Langsung ke konten utama

Jadwal Update

Jadwal Update

Jadwal Update per 2 Juni 2025 : 🌷Senin-Rabu (pagi) : Hong Chen Si He (Love In Red Dust) -- tamat 10/6,  Qing Yuntai, Yi Ni Wei Ming De Xia Tian (Summer In Your Name) 🌷Senin-Sabtu :  Sheng Shi Di Fei (MoLi) 🌷 Kamis-Sabtu (pagi) : Gao Bai (Confession) 🌷 Kamis-Sabtu (malam) :  Wo Huai Kai Hou Bai Hua Sha (Blossoms of Power), Gong Yu (Inverted Fate) 🌷 Minggu (kalo sempet) :  Luan  Chen (Rebellious Minister), Chatty Lady, A Beautiful Destiny Antrian : 🌷 Escape To Your Heart -- mulai 16 Juni 🌷 Ruju Er Ding (The Gambit of Ember)

Till The End Of The Moon : Bab 41-50

BAB 41  

Kerang sungai hidup di perairan dangkal. Tidak ada kerang sungai yang bisa bertahan hidup di laut dalam apalagi di air yang lemah di mana semua iblis tidak bisa hidup.

Ketika Su Su melompat ke air yang lemah, cangkang kerangnya mulai larut. Dia dilahirkan dengan janin iblis yang berwarna merah muda cerah dan indah di tepi cangkangnya tetapi warna merah muda itu telah meleleh ke dalam air yang lemah seperti tetesan air mata yang menyakitkan.

Dia pernah berkata kepada Ming Ye malam itu, "Aku takut sakit. Jangan biarkan kulit kerangku pecah. Rasanya akan lebih menyakitkan dari pada tulang manusia yang patah." 

Tetapi ketika kini cangkang kerangnya sedikit meleleh, dia tidak meneteskan air mata sedikit pun. Dia membuka matanya untuk mencari sosok hitam itu. Cangkang kerangnya semakin tipis dan kakinya yang lembut secara tidak sengaja menyentuh air yang lemah. Rasa sakit itu membuatnya gemetar. 

Ia masih menyelam dan tidak mempedulikan yang terjadi dengan dirinya. Naga sepuluh ribu tahun itu kuat dan tampan tetapi kesepian dalam kultivasi karena dia tidak memiliki siapa pun. Dia kesepian, kedinginan dan selalu sendirian. Dia jatuh ke air yang lemah dan tidak ada yang segera mencarinya.

Meskipun dia berkultivasi, Ming Ye juga terlahir sebagai iblis. Bagaimana mungkin dia tidak akan sakit setelah berada di air yang lemah selama tiga hari? Su Su tidak tahu berapa banyak tulang yang dimiliki seseorang dan seperti apa jenis fragmentasinya sehingga dia tidak bisa mengatakannya. Ketika Su Su memeluk sosok hitam itu, hanya lapisan tipis cangkang kerangnya yang tersisa. Dia melepaskan cangkang kerangnya untuk menangkapnya dan membawanya ke hulu.

Tidak ada apa pun di air yang lemah, tidak ada ganggang, tidak ada ikan dan tidak ada yang melihat Putri Kerang menangis sepanjang waktu. Menangis dan mengangkatnya dari sungai. Faktanya Su Su tidak suka menangis. Seperti yang Sang You katakan, dia adalah putri kecil yang melanggar hukum di Mohe ketika dia masih anak-anak. 

Sejak mengenal Ming Ye, dia mulai meneteskan air mata. Saat itu dia masih belum mengerti. Hidupnya jadi begitu sulit ketika dia menyukai pria yang sangat tidak baik padanya sehingga selalu ada air mata di matanya. 

Kerang kecil terbaring lemah di samping Ming Ye dengan kaki penuh darah. Cangkangnya hampir transparan sehingga jika manusia datang dan mengetuk cangkangnya dengan pelan pun cangkangnya akan pecah. Su Su dengan gembira membawanya Ming Ye pergi. Dia merawatnya sebagai orang biasa dan orang-orang biasa itu sudah melupakan dewa perang mereka. Tapi Su Su akan selalu mengingatnya. Dia ingat bagaimana Ming Ye bertarung dan tidak akan pernah menelantarkannya selamanya.

Ketika dia kembali ke hutan bambu, Abadi Bumi dan semua Iblis Jamur sudah melarikan diri. Hutan bambu hancur dan Su Su berjalan dengan punggung yang berdarah. Setelah meletakkan Ming Ye di tempat tidur, dia memindahkan tangki air dan merendam tubuhnya di dalamnya. 

Su Su tidak tahu berapa lama dia telah tidur. Mungkin tujuh hari, mungkin setengah bulan, Su Su akhirnya membuka matanya. Ming Ye masih belum bangun di tempat tidur. Dia bahkan tidak bisa berubah menjadi bentuk aslinya untuk menyembuhkan luka-lukanya. Berbaring di tempat tidur tanpa sadar. Tidak ada yang bisa menahan pukulan Raja Iblis. Dia sangat bersyukur bahwa Ming Ye tidak langsung mati meski pun dia jika jatuh ke air yang lemah, itu masih lebih baik.

Su Su memberinya energi spiritual yang telah dia kembangkan dalam beberapa hari terakhir. Namun kekuatan spiritual keduanya sangat berbeda dan melakukan itu bagikan menjatuhkan setetes air ke dalam ember. Su Su juga tidak putus asa dan membawanya ke mata air untuk berlatih. Ming Ye memiliki basis kultivasi yang dalam perlahan dapat memulihkan dirinya sendiri di tempat dengan energi spiritual yang cukup.

Ming Ye telah tertidur di mata air spiritual dunia selama tujuh tahun. Su Su telah bersamanya sepanjang waktu. Ketika memiliki waktu, dia akan pergi mencari obat mujarab untuk memulihkan tubuh Ming Ye. Ketika dia kembali terkadang dia bernyanyi untuknya dan terkadang dia mengikat rambutnya. Meskipun Ming Ye tidak berbicara, tidak bangun, matanya yang hitam tertutup rapat tetapi bagi Su Su ini adalah tujuh tahun yang paling membahagiakan. 

Pertempuran antara dewa dan iblis masih berlangsung. Mereka tinggal di tempat terpencil dan tidak ada yang akan mengganggunya. Akhirnya Ming Ye bangun di tahun ketujuh. Saat itu pagi hari. Su Su pergi mengambil embun dan datang untuk memberinya makan. Dia melihat pria dengan pupil hitamnya memandang ke arah hutan tanpa kesedihan atau kegembiraan. Su Su menggerakan tangannya dan embun yang ada di daun teratai hampir tumpah. 

Su Su tahu bahwa karena relik itu dia masih membenci Su Su jadi dia dengan cepat mengambil keputusan dan berubah menjadi bocah lelaki berusia enam belas atau tujuh belas tahun yang tampan. 

Su Su berjalan sambil tersenyum dan berkata sealami mungkin, "Kamu akhirnya bangun."

Ming Ye tidak menjawab. Su Su tercengang. Dia telah berubah menjadi bocah lelaki tampan dan berlari ke arahnya tetapi dia tidak bereaksi sama sekali. Su Su mengulurkan tangannya dan melambai di depan matanya namun Ming Ye tidak mengedipkan matanya. Hatinya tenggelam dan tubuh Ming Ye terpengaruh oleh luka parah dan airnya yang lemah. Dia telah kehilangan kelima indranya sekarang.

