api Merah terbang melewati tengkorak Xi Qin dan diajatuh dengan mata terbelalak. Dia bahkan tidak tahu apa yang telah terjadi sampai di mati. 

Tan Tai Jin tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berjalan melewati mayat itu. Empat belas tahun di Istana Dingin, apa yang belum dia lihat? Tan Tai Jin tidak pernah memberi tahu siapa pun bahwa di matanya semua hal di dunia ini bukanlah apa-apa kecuali batuan yang mati, rumput dan tumbuhan, tanah dan kerangka. Tubuh hanyalah seonggok daging mati dan tidak dapat menggerakannya secara emosional.

Di masa depan tidak ada seorang pun yang dapat membuatnya kehilangan kendali diri.

***

 

BAB 26

***Perhatian : Mungkin mengandung konten yang mengganggu/ kekerasan***

Jika ini musim panas seharusnya ada bulan yang memantul cerah di sungai di perbatasan Zhou. Sangat disayangkan sekarang masih musim semi dan hawa dingin masih terasa di udara. Serpihan salju datang dari waktu ke waktu dan jatuh ke wajah Tan Tai Jin. Dia mengangkat tangannya dan menepisnya. Berjalan masuk dan duduk di kursi tinggi yang sepi. Dia telah melemparkan busurnya ke sungai karena Su Su. Di sampingnya hanya ada beberapa Lebah Api Merah siap menyerang. Mereka telah tumbuh menjadi setengah ukuran manusia. Mata mereka merah dan getaran sayap mereka membuat gendang telinga sakit.

Beberapa rombongan berlutut di kaki Tan Tai Jin, bergetar. Tan Tai Jin tampaknya dalam suasana hati yang baik, "Di mana pemain kecapi? Minta dia memainkan sebuah lagu."

Segera seorang pemain kecapi berpakaian putih masuk dan duduk di depan kecapi, "Apa yang inginYang Mulia dengar?"

Tan Tai Jin berkata, "Jadilah lebih meriah,"

Pemain kecapi berwajah pucat mengangguk dan mulai memainkan musik. Tidak lama kemudian, Jing Lan An muncul di aula. Dia mengenakan bulu rubah putih dengan penghangat di tangannya. 

"Yang Mulia memanggil saya. Apakah ada yang penting?"

Tan Tai Jin menatapnya dan berkata, "Jing Lan An, kau makin tua dan mulai bertingkah aneg seperti yang lain,"

Beberapa rambut berwarna perak bercampur dengan rambut Jing Lan An dan garis-garis halus di ujung mata juga menunjukkan bahwa dia bukanlah orang yang sam adengan empat belas tahun yang lalu. Dia tidak lagi muda dan menjadi semakin tua. 

Jing Lan An mendengar kata-kata ini, dan cukup tenang, "Mengapa Yang Mulia tiba-tiba mengatakan ini?"

Tan Tai Jin berkata, "Inti dalam Iblis Serigala yang dikirim oleh Qi Shuang sangat beracun. Sayangnya racun itu tidak bisa membunuhku. Aku mengira saat itu karena kelelahan mental dan fisik kau tidak sengaja membuat kesalahan dan tidak bisa melihat orang dengan benar.  Lagi pula kau yang mengatakan kepadaku bahwa itu adalah hal yang normal jika seseorang harus belajar berpikir untuk kebaikan dan belajar memaafkan."

Tan Tai Jin pikir itu lucu jadi dia melengkungkan bibirnya, "Tapi malam ini tubuh seniman opera itu telah ditanam dengan 'Matahari Satu Malam' . Akankah kau Jing Lan An membuat kesalahan dua kali?"

Jing Lan An terdiam.

"Kau ingin membunuhku, tapi menapa?" dalam suara kecapi ada sedikit kebingungan dalam nada suaranya. Tan Tai Jin seperti anak kecil yang ingin tahu dan rendah hati, "Apakah kamu menyesal membunuh Yue Kong Yi saat itu atau kau mengingat kembali bagaimana isi perut ibuku dikeluarkan?"

Jing Lan An menggelengkan kepalanya, "Yang Mulia, Anda tidak mengerti apa-apa."

"Aku juga tidak perlu mengerti," Tan Tai Jin berkata, "Kamu berbeda dari Liu. Aku akan memberimu kematian yang singkat,"

Pemain kecapi  memainkan nada yang salah. Tan Tai Jin tersenyum bersandar di kursinya dengan malas dan menunjukkan penyesalan, "Bibi Lan An, selamat tinggal selamanya."

Lebah Api Merah terbang menuju Jing Lan An. Jing Lan An tidak bergerak tetapi Lebah Api Merah menabrak penghalang transparan tidak dapat maju.Seorang pria berjubah brokat ungu, tertawa dan berjalan ke aula.

"Penjahat kecil, kamu bahkan ingin membunuh Jing Lan An. Hatinya sangat lembut dan ingin membuatmu mati dengan nyaman ketika kau masih punya harapan,"

Liontin giok di pinggangnya berdenting. Dia terlihat ahli dalam bela diri dan wajahnya cenderung jahat. 

Senyum di wajah Tantai Jin menghilang, dan dia menyebutkan nama orang yang baru datang, "Tang Tai Ming Lang,"

"Aku tidak berharap kau masih mengingatku," Tan Tai Ming Lang berkata, "Benar. Kau yang hidup lebih buruk dari dari babi dan anjing pasti berharap ingin memakan dagingku hidu-hidup. Bagaimana pun fakta membuktikan bahwa monster tetaplah menjadi monster. Lihatlah. Pad aakhirnya Jing Lan An juga mengkhianatimu,"

Jing Lan An menunduk menyembunyikan ekspresinya. Tan Tai Jin mencibir dan mengetuk jarinya ke kursi sehingga gagak darah gelap bergegas masuk. Tan Tai Ming Lang tidak tampak kebingungan sama sekali dan berkata, "Aku tahu bahwa kau berbeda dari orang biasa. Aku dengar dari ibuku bahwa kau membunuh Permaisuri Rou sebelum kau dilahirkan. Apakah kau kira aku datang tanpa persiapan kali ini? Jing Lan An telah mengungkapkan kelemahanmu sejak lama.Jadi tunggu saja kematianmu."

Beberapa orang yang terlihat seperti pendeta Tao yang mengikutinya maju kedepan. Pemimpin Tao tua berkata, "Atur formasi!"

Para pendeta Tao dengan cepat duduk di sudut segi delapan masing-masing memegang lonceng berwarna tembaga di tangan mereka. Sementara pendeta Tao tua membacakan mantra, pendeta Tao lainnya membunyikan lonceng. Taois tua memegang kotak batu giok persegi di tangannya dan kertas jimat menari di atasnya ketika dia membacakan matra.

Lebah Api Merah dan Gagak Darah ditahan oleh bel kemudian terbang ke kotak batu giok berubah menjadi asap hitam. Para pendeta Tao tua tahu bahwa Tan Tai Jin adalah tubuh fana dan metode Tao mereka tidak berguna jadi mereka tidak berurusan dengan Tan Tai Jin secara langsung hanya membiarkan hal-hal jahat yang dikendalikannya menghilang satu per satu.

Gagak Darah berteriak kera. Ekspresi Tan Tai Jin dingin dan beberapa rombongan berpakaian hitam muncul mengitarinya.

"Yang mulia," Tantai Jin tidak ragu-ragu, "Ayo pergi."

Lebih banyak lagi Gagak Darah datang dalam jumlah besar seperti pusaran berwarna tinta. Ketika mereka mengulur waktu Tan Tai Jin bergegas keluar. 

Tan Tai Ming Lang tersenyum cerah. "Seseorang." Entah dari mana pendekar pedang yang tak terhitung jumlahnya mengelilingi kabin.Orang-orang di sekitar Tan Tai Jin bertarung dan mundur, mengawalnya ke geladak namun hanya ada dua atau tiga yang tersisa. Tan Tai Ming Lang secara pribadi mengambil pedang dan memenggal sisa prajurit yang masih setia itu. Darah para prajurit memercik ke wajah Tan Tai Jin dan wajahnya memucat. Tan Tai Ming Lang menendangnya  dan Tantai Jin jatuh ke tanah.

"Benih jahat yang tidak berguna." Tan Tai Ming Lang menginjak bahu pemuda berpakaian hitam itu, "Bagaimana bisa sampah yang tidak bisa berlatih seni bela diri tidak bergantung pada orang lain?"

Darah menetes dari sudut mulutnya dan dia batuk dua kali. Tan Tai Ming Lang mengangkat dagunya dengan sepatu botnya. "Ketika aku membunuh Saudara Tertua, dia lebih berani dari pada kau. Dia tidak berlutut meski pun tempurung lututunya hancur."

"Kedua tangan Saudara Kedua patah dan dia mati tanpa keluhan. Aku mendengar bahwa ibumu adalah permaisuri yang paling cantik di Huaizou. Melihat penampilanmu yang kemah dan tidak berguna ini  kau sebaiknya menjadi putri dan melayani orang-orang dengan penampilanmu,"

Orang-orang yang dibawanya mulai tertawa terbahak-bahak. Jing Lan An buru-buru keluar dan  bersandar di pintu. Melihat pemandangan ini dia menutup matanya. Salju kecil di malam hari turun dan lampu di sungai menyala. Seseorangduduk dengan anggun di kursi dan Tan Tai Ming Lang tidak. Dia duduk dengan elegan.

"Seseorang. Potong tendon kaki sampah ini!" Tan Tai Jin berjuang keras namun dia ditahan.  

Tan Tai Jin mengangkat kepalanya dan menatap Jing Lan An dengan mata kemerahannya, "Bibi, aku dibesarkan olehmu. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah membunuhmu lagi. Selamatkan aku," dia menekan bibirnya yang pucat, kulitnya seputih salju dan rambutnya yang hitam sangat rapuh dan menyedihkan. Bibir Jing Lan An bergetar. Tan Tai Jin berkata, "Aku tidak punya ibu.  Kau yang membesarkanku dengan saya susu kambing. Di hatiku kau adalah ibuku."

Jing Lan An memalingkan kepalanya. Tan Tai Ming Lang tertawa terbahak-bahak seakan pemandangan memalukan Tan Tai Jin  yang ingin bertahan hidup menghiburnya. Dia berkata, "Apa yang kau lakukan di sana. Lakukanlah!"

Tangan pendekar pedang naik dan jatuh . Tendon Tan Tai Jin terpotong. Tan tai Jin menjerit kesakitan dan dia mengerti sekarang bahwa tidak peduli apa pun Jing Lan An tidak akan membantunya memberontak. Dia paham dia tidak bisa menipunya Jing Lan An lagi jadi dia tidak lagi bepura-pura lemah dan hanya wajah dinginnya yang tersisa.

"Tedon tangan!" perintah Tan Tai Ming Lang dengan jelas. Pendekar pedang itu mengangkat pedang memotong tendon tangan Tan Tai Jin. 

Pemuda yang sekarat itu merangkak  ke sisi kapal tanpa mengatakan apa pun. Matanya merah seolah dia tidak merasakan sakit dan hanya ingin hidup. Tan Tai Jin memandangi ombak putih sungai yang bergelombang dan tiba-tiba teringat Su Su yang melompat ke sungai hari itu. Salju musim dingin jatuh di rambutnya. Pada situasi ini dia menunduk dan tertawa rendah. Aku tidak tahu apakah Ye Xi Wu sudah mati atau belum.

Tan Tai Ming Lang terlihat tenang dan dia berkata kepada Jing Lan An, yang terlihat tidak baik-baik saja, "Aku dengar bahwa makhluk jahat belum pernah menangis sejak dia dilahirkan. Beberapa hari yang lalu aku menemukan harta karun yang disebut Jarum Xuan Bing. Jika itu menusuk mata, orang itu dia hanya akan buta tetapi akan terus menangis. Dan ketika Qi dingin masuk ke dalam tubuhnya, tubuh itu akan menjadi rapuh seperti es. Ketika dia berbicara seseorang membawakan "Jarum Xuan Bing. 

"Pegang dia. Aku sendiri yang akan menancapkan ke matanya." 

Dia bangkit dan menginjak dada Tantai Jin. Sorot mata Tan Tai Jin yang dingin menatap Jing Lan An dan kemudian Tan Tai Ming Lang. Dia batuk darah  yang menodai bibirnya. Dia membuka mulutnya menangkap salju yang mengambang dari luar. Salju meleleh di mulutnya dan Tantai Jin mulai tertawa terbahak-bahak. Suaranya rendah dan serak. Para pendeta Tao yang berdiri di sampingnya merasakan kedinginan di sekujur tubuh mereka.

Tan Tai Ming Lang sangat kesal. Seketika dia melepaskan jarum Xuan Bing dan menancapkannya ke mata kiri Tan Tai Jin dan tubuh pemuda itu berkedut namun ujung mulutnya masih tersenyum lebar. Darah menyembur dari mata kiri Tan Tai Jin. Dia secara tidak sadar ingin mengangkat tangannya untuk menutupi mata kirinya yang buta tetapi tendon di tangannya telah putus dan dia tidak bisa mengangkatnya lagi. Salju jatuh di pemuda itu. Tan Tai Jin menggigil dan tertawa.

Pendeta Tao merasa gelisah tidak tahu mengapa. Seseorang yang tidak bisa meneteskan air mata sejak lahir, tendonnya putus dan menjadi cacat. Jarum Xuan Bing menusuk matanya, dia hanya berdarah dan tidak meneteskan air mata. Entah hatinya sekeras batu atau dia sudah gila. Pemuda berpakaian hitam itu seperti roh iblis. Seluruh tubuhnya bermandikan darah tetapi dia masih tersenyum dingin. Seakan diam-diam menghina saran Tan Tai Ming Lang sebelumnya yang mengatakan dia sebaiknya menjadi putri.

Tan Tai Ming Lang tampak makin marah dan mengambil jarum Xuan Bing lagi. Dia mengangkat tangannya dan hendak membutakan mata Tan Tai Jin yang satunya namun tubuhnya jatuh ke tanah dan sangat kesakitan

"Kau!" Tan Tai Ming Lang melihat ke belakang dan melihat Jing Lan An dengan air mata mengalir di wajahnya. 

Jing Lan An berkata, "Di mana Pasukan Bayangan Malam Klan Yiyue?" Sekelompok bayangan diam di beberapa titik dengan ringan mendarat di kapal. "Lindungi Yang Mulia dan pergi!"

Pasukan Bayangan Malam mulai membunuh orang-orang Tan Tai Ming Lang dan pendekar pedang buru-buru mengangkat pedang mereka untuk bertarung. Bibir Tantai Ming Lang menjadi gelap. Dia menatap Jing Lan An dengan tegas dan berkata dengan tajam, "Beraninya kau mengkhianatiku? Apakah kamu takut putramu akan mati?"

Mata Jing Lan An kosong dan putus asa. Dia tidak menjawab dan pergi untuk membantu Tan Tai Jin di tanah, "Yang Mulia. Aku bersalah padamu."

Ada kebingungan di perahu namun para pendeta Tao masih berusaha membawa Tan Tai Ming Lan menuju perahu yang lainnya dalam sekejap mata. Setelah naik ke perahu lain Tan Tai Ming Lang murka dan berteriak. "Ledakkan mereka!"