Dia kehilangan pendengaran, penciuman, rasa dan penglihatan, dan bahkan rasa sakit. Sambil khawatir, dia menghela nafas lega dan kembali menjadi dirinya sendiri. Dia menyerahkan daun teratai ke bibirnya dan berkata dengan lembut, "Minumlah"

Ketika Ming Ye bangun dunia menjadi sangat kosong. Dia memegang pergelangan tangan orang yang baru saja datang dengan waspada dan menemukan bahwa tangan itu ramping dan sangat lembut. Ming Ye memegangnya sangat keras namun Su Su tidak marah. Sebaliknya dia menepuk punggung tangannya dengan ringan dan memberi isyarat agar dia tidak takut. 

Dia mengambil tangannya dan menulis di telapak tanganny, "Aku tidak akan menyakitimu. Hanya mau memberimu air."

Dia tidak memiliki panca indera tetapi dia dapat mengaktifkan kesadaran spiritualnya. Tubuh iblis tidak sama dengan manusia jadi dia merasakan gatal di telapak tangannya. Ming Ye ingat bahwa dia telah tertidur selama beberapa tahun terakhir. Tampaknya seseorang telah berada di sisinya. Terkadang jari-jarinya melewati rambutnya untuk mencucinya dengan hati-hati. 

Dia melepaskan tangan itu dan meminum embun di daun teratai. Ming Ye berjalan keluar tetapi dia tidak tahu arahnya. Sebuah tangan kecil meraih lengan bajunya dan menariknya ke satu tempat. Dia mengikutinya dalam diam. Seorang Tuan Sejati tanpa panca indera lebih lemah dari pada manusia biasa. Ming Ye tahu bahwa dia masih perlu menyembuhkan luka-lukanya. Tapi siapa orang di sebelahnya ini?

Kerangkanya sangat kecil jadi itu pasti seorang wanita. Awalnya dia mengira itu adalah Tian Huan namun Tian Huan tinggal di Shangqing dan di sini sepertinya bukan di Negeri Abadi. Dia tetap diam dan menghabiskan beberapa hari untuk mengetahui bahwa dia berada di hutan bambu kecil yang tenang. Dia bukan Tian Huan.

Ming Ye tiba-tiba teringat Putri Kerang. Putri Kerang dengan kekuatan spiritual rendah lahir di Mohe. Dia bukanlah seseorang yang bisa membawanya keluar dari air yang lemah. Dia tidak memiliki kemampuan itu. Dan dia... sangat keras kepala.

Ming Ye tidak memiliki kasih sayang sedikit pun kepada Klan Kerang dan dia juga membenci enam roh kerang kecil yang tidak murni. Tidak bisa menebak identitas gadis yang bersamanya jadi dia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Tapi dia sangat senang mengetahui bahwa dia  bisa merasakan sesuatu dan kadang-kadang dia membawanya keluar dan membiarkan dia menyentuh bunga di hutan.

Jari-jarinya yang lembut menyentuh telapak tangannya, "Bunga ini harum. Kau bisa menciumnya saat kau sembuh."

Terkadang dia pergi untuk mencuri nektar dari lebah dan disengat hingga menangis. Meski pun Ming Ye tidak bisa melihat atau mendengar tetapi jika Su Su membiarkannya memegang tangannya maka dia akan tahu jika Su Su telah disengat. Selanjutnya nektar itu akan dibuat menjadi embun roh. Jika tidak ada yang terjadi maka Su Su bisa memberinya makan.

Ada perasaan aneh di hati Ming Ye, padat dan semakin  padat, yang membuatnya merasa tercekik. Suatu hari ketika Su Su hendak keluar, Ming Ye  memegang tangannya: "Jangan pergi."

Su Su berhenti dan tanpa sadar menarik tangannya. Ketika Ming Ye mengira dia akan pergi, wajahnya disentuh dengan lembut. Sentuhan itu sangat lembut dan pelan. Su Su tidak pergi meninggalkannya dan menenun di halaman. Dia tersenyum.

Setelah menyembuhkan lukanya untuk waktu yang lama, dia kadang-kadang memikirkan Shangqing yang dipenuhi kabut abadi dan pertempuran yang belum selesai antara dewa dan iblis. Dia tidak tahu bagaimana Shangqing sekarang. Tanpanya bisakah Tian Huan memerintah Shangqing? Dia jadi lebih seiring memikirkannya sekarang.

Ming Ye tahu bahwa Su Su akan bersandar di ambang jendela dan mengawasinya. Dia sedang duduk bersila dan angin dari luar jendela bertiup masuk membawa aroma Su Su. Su Su tidak menyadarinya sehingga mengira dia menyembunyikan dirinya dengan baik dari Ming Ye. Ming Ye menyembunyikan senyum di bawah matanya dan bersikap seolah-olah dia tidak mengetahuinya dan berkonsentrasi untuk berlatih. 

Terkadang Su Su sengaja berada di depannya. Pada awalnya Ming Ye yang tidak bisa melihat sering menabraknya. Namun dia cepat bereaksi sehingga selalu bisa menangkap Su Su tepat waktu setelah menabraknya. Tetapi itu sering terjadi. Apa yang Ming Ye tidak mengerti? Dia mengira kebiasaan buruk ini tidak baik jadi dia sengaja menghindari Su Su.

Beberapa hari itu Su Su suasana hati Su Su sedang tidak baik. Dia besandar di depan jendelanya sebentar dan kemudian pergi. Ming Ye berhenti. Su Su merasa tidak senang. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku ada di sini dan suatu hari Ming Ye akan bertemu dengannya lagi. 

Bibir Ming Ye kebetulan mengenai dahi Su Su. Su Su menatapnya kosong dan mendengarnya berkata dengan suara dingin, "Maaf."

Su Su menutupi wajahnya,"Tidak, tidak apa-apa."

Putri Kerang berlari keluar dari hutan bambu dengan pipi merona dan berguling beberapa kali di mata air. Ming Ye duduk bersila dan dengan lembut menyentuh bibirnya yang dingin.

***

Su Su merawatnya dengan penuh perhatian dan tidak mengetahui bahwa panca indera Ming Ye perlahan pulih. Ming Ye secara bertahap mendengar suara itu, mencium aroma bambu dan mulai melihat warna-warna yang kabur. Su Su yang tidak mengetahui hal itu  naik gunung untuk mencari obat. Pada suatu pagi Ming Ye membuka matanya dan melihat Tian Huan telah menemukannya.

Ketika Su Su kembali dengan tongkat bambu dan membawa ramuan. Rumah itu sudah kosong. Dia tertegun untuk waktu yang lama dan seekor Serigala Kecil di Zhulou mengikutinya keluar. Su Su berlari masuk dan keluar beberapa kali dan bahkan pergi ke Lingquan tetapi dia tidak ada. Serigala Kecil mengawasinya berlari. Dalam perjalanan kembali, Serigala itu mendengar gadis itu berbicara tentang Tuan Sejatinya tetapi ketika dia sampai di sana, dia hanya melihat gadis yang linglung melihat sekeliling.

Su Su menjadi lelah dan duduk di bawah pohon. Serigala Kecil mengira dia akan menangis tetapi dia sangat tenang dan berkata, "Kau awalnya adalah binatang roh dan aku ingin mengisi lagi tubuh Abadi jadi anggap ini sebagai keberuntunganmu. Baiklah, aku akan menyembuhkanmu jadi kau bisa pulang."

Dia mengikat simpul di kaki belakang Serigala Kecil, menepuknya dan menyuruhnya pergi. Dia dengan ragu berteriak "Whoop" dan mengikutinya di belakang. 

Dia berbalik dan membuatnya takut, "Jangan berpikir bahwa kerang tidak makan daging. Aku katakan, aku suka daging."

Serigala itu menatapnya dengan kaget. Su Su menendang bambu di sampingnya dan berkata dengan marah, "Yah, aku benar-benar tidak suka daging."

Dia menunggu di hutan bambu selama tiga hari tapi Ming Ye tidak pernah kembali. Dia memegang Serigala Kecil itu dan berdiri, "Dia tidak akan kembali. Aku harus pergi ke Mohe."

Dia memberikan semua rumput roh kepada Serigala Kecil dan menyentuh kepalanya, "Setelah perang antara dewa dan iblis, tidak aman di mana-mana. Aku mendengar Abadi Bumi berkata untuk menemukan gua dan bersembunyi dengan aman. Kau bawalah barang-barang ini dan jagalah. Jika ada kesempatan mungkin kau bisa mengubah bentuk dirimu sendiri."

Serigala Kecil meliriknya, menoleh dan lari. Su Su kembali ke Mohe sendirian. Sepuluh tahun lagi telah berlalu dan dia harus memastikan keselamatan Mohe. Pertempuran antara dewa dan iblis sekarang sudah berakhir. Aku mendengar bahwa raja iblis sudah mati dan iblis lainnya akan disegel ke dalam jurang. Ini adalah kabar baik bagi Tiga Alam. 

Untungnya Negeri Abadi Shangqing juga tidak lebih baik dari Mohe. Baik dewa maupun iblis, termasuk yang memandang rendah mereka juga tidak bisa menghindar kali ini. Kekuatan spiritualnya tidak lebih baik dari sebelumnya jadi dia bergegas ke Mohe. Setelah setengah bulan kemudian ketika dia tiba di Mohe.

Mohe dikelilingi oleh tentara Abadi. Ada beberapa wajah yang dikenalnya di antara prajurit Abadi itu. Su Su mengenali mereka sebagai prajurit Abadi dari Shangqing. Sungai Mohe tidak pasang dan ada banyak mayat di sungai. Su Su tertegun untuk waktu yang lama dan tersandung. Yang lain tidak mengenali Su Su, tetapi dia mengenal orang-orang di Shangqing. 

Su Su berjongkok dan mengambil karang mati. Ini adalah mainan masa kecilnya di Istana Mohe. Dia terhuyung ke depan dan melihat mayat ikan dan udang yang tak terhitung jumlahnya. Sampai...

Dia melihat cangkang kerang besar. Kerang itu tergeletak di seberang tepi sungai dan bertahun-tahun telah mengukir garis-garis dangkal pada cangkang kerang emasnya yang muda. Dulu kerang itu kuat dan indah namun sekarang hanya ada cangkang kosong. 

Su Su mengambilnya namun ternyata dia tidak bisa membawanya. Dia seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan, menangis dan memanggil Ayahnya yang adalah Raja Kerang. Para prajurit Abadi saling memandang. 

Seorang Abadi wanita yang mengenakan baju perang keluar, menutupi bibirnya dan tersenyum, "Lihat, iblis tua itu sudah mati dan iblis kecil di dekatnya menangis sangat sedih."

Abadi wanita lain dengan gaun yang sama juga tersenyum, "Pada akhirnya iblis tetaplah iblis. Tidak pernah memikirkan mana yang benar dan mana yang salah. Mohe sangat berani dan menyembunyikan iblis. Memang pantas mati!"

"Aku tidak memiliki kekuatan. Aku berani menyatakan diriku sebagai seorang raja!" 

Abadi itu menyentuh cangkang di tangan Su Su, "Aku tidak bisa menangani ratusan trik Jinwu Ling dari Orang Suci Tian Hua. Iblis tua ini telah berkultivasi selama ribuan tahun."

Su Su meletakkan cangkang kerang, mendengarkan suara-suara yang terdengar akrab ini dengan bodohnya. Tanpa bertanya mengapa hal ini bisa terjadi, dia melompat ke Sungai Mohe.

Seorang Abadi berkata dengan jijik, "Dia berani melompat ke air yang begitu kotor. Memang benar dia keluar dari tempat seperti ini."

Yang lain berkata, "Apakah kita perlu menangkapnya? Orang Suci itu tidak menjelaskan apakah kita harus menangkapnya?"

"Tangkap, Orang Suci itu akhirnya menemukan Raja yang sebenarnya. Jadi dia tidak akan membuat masalah."

Mereka berkata demikian tetapi mereka tidak ingin turun sendiri dan membiarkan tentara Abadi pergi ke Sungai Mohe untuk menemukannya. Su Su berjalan di dasar Sungai Mohe dan airnya beriak. Dia mengerti bahwa tidak masalah apakah air Sungai Mohe pasang atau tidak. Istana Sungai hancur, segalanya berantakan, istananya runtuh dan mutiara favorit ayah hancur berkeping-keping.

Dia batuk seteguk darah, bergerak maju dengan, menggali di bawah reruntuhan istananya dan menggali mutiara putih yang indah. Dia menjentikkan jarinya, Mutiara menghancurkan Istana He, dan semua adegan sebelum ayah terbunuh disajikan di depan matanya. Adegan itu seperti aliran cahaya. Setelah menonton dia menutup matanya. Sebagian besar makhluk di sungai tidak meneteskan air mata di sungai dan sulit untuk membedakan apakah cahaya berpendar di ujung mata mereka adalah air mata atau air sungai.

Dalam pertempuran antara dewa dan iblis, para dewa dikorbankan dan makhluk abadi yang tersisa mulai menangkap iblis yang tersisa. Negeri Abadi Shangqing juga berpartisipasi dalam penangkapan ini. Mereka datang ke Mohe dan melihat air menjadi keruh dan roh-roh jahat menyebar, mereka mulai menangkap roh-roh di sungai. Raja Kerang marah dan menghentikannya. 

Para prajurit Abadi sangat ragu-ragu, "Apakah Mohe adalah rumah dari selir Sang Ji? Kita harus bertanya kepada Orang Suci bagaimana menghadapinya."

Namun Tian Huan hanya mengirim dua Abadi wanita yang memegang alat sihirnya. Mereka menyampaikan kata-kata Orang Suci, "Kaisar telah melakukan kejahatan kepada orang-orang biasa dan jika Raja Kerang melindungi para pelaku kejahatan maka dia tidak akan pernah mentolerirnya."

Su Su mengambil mutiara. Dia merasa ini adalah pertama kalinya dia sangat membenci seseorang. Bahkan jika Tian Huan bertanya lagi biarkan dia bertanya lagi. Tanyakan lagi kepada Su Su dan dia akan tahu bahwa Mohe yang kotor dan roh jahat yang membumbung tinggi ini semuanya karena dirinya dan Ming Ye.

Kakak benar dia seharusnya tidak menyelamatkan dua orang ini seratus tahun yang lalu. Dia tidak pernah membenci Ming Ye. Namun Ming Ye menyukai Tian Huan jadi dia tidak menyalahkannya. Ming Ye mengabaikannya selama seratus tahun. Dia tidak mengingatnya selama tujuh tahun dan pergi dari hutan bambu tanpa pamit. Itu semua tidak pernah menjadi alasan mengapa Su Su membencinya.

Tapi hari ini Su Su memikirkan musim panas sepuluh tahun yang lalu ketika dia mendengar monster kupu-kupu berkata dengan iri, "Tuan Sejati Ming Ye menggunakan brokat awan dan kabut paling indah di dunia untuk membuat senjata ajaib bagi kebangkitan Orang Suci yang dapat melindunginya dari iblis jahat."