Jing Lan An mengeluarkan kunci pengaman dari lengan bajunya dan meletakkannya di pakaian Tan Tai Jin. Dia menangis tersedu, "Di kehidupan ini aku telah melakukan banyak kesalahan.  Kunci pengaman ini adalah tanda untuk mengontrol Pasukan Bayangan Malam di seluruh dunia dan ini juga perintah dari Pemimpin Suku Yiyue untuk melindunginya pergi."

Darah di mata kiri Tan Tai Jin memenuhi setengah dari wajahnya. Jing Lan An berkata, "Jing Lan An adalah orang berdosa. Aku bersalah pada Yang Mulia Permaisuri, bersalah kepada Yue Kongyi dan juga kau. Namun aku paling bersalah pada anakku..."

"Apakah kamu memiliki seorang putra?" Tan Tai Jin bertanya dengan lembut hatiny apenuh penghinaan.

"Dua bulan setelah Yue Kong Yi meninggal, aku baru tahu kalau aku hamil. Sebenarnya aku ingin menggugurkannya aku tetap melahirkannya. Ia terlahir lemah dan tidak bisa bertahan hidup sepuluh tahun ini. Ketika dia berusia delapan tahun aku memberinya Bunga Panjang Umur, membekukannya dan  mengirimnya ke Gunung Surgawi."

Jing Lan'An meneteskan air mata, "Tan tai Ming Lang mempunyai obat yang bisa membuatnya bangun dan tumbuh dewasa." 

Tantai Jin menatap Lan An sambil tersenyum, "Jadi kamu mengkhianatiku karena hal itu?"

Jing Lan An berlutut dan bersujud. "Jing Lan An tidak meminta untuk dimaafkan. Aku hanya berharap suatu hari jika kalian bedua bisa bertahan di masa sulit seperti saat ini demi orang-orang yang membantu kita dan orang-orang Klan Yiyue yang telah mati untuk melindungi, kau akan berbelas kasih dan membiarkan putraku pergi,"

Tan Tai Jin tetap diam dan memandang ke langit yang gelap. Ini adalah paradigma keibuan. Sangat hebat. 

Sebelum kapal meledak Jing Lan terisak dan berkat, "Namanya Yue Fu Ya."

Perahu di sungai menyala, kunci pengaman bersinar seperti bulan, dan cahaya putih menelan Tan Tai Jin. Salju putih berkibar dan pada akhirnya kapal ini tidak kembali ke tanah airnya.

***

Su Su mengambil kuda poni kecilnya dan mengambil kantung air untuk minum dan menemukan bahwa itu kosong.  Dia menghela nafas. Gurun itu berada di puncak paling utara. Dia sudah bepergian selama tiga hari. Terkadang melewati kota dan terkadang dia tidak punya pilihan selain harus melewati hutan belantara. Dengan tubuh fananya dia tidak bisa terbang dengan pedang atau mengusir roh binatang buas sehingga Su Su jadi semakin memahami sulitnya pergi ke Jurang Penghancuran di Gurun.

Dia telah berjalan di gunung dan hutan selama sehari bahkan kuda poninya sudah lelah. Su Su menyentuh kepala kudanya dan membiarkannya berhenti untuk makan rumput sementara dia melihat kantung air yang kosong dengan khawatir. 

Aku sangat haus. Aku berharap ada sungai di dekat sini.

Dia berdiri, mengikat kudanya dan berencana pergi dan melihatnya. Salju di pegunungan belum mencair dan Su Su belum menemukan aliran sungai tetapi malah mendengar suara beberapa anak. 

"Apakah pengemis itu masih ada?"

"Ya, seluruh tubuhnya dipenuhi darah."

"Aku kira dia tidak terlihat seperti pengemis. Pakaiannya sangat bagus."

"Sudah. Berhenti bicara. Kalian sudah berjanji untuk membalas Ah Huang. Apakah kamu ingin mundur sekarang?" 

Seorang anak laki-laki berkata dengan marah, "Setelah A Huang menjilat darahnya, dia diracun sampai mati. Saya tidak peduli. Kita harus menghajar orang ini sampai mati,"

"Tapi dia orang dewasa."

Bocah itu berkata, "Aku sudah mengamatinya dia tidak bisa bergerak."

Seorang gadis kecil melambaikan tangannya dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau. Aku ingin pulang."

Seperti yang dikatakan,  gadis itu berlari pulang dengan tergesa-gesa. Dia melewati Su Su, matanya melebar lalu buru-buru menundukkan kepalanya dan berlari ke arah lain. Su Su mengenali pakainnya. Dia mungkin seorang anak dari desa terdekat. Dia terkejut bertemu sekelompok anak-anak yang ingin membunuh seseorang. Dia berjalan ke arah suara itu dan melihat sekelompok anak-anak duduk di belakang pohon. Ada sekitar tiga atau empat anak laki-laki. Masing-masing dengan tongkat di tangannya mendekati sesosok gelap manusia.

Pria itu berbaring di tanah dengan diam. Salju telah menutupinya seperempat tubuhnya. Seseorang melemparnya dengan batu tetapi dia masih tidak bergerak.

"Pukul dia!"

Semua anak laki-laki bergegas. Namun sebelum tongkat itu mendarat, Susu menjewer telinga anak laki-laki itu.

"Apakah orang tua kalian tahu kalau kalian melakukan hal buruk?"

Anak laki-laki itu berteriak dan semua orang terkejut. Su Su tersenyum dan memandang mereka, "Anak anjing kalian ingin memakan orang tetapi diracun sampai mati. Bahkan sekarang kalian masih ingin memukuli orang?"

Bocah itu menutup telinganya, "D...dari mana kamu datang?"

Su Su mengenakan gaun berwarna seperti teratai. Pakaiannya sangat sederhana untuk sebuah perjalanan. Tapi dia memiliki mata yang jernih dan cerdas dan seperti kacang kastanye  yang lembut berbentuk sabit. Anak laki-laki di pegunungan ini tidak pernah melihat penampilan wanita yang seperti ini. 

Bukan hanya itu. Dia nampaknya muncul tanpa pembertahuan jadi anak laki-laki itu menatapnya dengan mata lebar. Setelah beberapa saat seseorang tergagap dan berkata, "Kamu, apakah kamu siluman?"

Su Su tersenyum, menekuk lima jarinya menjadi cakar dan berkata dengan mengejutkan, "Ah, kalian bisa menebaknya kalau begitu.  Sudah beberapa hari aku belum memakan anak laki-laki kalian. Aku sangat kelaparan."

Dia bertingkah seperti hendak mengejar anak-anak itu dan beberapa anak laki-laki melemparkan tongkat mereka berteriak dan lari ketakutan. Sesudah anak-anak itu melarikan diri Su Su berjalan ke orang yang terdiam. Jubah hitam menutupi tubuhnya dan pria berambut hitam itu sangat berantakan bahkan wajahnya tidak terlihat. Meskipun pakaiannya hitam,  darahnya membuat salju menjadi merah. Su Su seegra berjongkok dan membaliknya untuk melihat apakah orang itu masih hidup.

***

 

BAB 27

Sebenarnya Tan Tai Jin sudah bangun. Dia sudah bangun dari koma ketika seekor anjing kuning mendekatinya. Setelah anjing kuning itu diracuni oleh darahnya sekelompok anak-anak mendekat.

Dia berbaring tengkurap dengan tenang dan berpikir dingin di dalam hatinya. Ketika mereka datang bahkan jika harus mati bersama, dia harus menemukan cara untuk membunuh mereka.

Dia kesakitan. Jarum Xuan Bing masih tertancap di mata kirinya, darahnya sudah membeku, dan Qi dingin sudah masuk ke tubuhnya. Setelah dari wajahnya terkubur di salju tapi dia tidak ingin tertidur. Jika aku tertidur aku mungkin tidak akan pernah membuka mataku lagi. Bahkan jika aku mati, aku harus melihat bagaimana aku mati.

Namun dia tidak berharap mendengar suara yang dikenalnya. Gadis itu melompat keluar dari hutan, menjewer telinga anak-anak itu dan mengusir mereka. Tubuhnya yang lemas menegang seketika. Jika Tan Tai Jin punya pilihan, Su Su adalah orang yang paling tidak ingin dia temui saat ini. Dia awalnya berpikir bahwa bahkan jika Su Su masih hidup, ketika keduanya bertemu lagi, dia sudah menjadi raja yang  hebat yang bebas untuk melecehkan dan menyiksanya dan memutuskan hidup atau matinya. Dia tidak pernah berpikir bahwa situasinya akan seperti ini.

Keempat tendon di tangannya terluka parah, mata kirinya ditusuk buta dan membuatnya benar-benar cacat. Ketika Su Su berjalan mendekat dengan ringan banyak pikiran melintas di kepala Tan Tai Jin. Tuhan tahu betapa dia membenci situasinya saat ini. Sebelum Su Su membalikan badannya Tan Tai Jin bahkan ingin meneriakinya dengan keras agar dia segera enyah.

Sayang sekali dia tidak bisa mengatakan apa pun dan membiarkannya membalikan badannya perlahan. Mata mereka saling berhadapan. Tan Tai Jin melihat kekhawatiran di wajah gadis itu perlahan menghilang berubah menjadi ekspresi yang tidak berdaya. 

Tan Tai Jin berkata dengan suaraserak, "Tertawalah jika kau mau,"

Su Su juga tidak menyangka bahwa orang sombong yang beberapa hari yang lalu ingin mengejar dan membunuhnya akan muncul di hadapannya dengan sangat memalukan. Setengah wajah Tan Taii Jin penuh darah yang mengalir keluar dari bola mata kirinya. Darahnya telah mengering dan matanya tertutup lapisan abu-abu.

Ada beberapa kepingan salju di bulu matanya yang segelap bulu gagak tangannya tergantung lemah. Su Su mengalihkan pandangannya dan melihat luka yang menyilaukan di pergelangan tangan dan pergelangan kakinya. Tidak heran jika anak-anak itu tahu bahwa dia cacat dan tidak bisa bergerak sama sekali sehingga mereka berani menggertaknya.

Melihatnya tidak tertawa tetapi malah dengan seksama memperhatikan luka-lukanya Tan Tai Jin merasa emosi yang mirip rasa malu bergelora. "Bukankah kau berpikir ini terlalu jijik untuk dilihat? Mungkin kau belum pernah melihat orang cacat jadi kau perlu melihatnya dari dekat?"

Melihatnya memandang Su Su dengan ekspesi sinting dan sinis, Su Su merasa teranganggu dan memukul kepalanya, "Diam. Kau banyak bicara!"

Dia meletakkan Tan Tai Jin, berbalik dan meninggalkannya. Setelah berjalan beberapa langkah, Su Su masih merasakan tatapan di belakangnya mengikutinya. Su Su tidak peduli apa yang dia pikirkan dan tidak menoleh ke belakang. Su Su menemukan kuda poninya dan membawanya kembali ke Tan Tai Jin. Dia melihat Tan Tai Jin menatap ke langit yang gelap dengan matanya. Warna langit agak meredup karena hari sudah gelap. Wajah murungnya terlihat lebih jelek dari langit.

Dalam situasi ini Su Su seperti ingin tertawa. Suara langkah kaki terdengar lagi dan Tan Tai Jin berkata dengan dingin, "Bukannya kau sudah pergi? Untuk ap akembali lagi?" 

Su Su bergumam, "Kau jelas-jelas ingin diselamatkan. Tidak bisakah kau mengatakan sesuatu yang baik?"

Tantai Jin berhenti bicara. Su Su ingat bahwa di kediamannya dulu, dia sangat pintar berpura-pura di depan para pelayan. Tapi dia tidak tahu kapan itu dimulai ketika Tan Tai Jin menghadapinya mulut Tan Tai Jin tampak seperti dilumuri racun dan es. 

Su Su berjongkok, menarik napas dan menggunakan kekuatannya untuk mengangkatnya. Dia terengah-engah karena buru-buru kembali tetapi lengannya sangat hangat. Tubuh Tan Tai Jin bersandar pada tubuh gadis 'anak-anak' yang lemah dan dia bisa  mencium aroma rambutnya. Dia memalingkan wajahnya merasa aroma  Su Su  seperti Bunga Albizia. Dia mencibir dengan dingin. Wanita ini bahkan aroma tubuhnya sangat campur aduk. 

Su Su tidak tahu apa yang dia pikirkan kalau tidak dia pasti akan membuangnya dan menggali lubang di salju. Pria muda itu begitu berat sehingga dia terhuyung-huyung dan dengan seluruh energinya Su Su mencoba membawanya ke atas kuda. Menyadari bahwa Su Su akan menyelamatkannya, tidak disangka Tan Tai Jin tiba-tiba diam. Su Su mendengus. Jika dia tidak pergi ke mimpi Tan Tai Jin, dia pasti akan tertipu olehnya dan berpikir bahwa Tan Tai Jin benar-benar tidak takut mati. Langit dan bumi menciptakan semuanya. Mungkin tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin hidup lebih dari Tan Tai Jin.

"Ada apa dengan lukamu? Bukankah kamu dan Nyonya Lan An kembali ke Kerajaan Zhou. Siapa yang menyakitimu seperti ini?"

Tan Tai Jin berkata denganmenyedihkan, "Tan Tai Ming Lan."

Dia tidak mengangkat matanya, sambil memandang tapal kuda dia bertanya dengan bodoh, "Mengapa kamu menyelamatkanku?"

Su Su memimpin kudanya dan sengaja memprovokasinya, "Siapa yang tahu. Mungkin seperti yang kamu katakan, aku belum pernah melihat orang cacat sebelumnya jadi aku ingin menyenangkan diriku."

Dia tertawa dingin, "Aku terkejut bahwa kamu tidak mati  setelah jatuh dari Sungai Huai,"

Su Su memukul bahunya dengan ranting dan berkata dengan tidak puas, "Jika aku mati maka kau juga akan mati hari ini."

"Kauu tidak bisa menyelamatkanku. Aku memiliki Jarum Xuan Bing di mataku."

Su Su berhenti dan mengerutkan kening ringan. Dia sebenarnya tahu apa itu Jarum Xuan Bing. Ini adalah benda iblis dan perlahan menyiksa orang. Seharusnya kerika Jarum Xuan Bing masuk ke mata, orang akan menangis tanpa henti, merasa kesakitan sampai orang rasanya orang itu ingin mati. Beberapa orang memilih untuk bunuh diri karena tidak tahan dengan siksaan yang panjang ini.

Tapi tidak ada air mata di mata Tan Tai Jin dan bahkan ekspresinya tidak terlalu kesakitan. Su Su tidak pernah memikirkan Jarum Xuan Bing sebelumnya. Sekarang dia sudah tahu dan hati Su Su terbenam. Dia belum sampai ke gurun, jadi tentu saja dia tidak bisa membiarkan Tan Tai Jin mati. Tapi sel-sel mata yang ditusuk oleh Jarum Xuan Bing sudah mati. Jadi jika dia ingin menyelamatkannya dia harus mengganti matanya sebelum Qi dingin memasuki tubuhnya. 

Tapal kuda itu berjalan di salju dan berderit. 