Dia membuat senjata spiritual terbaik di dunia untuk Tian Huan. Senjata ajaib itu kemudian menembus tubuh orang yang paling dia sayangi. Dia menyelamatkannya di Mohe dan jatuh cinta padanya di Mohe, tetapi di Mohe hari ini, dia mulai membenci Tian Huan sekaligus Ming Ye. Sepuluh tahun penjagaan yang dilakukannya seperti dianggap sebuah lelucon. Banyak kerang sungai mati, mutiara keluar dari tubuh mereka dan mutiara berlumuran darah ada di mana-mana di dasar sungai. Su Su mengambil satu per satu. Dia akan membunuh Tian Huan.

***

 

BAB 42

Tidak mudah membunuh Tian Huan. Setelah melompat keluar dari air yang lemah, tubuh Su Su jadi melemah. Istana Kerang telah ada di dunia selama ribuan tahun. Sebelumnya mereka tidak terlalu lemah. 

Su Su mengambil semua mutiara dan berjalan ke istana. Laut dalam berwarna biru yang indah dan Istana Kerang di depannya dipenuhi dengan udara hitam yang tersisa. Dia menyelam ke dasar sungai menyingkirkan tanaman air di dasar sungai dan sebuah prasasti tanpa kata muncul di depan matanya.

Su Su merobohkan prasasti tanpa kata itu dan dasar sungai tiba-tiba bergetar. Dia bangkit dari tanah, seolah yakin dengan apa yang dilakukannya, dia menggali ke dasar tanah. Memperbaiki tanda air pada prasasti itu dan berbaring dengan tenang di dasar lubang. Su Su mengangkat tanda air. Ketika Su Su melihatnya saat masih kecil prasasti itu bersinar dengan cahaya ungu samar. 

Air di Mohe jernih, ikan dan udang berenang di sekitar, Raja Kerang berkata: "Sang You, Sang Jiu,  ini adalah tanda air yang tetap. Klan Kerang kita lahir dengan tubuh iblis, karena artefak ini, Mohe stabil dan makmur,"

Dengan adanya tanda air tetap, Mohe menjadi sungai Abadi yang bersih. Namun jika tidak ada tanda air tetap, maka Mohe hanyalah sungai iblis dengan air yang hitam. Su Su membalik tanda air tetap, tanda air tetap asli yang masih lengkap dengan ruang kosong di tengahnya. Intinya sudah hilang. Air mata Su Su jatuh ke tanda air itu dan cahaya redup yang ditulis oleh dewa seolah menghiburnya.

Artefak itu juga merasakan bahwa Su Su kedinginan sehingga ia memancarkan cahaya kuning yang hangat dan menerangi laut yang gelap. Adegan ini tidak diragukan lagi bagaikan sebuah pisau di hati Putri Kerang. Artefak itu tidak menyalahkannya namun dia tidak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.

Seratus tahun yang lalu energi iblis berjatuhan di atas Mohe. Su Su melihat ksatria dalam kegelapan dengan jubah putih berpola awan yang melindungi dunia. Wilayah yang dia lindungi juga termasuk Mohe di dalamnya. Putri Kerang diam-diam mengintip dengan matanya di perairan dangkal dan melihat jubah Raja Abadi yang jatuh dari langit. Dia setengah melangkah.

Pada saat itu Raja Iblis baru saja bangkit dan iblis besar yang tak terhitung jumlahnya berada dalam kekacauan. Putri Kerang khawatir iblis itu akan menyerang Mohe sepanjang hari namun bayangan putih itu menjaga Mohe dari awal hingga akhir. Su Su tidak mengenalnya, dia mengangkat kepalanya dan terus menatapnya. Kemudian iblis dan ksatria itu, keduanya pergi. Su Su berbaring di air jernih dengan kerang-kerang lainnya berjemur di bawah sinar matahari. 

Beberapa hari kemudian seorang wanita berbaju biru muda terhuyung-huyung ke arah Mohe. Su Su tidak mengenalinya tetapi dia mengenali pria dengan mata tertutup yang ada di samping wanita itu. Pria itu adalah Abadi yang melindungi mereka. Sudut mulut wanita itu berdarah dan dia merasakan energi surgawi di sekelilingnya. 

Matanya berbinar, "Apakah ada teman Abadi di sini? Aku memohon agar teman Abadi bisa menyelamatkan hidup kami."

Itulah pertama kalinya Putri Kerang melihat Tian Huan. Tian Huan memiliki rok Abadi berwarna biru muda yang sangat indah. Merasakan energi iblis yang semakin banyak, Putri Kerang ragu-ragu sejenak. Dia mengambil cangkang kerang dan menyembunyikan keduanya ke dalam Mohe.

Mereka ditandai dengan pelacakan. Putri Kerang menyembunyikan mereka berdua dan berbalik untuk memimpin pasukan sihir. Dia berubah menjadi bentuk manusia dan berenang sangat cepat di tengah Mohe. Setelah pasukan iblis hilang Putri Kerang segera kembali tetapi dia tidak menyangka cahaya di dasar sungai akan berkembang.

Putri Kerang terkejut dan berlari dengan cepat ketika melihat inti ajaib dari tanda air terlihat di tubuh Mingye yang sudah tenggelam dalam tidur nyenyak.

"Tidak." Dia berlari ke Ming Ye tetapi sudah terlambat. 

Putri Kerang berkata kepada Ming Ye, "Kembalikan padaku, bangun, dan beri aku inti dewanya."

Ming Ye mengabaikan cahaya putih dangkal di sekujur tubuhnya sementara Tian Huan terbaring di tanah dan jatuh pingsan. Putri Kerang tidak pernah menyangka bahwa Tian Huan akan membawa Ming Ye keluar dari tempat persembunyiannya dan datang ke prasasti tanpa kata. Ming Ye memiliki fisik khusus dan secara tidak sengaja menelan inti dewa dari tanda air tetap. Putri Kerang tidak tahu siapa yang harus disalahkan. Ming Ye tidak sengaja menelan inti dewa dan Orang Suci Tian Huan yang mengetahui kejadian ini sudah tidak sadar.

Dia membawa mereka pulang dan berharap bisa melindungi Tuan Abadi yang telah berjuang selama tiga bulan tidak tidur tanpa membahayakan Klan Kerang. Kehilangan inti dewa, Mohe menjadi bergejolak dan mengejutkan seluruh Istana Kerang. Raja Kerang bergegas masuk dengan marah dan mengangkat tangannya untuk membunuh Ming Ye. Su Su teringat bayangan Ming Ye di langit yang pantang menyerah meski hanya setengah langkah untuk melindungi Mohe. Sehingga untuk pertama kalinya dia berlutut dan memohon pada ayahnya.

Dia membuat kesalahan. Dia seharusnya tidak membawa pulang Ming Ye dan Tian Huan. Putri Kerang lahir untuk menyucikan sumber air. Dia menahan rasa sakit yang menusuk, menyeset rohnya untuk menenangkan Mohe. Cahaya putih menyebar ke seluruh Mohe dan Sang You menjadi marah dan sakit hati. Meski begitu rohnya hanya bisa melindungi Mohe selama sepuluh tahun.

Putri Kerang meringkuk di dalam kerang dan berbisik, "Jangan bunuh dia. Dia tidak sengaja melakukannya. Dia telah melindungi dunia."

Raja Kerang terdiam untuk waktu yang lama. Ketika Sang You mengira Raja Kerang akan membunuh Ming Ye, Raja menghela nafas dalam-dalam. Inti dewa telah menyatu ke dalam tubuh Ming Ye dan membunuhnya tidak akan ada gunanya. Sang Jiu menyeset habis rohnya untuk menebus dosa-dosanya sehingga dia melewatkan jalannya dalam kehidupan ini. 

Ming Ye yang telah memperoleh inti dewa akan berkultivasi dengan lancar di masa depan dan mungkin menjadi dewa. Raja Kerang sesungguhnya telah melihat adegan di mana Ming Ye bertarung untuk Mohe dan manusia melawan iblis besar. Klan Kerang tidak bisa membunuh Ming Ye. Mereka tidak bisa membantai seorang ksatria. 

Raja Kerang menjaga putrinya yang lemah di dalam cangkang kerang, menahan penyesalan, dan berkata dengan dingin, "Kamu bisa menyelamatkannya. Dia dari Shangqing dan dia mungkin menjadi dewa di masa depan. Aku ingin dia melindungi Mohe selama ribuan tahun. Ada relik abadi di Sangqing bagian atas. Setiap sepuluh tahun kau harus meminjam relik tersebut untuk memulihkan area sungai. Jika kau bisa melakukannya maka aku akan melepaskannya."

Putri Kerang mengangguk. Raja Kerang menyentuh rambutnya dan berkata, "Pergi dan berlutut di depan prasasti tanpa kata itu sampai dia datang untuk menikahimu."

Dia berlutut untuk waktu yang lama di depan prasasti tanpa kata dan secara pribadi mengubur tanda air tanpa inti dewa di bawah prasasti. Ikan dan udang di sungai datang kepada Putri Kerang dan melihatnya berlutut di depan prasasti tanpa kata, wajahnya pucat. Demi menyelamatkan seseorang dia kehilangan tanda airnya; Untuk menjaga agar Tuan Ming Ye tetap hidup, dia tidak memiliki inti spiritual dan tidak lagi ditakdirkan di jalan itu. 

Ayahnya memaksa Ming Ye untuk menikahinya, suaminya ditakdirkan untuk tidak mencintainya di masa depan; Dia tidak bisa memberi tahu Ming Ye segalanya. Dia tidak bisa memberitahunya berapa banyak nyawa yang telah mati di Mohe dalam beberapa hari terakhir. Jalannya sulit dan hanya mereka yang tidak berutang atau memiutangi yang dapat melanjutkan dengan pikiran terbuka. Ming Ye harus menjadi dewa untuk melindungi Mohe selama sepuluh ribu tahun.

Sejak awal Su Su adalah korban dari cinta ini. Raja Kerang mengetahuinya dan Sang Jiu sendiri mengetahuinya. Raja Kerang menahan sakit hatinya dan mendorong putrinya keluar dan berharap Ming Ye akan memiliki tempat untuk putri kecilnya. Ketika Ming Ye telah menjadi dewa, bahkan jika dia membantu seorang putri kecil yang tidak memiliki inti spiritual dan sesekali membersihkan keburukannya maka semuanya baik-baik saja.

Meski Klan Kerang telah memperhitungkan semuanya namun mereka tidak mempedulikannya. Ming Ye berhati dingin dan kesepian, dan selama seratus tahun dia tidak mencintai Putri Kerang sama sekali. Orang Suci Tian Huan yang "tidak mementingkan diri sendiri" akhirnya membiarkan para prajurit Abadi membantai Mohe dengan alasan bahwa Mohe adalah iblis. Demi menyelamatkan Ming Ye dan Tian Huan, Sang Jiu kehilangan rohnya, martabatnya sebagai Putri Kerang, dan akhirnya keluarga dan Istana Kerangnya.

Dia berbaring di Mohe untuk menatapnya. Pada saat itu dia adalah gadis pemalu yang dengan tulus menyukai Ming Ye tetapi dia tidak pernah ingin bersamanya. Dia memperbaiki inti tanda air dan mengikat nasib mereka bersama. Jika seseorang memberitahunya sejak awal bahwa Ming Ye dan Tian Huan akan bersama selamanya maka dia pasti akan membiarkan mereka mati. Dia sangat membenci dirinya sendiri dan  sangat membenci mereka.

Su Su memasukkan mutiara yang dikotori darah satu per satu ke tempat yang hilang dari inti dewa tanda air tetap. Tanda air tetap menelan semua mutiara kelahiran. Di seluruh Sungai Mohe, sebagian besar kerang mutiara semuanya dipenuhi Tanda Air Ding. Tanda Air Ding yang redup memancarkan cahaya putih yang kuat dan gelombang air sungai menjadi jernih dan lembut. 

Su Su meletakkan tanda air di tangannya dan berjalan keluar dari Istana Kerang. Di luar Istana Kerang ada tentara Abadi yang tak terduga. Mereka telah lama mengetahui bahwa Sungai Mohe berlumpur dan arus bawahnya bergelombang tetapi hanya sesaat kemudian air di sungai menjadi sangat jernih dan damai. 

Dalam keadaan linglung mereka melihat Putri Kerang. Xian Bing ingin menangkapnya namun Su Su dengan tenang berkata: "Tidak, aku akan kembali ke Shangqing bersamamu. Mohe melindungi iblis itu dan aku secara pribadi akan meminta maaf kepada Orang Suci Tian Hua."

Kedua Abadi itu tampak memandang hina ketika mereka melihatnya. Ketika dia kembali ke Shangqing, Su Su melihat ke arah aula utama. Kabutnya ringan seperti negeri dongeng. 

Abadi wanita mencibir dan berkata: "Mengapa? Apakah kamu masih berangan-angan. Apakah seratus tahun tidak cukup bagimu untuk melihat? Dibandingkan dengan Orang Suci Tian Huan, kau bukanlah apa-apa."

Su Su memandangi telapak tangannya dan berbisik, "Kau benar. Aku bukan apa-apa."

Sangat disayangkan bahwa dia membutuhkan waktu seratus tahun untuk memahami kebenaran ini. Betapa dia pernah berharap suatu hari, Ming Ye mencoba memahami dirinya sendiri, berharap Ming Ye mengenalnya, dia pergi ke Mohe dan mengetahui bahwa orang-orang Mohe tidaklah jahat. Tetapi Su Su membenci "menerima pencerahan" memaksa Ming Ye menikahi Klan Kerang yang kecil. 

Dia berharap Ming Ye akan jatuh cinta padanya sehingga bahkan jika dia naik menjadi dewa, dia akan ingat untuk melindungi Klan Kerang. Namun kenyataannya Ming Ye tidak mencintainya dan Su Su tinggal sendirian selama seratus tahun. Dia berhati-hati dan mencoba menggunakan semua kekuatannya untuk melindungi Ming Ye. Rohnya hilang dan cangkang kerangnya hampir pecah. Di penghujung hari dia memeluk mayat ayahnya di bawah Mohe dan menangis. 

Ming Ye berada tinggi di atasnya, masih menjaga Tian Huan di sisinya. Su Su datang dengan hati yang tulus dan pada akhirnya dia bukan apa-apa. Istana kerangnya, ayah rajanya, ikan yang berenang dan karang semuanya hancur di air sungai yang kotor. Su Su menyentuh tanda air di lengannya. Tanda air itu ada di sebelah jantungnya. Tuan Sejati di hatiku telah mati, hari ini dalam ingatannya.

***

Awan asap di Wugong tinggal di sini sepanjang tahun. Pria paruh baya di Tsing Yi tersenyum dan melihat ke arah Ming Ye.

Ming Ye berkata: "Selamat kepada Guru atas kembalinya, Ming Ye telah menjaga Shangqing yang Agung selama ribuan tahun, memenuhi misi, dan mengembalikan semuanya kepada Guru hari ini."