Su Su berkata, "Hari mulai gelap. Karena kita melihat anak-anak pasti ada desa di dekat sini. Selanjutnya kita akan menemukan sebuah rumah untuk tinggal. Sangat dingin di musim dingin ini dan kita tidak bisa bermalam di hutan. Dengan penampilanmu saat ini, kau mungkin akan menakuti orang biasa. Saat itu aku akan memberitahu orang-orang bahwa kau adalah kakakku. Kami bertemu bandit dan berakhir di hutan. Pasti ada orang baik yang akan membawa kita masuk."

Tan Tai Jin tidak mengatakan sepatah kata pun karena masih memikirkan matanya. Bisa dipastikan seperti yang dikatakan Su Su, mereka segera tiba di sebuah desa. Su Su melangkah untuk mengetuk pintu namun mata yang waspada mengawasi mereka dari celah pintu.

"Pergi, kami tidak membawa orang asing ke sini."

Su Su menjelaskan alasannya lagi tetapi tuan rumah tidak tergerak. Su Su tidak punya pilihan selain mengetuk rumah berikutnya dan secara mengejutkan  hal yang sama terjadi dengan beberapa rumah.

Tan Tai Jin berkata, "Ada yang tidak beres di desa ini,"

Su Su berkata, "Bagaimana kamu tahu?"

"Tidak ada seorang pun di desa yang menyalakan lampu padahal hari sudah malam dan juga tidak ada ternak. Ketika kau mengetuk pintu, mereka sangat ketakutan dan mereka semua melihat keluar dari celah pintu. Entah ada bandit atau monster di dekat desa ini," Tan Tai Jin berkata dengan tenang.

Su Su sedikit mengaguminya. Normalnya dia seharusnya gemetar kesakitan namun dia tidak lupa untuk waspada dan mengamati lingkungan sekitarnya. Dia tahu bahwa Tan Tai Jin masuk akal jadi ketika mengetuk sebuah rumah, awalnya dia berkata, "Kami bukan orang jahat iblis. Saya adalah Pembunuh Iblis yang kebetulan melewati desa. Bisakah Anda mengizinkan kami menginap untuk semalam?" 

Mendengar dua kata "Pembunuh Iblis", kali ini tuan rumah akhirnya mulai ragu. Setelah beberapa saat suara orang tua masih menolak mereka, "Pergi."

Su Su sangat kecewa dan hendak pergi ketika suara seorang gadis muda berkata, "Kakek, biarkan mereka masuk. Aku pernah melihatnya. Kakak ini sangat baik."

Pintu kayu di depannya perlahan terbuka. Dua orang tua dan seorang gadis kecil memandang Su Su dan Tan Tai Jin dengan tidak nyaman dan gelisah di wajahnya. Gadis kecil di depannya ternyata adalah yang Su Su temui sore tadi. Wanita tua itu melambai pada Su Su, "Masuk."

Setelah masuk nenek itu dengan cepat menutup pintu. Gadis kecil bersembunyi di belakang kakek dan menarik ujung baju kakeknya hanya memperlihatkan sepasang mata untuk mengamati Tan Tai Jin yang ada di atas kuda. Karena Tan Tai Jin terluka parah dua orang tua itu membantu Su Su dengan menempatkannya di kamar kosong. Rumah-rumah di desa sederhana dan bersahaja dan satu-satunya tempat untuk tidur adalah tempat tidur dari batu bata yang dipanaskan.

Tidak ada apa-apa di rungan itu kecuali meja kayu dan dua buah kursi kayu. Untungnya meski penduduk di gunung kekurangan segalanya namun mereka tidak kekurangan kayu bakar. Gadis itu berjalan masuk dengan baskom arang yang menyala. Rumah itu dengan cepat menjadi hangat dan dinginnya musim dingin menghilang. Wanita tua itu menyalakan lilin. Su su menempatkan Tan Tai Jin di atas tempat tidur batu bata tersebut dan buru-buru mengeluarkan sebatang perak dan memberikannya kepada wanita tua itu.

"Saudaraku dan aku merepotkanmu," 

Wanita tua itu melambaikan tangannya lagi dan lagi ketika dia melihat koin perak yang begitu besar. "Saya tidak bisa menerimanya Nona.  Anda telah melihatnya rumah kami di sini sederhana, sudah bagus jika Anda dan pria ini tidak keberatan." 

Su Su bersikeras untuk memberinya uang, "Bagi kami, memiliki tempat berteduh adalah suatu berkah. Di luar sangat dingin. Jika kami tidak dapat menemukan tempat tinggal, saya khawatir kami akan sakit besok. Saudaraku terluka parah aku khawatir harus merepotkanmu selama beberapa hari. Jadi tolong simpan ini,"

Setelah mengelak beberapa kali wanita tua itu akhirnya menerima uang itu. Wanita tua itu membawa air panas dan membawa kain bersih, Su Su segera berterima kasih padanya. Gadis kecil itu tetap bersandar di pintu untuk melihat, ragu untuk mengatakan sesuatu namun kemudian diseret oleh wanita tua itu. 

Su Su tahu bahwa ada keanehan di desa tetapi dia tidak buru-buru bertanya kepada mereka. Lagi pula ini sudah larut malam dan tidak ada yang bisa dia lakukan setelah bertanya. Prioritas utamanya saat ini adalah menangani luka Tan Tai Jin yang mengerikan. Dia merendam kain dalam air panas dan menghapus noda darah di wajahnya. Pupil mata Tan Tai Jin hampir tidak memandangnya. Ketika jari Su Su menggosok pipinya, dia merasa ingin memutar kepalanya namun rasa sakit membuatnya memutar kepalanya kembali.

Ujung jarinya sangat lembut. Berbeda dari rasa sakit di tubuhnya, kulit yang disentuh Su Su membawa perasaan yang aneh. Jika tangan dan kakinya masih utuh, dia pasti sudah menepuk tangan Su Su dengan dingin saat ini. Sayang sekali dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Su Su ingin merawat pergelangan tangan dan kakinya setelah dia selesai menyeka darah dan membungkus bekas lukanya dengan kain bersih. 

Su Su telah belajarilmu pedang dan dia dapat melihat bahwa orang yang melakukan ini membuat guratan pada sudut yang sulit bukan hanya untuk melumpuhkan Tan Tai Jin tetapi dengan sengaja untuk membuatnya sangat kesakitan. Mengetahui bahwa Tan Tai Jin mungkin kesakitan yang lebih buruk dari pada mati, dia melakukannya dengan lebih lembut. 

Tan Tai Jin mengencangkan bibirnya. Cahaya lilin yang remang menyinari gadis yang sedang menundukan kepalanya membentuk bayangan kelopak matanya dan berkata dengan serius, "Kita tidak punya obat. Jadi kau  harus menahannya untuk saat ini. Setelah fajar aku akan pergi ke gunung untuk mencari obat."

Tan Tai Jin berkata, "Jika kau benar-benar ingin membantuku tangkap gadis kecil itu."

Su Su berkata dengan bingung, "Untuk apa kau menangkapnya?"

Melihat senyum sinisnya Su Su mengerti bahwa dia menginginkan mata anak itu. Tan Tai Jin juga tahu bahwa dia segera mengganti matanya secepat mungkin. Dia memandang remeh mata dua orang tua itu sehingga menginginkan mata yang  lebih muda dan sehat.

Su Su berkata, "Jangan coba-coba memikirkannya. Orang-orang ini menerima kita tetapi kau malah mempunyai ide seperti itu!"

Tan Tai Jin berkata, "Jika manusia tidak menjaga diri mereka sendiri maka bumi dan surga akan menghancurkan mereka."

Su Su tahu bahwa dia memiliki kepribadian yang ekstrem dan terlalu malas untuk berdebat dengannya. Dia mencubit wajah Tan Tai Jin dan berkata, "Hentikan pikiran jahatmu. Jika kamu berani melakukan itu aku akan mengajarimu cara menulis kata 'menyesal' ."

TanTai Jin menatapnya dengan dingin dan matanya terlihat ingin menembus setiap tulang di tubuh Su Su. 

Su Su melepaskan tangannya, "Aku tahu apa itu Jarum Xuan Bing. Itu tidak terlalu mengancam jiwamu untuk saat ini. Kita masih punya waktu."

Tan Tai Jin memejamkan matanya dan jelas tidak percaya dengan apa yang dikatakan Su Su.

Dia tidak memerlukan Tan Tai Jin untuk percaya padanya. Lagi pula dengan keadannya saat ini akan sangat sulit baginya untuk mencelakai orang lain. Hanya ada satu tempat tidur di kamar dan dia memberikannya kepada Tan Tai Jin jadi Su Su hanya bisa duduk di kursi. Dia terlalu lelah setelah perjalanan selama beberapa hari. Dia membungkus tubuhnya dengan selimut dan tertidur bersandar di atas meja. Ketika suara napasnya terdengar Tan Tai Jin membuka matanya dan menoleh untuk menatapnya. Cahaya lilin berkedip dan bibir gadis itu cemberut dan tidur dengan sangat gelisah.

***

Su Su bangun pagi-pagi dan seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia tidur tengkurap di meja sepanjang malam dan lehernya terasa hampir copot. Tan Tai Jin sudah bangun. Matanya yang masih utuh melihat ke luar jendela dan memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat wanita tua itu masuk membawakan dua mangkuk bubur. Bubur sangat berair dan tidak ada lauk pauknya. Su Su tersenyum dan berterima kasih padanya. Orang tua itu mengangguk dan keluar dengan canggung. 

Su Su menyuapi Tan Tai Jin setelah dia selesai makan. Tan Tai Jin sangat kooperatif dalam hal bisa bertahan hidup jadi dia membuka mulutnya ketika disuapi. Keduanya terbiasa hidup sebagai bangsawan tetapi saat ini tidak keberatan dengan bubur berair yang bahkan biji nasinya pun tidak kelihatan. Su Su keluar untuk mencuci mangkuk dan ketika kembali dia menemukan gadis kecil yang kemarin berdiri di pintu.

Tan Tai Jin juga  terbangun dan menatap gadis kecil itu. Mengingat perkataan Tan Tai Jin kemarin dengan cepat Su Su menutupi gadis kecil di belakangnya dan bertanya, "Ada yang bisa aku bantu untukmu?"

Gadis kecil itu menggigit bibirnya, "Apakah kamu benar-benar seorang Panangkap Iblis?"

Su Su mengangguk. Meskipun tidak sepenuhnya demikian tetapi dia lebih baik dari pada banyak Penangkap Iblis di dunia ini. 

Gadis kecil itu berkata, "Kalau begitu kau bisa menolongku menyelamatkan kakakku?"

Su Su bertanya, "Apa yang terjadi dengan kakakmu?"

"Ada seorang Tuan Muda di kota ini tapi suatu hari  tiba-tiba temperamennya berubah drastis. Setiap kali, dia akan datang ke desa untuk mendapatkan seorang wanita muda. Kakakku dibawanya pergi." Ketika gadis kecil itu berbicara air matanya jatuh, "Aku sangat merindukan kakakku. Semua orang di desa mengatakan bahwa Tuan Muda telah berubah menjadi iblis dan membunuh kakakku."

Su Su dengan cepat menyeka air matanya, "Karena kalian telah menerimaku, aku berjanji akan membantumu mencari kakakmu."

"Betulkah?"

"Ya."

Wanita tua itu datang dan berkata dengan cemas, "Nona benarkah kau bisa membantu kami?"

Su Su berkata, "Nenek bisakah kau ceritakan padaku lebih detail?"

Wanita tua itu mulai menjelaskan, "Tidak jauh dari sini ada kota bernama Zuoguang. Orang terkaya di Kota Zuoguang adalah Wang Yuan Wai. Di masa lalu putra dari keluarga Wang Yuan Wai sangat baik dan berjiwa sosial. Namun setahun yang lalu kepribadiannya berubah drastis. dan mengatakan dia ingin mengambil selir. Awalnya semua gadis di desa sangat senang siapa yang menyangka bahwa dia akan mengambil selir setiap dua bulan,"

"Semua wanita yang sudah dinikahi tidak pernah kembali dan kerabat mereka bahkan tidak dapat menemui mereka. Penduduk desa merasa ada yang aneh dan mulai gaduh. Akhirnya orang desa yang membuat gaduh ditemukan sudah tewas di pintu masuk desa keesokan harinya."

"Sejak saat itu tidak ada yang ingin menikahi Tuan Muda Wang. Bahkan dia mengatakan jika wanita yang disukainya tidak mau menikah dengannya, keesokan harinya seluruh keluarganya akan mati. Beberapa orang menolak untuk melakukannya dan keesokan harinya mereka semua mati."

"Dua bulan lalu dia menyukai cucu perempuanku, Xiao You. Dia dinaikan ke tandu pengantin demi kami dan Xiao Ling. Mata wanita tua itu meneteskan air mata, "Jika Nona benar-benar dapat menemukan Xiao You, aku akan berlutut untukmu."

Su Su dengan cepat membantunya berdiri, "Aku akan mencoba yang terbaik."

Manusia telah berubah menjadi iblis?  Selain untuk kepemilikan Su Su tidak bisa memikirkan sebab yang lain. Iblis yang bisa mengambil tubuhnya manusia jelas tidak mudah untuk dihadapi. 

Wanita tua itu berkata, "Orang-orang di desa mengatakan bahwa Tuan Muda Wang telah berubah menjadi iblis. Hari ini ketika saatnya tiba aku takut dia mungkin datang ke desa lagi untuk mengambil pengantin wanita. Itu sebabnya semalam ketika kalian mengetuk pintu penduduk desa tidak mau menerimamu masuk."

Su Su berbalik untuk melihat Tan Tai Jin hanya untuk melihat dia juga tampak memikirkannya. Pada saat tatapan Su Su bertemu dengan matanya dia tiba-tiba tersenyum dan berkata kepada wanita tua itu, "Jangan khawatir. Saudara perempuanku pasti akan membantumu. Lagi pula bukankah Tuan Muda Wang membutuhkan pengantin wanita. Siapa lagi yang lebih cocok untuk menikahinya menggantikan penduduk desa dari pada dia?"

Su Su menyeringai dan menggertakan giginya dan berkata, "Itu benar sekali. Benar sekali. Bahkan jika aku tidak bisa. Saudara laki-lakiku pasti bisa meskipun aku tidak bisa. Dia jauh lebih cantik dari seorang wanita ketika dia berdandan."

***

 

BAB 28  

Masalah ini kemudian telah diputuskan.

Begitu wanita tua itu pergi, Su Su menutup pintu dan bertanya kepada Tan Tai Jin, "Apa lagi yang kau rencanakan?"

"Bukankah kau yang ingin membantu orang-orang di desa? Bagaimana bisa kau mengingkan aku mendapat masalah?"

"Apakah kamu penasaran tentang Tuan Muda Wang itu?" Su Su menebak, "Apakah kamu menginginkan matanya?"

Tan Tai Jin tersenyum dan meliriknya, "Menurutmu begitu?"