Tian Hao berkata: "Ming Ye, kau telah melakukan pekerjaan dengan baik. Tanpamu tidak akan ada Shangqing hari ini. Aku ingat ketika aku bertemu dengamu, kau masih seekor ular hitam kecil namun sekarang kau adalah Dewa Perang yang bergengsi."

Ming Ye menurunkan matanya dan membungkuk tanpa bergerak.

"Sebelum aku memasuki Mang Cang, aku mempercayakan Tian Huan kepadamu. Tetapi aku mendengar bahwa Tian Huan tertidur lelap seratus tahun yang lalu dan kau menikahi kerang kecil. Benarkah begitu?"

Ming Ye berhenti dan berkata, "Ya."

Tian Hao melambaikan tangannya, "Karena kau tidak memiliki kesepakatan apa pun dengan mereka dan dia hanyalah kerang kecil yang tidak bisa naik ke pentas. Kirim dia kembali ke dunia fana. Tian Huan memiliki hubungan yang baik denganmu sejak kecil, jangan menyakiti hatinya."

Ming Ye mengerutkan kening sebelum dia bisa berbicara, Yaochi meledak dengan semburan cahaya putih. Meskipun cahaya putih dipancarkan oleh benda ilahi, cahaya putih itu memiliki kekuatan untuk menyerang dan menghancurkan. Danau Giok meluap dan menyebar ke depan kuil dalam sekejap. 

Hati Ming Ye tenggelam dan dia tidak peduli untuk mengatakan lebih banyak kepada Tian Hao, "Murid akan pergi dan melihat."

Dalam sekejap sosoknya menghilang dari aula. 

Ming Ye muncul di Yaochi. Seorang Abadi wanita memuntahkan darah dan menatapnya dengan ketakutan, "Tuan Sejati. Tuan Sejati. Selamatkan aku. Sang Jiu gila. Dia akan membunuh kita dan Orang Suci Tian Huan."

Ming Ye menendangnya dengan dingin dan berjalan ke aula. Seluruh Kolam Giok meluap, para pelayan Abadi berserakan dan melarikan diri. Sumsum abadi Tian Huan dipompa keluar dari tubuhnya, sebuah lubang besar ada di dadanya dan dia melayang di air.

Gadis dalam gaun merah muda dan putih duduk bersila di atas air. Tanda air tetap melayang di udara dan Ming Ye mengangkat tangannya dan dengan mudah menangkap tanda air tetap dan berkata dengan marah, "Sang Jiu, apa yang kau lakukan?"

Su Su membuka matanya. Mata yang dulu indah dan jernih sekarang bersinar dengan warna merah yang menakutkan. Bahkan tanpa tanda air dia masih dengan keras kepala ingin membunuh Tian Huan. Ming Ye memukul bahunya dengan cahaya misterius. Dia mendengus dan terbang keluar. Ming Ye mengambil Tian Huan di air Yaochi dan menemukan bahwa orang di lengannya telah kehilangan napas. 

Dia memandang Su Su dengan dingin, "Kurung dia dan tunggu aku menanyainya!"

Su Su ditangkap oleh tentara abadi yang bergegas. Su Su telah keluar dari gelombang dan melihat Ming Ye dengan cemas memegang Tian Huan dan menghilang dari kolam giok. Dia berpikir dalam hati. Itu sangat cepat. Sangat disayangkan, Tian Huan sudah mati dan semua tidak ada gunanya, tidak peduli seberapa sakit hatinya Ming Ye. Dia berbaring di Yaochi dengan mata kosong. 

Tanda air tetap dihidupkan secara paksa dan disingkirkan setelah satu kali digunakan. Namun membunuh Tian Huan dengan benda itu sangatlah layak. Sebelum Tian Huan meninggal, dia menatap Su Su dengan mata terbelalak. Su Su berpikir ternyata Orang Suci itu juga takut mati. Tidak ada bedanya dengan roh kecil mereka. Siapa yang lebih mulia dari siapa?

Su Su membiarkan dirinya tenggelam ke dalam kolam batu giok. Untungnya dia tidak takut sekarang. Dia diborgol dan dikurung di penjara bawah tanah Shangqing. Su Su tidak pernah berpikir bahwa akan ada tempat seperti itu di Shangqing. Suara tetesan air tidak ada habisnya dan sekelilingnya gelap gulita dan sunyi. Siang dan malam berlalu dan Su Su tidak tahu sudah berapa lama dia ditahan.

Seseorang berjalan ke ruang bawah tanah. Su Su memeluk lututnya dan menatapnya dengan tenang. Pria itu berkata, "Tian Huan sudah bangun tetapi dia telah kehilangan rohnya."

Su Su tidak senang pada awalnya tetapi pada akhirnya dia menyeringai.

Ming Ye maju dua langkah, Su Su berkata dengan suara serak, "Jangan datang ke sini!"

Dia berhenti, suaranya masih sedingin es dan salju di bulan Desember: "Aku akan membiarkanmu keluar sekarang dan kau harus meminta maaf kepada Tian Huan. Aku tahu bahwa setelah pertempuran antara dewa dan iblis, kamu diserang oleh roh jahat dan kamu  tidak berniat membunuhnya."

Su Su tersenyum. Ming Ye mendekat dengan diam dan mencoba untuk menjemputnya.

Tetapi sebelum Ming Ye bisa menyentuhnya, kerang kecil itu menampar wajahnya, "Ming Ye, apakah kau sadar? Aku ingin membunuhnya dengan sengaja. Sayangnya aku tidak punya banyak kekuatan untuk menghancurkan jiwanya tepat waktu."

Ming Ye meremas pergelangan tangan Su Su dan berkata dengan dingin dan keras kepala, "Tidak, itu adalah iblis jahat yang memasuki tubuh. Kau dikendalikan."

Su Su ada di pelukannya dan dia menyadari bahwa Su Su sangat ringan. Tubuh lembutnya di masa lalu sekarang menjadi sangat kurus sehingga hampir hanya tersisa tulang. Seolah-olah matahari bisa memalingkan dirinya. Ming Ye berdiri dan tidak bisa menahan diri untuk memeluknya erat-erat. 

Dia mengulangi dengan suara rendah di telinga Su Su, "Ingat, kau tidak bermaksud membunuh Tian Huan. Jika kau meminta maaf maka tidak akan terjadi apa-apa."

Su Su tertawa, tertawa semakin keras, tetapi wajahnya berangsur-angsur memucat.

***

 

BAB 43

Ming Ye memegang Sang Jiu dan berdiri dalam kegelapan. Dia tiba-tiba tidak berani memeluknya menghadap ke matahari. Tidak ingin melihat tatapannya saat ini. Pada akhirnya Ming Ye keluar dari penjara bawah tanah sendirian. Dia mengerti bahwa Sang Jiu tidak akan meminta maaf.

Pelayan Abadi yang melihatnya pucat, menatapnya dengan cemas dan berkata, "Tuan Sejati, Orang Suci Tian Huan menangis."

Ming Ye berkata, "Aku mengerti."

Dia berjalan menuju Istana Tian Hao. Dia belum sampai, seperti yang diharapkan, dia mendengar Tian Huan berteriak kesakitan. Dewa memiliki roh, Para Abadi memiliki roh dan iblis memiliki akar sihir. Su Su menghancurkan akar spiritualnya, yang sakitnya tidak kurang dari rasa sakit pengeluaran isi perut. Tian Huan menjadi hidup kembali karena Tian Hao telah menggunakan obat penahan rasa sakit selama beberapa hari terakhir namun obat itu masih tidak dapat menghilangkan rasa sakit Tian Huan.