Ketika dia mengatakan ini, Su Su tidak yakin. Lagi pula sejauh yang dia tahu, Qi dingin akan tetap ada di mata yang dibutakan oleh Jarum Xuan Bing. Dan jika diganti dengan mata Tuan Muda Wang paling hanya akan bertahan sebulan sebelum akhirnya membusuk. Mata manusia tidak bagus dan mata iblis itu kotor. Tan Tai Jin sangat proaktif sehingga sulit bagi Su Su untuk tidak mencurigainya mempunyai niat buruk. 

Tan Tai Jin berkata, "Orang-orang Tuan Muda Wang akan datang ke desa untuk menjemput pengantin wanita di malam hari. Saat itu kau akan berpakaian seperti pengantin dan duduk di tandu. Ayo pergi ke Kediaman Wang untuk melihat-lihat."

Su Su berkata dengan gusar, "Menurutku itu mudah bagiku untuk memasuki Kediaman Wang tetapi sekarang pembuluh darah vital di tangan dan kakimu telah rusak. Sebaiknya kau saja yang berpura-pura menjadi pengantin wanita karena pengantin wanita hanya perlu duduk dan akan didukung,"

Su Su mengira dia akan marah tetapi dia tidak menyangka Tan Tai Jin akan berpikir sejenak dan dengan malas menjawa, "Baiklah, aku akan melakukannya."

Su Su: "..."

Dia telah hidup selama lebih dari seratus tahun dan belum pernah melihat seseorang seperti Tan Tai Jin. Dia seperti rumput beracun yang tumbuh di tebing yang mati-matian mencoba bertahan hidup sehingga dia sangat bisa beradaptasi dengan apa pun.

Su Su awalnya berpikir bahwa dia sengaja mendorong dirinya ke dalam lubang api tetapi dia tidak menyangka bahwa dia benar-benar tidak peduli dengan hal-hal ini. Bagi Tan Tai Jin harga diri dan penilaian orang lain tidak terlalu penting. Semua yang tidak bisa membunuhnya sedang menempanya dan membuatnya lebih kuat. 

Su Su menjadi semakin yakin bahwa dia merencanakan sesuatu.

Dia ingin menghentikannya tetapi melihat matanya sudah ditutupi oleh lapisan abu-abu sudah membuatnya sakit kepala. Jika dia masih makhluk abadi, dia pasti memilik cara untuk menyembuhkannya tapi sekarang dia makhluk fana jadi tidak bisa berbuat apa-apa. Meski pun Tan Tai Jin itu penuh kelicikan dia tidak bisa menahan untuk mati-matian bertahan hidup.

Su Su berkata, "Baik, aku akan membantumu. Kamu berpura-pura menjadi pengantin dan aku akan diam-diam mengikuti di belakang tandu dan mencari cara untuk memasuki kediaman itu. Sepakati dulu bahwa kita hanya akan menyingkirkan monster yang membahayakan orang dan tidak membahayakan orang biasa."

Tan Tai Jin memandangnya dan berkata, "Aku tidak tertarik pada orang biasa."

Su Su berpikir. Kemarin kau masih menginginkan mata gadis kecil itu. 

Mengetahui bahwa mereka akan menyingkirkan iblis, wanita tua itu berkata dengan cepat, "Untuk orang yang dipilih oleh Tuan Muda Wang maka pakaian pengantin akan muncul beberapa hari sebelumnya di rumah mereka. Orang yang akan menikah malam ini adalah Yan Yan, seorang gadis dari keluarga Chen yang sudah tua. Gadis itu telah menangis selama berhari-hari. Jika Nona dan Tuan benar-benar dapat membantu kami seluruh desa akan sangat berterima kasih." 

 Tan Tai Jin berkata kepada Su Su, "Pergi ke rumah Chen Yan Yan."

Su Su membawa kuda poninya dan membantunya menaikinya. Meskipun tangan dan kakinya terluka dia tetap bisa duduk tegak. Meski wajahnya pucat dia masih bisa menguasai dirinya. Su Su tidak bisa menahan diri untuk tidak menatapnya beberapa kali lagi. Tan Tai Jin tidak memperhatikan matanya meski Jarum Xuan Bing menancap di matanya dan pembuluh vitalnya sangat terluka parah. Hanya sedikit orang di dunia kultivasi yang memiliki kegigihan seperti ini. Meski pun dia belum berkultivasi di jalan iblis, dia mungkin memiliki masa depan cerah jika berkultivasi di jalan makhluk abadi.

Keduanya datang ke rumah Chen Yan Yan dipimpinan wanita tua itu. Ketika ayah Chen mendengar cerita mereka dia merasa terkejut dan senang. Dia tidak bisa mempercayainya dan ingin langsung berlutut di depan Tan Tai Jin dan Su Su. 

Mata Chen Yan Yang yang berwajah suram menyala karena harapan dan memberi hormat kepada Su Su, "Apakah kau benar-benar akan menikah menggantikanku?"

Su Su menahan senyum dan menunjuk ke Tan Tai Jin, "Bukan aku tapi dia."

Chen Yan Yan mengangkat kepalanya dan melihat seorang pemuda yang jelas duduk di atas kuda. Dia belum pernah melihat orang yang begitu tampan sebelumnya jadi dia menatap Tan Tai Jin dengan linglung. Sampai dia mengarahkan pandangannya ke bawah dengan dingin dan menyapunya, Chen Yan Yan buru-buru menundukkan kepalanya dan tersipu.

"Terima kasih anak muda."

Tan Tai Jin dengan santai menjawab, "Baiklah, berikan aku gaun pengantinmu."

Dia dilahirkan dengan wajah yang enak dipandang sehingga tidak ada yang keberatan dengan hal konyol seperti menjadi pengganti untuk menikah. Di depan keberadaan Tan Tai Jin yang bersinar, orang-orang di desa itu terlihat seperti rumput liar yang tidak penting. Penduduk desa bahkan secara tidak sadar menganggapnya sebagai Penangkap Iblis hebat sehingga tidak ada yang berani meragukan kemampuannya.

Chen Yan Yan dengan patuh membawa gaun pengantin dan satu set ornamen kepala. "Tandu pengantin Tuan Muda Wang akan datang menjemput pengantin antara pukul 11 malam sampai 1 dini hari malam ini,"

Su Su berspekulasi, pukul 11 malam sampai 1 dini. Tidak mungkin bagi orang biasa menikahi seorang istri atau selir di waktu yang sial. Energi Yin sangat kuat saat larut malam tidak heran penduduk desa curiga bahwa Tuan Muda Wang telah menjadi iblis. 

Chen Yan Yan berkata dengan cemas, "Akankah terjadi sesuatu dengan kalian jika hal ini terungkap?"

Tan Tai Jin menatap Chen Yan Yan dengan tersenyum yang sebenarnya adalah bukan senyuman. Chen Yan Yan tersipu saat melihatnya, menggigit bibirnya dan memutar jarinya. Su Su melihat dibalik senyum Tan Tai Jin, tatapan muram dan dinginnya sedang mempertimbangkan mata Chen Yan Yan dan jadi Su Su menutupi mata Tan Tai Jin dan berkata kepada Chen Yan Yan, "Nona Chen jangan khawatir. Kakakku sangat pandai menangkap iblis. Jadi tidak akan terjadi apa-apa,"

Chen Yan Yan melihat Su Su dan jatungnya yang berdebar jadi mereda sedikit.

Su Su mengenakan rok sutera berwarna lotus dan selempang ketat membuatnya terlihat benar-benar kurus. Dia memiliki aura cantik yang jauh dari Chen Yan Yan. Chen Yan Yan tidak bisa menguasai perasaan inferioritas kompleks karena malu dan benci yang dengan cepat mengambil alih pikirannya. Dia meninggalkan ruangan seperti sedang melarikan diri.

Su Su mengendurkan tangannya, "Kau sudah berjanji untuk tidak membahayakan orang-orang biasa,"Kau benar mempercayaiku? Aku bukan Xiao Lin tercintamu. Jika aku ingin menarik kata-kataku, aku akan melakukannya,"

Dia menaikan matanya dan memandang Su Su, sengaja memprovokasinya sehingga dia akan marah dan membatah kata-kata Tan Tai Jin. Namun gadis di depannya memikirkan hal itu dan mengangguk setuju, "Ya. Sangat bagus kau mengingatkanku. Setelah ini aku akan tetap waspada,"

Matanya yang hitam kembali dingin. Dia merasakan dirinya mengalami sebuah perasaan yang tidak bisa dijelaskan jadi dia hanya mengerucutkan bibirnya dengan kencang dan fokus dengan masalah di tangannya, "Ganti pakaianku,"

Su Su berkata, "Aku akan meminta kakek Xiao Ling untuk membantumu berpakaian,"

Tan Tai Jin bersandar di ujung tempat tidur dan tertawa dengan dingin. Su Su teringat anak anjing yang terbunuh karena darahnya dan tiba-tiba menyadari bahwa itu tidak akan baik. Dia membuka lipatan gaun pengantin itu dan berkata, "Sebaiknya aku saja yang melakukan,"

Su Su melepas pakaian luar dan celananya menyisakan hanya pakaian dalamnya. Dia terlihat kurus tetapi sebenarnya dia memiliki bahu lebar dan pinggang yang kecil. Su Su tidak berani melihat sembarangan dan mengenakan gaun pengantin padanya. Tuan Muda Wang Zi Wei benar-benar tidak memiliki ketulusan karena gaun pengantin yang dikirimnya terlalu besar untuk seorang gadis biasa. Tetapi terlihat kecil jika dipakai oleh Tan Tai Jin. Su Su merasa gaun itu sangat ketat ketika dia akan mengikat gaun itu. 

Tan Tai Jin menurunkan matanya untuk menatap Su Su dan gadis itu hampir menyandarkan kepalanya di dadanya untuk mengencangkan gaun pengantin yang merepotkan ini. 

Tan Tai Jin dengan tidak sabar mendesak, "Cepatlah."

Su Su berkata, "Ini hampir selesai."

Tan Tai Jin sangat tinggi dan gaun pengantin ini jelas jauh lebih pendek. Untungnya dia hanya duduk dan tidak perlu berdiri sekarang sehingga itu tidak menjadi masalah.

Su Su sudah selesai mendandaninya dan ketika dia melihat ke atas, dia tidak bisa menahan tawa. Penampilan Tan Tai Jin memang sudah sangat menawan dan tampan jadi dirinya yang mengenakan pakaian wanita tidak terlihat aneh sama sekali. Hanya saja tulangnya lebar, jadi bahunya terlihat bidang dan dadanya terlalu rata.

Su Su berkata, "Kamu terlihat aneh. Mengapa aku tidak mengambilkanmu dua buah bakpau?" 

Mata hitam Tan Tai Jin menyapu dadanya dan mengejek, "Aku rasa itu tidak perlu. Tidak akan ada yang curiga kalau kau ini laki-laki ketika kau terlihat seperti ini. Sudah pasti aku tidak akan mudah ketahuan,"

Su Su akhirnya mengerti apa yang dia katakan dan wajah kecilnya berubah merah karena marah. Tentu saja dia tidak bisa menjadi sekurus Tan Tai Jin. Terlebih lagi ... Dada Ye Xi Wu memang tidak besar. Kecil dan tidak mencolok, sangat lucu meski tidak seksi. Ini juga salah satu alasan kenapa Ye Xi Wu sering membenci Ye Bing Shang. 

Di antara wanita, membandingkan penampilan, tubuh, suami apapun yang bisa dibandingkan  pasti akan dibandingkan. Ye Xi W menyadari bahwa dia kalah dari Ye Bing Shang dalam segala hal dan hampir memiliki trauma psikologis di dalam hatinya. 

Su Su berkata, "Apa yang salah dengan penampilanku yang seperti ini? Ini tidak ada hubungannya denganmu. Jika kau melihat lagi kau tidak akan memerlukan matamu yang tersisa."

Tan Tai Jin masih melengkungkan bibirnya dengan sarkastik yang sama.

Su Su marah di dalam hatinya. Biar bagaimana pun dia masih seorang gadis. Seorang gadis sedikit banyak pasti mempedulikan penampilan dan sosoknya. Lima ratus tahun setelah kekacauan dunia, kecantikannya adalah nomor satu di Tiga Alam. Tubuh abadinya benar-benar berbeda dari Ye Xi Wu. Dia lebih tinggi dari Ye Xi Wu. Kakinya panjang dan ramping. Roh burung kecil menjadi dewasa di usia seratus tahun. Sebelum dia mencapai usia dewasa, dia memiliki penampilan seorang gadis kecil dan di hari ketika dia menjadi dewasa dia telah berubah menjadi gadis cantik dengan proporsi dan kecantikan yang memukau. 

Sekali menatapnya, para dewa dan iblis tidak akan melupakannya sampai sepuluh ribu tahun. Di masa lalu dia tidak merasa bahwa hal itu aneh tetapi sekarang dia telah menjadi loli kecil di dunia fana. Dia menyadari bahwa semua pria-pria busuk di dunia ini hanya menyukai gadis yang berpenampilan dan Su Su sangat membencinya. Berdasarkan estetika seorang gadis dia masih merasa bahwa tubuhnya yang sekarang sangat bagus. Matanya bulat, kulitnya sangat putih, dan dia sangat imut, tidak lebih buruk dari siapa pun. 

Mereka yang buta.

Dia ingat bahwa dalam mimpi buruk, Tan Tai Jin pernah berkata bahwa Patung Dewi itu cantik, pikir Su Su dalam hati, Aku penasaran kecantikan macam apa yang dilihat di mata pria aneh ini?  Su Su menggelengkan kepalanya, toh itu tidak ada hubungannya dengan dia. Su Su mengambil kotak rias dan merias wajah Tan Tai Jin. Kulitnya sudah putih dan dia tidak membutuhkan bedak. Karena marah, Su Su sengaja mengecat bibir pucatnya menjadi sangat merah. Dia berpikir dengan buruk bahwa Raja Iblis harus memiliki mulut besar agar sesuai dengan identitasnya. 

Melihat Su Su yang cemberut tanpa sadar, tampak tidak senang, Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya diam-diam. Setelah Su Su mengangkat matanya ketika selesai meriasnya dan menemukannya tersenyum. Ada senyum di mata hitamnya yang utuh. Dengan riasan, mengenakan gaun pengantin wanita, wajah yang sedikit dingin, senyumnya yang tipis sebenarnya memberikan impresi senyum yang dapat menghancurkan bumi.

Dia adalah gadis yang berpikiran luas dan dengan tulus memuji, "Kamu terlihat sangat cantik seperti ini."

Tidak heran Raja Iblis di masa depan tidak ingin menunjukkan wajah. Dia takut penampilan ini tidak cukup tangguh dan menakutkan. Senyum Tan Tai Jin hanya  bertahan sesaat sebelum dia menjadi dingin lagi.

Dia membuang muka, "Jangan jadi orang menyebalkan malam ini," 

Su Su dengan nada menghina berkata, "Kita akan lihat siapa yang akan jadi orang menyebalkan. Siapa pun orang yang membuat kita marah adalah bajingan!"

***

Su Su tidak bagaimana menata rambut pengantin jadi rambut Tan Tai Jin disisir oleh ibu Chen Yan Yan. Tangan ibu Chen sangat terampil. Ketika Su Su keluar dia seperti kemasukan roh dan bergumam di mulutnya, "Bagaimana seorang pria bisa dilahirkan dengan sangat tampan?!"

Su Su melukis jimat di luar. Penduduk desa mengambilkan darah anjing hitam untuknya. Jika hal semacam ini digunakan dengan baik maka itu akan berguna di saa-saat yang tidak diharapkan. Sangat menyedihkan ketika ada di perahu, Tan Tai Jin telah mengambil semua yang dia bawa setelah menggeledahnya. Jika tidak dia akan lebih percaya diri saat ini. Penampilan Su Su juga tidak nampak begitu buruk. Ibu Chen memelintir rambutnya dan mengoleskan debu panci di wajahnya agar terlihat tidak mencolok. 

Su Su mengangkat wajah kecilnya dan menjadi sangat penurut. Setelah merapikan dirinya sendiri dia pergi menemui Tan Tai Jin. Dia duduk bersila di atas tempat tidur dan membuka matanya ketika dia mendengar suara masuk. Su Su melihatnya. Meski pun dia sangat cantik, dadanya yang cantik terlalu bidang dan rata.  Dia khawatir Tuan Muda Wang akan menemukan ada yang salah ketika dia menyentuhnya nanti. Dia tidak tahu dari mana datangnya kepercayaan diri Tan Tai Jin yang tangannya tidak digerakan.

"Sudah hampir waktunya," 

Tan Tai Jin menjawab "Hm..."

"Bisakah kamu bergerak di posisi ini? Tidakkah pengawal pengantin akan curiga kepada pengantin yang sama sekali tidak bisa berjalan?"

Tan Tai Jin berkata dengan enteng, "Para wanita di desa tidak mau menikah dengan Tuan Muda Wang. Orang tua keluarga Chen takut keluarganya akan terbunuh jadi membius putri mereka sebelum dikirimkan ke tandu pernikahan sangat wajar dan beralasan," 

Ternyata Tan Tai Jin punya ide untuk berpura-pura menjadi pengantin yang dibius dan diusir paksa. Melihat dia memiliki ide, Su Su akhirnya berhenti khawatir. Mereka berdua tinggal di kamar Chen Yan Yan sementara Chen Yan Yan yang asli pergi ke rumah tetangga dan bersembunyi. Langit benar-benar menjadi gelap dan semakin mendekati pukul sebelas malam maka Yin Qi terasa semakin kuat.

Akhirnya suara suona terdengar dari jauh. Suara gelisah orang tua keluarga Chen terdengar di luar, "Nona, Tuan, tim pengawal pengantin Tuan Muda Wang akan segera datang."

Tan Tai Jin memerintahkan, "Masuk dan bantu aku."

Orang tua Chen mendorong pintu dan membantunya berdiri. Mereka bertiga keluar bersama dan menunggu di luar rumah. Su Su menemukan setumpuk kayu bakar dan membungkuk. Menyembunyikan dirinya sambil mengamati diam-diam. Tidak lama kemudian pengawal pengantin tiba di rumah keluarga Chen. Telapak tangan Ayah dan Ibu Chen berkeringat ketika mereka menempatkan Tan Tai Jin yang pura-pura tidak sadar ke kursi tandu.

Su Su awalnya mengira pengawal pengantin akan memeriksa namun tidak disangka setelah mereka menjemput pengantin mereka segera mengangkat tandu dan pergi seolah mereka tidak takut ditipu oleh penduduk desa. Akibatnya Su Su menjadi lebih waspada. Karena orang-orang Tuan Muda Wang sangat percaya diri, entah dia tidak punya otak atau dia seorang tiran. Su Su merasa bahwa jika dia berani menjadi begitu arogan dan jahat, kemungkinan yang terakhir relatif tinggi, dan iblis ini mungkin sulit untuk dihadapi.

Genderang dan terompet  berbunyi begitu tandu pengantin berangkat. Pengangkat tandu pengantin menatap ke depan tanpa ekspresi di wajah mereka. Dalam kegelapan sorak kegembiraan semacam ini sangatlah aneh. Su Su menunggu mereka berjalan sebentar, menahan napas, dan mengikuti mereka dengan tenang. Para pengangkat tandu berjalan sangat cepat dan tidak butuh waktu lama sebelum mereka meninggalkan desa dan tiba di kota. Yang mengejutkan Su Su adalah setiap rumah memiliki lentera merah. Dia awalnya berpikir bahwa perbuatan jahat Tuan Muda Wang hanya menargetkan penduduk desa tetapi sekarang tampaknya semua orang di kota mengetahuinya dan dipaksa dengan menyalahgunakan wewenang untuk menggantung lentera merah.

Meskipun lampu menyala, jalanan kosong dan pintu serta jendela setiap rumah tertutup. Pengawal Pengantin membawa tandu pengantin memasuki sebuah rumah besar. Su Su melihat plakatnya dan tahu bahwa dia telah tiba di rumah Wang Yuan Wai. Tan Tai Jin menghilang bersama dengan tandu yang membawanya dan Su Su tidak bisa mengikuti begitu saja secara terbuka jadi dia hanya bisa melihat sekeliling rumah. 

Dia menemukan tempat yang tenang dan hendak memanjat tembok. Dia tidak menyangka ketika dia baru saja akan menyentuh dinding dia terpantul oleh kekuatan tidak terlihat dan jatuh ke tanah. Dia kesakitan dan sampai pada sebuah teori. Seperti yang diharapkan, ketika tangannya dengan lembut menyentuh tembok Su Su menyentuh lapisan penghalang transparan. Oh tidak. Aku sudah tamat, pikir Su Su. Makhluk Iblis yang akan mengatur mantra ini pasti makhluk iblis yang hebat. 

Dia memiliki rencana untuk menghancurkan penghalang namun jika penghalang itu dirusak iblis itu pasti menjadi waspada. Tapi jika aku tidak menghancurkan penghalang, apakah Tan Tai Jin tidak apa-apa di dalam sendirian?

***

Tan Tai Jin duduk di tempat tidur. Wanita tua yang menyambut pengantin mengantarnya ke sini dan menutup pintu. Jendelanya tertutup tetapi pada malam seperti ini orang masih bisa mendengar suara  angin. Tan Tai Jin melepas tutup kepalanya dan melihat ke sekeliling ruangan. Sejak muda dia mempelajari segalanya secara diam-diam dan penasaran tentang segalanya. Ketika dia melihat sekelilingya dia merasa bahwa ruangan ini sangat misterius. Lilin merah menyala di tanah dan tempat tidurnya tidak menempel ke dinding. Udara dipenuhi Qi yang tidak menyenangkan. Mata Tan Tai Jin menyipit. Ini adalah Formasi Bintang Iblis.

Dia tidaktahu bagaimana cara menghancurkan formasi namun dia tidak juga panik. Dia ingin melihat dewa macam apa Tuan Muda Wang ini. Suara langkah kaki yang berat datang mendekat, membuka pintu dan menutupnya lagi. Orang yang baru datang itu berbalik dan Tan Tai Jin melihat Tuan Muda Wang yang berpakaian pengantin. Matanya sangat cekung namun ada senyum di wajahnya namun sangat kaku seperti boneka dengan pikiran kosong. 

"Kenapa kamu tidak menggunakan penutup kepala?" Tuan Muda Wang bertanya dengan suara suara serak dan menakutkan. 

Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya sambil tersenyum, "Aku tidak memerlukannya,"

Tuan Muda Wang menundukkan kepalanya dan berkata, "Tidak apa-apa. Etiket yang rumit ini bisa dikecualikan." Dia melepas pakaiannya dengan bodoh dan berjalan menuju Tan Tai Jin. Tan Tai Jin kembali yakin bahwa Tuan Muda Wang ini sudah tidak memiliki pikirannya sendiri. 

Suara Tan Tai Jin adalah suara laki-laki yang dalam dan rendah tetapi Tuan Muda Wang tidak menanggapi sama sekali. Dia hanya peduli tentang seks dan dari tujuan Tuan Muda Wang merenggut gadis-gadis, Tan Tai Jin khawatir Tuan Muda Wang ingin mengambil Yin dasar para wanita.

Hanya iblis yang melakukan metode kultivasi seperti ini. Namun Tan Tai Jin tidak merasakan adanya aura iblis di tubuh Tuan Muda Wang. Begitu Tuan Muda Wang mendekat, kunci pengaman di lengan Tan Tai Jin bergetar. Tan Tai Jin melihat sekeliling dan menemukan bahwa Su Su belum juga mengikutinya. Ada senyum kejam di sudut mulutnya. Bagus sekali. Mataku akan sakit sampai rasanya ingin mati.

Ketika dia mengganti mata dan pembuluh vitalnya dengan milik Tuan Muda Wang, dia akan membunuh siapa pun yang ingin dia bunuh. Jadi bagaimana jika mata manusia dan iblis tidak akan bertahan lama? Ada begitu banyak manusia di dunia jadi selalu ada persediaan mata yang tak habis-habisnya.

***

Penghalang ini membuat Su Su sakit kepala sampai akhirnya Gelang Giok bangun dan berkata, "Tuan, mari kita coba masuk dari bawah tanah." 

Gelang Giok telah ada di dunia selama puluhan ribu tahun, bahkan jika dia tidak memiliki kekuatan spiritual, dia memiliki pengalaman yang sangat kaya. Su Su mengangguk dan mengacungkan jimat penggali dari lengan bajunya. Mantra itu dinyalakan, dia menghilang tetapi saat berikutnya dia terpental lagi.

Gelang Giok berkata, "Penghalang iblis ini terbentang sampai ke bawah tanah. Sepertinya penggalian tidak akan berhasil."

Su Su mulai cemas, "Tan Tai Jin masih di dalam, tidak akan terjadi apa-apa padanya kan?"

Gelang Giok berkata, "Dia adalah jiwa Raja Iblis jadi makhluk iblis itu seharusnya takut padanya."

Su Su berkata, "Tapi dia adalah sampah denan nilai perlawanan lima dan tidak bisa begerak. Meski pun iblis itu itu takut padanya tapi manusia dapat dengan mudah memukulnya sampai mati dengan tongkat."

Gelang Giok tidak bis aberkata-kata. Dia sering tertidur dan hanya terbangun sesekali jadi dia tidak tahu mengenai penghalang ini. Keduanya sedang berdiskusi bagaimana cara membalik keadaan ini namun tiba-tiba penghalang itu bergoncang dan di saat berikutnya menghilang. 

Gelang Giok berkata, "Penghalangnya hancur!"

Su Su tahu di dalam hatinya bahwa Tan Tai Jin pasti telah melakukan sesuatu yang besar. Iblis tidak dapat berkonsentrasi untuk menjaga penghalangan dan mulai berkonstrasi menghadapinya. Dengan hal ini di pikirannya, Su Su bergegas ke Kediaman Tuan Muda Wang. 

"Gelang Giok, aku akan menghadapinya sendiri. Kau bisa berhibernasi."

Ada sebuah danau di Kediaman Wang. Su Su berjalan melintasi danau ketika dia mencium bau aneh di udara. Dia melihat api besar membentang dan seorang pemuda dengan kaki telanjang berjalan keluar dari api. Dia mengenakan gaun pengantin merah, rambut hitamnya berantakan dan mata kirinya kosong dengan darah terus mengalir keluar. 

Dia menutupi mata itu, ekspresinya dingin dan dia membawa sesuatu di tangannya yang lain. Ada pohon persik tepat di seberangnya. Ini jelas bukan bulan kedua di tahun ini tetapi pohon itu sudah berbunga penuh. Bunga persik mekar sangat indah di malam hari. Yang lebih mengagetkan lagi, batang pohon persik ini sebesar ruangan kecil. Su Su baru saja ditahan oleh penghalang di luar dan tidak bisa melihat pohon ini. Tapi sekarang dia telah masuk dan melihat pohon persik menjulang menembus awan, dan bergerak tanpa angin. 

Tan Tai Jin menghadapi pohon persik dan melemparkan sesuatu yang ada tangannya. Itu adalah kulit Tuan Muda Wang. Hanya saja kulit Tuan Muda lama membusuk dan inti spiritualnya  telah disedot oleh Iblis Pohon. 

Tan Tai Jin tidak pernah menyangka bahwa ketika dia mencungkil mata Tuan Muda Wang, dia sudah menjadi orang mati. Dia menginginkan mata makhluk iblis itu tetapi makhluk iblis itu berubah menjadi pohon. Bagaimana mungkin sebuah pohon memiliki mata?

Tapi bukannya tidak mendapat apa-apa, Iblis Pohon memiliki pembuluh yang tidak terbatas jadi dia hanya mengambil beberapa pembuluhnya dan bisa berjalan lagi.  Hanya saja ketika dia mengeluarkan matanya dia baru menyadari bahwa Tuhan Muda Wang sudah mati lama sekali dan sekarang kantung matanya kosong dan terus berdarah.

Tan Tai Jin merobek sehelai kain dari pakaiannya dan menutup matanya. Lebih banyak lagi cabang Iblis Pohon yang muncul dan menyerangnya. Cabang pohon yang menyentuh darahnya langsung layu tetapi pohon sebesar itu meski banyak cabangnya yang layu, dia masih memiliki bagian lain yang berdaun. Iblis pohon takut padanya dan ingin membunuhnya. Ia sangat marah dan cabangnya menyerbuTan Tai Jin seperti badai yang mengamuk.

Hati Tan Tai Jin terbenam dan mengetahui bahwa darahnya tidak cukup banyak untuk menghadapi Iblis Pohon jadi dia dengan menyedihkan berusaha menghindar namun terkena cabang pohon dan jatuh ke tanah. Sebuah tubuh yang lembut memeluknya dan membawanya untuk menghindar.

"Apa yang telah kau lakukan?" Su Su merasakan bahwa seluruh tubuhnya penuh dengan Qi iblis dan berkata dengan tidak percaya, "Hanya sebentar saja dan kau benar-benar telah menggunakan hal-hal iblis?"

Pohon persik di udara berdesir dan jatuh mencoba membentuk jaring untuk menjebak mereka di dalam. Su Su menyadari bahwa tidak ada tempat untuk melarikan diri namun tiba-tiba Tan Tai Jin memeluknya dengan erat dari belakangnya takut dia akan meninggalkan dirinya sendiri.  

Su Su, "Lepaskan!"

Tan Tai Jin berkata, "Pikirkan cara atau kita mati bersama,"

"Aku tidak akan meninggalkanmu," Su Su melepaskan tangan Tan Tai Jin.

Tan Tai Jin mengencangkan lengannya lagi, matanya yang gelap menjadi dingin dan dia berkata dengan tegas, "Kamu akan meninggalkanku!" 

Sepanjang hidupnya semua orang meninggalkannya jadi dia memaksanya untuk tinggal bersamanya. Tan Tai Jin melingkari pinggangnya erat-erat dan darah di matanya melumuri wajah lembut gadis itu. Su Su tidak peduli untuk menyeka darah di wajahnya ketika  jimat kuning dari lengan bajunya terbang keluar untuk melindungi mereka dari korosi Iblis Pohon. 

Tan Tai Jin menatapnya. Gadis itu sangat tenang. Dia tidak marah karena kehinaannya tetapi benar-benar berusaha melindunginya. Dia menangkap cabang yang ditancap ke matanya dan mendengus kesakitan. Tangannya berhenti dan mengerutkan kening dengan bingung. Segera persik menyusut menjadi sebuah kepompong  dan menelan mereka.