Begitu dia bangun, dia menangis kesakitan. Begitu Ming Ye masuk, Tian Huan meraih lengan bajunya dan terisak, "Ming Ye, aku sakit, aku sakit."

Tian Hao berkata dengan marah, "Roh Kerang berani menyakiti Tian Huan dan membuat Tian Huan begitu kesakitan. Aku ingin dia pergi dan membayar penderitaan putriku hari ini."

Ming Ye berkata dengan dingin, "Aku tidak akan mengizinkannya!"

Dia menutup matanya dan berkata, "Tuan, seperti yang saya katakan. Iblis memasuki tubuh Sang Jiu. Dia dikendalikan dan melukai Tian Huan. Karena Tian Huan telah bangun, jangan mempermasalahkan hal ini lagi."

Tian Hao berkata, "Kau masih melindungi kerang itu! Mungkin kau juga berpikir bahwa Tian Huan salah. Dia diperintahkan untuk membunuh iblis. Apa yang salah? Kau telah melihatnya sendiri beberapa hari ini, Mohe penuh roh iblis, Tian Huan tidak bersalah terhadap Klan Kerang."

Ming Ye berkata, "Klan Kerang hidup di Mohe dan tidak pernah menyakiti siapa pun selama ribuan tahun."

Tian Hao mencibir, "Apakah kau mencoba untuk menutupi inti hidup kerang sampai akhir? Tian Huan telah kehilangan rohnya. Tidak mungkin bagiku untuk melepaskan inti hidup kerang! Kecuali, ganti inti hidup kerang dengan inti hidup Tian Huan."

MingYe berkata dengan tenang, "Tian Huan telah kehilangan inti spiritualnya. Aku tidak tahu apakah inti spiritualku cukup untuk menggantinya?"

Tian Hao terkejut. Roh Ming Ye, itulah yang dipikirkan banyak orang!

Mingye berkata, "Aku akan memberikan rohku kepada Tian Huan karena insiden ini tidak seharusnya terjadi. Lagi pula Shangqing telah dikembalikan kepada Guru dan hutang budiku juga telah aku kembalikan kepada Guru. Yang Mulia Tian Hao, hanya ada satu perintah pembunuhan dari Tiga Alam, Guru sebaiknya tidak membuang waktu pada kerang kecil."

Setelah itu dia mulai memompa jiwanya. Tian Huan dengan erat meraih lengan bajunya dan menatapnya dengan tidak percaya, "Ming Ye, apakah kau tahu apa yang kau lakukan? Kau benar-benar melakukannya untuk kerang itu?"

Ming Ye berkata, "Seratus tahun yang lalu, dia sudah menjadi selir Abadiku, istriku."

Tian Huan tersenyum sedih, "Sekarang aku harus mengatakan yang sebenarnya. Orang-orang Klan Kerang berkolusi dengan iblis sejak seratus tahun yang lalu. Kau mengatakan bahwa Sang Jiu dikendalikan oleh iblis. Yang lain tidak mempercayaiku. Aku percaya itu tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Dia bersedia melakukan segalanya untuk iblis."

Mingye menatapnya dengan dingin.

Tian Huan berkata, "Mengapa kau tidak bertanya padanya mengapa dia tidak melihat pesan yang kau tinggalkan dan menunggumu di hutan bambu. Itu karena dia bersama Iblis Serigala pada waktu itu. Kau harus mengenali jenderal iblis, Shao Ju. Jika kau memeriksanya, kau akan tahu bahwa Sang Jiu bersama Shao Ju selama beberapa hari terakhir."

Tian Huan menatapnya dengan air mata dan mata redup, "Ming Ye, tidakkah kamu mengerti? Sang Jiu tidak mencintaimu lagi. Dia telah bersama Shao Ju begitu lama dan seluruh Mohe penuh dengan roh jahat. Mengapa kamu harus melakukan ini semua demi dia? Kau tidak menghormati Shangqing!"

Ming Ye mengepalkan tinjunya dan menekan bibirnya, matanya selalu kosong tetapi pada saat matanya lebih tajam dari sebelumnya, "Diam!"

Tian Huan terisak dan menggelengkan kepalanya, "Bahkan kamu tidak tahu dari mana Qi iblis berasal di Mohe? Ketika Raja Iblis mati, kecuali Shao Ju, siapa lagi yang memiliki Qi yang begitu kuat? Selama seratus tahun meskipun dia pernah menyukaimu namun sekarang tidak ada yang tersisa selain kebencian."

Ujung jari Ming Ye pucat. Dia meninggalkan pesan rahasia di hutan bambu dan meminta Sang Jiu untuk menunggunya selama tujuh hari. Ming Ye kembali mencarinya pada hari ketujuh, tetapi tidak menemukan Sang Jiu. Sebaliknya dia melihat roh iblis yang kuat di hutan. 

Sangjiu senang melihatnya sebelumnya tetapi sekarang dia bahkan tidak ingin mendekatinya. 

Ming Ye berkata dengan dingin: "Aku tidak mempercayainya. Karena Orang Suci Tian Huan tidak bersedia menerima rohku maka aku akan menemukan cara untuk menebusnya kepadamu. Jika kau benar-benar menolak untuk melepaskan Sang Jiu, aku tidak bisa menghentikannya tetapi aku harap Yang Mulia Tian Hao mengerti bahwa Ming Ye bukanlah Tuan Sejati sombong selama ribuan tahun."

Begitu suaranya jatuh para prajurit Abadi buru-buru melaporkan, "Tuan sejati, roh kerang di ruang bawah tanah hilang!"

Begitu dia mengatakan ini, wajah Ming Ye berubah drastis. Matanya dingin dan dia muncul di ruang bawah tanah hampir pada saat berikutnya. Seperti yang dikatakan prajurit Abadi, ruang bawah tanah itu kosong. Ada roh iblis yang sangat dangkal di udara, begitu akrab, kemarahan dan kepanikan hampir membuatnya kehilangan akal dan dalam sekejap mata dia mengikuti roh iblis itu hingga seratus mil jauhnya.

***

Su Su meringkuk di punggung Iblis Serigala raksasa. 

Suara Shao Ju lembut, "Jika kau lelah, tidurlah. Aku tidak akan membiarkan mereka membunuhmu."

Su Su berbisik, "Aku tidak takut mereka akan membunuhku."

Shao Ju berkata, "Aku tidak bisa bersembunyi dari Ming Ye ketika aku memasuki Shangqing. Setelah beberapa saat dia pasti akan menyusul. Aku tidak di sini tanpa ada kesempatan. Jangan takut. Aku pasti bisa membawamu pergi. Situasinya tidak begitu baik, aku khawatir kau harus sedikit menderita jika kau mengikutiku."

Su Su bertanya, "Mengapa kau menyelamatkanku?"

Shao Ju berkata: "Kamu telah menyelamatkanku lebih dulu." 

Su Su tersenyum sedih, "Aku juga menyelamatkan orang lain, tetapi mereka membunuh ayahku."

Shao Ju menghela nafas, "Sang Jiu, kau baik dan polos."

Su Su membuka matanya yang berwarna merah darah, memandang ke langit dan bergumam kepadanya, "Apakah aku iblis sekarang?"

Shao Ju tersenyum lembut dan berkata, "Kamu adalah Abadi." 

Air mata mengalir di sudut matanya dan diam-diam menyelinap ke punggung Shao Ju. Dia menyekanya dengan tergesa-gesa, "Maaf, aku tidak bermaksud begitu."

Shao Ju berkata, "Tidak masalah."