***

 

BAB 29  

Keduanya terjebak dalam kepompong Pohon Persik. 

Su Su berkata tanpa daya, "Sekarang kamu harus melepaskanku,"

Tangan di pinggang yang secara tidak sadar mengencang perlahan mengendur. Su Su mengangkat kepalanya dan menatap kepompong besar itu. Dia tahu bahwa Lan An telah mengkhianati Tantai Jin. Di masa yang benar-benar sulit  Lan An memilih untuk membesarkan Tan Tai Jin dan harus menanggung beban penghinaan selama bertahun-tahun hanya untuk membantu Tan Tai Jin naik tahta. Siapa yang menyangka bahwa orang terakhir di dunia yang peduli padanya juga akan meninggalkannya suatu hari? Dikhianati oleh Lan An, Tan Tai Jin tidak akan pernah mempercayai siapa pun dengan mudah.

Su Su juga tidak membutuhkan kepercayaannya. Dari pada berdebat mengenai sifat mulia dengan makhluk iblis lebih baik memikirkan bagaimana caranya untuk keluar. Kelopak pohon persik bersifat korosif. Jimat kuning Su Su berelemen air. Dia berubah menjadi lapisan air transparan yang membungkus mereka berdua di dalamnya untuk sementara mencegah agar Pohon Persik tidak dapat menyentuh mereka. Namun lapisan air tidak akan bertahan lama  jika lapisan itu rusak maka mereka akan mati.

Su Su berkata, "Kau tiba di Kediaman Wang sebelum aku. Jadi kau pasti tahu apa yang terjadi dengan Iblis Pohon ini?" 

Tantai Jin melirik telapak tangan Su Su yang memerah dan berkata, "Pohon persik mengisap Tuan Muda Wang sampai kering hanya menyisakan kulit sebagai bonekanya. Pohon itu menggunakan tubuh Tuang Muda Wang untuk berhubungan seks dengan para wanita dan merebut Yin mereka."

Hati Su Su tenggelam. Jika ini masalahnya maka nampaknya tidak baik bagi wanita yang dibawa pergi dengan paksa. 

Setelah pertempuran hebat terakhir antara dewa dan iblis hampir semua iblis disegel. Kemudian iblis yang telah cukup berlatih kultivasi untuk mendapatkan bentuk manusia kalau bukan memiliki kekuatan sihir yang lemah atau mereka akan lebih hati-hati. Pohon Persik ini besarnya sangat tidak normal dan bukannya sesuatu yang bisa tumbuh di kota. Dia pasti telah melarikan diri dari Gurun.

Makhluk iblis yang diam-diam hidup di dunia manusia sebenarnya sedang menunggu Raja Iblis berikutnya untuk bangkit. Pada saat itu, itu akan menjadi karnaval dan festival bagi dunia iblis. Sayangnya mereka tidak tahu siapa Raja Iblis mereka selanjutnya. 

Su Su melirik Tan Tai Jin ketika dia tidak sengaja mengangkat kepalanya dan pada saat yang sama memandang Su Su. Dia cukup terbuka untuk tidak merasa malu sedikit pun mengenai memeluknya memasuki kepompong Pohon Persik. 

Orang ini benar-benar...

Su Su bersandar dalam diam dan menjauh darinya. Kepompong bunga persik tidak begitu besar dan keduanya tertelan bersama. Dia lebih tinggi darinya dan kerangkanya jauh lebih besar dari Su Su, jadi itu sama seperti Su Su bersandar padanya. Suhu tubuh Tan Tai Jin masih sangat rendah seperti biasanya. Pemerah bibirnya sudah terhapus membuat bibirnya terlihat pucat. 

Paman Guru berkata bibir seperti ini adalah yang paling kejam. Su Su melihat matanya tertutup kain dan terus mengeluarkan darah, "Apa yang terjadi dengan matamu?"

Tan Tai Jin menutupi matanya yang berdarah dan berkata dengan nada kasar, "Tuan Muda wang adalah orang mati jadi matanya tidak bisa digunakan." 

Su Su tidak tahu apakah dia harus marah atau tertawa. Jadi dia mencongkel matanya sendiri. Sangat jelas dan pasti. Su Su berkata, "Iblis Pohon juga tidak memiliki mata untukmu. Mata rohnya bertransformasi mirip dengan manusia tapi mereka tidak benar-benar memiliki mata. Apa yang akan kau lakukan?"

Mata gelapnya yang lain menatap Su Su dalam diam. Su Su memelototinya, "Aku juga tidak akan memberimu mataku."

Tan Tai Jin tidak memiliki ekspresi di wajahnya.

Su Su berkata, "Ada beberapa hal spiritual di dunia yang dapat diubah menjadi mata manusia tetapi tidak sebaik mata manusia contohnya seperti Nafas Tanah, Jiwa Roh Sumsum Surga..." Dia berhenti dan tidak melanjutkan karena harta berharga ini tidak akan bisa masuk ke dalam tubuh Raja Iblis. 

Lapisan air mulai beriak lapis demi lapis dan Tan Tai Jin berkata, "Kita keluar dari kepompong Pohon Persik ini dulu." 

Su Su berkata, "Lima elemen saling bertentangan dan Iblis Pohon pasti takut dengan api. Aku akan mencoba menggunakan Matra Api Besar."

Tan Tai Jin mencibir. Su Su melihatnya dengan bingung, "Ada apa?"

"Pohon persik tumbuh di halaman terdalam. Sebelum aku keluar dari kamar aku menghancurkan Formasi Bintang Iblis dan membakar rumah. Tapi sekarang Iblis Pohon pindah ke tepi danau," kata Tantai Jin. "Dia pindah dengan rhizomanya. Jika aku tidak salah menebak tanah di kota ini adalah semua rhizomanya. Dia bisa bergerak ke mana pun dia mau."

Su Su memikirkan pemandangan itu. Seluruh bawah kota adalah rhizomanya. Tiba-tiba dia merasa menggigil sampai ke tulang belakangnya. Tidak heran aku tidak bisa masuk dengan menggali. Melanjutkan pemikirannya mungkin desa Chen Yan Yan juga memiliki rhizoma di bawah tanah sehingga bisa membunuh orang secara merajalela. Jika bukan karena Iblis Pohon Persik tidak gigih dan sensitif, dia dan Tan Tai Jin harusnya sudah ditemukan. 

Berpikir mengerikan lagi, mungkin seluruh wanita muda di kota telah menjadi penyubur Iblis Pohon. Jika Iblis Pohon tidak diberantas hari ini, dia akan terus membunuh orang di mana pun akarnya menyebar. Lapisan air bergetar dan hampir pecah. Lapisan itu pecah dan dalam sekejap, kelopak bunga persik beterbangan dengan niat membunuh yang tak ada habisnya dan menyerang mereka berdua. Tan Tai Jin mengangkat tangannya dan darah yang di tangannya menyentuh bunga persik sehingga kelopaknya menjadi hitam lapis demi lapis dan terkelupas.

Tan Tai Jin berkata kepada Su Su, "Apa yang kamu lakukan berdiri di sana? Cepat keluar.

Su Su berputar dan terbang keluar dari lubang yang Tan Tai Jin belah. Reaksinya cepat saat dia mengendurkan cambuk lembut yang tersembunyi di pinggangnya, membelah kepompong bunga persik dan melilitkannya di pinggang Tan Tai Jin untuk membawanya keluar juga.Keduanya lolos dari kepompong bunga persik. Su Su mengarahkan pandangannya ke pohon persik. Benar saja, seperti yang Tantai Jin katakan, pohon persik yang semula berada di dekat danau kini telah mencapai sisi yang berlawanan. Dia menempel erat ke sisi danau di kediaman menjauhi api besar. Akarnya bisa mengambil air dari danau untuk memadamkan api setiap saat.

Pohon persik tidak secerdas iblis lainnya tetapi batangnya yang menjulang tinggi adalah pemandangan yang mengejutkan untuk dilihat.

Su Su merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya. Dia berbalik untuk menemukan bahwa Tuan Muda Wang, yang sebelumnya telah menjadi sekarung kulit, entah bagaimana telah berdiri lagi. Di belakangnya berdiri Tuan Muda Wang dan sekelompok orang berpakaian seperti pelayan telah menjadi boneka iblis. Saat ini semua boneka iblis memegang alat pemotong di tangan mereka dengan kepala menunduk, menebas ke arah mereka.

Pohon persik benar-benar mengendalikan orang untuk membunuh mereka. Jika dilihat lebih dekat masing-masing dari mereka tampaknya memiliki akar pohon persik yang terhubung ke leher mereka. Mata Tan Ttai Jin menyipit dan sejumlah besar gagak darah terbang di udara menghalangi boneka iblis. Su Su menghela nafas lega.

"Aku punya ide," kata Su Su. "Pohon persik takut api jadi dia mendekati air. Setelah ditakuti olehmu sekarang pada dasarnya semua akarnya terbenam di danau. Namun air menghantarkan listrik. Akan akan menyiapkan formasi untuk memanggil petir untuk menjatuhkan pohon persik. Tetapi... "

Tan Tai Jin mengerti apa yang Su Su maksud, "Kamu khawatir pohon persik akan meninggalkan pusat formasi dan melarikan diri?"

Su Su mengangguk. Menyiapkan formasi membutuhkan waktu dan jimat yang melumpuhkan tubuh tidak efektif melawan makhluk iblis seperti ini.

Tantai Jin berkata, "Aku bisa menahannya. Kau pergilah mengatur formasi. "

Su Su ragu tentang hal ini. Namun dia juga tahu bahwa orang yang paling menghina pohon persik adalah Tan Tai Jin. Dia mengambil beberapa helai pembuluhnya, menghubungkannya dengan pembuluh Tan Tai Jin sendiri dan menggunakan api besar untuk membakar sebagian fondasinya. Jika Tan Tai Jin tidak meninggalkan kota iblis pohon itu pasti akan membunuhnya.

Su Su hanya bisa berkata, "Hati-hati."

Tubuhnya ringan. Dia dengan gesit menginjak cabang-cabang yang merontadi udara dengan ujung jari kakinya dan mulai membentuk formasi untuk pohon persik dan danau sebagai pusatnya. Tan Tai Jin perlahan berjalan menuju iblis pohon. Dia tampak sangat kecil di depan iblis pohon. Saat dia semakin dekat iblis pohon itu mengayunkan cabang-cabangnya dengan liar. Dia mengerang kesakitan ketika sebuah cabang mencambuk tubuhnya. Jadi begini rasanya dipukul, pikir Tan Tai Jin dalam hati.

Kali berikutnya sebuah cabang menyerang. Tan Tai Jin dengan keras mengulurkan tangannya dan menggenggam cabang itu. Telapak tangannya berlumuran darah dari rongga matanya dan dia dengan dingin tertawa ketika dia menikam cabang langsung ke lengannya. Pohon persik dengan panik gemetar saat dia menyentuh darah Tan Tai Jin mencoba menarik kembali cabangnya. Namun Tan Tai Jin dengan gigih memegangnya. Pohon persik mulai layu sedikit demi sedikit dan tak mampu bergerak. Melihat dia tidak mau melepaskan iblis pohon itu memutuskan untuk hanya menyedot darahnya.

Berapa banyak darah yang bisa dimiliki manusia?

Tan Tai Jin tertawa, "Ayo."

Dia menatap tajam pohon persik, Bukan hanya dia tidak mundur tetapi malah melangkah lebih dekat dan tidak membiarkan pohon persik menarik cabangnya dan bersandar ke akarnya .Su Su yang berada dalam formasi melihat langit yang penuh dengan bunga persik menari dengan liar. Jantungnya bergetar dan dia mempercepat langkahnya. 

Apa yang Tan Tai Jin lakukan?

Akhirnya dia bisa menyelesaikan formasi namun sebelum dia sempat bersukacita dan berlari mencari Tan Tai Jin, Su Su melihat sebuah lubang besar yang terbentuk di tengah pohon. Ranting-ranting itu membungkus Tan Tai Jin dan menelannya utuh. Su Su mengulurkan tangan untuk menangkapnya tetapi sudah terlambat. Batangnya tertutup dan pohon persik bergetar beberapa kali sebelum perlahan membuka sepasang mata ilusionernya dan menatap Su Su. Di dalam hatinya Su Su tahu bahwa ini buruk. 

Darah Tan Tai Jin meski pun terlihat menakutkan bagi siluman dan iblis tetapi itu juga makanan mereka hanya saja kebanyakan iblis tidak mampu menahannya. Pohon persik mencernanya sedikit demi sedikit. Hampir setelah bagian pohon itu menjadi layu namun sebenarnya pohon itu menarik banyak kekuatan. Pohon persik itu terkejut dan senang. Sekarang meski pun dia sedang dikejar oleh api dia tidak perlu lagi melarikan diri. 

Sebaliknya ia menatap Su Su dengan iri, "Tubuh perawan, bantulah aku,"

Namun pohon itu tahu bahwa gadis kecil ini memiliki keterampilan dan jimat yang luar biasa sehingga dia tidak berani meremehkan musuh. Su Su menghindari batangnya. Menyadari Tan Tai Jin telah ditelan olehnya pada saat ini dia tidak berani memanggil guntur jadi dia hanya bisa menggunakan api untuk membakar cabang-cabangnya. Pohon persik itu tertawa terbahak-bahak, tidak peduli, "Sekarang, aku tidak takut api." Benar saja tepat ketika api besar mulai menyala, kabut hitam perlahan memadamkannya.

Su Su sangat marah, "Tan Tai Jin, apakah kamu bekerja untuk iblis itu!"

Sekarang setelah makhluk iblis ini menghisap darah TanTai Jin, iblis pohon bahkan tidak takut api lagi. Dia masih tidak berani memanggil petir karena takut akan menyerang Tan Tai Jin di dalam pohon persik. Setelah pengetahuan pohon persik meningkat gerakan cabang-cabang yang hiruk pikuk menjadi terorganisir. Su Su tidak bisa menghindarinya dan kakinya diikat oleh akarnya. Dia sedikit berjuang tetapi menemukan bahwa dia tidak bisa membebaskan diri.

Pohon persik awalnya ingin membunuhnya, tetapi sebelum iblis ini mengambil sebuah bentuk, dia melakukan kejahatan dengan bantuan Tuan Muda Wang. Mengetahui keindahan tubuh wanita dan Yin fundamental mereka, iblis pohon itu juga menjadi cabul.

Su Su lebih cantik dari pada wanita lain yang ditangkap Tuan Muda Wang. Pohon persik ragu-ragu dan tiba-tiba tidak tahan untuk membunuhnya. Pohon persik mengikatnya di udara dan dengan ramah berkata, "Ketika aku memiliki sebuah tubuh, aku akan tidur denganmu." Kedua tangan Su Su terikat.

Kemarahan memenuhi hatinya. Mengapa semua iblis memiliki perilaku menjijikkan yang sama, cabul yang tak tertahankan? Omong-omong, Tan Tai Jin bisa dikatakan sebagai putra sulung dari siluman dan iblis. Su Su mengira bahwa Tan Tai Jin mungkin akan memiliki keinginan yang sama dengan para sampah ini. Pohon persik tidak punya waktu untuk berurusan dengan Su Su karena lebih bersemangat untuk menyerap kekuatan Tantai Jin.

Su Su melihat bahwa bunga persik yang mekar menjadi semakin halus dan takut Tan Tai Jin tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi jadi dalam sekejap dia menguatkan hatinya bersiap untuk menggunakan Mantra Pemandu Petir.

Gelang Giok tiba-tiba berkata, "Eh?"

Kali ini itu tidak dibangunkan oleh siapa pun dan buru-buru berkata, "Tuan Kecil, jangan terburu-buru. Ada sesuatu di pohon persik."

"Sesuatu? Apa itu?" tanya Su Su.

Gelang Giok memancarkan cahaya terang yang lembut dan berkata, "Ada senjata ilahi yang rusak di dalam tubuhnya."

Su Su terkejut sesaat tapi dia agak mengerti. Saat itu untuk menekan siluman dan iblis para dewa telah menghancurkan senjata ilahi menjadi beberapa bagian dan menyebarkannya ke mana-mana. Kemudian alam kultivasi abadi hanya dapat menemukan salah satunya yaitu Cermin Masa Lalu. Karena mereka tersebar bukan tidak mungkin bagi mereka untuk jatuh ke Gurun Jurang Kehancuran. Pohon persik mendapat kesempatan untuk membawa senjata suci ketika ia lolos dari Gurun Jurang Kehancuran dan ketika mencapai kota ia mulai melakukan kejahatan secara merajalela. Itulah sebabnya dalam waktu sesingkat itu ia tumbuh begitu hebat bahkan Tan Tai Darah Jin tidak berguna.

Su Su berkata, "Tan Tai Jin ada di batang pohon. Mungkinkah dia merasakan senjata ilahi di dalam jadi dia sengaja masuk? "

"Ini sangat mungkin," jawab Gelang Giok.

Su Su ingat kejadian mimpi buruk terakhir kali, "Dia benar-benar melakukan segalanya demi kekuasaan."

Gelang Giok berkata, "Tapi senjata ilahi ini tidak cocok untuk dia gunakan."

Su Su mengangguk. Dia tidak bisa berkata-kata atau mengatakan apakah orang gila yang mencari kekuasaan seperti dia harus dipuji karena menjadi luar biasa atau dikasihani karena sengsara. Dia dengan bodohnya mengejar dan berpikir bahwa dia tidak berguna dan ingin menjadi kuat. Tidak ada yang memberi tahunya siapa dia, bagaimana dia harus berkultivasi, dan ke mana dia harus pergi. Mungkin setiap Raja Iblis yang telah menyebabkan kekacauan di tiga alam awalnya terombang-ambing seperti ini. Kebingungan tetapi masih terobsesi dan kemudian menjadi keberadaan yang menakutkan.

Saat mereka berbicara pohon persik memang menyadari ada yang tidak beres. Dia tidak bisa "mencerna" manusia lemah yang ada di dalam tubuhnya. Dia panik dan mencoba mengusir Tan Tai Jin tetapi sudah terlambat. Bunga persik yang mekar mulai layu. Pohon persik itu bergetar dan sangat kesakitan sehingga tidak bisa lagi menahan Su Su.

Gelang Giok berkata, "Tan Tai Jin mendapatkan senjata ilahi! Pohon persik kehilangan sumber kekuatannya. Tuan Kecil, senjata ilahi itu adalah Bunga Penumbang Dunia."

Su Su ingat bahwa buku-buku kuno telah mencatat bahwa Bunga Penumbang Dunia dapat mengendalikan takdir. Itu memiliki total tiga kelopak dengan tiga warna berbeda. Hijau tua adalah kehidupan, yang merupakan kebaikan murni; Merah adalah kekuatan, yang merupakan jalan tertinggi; Ungu mengendalikan kematian, yang merupakan kesengsaraan dan kejahatan.

Bunga Penumbang Dunia tidak hanya dapat mengendalikan nasib para dewa tetapi juga dapat menyelamatkan dan membunuh mereka.

Gelang Giok dengan cemas berkata, "Kelopak hijau sudah lama habis. Kita harus masuk. Tidak peduli kelopak bunga mana yang tersisa dari Bunga Penumbang Dunia yang rusak, Tan Tai Jin tidak bisa menggunakannya."

Merah akan segera membangkitkan kekuatannya dan ungu akan membuat masalah menjadi sangat mengerikan, mustahil untuk dijelaskan. Jika Dewa Iblis muda ditakdirkan untuk mati tubuh mana yang akan terpengaruh? Apakah itu keselamatan tiga alam atau api penyucian baru?

Setelah mendengar apa yang dikatakannya Su Su tidak lagi ragu-ragu. Mengambil keuntungan dari pohon persik yang membuka lubang pohon untuk mencoba dan melemparkan Tan Tai Jin keluar, dia terbang masuk. Gelap gulita di dalam tubuh pohon itu. Su Su mengeluarkan mutiara bercahaya kecil untuk penerangan dan seluruh lubang pohon tiba-tiba menjadi terang. Su Su meraba-raba ke depan dan di batang pohon terdengar suara tetesan air.

Pada akhirnya seorang pemuda berbaju merah dan berambut tinta sedang bersandar di batang pohon dengan mata tertutup. Di telapak tangannya dia memegang kelopak bunga ungu. Kelopak bunga ungu itu memancarkan cahaya di batang pohon. Di bawah cahaya seperti itu, wajah TanTai Jin membawa sedikit aura jahat dan kejam.

Galang Gio berkata, "Ini adalah kelopak yang mengendalikan kematian ...... Juga telah ternoda dengan darah Tan Tai Jin dan mulai mengenali tuannya."

Su Su dengan erat mengerucutkan bibirnya karena dia juga tahu betapa seiusnya masalah ini. Dia berjongkok di depan TanTai Jin, meletakkan mutiara bercahaya dan berkata dengan sedih, "Tentu saja, kau ingin hidup lebih dari siapa pun bahkan tidak takut mati demi kekuasaan."

Jika dia tidak menghentikannya ketika Tan Tai Jin menyatu dengan Bunga Penumbang Dunia ungu mungkin dia akan menjadi orang gila, pembunuh tanpa kewarasan dengan iblis yang semakin membesar di hatinya. Su Su membuka paksa tangannya dan mengambil potongan bunga takdir yang melambangkan kematian dan kejahatan.

"Tuan Kecil!" Gelang Giok berteriak.

Su Su tersenyum dan menghiburnya, "Saya sudah membaca garis wajah saya sendiri. Karena kematian sudah pasti, Bunga Penumbang Dunia hanya membuat jalan ke depan terlihat lebih jelas."

Gelang Giok ingin menangis, "Kau ingin menggunakan Bunga Penumbang Dunia sendiri. Tetapi dalam hidup ini sebagai manusia nasibmu akan sangat menyedihkan atau kamu akan mati tanpa mayat yang utuh ......"

Su Su berkata, "Aku sudah berjanji akan menyelamatkannya."

Berbohong itu tidak baik bahkan jika itu untuk orang jahat. Jika TanTai Jin benar-benar menggunakan Bunga Penumbang Dunia ungu dia pasti akan dikirim ke kutukan abadi. Setidaknya Su Su bisa mencoba mengendalikan Bunga Penumbang Dunia dan menjaga dirinya dari melakukan kejahatan.

Kelopak bunga ungu berputar di telapak tangan Su Su. Seolah-olah itu merasakan jiwa yang lebih murni. Kelopak bunga ungu dengan cepat berputar dan memasuki tubuhnya. Masih ada sebagian kecil dari kekuatan Bunga Penumbang Dunia yang telah memasuki tubuh Tan Tai Jin sehingga Su Su harus mengambilnya kembali.

Gelang Giok tahu apa yang ingin dilakukan Su Su dan cahayanya perlahan memudar saat dia terdiam. Su Su menangkup wajah Tan Tai Jin, menundukkan kepalanya dan bibir cokelatnya menempel di mulut dingin pemuda itu.

***

 

BAB 30

Mutiara bercahaya menerangi sudut-sudut di sekitar mereka. Ketika Bunga Penumbang Dunia terbangun, dia tidak bisa dihancurkan atau dibalik. Dia hanya bisa dipaksa mengubah pemiliknya sebelum upacara selesai. Jiwa Su Su adalah tubuh abadi jadi senjata ilahi secara alami lebih dekat dengannya.

Sekarang Bunga Penumbang Dunia telah mengenalinya sebagai pemiliknya. Su Su menutup matanya dan mengeluarkan sebagian kecil kekuatannya dari tubuh Tan Tai Jin. Cahaya ungu memasuki tubuh Su Su dari tubuh Tan Tai Jin. Ada banyak bentuk di dunia dan Bunga Penumbang Dunia ungu adalah yang paling menyedihkan, paling mengesalkan dan menyedihkan.

Jakun Tan Tai Jin yang tidak sadarkan diri bergerak. Dia memang sengaja membiarkan iblis pohon menelannya. Iblis Pohon itu sangat bodoh sehingga dia tidak akan berpikir jernih setelah diprovokasi. Tan Tai Jin telah mengikuti petunjuk dan mengambil Bunga Penumbang Dunia dan memegangnya di tangannya. Tan Tai Jin tidak tahu apa itu tapi Bunga Penumbang Dunia mulai bergetar hebat begitu menyentuh darahnya. Ketika dia ingin membuangnya itu sudah terlambat. Kepalanya sakit dan dia kehilangan kesadaran.

Dalam kegelapan dan ketakutan yang tak terbatas dia samar-samar kembali ke istana Xia Besar ketika dia masih anak-anak. Dia bersandar dan duduk di belakang bebatuan, menyaksikan Permaisuri Xia Besar menyeka keringat dari pangeran kecil. Wanita itu memiliki ekspresi lembut dan ada cahaya di matanya yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Tan Tai Jin mendengar Permaisuri bertanya, "Lin'er apa yang telah kau pelajari hari ini?"

Xiao Lin yang putih dan tampan itu memberi salam dan berkata, "Aku memberi salam kepada Permaisuri. Hari ini Guru Besar telah mengajariku untuk mengatur air dan Guru Liu mengajariku berkuda dan memanah,"

Permaisuri berkata dan tersenyum, "Puteraku masih muda. Bisakah Lin'er mengerti pelajaran yang diberikan Guru Besar dan Jendral Besar?"

Xiao Lin mengangguk, "Pelajaran yang aku baca dari buku sangat dangkal. Guru Besar mengatakan jika kau menguasai prinsip dasarnya lebih awal aku bisa menerapkannya saat berlatih kemudian,"

Momo di sebelah Permaisuri mengatakan, "Yang Mulia Permaisuri khawatir jika Yang Mulia Pangeran menghadapi kesulitan jadi beliau telah menghangatkan sup untuk Yang Mulia dan menunggu Anda di sini,"

Pelayan membawakan kotak makanan.

Aroma melayang di udara. Bayangan kecil Tan Tai Jin yang berdebu bersembunyi di belakang bebatuan dengan dingin menatap mereka. Dia sangat kelaparan dan tidak bisa mengingat berapa lama dia sudah tidak makan. Dia mengangkat boot berlubangnya dan menginjak semut di lumpur dan memandang Permaisuri.

Tapi jika ibunya masih hidup, maka dialah yang mati. Dia memilih untuk dilahirkan dan telah membunuh ibunya ketika dia masih belum mengerti apa-apa. Tan Tai Jin menatap Xiao Lin, tangannya mau tak mau mencengkeram rumput lebih erat.

Dia sering mendengar orang-orang di istana berbicara : Yang Mulia Keenam sangat luar biasa. Dia bisa membacakan puisi pada usia tujuh tahun dan bahkan Yang Mulia Keempat yang berusia dua belas tahun tidak bisa mengalahkannya. Yang Mulia Keenam begitu lembut, baik dan murah hati sehingga ketika seorang pelayan istana menabraknya dia malah menghiburnya.

Kaisar sangat mencintai Yang Mulia Keenam dan bahkan secara pribadi mengajarinya menulis. Di masa depan Yang Mulia Keenam kemungkinan besar akan mewarisi takhta. Dia akan menjadi penguasa yang brilian, menikahi istri tercantik di dunia dan dicintai dan dihormati oleh semua orang.

Yang Mulia Keenam Xiao Lin, dia memiliki ibu terbaik, identitas paling terhormat, berbakat dalam seni bela diri, memiliki bakat sastra yang luar biasa dan masa depan terbaik.

Tan Tai Jin bersandar di bebatuan dan matanya yang hitam pekat tidak berkilau. Beberapa saat setelah Permaisuri dan Xiao Lin pergi seorang wanita dengan pakaian katun polos datang mencarinya. 

Melihat Tan Tai Jin di balik bebatuan, Liu shi samar-samar berkata, "Apakah kamu melihat itu? Yang Mulia, awalnya, Anda seharusnya hidup seperti ini. Dia adalah Pangeran Keenam dari Xia Besar dan kamu adalah Pangeran Keenam dari Kerajaan Zhou, tapi dia adalah awan di langit dan kamu adalah lumpur di tanah. Awalnya semua ini seharusnya menjadi milikmu."

Tan Tai Jin dengan ragu bertanya, "Itu seharusnya menjadi milikku?"

"Betul sekali!" Liu shi dengan bersemangat berkata, "Jadi suatu hari kamu harus kembali ke Kerajaan Zhou dan mengambil kembali semua milikmu. Kekuasaan, kekuatan dan keindahan. Segala sesuatu yang menjadi milik Xiao Lin adalah milikmu, termasuk tanah negaranya. Ketika Anda menguasai dunia mereka semua hanya akan menjadi semut di bawah kaki Anda."

Tan Tai Jin terdiam untuk waktu yang lama dan akhirnya mengungkapkan senyuman, "Itu semua akan menjadi milikku."

Namun empat belas tahun kemudian, Xiao Lin adalah Xiao Lin dan dia masih menjadi dirinya sendiri. Siapa pun di istana yang dingin bisa mempermalukan Tan Tai Jin. Bukan siapa-siapa yang tidak bisa ditampilkan dalam cahaya dan bisa diinjak-injak sampai mati jika Xiao Lin menginginkannya.

Sayangnya sebagai orang yang baik dan jujur, Xiao Lin tidak hanya tidak menginjak-injaknya sampai mati tetapi juga sering membantunya. Tan Tai Jin berpikir, jika identitas mereka ditukar, apakah dia akan membantu Xiao Lin? Tidak, dia tidak akan melakukannya. Dia jelas tahu bahwa ada suara samar yang mengatakan, Anda akan menyiksanya sampai mati dan membunuhnya dengan senang hati.

Dunia itu aneh dan beraneka warna. Dia merasa sedikit sesak napas. Istana yang dingin terasa panas di musim panas dan dingin di musim dingin. Dia kekurangan pakaian dan makanan. Suara pahit Liu Shi terus-menerus mengingatkannya, rebut dan rampas. Kau tidak bisa menjadi begitu tidak berguna. Ini milikmu, semuanya milikmu!

Kekuatan Bunga Penumbang Dunia ungu menyebar ke seluruh tubuhnya. Kebrutalan tumbuh di hatinya dan jari-jari Tan Tai Jin secara bertahap menegang. Namun pada saat itu seseorang membuka bibirnya dan dia merasakan kelembutan di bibirnya. Jari-jarinya bergerak dan kebrutalan yang tumbuh tak terkendali terhenti menyebabkan sedikit kebingungan. Dia tidak tahu apa yang terjadi tetapi semua sensasi berkumpul di bibirnya. Dia melupakan Liu shi, Xiao Lin, dan Permaisuri dan lupa mengejar kekuasaan dan kekayaan. Pada saat itu, hanya satu perasaan yang jelas.

Jakun Tan Tai Jin bergerak sedikit. Dia masih tidak sadar tetapi dia ingin menangkap perasaan ini. Itu sangat hangat dan rasanya manis yang segar seperti ketika dia duduk sendirian di istana, menyaksikan bunga yang lembut dan berusaha mekar sedikit demi sedikit di bawah hujan deras yang turun ke bumi. Dia telah menatap lekat-lekat, ingin pergi dan menghancurkannya. Tetapi pada akhirnya dia tetap di istana dan tidak bergerak sama sekali.

Itu mungkin satu-satunya rasa takut yang langka yang pernah dia miliki, haus tetapi juga mengerikan. Dia ingin menangkapnya tetapi pada akhirnya dia bahkan tidak berani mendekatinya.

Sensasi di bibirnya menjadi lebih hangat sedemikian rupa sehingga mengalahkan rasa takut yang samar dan hampir mengandalkan insting. Dia dengan antusias menanggapi berharap dia akan memberinya lebih banyak. Namun sebelum dia benar-benar bisa mengambilnya, sebuah jari ramping menempel di dahinya. Tan Tai Jin mengerang dan kehilangan kesadaran. 

Su Su segera menotoknya hingga pingsan. Dia menyentuh bibirnya sendiri yang sedikit bengkak dan sedikit marah. Seperti yang diharapkan, makhluk jahat tetaplah makhluk jahat. Su Su menyerap kekuatan Bunga Penumbang Dunia, tapi apa yang Tan Tai Jin lakukan?

Dia membuka paksa jari Tantai Jin yang menarik sudut pakaiannya dan duduk bersila di sampingnya. Tan Tai Jin membutuhkan mata untuk hidup dan sekarang setelah senjata ilahi memasuki tubuhnya matanya bisa tetap jernih dan tidak membusuk. Hal itu akan mencegahnya menjadi gila dan merebut mata manusia dan iblis.

Gelang Giok tidak mau bangun. Mungkin takut dia akan menangis. Dia telah menyaksikan Su Su tumbuh dan melindunginya selama seratus tahun damai jadi tidak tega melihatnya menderita.

Su Su di sisi lain sangat tenang. Yang disebut Dao Agung  tidak dengan mudah mengorbankan orang lain. Karena dia ingin menyelamatkan seseorang, dia akan melakukannya sendiri. Dia melepaskan kain berlumuran darah yang menutupi mata Tan Tai Jin.

Su Su berbisik, "Hari ini, aku akan menyelamatkanmu. Tetapi di masa depan ketika aku kembali dari Gurun Jurang Kehancuran aku masih akan membunuhmu."

Mata pemuda itu tertutup dan dia tidak mengatakan apa-apa

***

Ketika Tan Tai Jin bangun dia menemukan bahwa dia masih berada di dalam tubuh Iblis Pohon persik dengan kepala kecil tergeletak di pangkuannya. Rambut tinta Su Su berserakan, bibirnya pucat dan dia ambruk di pelukannya. Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh mata kirinya hanya untuk memastikan bahwa matanya telah pulih dan benda aneh yang berisi kekuatan telah menghilang dari tangannya dari udara. 

Mungkinkah benda itu telah berubah menjadi mata kirinya saat ini? Dia mengerutkan kening dan mencubit dagu orang yang ada di lengannya, "Bangun."

Bulu mata panjang Su Su berkedip dan dia membuka matanya dengan lemah. Matanya membutuhkan waktu untuk fokus dan semburat ungu samar di mata kirinya menghilang tanpa terasa. Dia mengedipkan matanya dan merasa matanya agak kering. Mata yang telah diubah oleh Bunga Penumbang Dunia memang masih indah. Terlihat tidak bisa dibedakan dari mata yang asli. Tapi mata ini seperti batu giok berwarna, tidak bisa melihat sesuatu. Jika mata kanan Su Su tertutup maka dunianya akan gelap. 

Terdengar suara gemuruh disertai suara tetesan air di dalam pohon. Iblis pohon telah kehilangan senjata ilahinya dan tidak mampu menahan satu pukulan pun.

Tan  Tai Jin berkata, "Ayo kita keluar dulu,"

Su Su mengangguk dan berpengangan pada sisi dalam pohon persik, berusaha berdiri namun tubuh manusianya sudah bertransformasi menjadi senjata ilahi sehingga tubuhnya tidak lagi memiliki kekuatan. Sebelum dia terjatuh Tan Tai Jin menangkapnya tanpa kerkata-kata. Pria berjubah merah itu menggendong Su Su di punggungnya dengan ekspresi sedingin es. Su Su tidak berkata sedikit pun dan Tan Tai Jin juga tidak berbicara dan membawanya keluar bersama.

Tembok bagian dalam pohon persik sangat lebar tapi tidak begitu buruk. Lengan  Su Su diistirahatkan di bahunya ketika mereka berjalan sedikit. Tan Tai Jin melangkah keluar dari pohon persik dan menatap  ke belakang lagi. Iblis Pohon itu hanya memiliki cabang yang tersisa sekarang. Setelah kehilangan Bunga Penumbang Dunia dia tidak akan bisa berbunga lagi di musim dingin, tidak bisa lagi bergerak dengan bebas dan melihat mereka dengan ketakutan.

Tan Tai Jin tersenyum dingin dan memberi isyarat kepada gadis di punggungnya, "Panggir guntur dan hancurkan benda ini,"

Tan Tai Jin menggendong Su Su di punggungnya sambil berdiri di kejauhan menyaksikan pohon persik dihantam selama satu jam lalu runtuh dengan dentuman keras. Tan Tai Jin hendak pergi tetapi Su Su dengan lemah berkata, "Kita masih harus menemukan Xiao You."

"Kamu yang berjanji bukan aku," kata Tan Tai Jin.

Su Su dengan lemah bersandar di bahunya. Tan Tai Jin menggendong Su Su di punggungnya dan hendak meninggalkan kediaman Tuang Muda Wang tetapi dia tiba-tiba berjalan kembali dan mendekati Iblis Pohon persik sekali lagi. Iblis Pohon sudah terbakar oleh sambaran petir.

"Jangan menyesalinya begitu kamu melihatnya," katanya dengan dingin.

Su Su membuka matanya dan melihat dengan sedih mayat wanita di bawah pohon persik. Tubuh mereka telah ditusuk oleh cabang-cabang pohon persik dan telah menjadi makanan pohon persik. Pohon persik telah tumbuh begitu besar dan membunuh begitu banyak orang. Seperti Tuan Muda Wang, mayat para wanita yang berada di masa mudanya hanyalah kulit. Ada begitu banyak orang sehingga mereka bahkan tidak tahu siapa Xiao You.

Su Su berkata, "Ayo pergi."

Tan Tai Jin menggumamkan "Ya" dan mereka berdua meninggalkan kediaman Tuan Muda Wang. 

Hari masih gelap dan jalanan masih digantungi lentera merah. Angin bertiup di sekitar mereka dan bayangan mereka bergoyang dengan lembut. Pelaku yang menyebabkan semua ini telah berubah menjadi tumpukan kayu mati. Pria muda berbaju merah itu bertelanjang kaki, menggendong gadis itu di punggungnya. Dia tampak acuh tak acuh berjalan di jalan yang menakutkan tanpa sedikit pun ekspresi kesusahan di wajahnya.

Tan Tai Jin bertanya, "Ketika kamu masuk apakah kamu melihat benda di tanganku?"

Su Su pura-pura tidak tahu dan dengan lemah berkata, "Apa itu? Ketika aku ditelan oleh Iblis Pohon, aku melihatmu pingsan dan saat aku masuk. Aku juga kehilangan kesadaran."

Tan Tai Jin kemudian berhenti berbicara. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat bahwa seluruh kota diselimuti awan hitam dan Qi iblis sangat kuat. Dia menggendong Su Su sebentar. Di bawah lampu kedua bayangan mereka tumpang tindih. Tan Tai Jin agak gelisah. 

Mati rasa yang sama sekali acuh tak acuh muncul di hatinya dan dia dengan dingin berkata, "Karena kau sudah membantuku membunuh Iblis Pohon hari ini, aku akan mengirimmu kembali ke desa. Mulai sekarang, kamu sendirian. "

Untuk waktu yang lama tidak ada jawaban di belakangnya dan dia sedikit menoleh untuk melihat. Kepala gadis itu tertunduk dan ternyata dia tertidur di bahunya.

***

Tidak lama kemudian fajar menyingsing. Chen Yan Yan tidak tidur sepanjang malam. Dia takut pernikahan pengganti akan terungkap dan seluruh keluarganya akan mati sebelum fajar. Ayam jantan berkokok untuk pertama kalinya hari itu. Melihat bahwa dia baik-baik saja, Chen Yan Yan menghela nafas lega. Orang tua Chen tahu bahwa mereka telah selamat dan meneteskan air mata karena rasa syukur. Chen Yan Yan melihat dirinya di cermin dan mau tidak mau menyentuh wajahnya. 

Meskipun dia tidak cantik, dia berada di usia terbaik untuk seorang wanita muda. Pembawaan dirinya memiliki daya tarik yang berbeda. Chen Yan Yan berganti pakaian menjadi bunga bersih, mengikat dua kuncir yang dikepang dan pergi ke pintu masuk desa. 

Kabut putih muncul dari hutan. Hati Chen Yan Yan cemas. Memikirkan pria yang menakjubkan seperti makhluk surgawi, dia merasakan rendah diri dan rindu. Dia duduk melamun di atas batu besar di pintu masuk desa sampai suara langkah kaki datang dari hutan. Chen Yan Yan buru-buru melompat dari batu dan benar saja, dia melihat pemuda berbaju merah. Sanggul rambut wanita yang dia kenakan kemarin telah lama terlepas dari rambutnya yang hitam pekat sehitam pupil matanya. Gaun pengantinnya robek tetapi dia tidak peduli sama sekali. Jantung Chen Yanyan berdebar kencang dan dari ketidakpedulian Tan Tai Jin, dia menemukan ada daya pikat yang bisa membuat orang lain terpesona.

Dia melangkah maju dan tergagap, "Aku......kalian, apa kalian baik-baik saja?"

Tan Tai Jin menggendong Su Su di punggungnya tidak memandangnya sama sekali dan berjalan ke desa. 

Chen Yan Yan juga mengikuti di belakangnya, "Aku berterima kasih kepada dermawan karena telah menyelamatkan hidupku," 

Meskipun Su Su tertidur lelap dia terbangun oleh kebisingan sekarang. Dia menggosok matanya dan melihat Chen Yan Yan di sampingnya. Melihat dia bangun, Chen Yan Yan menundukkan kepalanya dengan panik.

Su Su bertanya, "Nona Chen, apakah Anda baik-baik saja?" 

Chen Yan Yan menggelengkan kepalanya dan Su Su menepuk bahu Tan Tai Jin, "Aku jauh lebih baik. Terima kasih. Kau bisa menurunkanku."

Tan Tai Jin tidak banyak bicara dan membiarkannya berjalan sendiri. Chen Yan Yan memandang Su Su dan kecemburuan muncul di hatinya. Di hati Chen Yan Yan, Tuan Muda Wang sangat menakutkan. Sebelum kemarin dia bahkan mempertimbangkan untuk tidak naik ke kursi tandu pengantin bahkan jika dia harus mati. Jika bukan karena permohonan ibunya yang gigih dia sudah ingin mati sejak lama. Tapi karena Tan Tai Jin kembali dengan selamat, Tuan Muda Wang pasti sudah mati. Dia telah melindunginya. 

Jari-jari Chen Yan Yan dengan erat mengepalkan pakaiannya dan dia berbicara kepada Su Su, "Nona Ye, apakah Tuan Muda Wang telah dimusnahkan oleh kalian berdua?"

Su Su mengangguk dan memberi Chen Yan Yan gambaran umum tentang iblis pohon. Chen Yanyan berkata, "Itu sebenarnya adalah Iblis Pohon persik. Karena dia sudah mati para gadis di desa tidak perlu takut lagi..."

Tan Tai Jin berbalik dan dengan acuh tak acuh melirik Chen Yan Yan. Merasakan tatapannya, wajah Chen Yan Yan memerah. Mata hitam Tan Tai Jin sedikit dingin dan senyum aneh muncul di sudut mulutnya. Su Su tidak memperhatikan suasana di antara mereka berdua karena dia masih belum terbiasa dengan Bunga Penumbang Dunia di rongga matanya. 

Sebelumnya dia terburu-buru untuk menyelamatkan orang jadi dia lupa tentang masalah lain yang sangat penting. Dia seharusnya bertanya kepada Iblis Pohon cara untuk memasuki Gurun Jurang Kehancuran. Yang lebih membebani hati Su Su adalah Xiao You sudah meninggal jadi Xiao Ling dan kakek-neneknya pasti akan patah hati. Su Su sibuk dengan pikirannya dan berjalan di depan mereka berdua. Pakaiannya tidak sebersih pakaian Chen Yan Yan, rambutnya yang biasanya diikat rapi tersebar ke bawah, wajah kecilnya koto, dan dia memeluk lengannya untuk menghangatkan dirinya di kabut pagi.

Chen Yanyan tiba-tiba memiliki kepercayaan diri. Dia mengangkat matanya dan menatap Tan Tai Jin hanya untuk melihat bahwa pupil hitam Tan Tai Jin telah mendarat kepada Su Su dengan ekspresi yang tidak senang atau sedih. Kecemburuan di hatinya seperti ular beludak di kawasan yang ganas. Chen Yan Yan tidak berbicara lagi dan pulang. 

Mengetahui bahwa iblis pohon persik terbunuh kepala desa menjadi sedih dan lega. Putrinya juga telah ditangkap oleh iblis pohon. Hari itu penduduk desa yang kehilangan putri mereka pergi ke kediaman Tuan Wang di kota satu demi satu untuk mencari mayat anak-anak mereka. Mata Xiao Ling merah dan dia ingin bersujud pada Su Su. 

Su Su menariknya ke atas dan membelai rambutnya, "Xiao You mati untuk melindungi kalian. Melihat kalian menjalani kehidupan yang baik pasti menjadi keinginan terbesarnya. Xiao Ling harus hidup demi kakakmu."

Xiao Ling terisak dan mengangguk. Dia mencondongkan tubuh ke dekat telinga Su Su memeluk lehernya dan tiba-tiba berbisik, "Nona Ye, kamu harus berhati-hati dengan Chen Yan Yan."

****

 

Bab Sebelumnya 11-20        DAFTAR ISI         Bab Selanjutnya 31-40

 

 

Komentar