Dia membawanya melintasi ladang emas dan Su Su menyadari bahwa sudah bulan Oktober di dunia manusia dan itu adalah musim gugur. Seperti yang dikatakan Shao Ju sebelum mereka bisa pergi jauh, Abadi berambut hitam dan berkulit putih, memegang senjata Abadi di tangan, menunggu mereka di depan.

Shao Ju menurunkan Su Su. Su Su memandang pria di depannya. Dia pikir Ming Ye akan marah. Lagi pula, tidak ada seorang pun di Tiga Alam yang tahu aturannya. Tuan Sejati Ming Ye adalah orang yang paling dihormati. Su Su juga berencana untuk mati di sini hari ini. Su Su tahu bahwa Shao Ju tidak membawanya terlalu jauh tetapi dia masih ada di punggungnya. Ini adalah waktu paling egois dalam hidupnya. Dia berpikir, lebih baik mati di dunia yang indah dari pada mati di ruang bawah tanah yang gelap. 

Dia siap menghadapi kemarahan Ming Ye, tetapi Abadi yang tampak dingin di depannya, seolah-olah tidak melihat keberadaan Shao Ju, mencoba tersenyum dan mengulurkan tangan padanya, "Kemarilah."

Mingye berkata, "Sang Jiu, aku tahu dia menggerakanmu. Kau dan aku akan kembali, aku tidak akan mempermalukannya."

Selama seratus tahun Su Su tidak pernah melihat Ming Ye tersenyum pada dirinya sendiri. Dia selalu menjaga alisnya tetap dingin dan menegurnya karena tidak patuh. Jika di masa lalu dia menantikan adegan ini dalam mimpinya. Abadi berbaju putih mengulurkan tangannya padanya dan membawanya kembali ke Shangqing. 

Tapi hari ini, Su Su menatapnya dengan pupil merah dan berkata, "Tuan Ming Ye, aku adalah iblis, bukankah itu aturanmu? Iblis tidak bisa pergi ke Shangqing."

Mingye berkata dengan tenang, "Kau bukan iblis. Menjadi mata iblis tidak berarti kau menjadi iblis. Jika kamu dikendalikan oleh seseorang, kau juga akan memiliki mata iblis. Jika kauu tidak ingin pergi ke Shangqing maka jangan pergi ke Shangqing."

Su Su berkata, "Saya membunuh orang, Tian Huan, dan beberapa Abadi yang tidak disebutkan namanya."

Mingye masih sangat tenang dan dia dengan percaya diri berkata, "Mereka tidak akan mati."

Selama jiwa itu tetap ada, Ming Ye bisa menyelamatkan mereka. Su Su tidak akan memiliki karma. Dia bisa menjadi putri kecil dari Klan Hui Ceng dan terus berkultivasi menjadi abadi, selama dia kembali bersamanya.

Susu berbisik, "Kamu benar-benar gila, Ming Ye."

Su Su menatapnya dengan keras kepala. Su Su meletakkan tangannya di telapak tangannya, Ming Ye tertegun dan warna kegembiraan muncul di matanya, dia bertanya dengan lembut: "Aku akan kembali bersamamu. Bisakah kamu membunuh Tian Huan?"Susu merasa tangannya membeku. 

Su Su perlahan berkata, "Bunuh dia, hancurkan jiwanya, sehingga dia tidak akan pernah hidup melampaui kehidupan. Ada juga Abadi itu, aku mendengar bahwa tubuh Abadi berubah menjadi bubuk dan tenggelam ke sungai yang dapat memastikan bahwa sungai akan tetap jernih selama seratus tahun. Ming Ye, berapa banyak yang bisa kamu bunuh?"

Dia memperhatikannya perlahan memucat dan ingin menarik tangannya. Ming Ye menolak untuk melepaskannya. Dia mengencangkan jari-jarinya dengan cepat. Saat berikutnya cahaya dingin mengenai tangannya dan dia mendengus tetapi jari-jarinya menegang. Shao Ju berubah dari serigala raksasa menjadi bentuk manusia dan menatap Su Su dengan cemas.

Su Su berkata kepada Ming Ye, "Biarkan aku pergi, Ming Ye. Selama seratus tahun, kau memperlakukan aku seolah-olah aku berhutang padamu dan Tian Huan. Bodoh, aku tidak mampu menandingimu jadi aku lebih suka bersandar padamu. Dengar, aku tahu aku salah sekarang dan kau tidak akan melihatku lagi,"

Ming Ye merasa sedih dan kewalahan. Dia ingin mengatakan, bukan itu masalahnya, itu karena dia telah melewatkan seratus tahun dalam hidupnya. 

Su Su berkata, "Pada awalnya, aku salah. Aku seharusnya tidak bertemu denganmu. Aku seharusnya tidak memikirkan semua yang bukan milikku. Sekarang Sungai Mohe meluap dan Klan Kerang sudah mati. Kau harus mengangkat tanganmu tinggi-tinggi. Muda dan bodoh, biarkan aku pergi atau bunuh aku."

Wajah Ming Ye pucat. 

Su Su memandang Shao Ju, "Ayo pergi."

Shaoju mengangguk, mereka tidak pergi jauh, Su Su mendengar suara bernada rendah di belakangnya, "Jadi, kau menyesal dan  jatuh cinta padaku?"

Dia bertanya dengan susah payah, seolah Su Su akan menjawab ya, itu lebih tidak nyaman dari pada memotong hatinya dengan pisau. 

Susu tidak menoleh, dia berkata dengan lembut, "Ming Ye, apa yang lebih baik dari pada mencintaimu?"

Mutiara dan air matanya, cinta dan kepolosannya, semuanya telah terkubur di abad ini. Tapi harga yang harus dibayar terlalu besar, begitu besar sehingga hanya ada kesedihan yang tersisa di hatinya. Su Su tidak menoleh ke belakang. Dia juga tidak bisa melihat Ming Ye terhuyung-huyung mengejar, masih ingin mempertahankannya. Dia tidak bisa memegang trisula, tidak bisa menyentuh ujung pakaiannya. Tuan yang tidak takut pada iblis, takut dia berbalik, dan bahkan lebih takut jika dia tidak berbalik.

Dia tidak bisa membiarkannya pergi, dia juga tidak bisa membunuhnya. Dia mengikutinya untuk waktu yang lama, menyaksikan iblis serigala menuntunnya melintasi ladang musim gugur di bumi, melintasi padang rumput yang mekar dan melintasi air terjun dan anak sungai yang bersih di bumi. Mereka pergi lebih jauh dan makin jauh, dan akhirnya menghilang.

Dia berdiri sendiri dan bukan iblis serigala yang menghentikannya, bukan juga perkataannya, "Mingye, apa yang lebih baik dari pada mencintaimu?" Yang menghentikannya adalah senyum  langka yang dia tinggalkan dan menghentikannya. Dia tidak berani untuk maju dan untuk pertama kalinya dia benar-benar memahami bahwa Sang Jiu tidak mencintainya lagi.

***

Ming Ye tidak kembali ke Shangqing. Dia kembali ke hutan bambu kecil yang sepi. Dia tidak tahu kapan Abadi Bumi sudah pindah kembali. 

Dia menatap Ming Ye dengan gemetar, "Tua, Tuan Sejati..."

Ming Ye mengangguk. Ming Ye tidak bisa melihat sebelumnya tetapi sekarang dia menutup matanya dan merasa akrab di mana-mana. Dia tinggal sebentar, namun dia merasa tidak bisa tinggal lebih lama lagi dan pergi.

Abadi Bumi meletakkan jamur dan roh kupu-kupu dan bergumam, "Orang yang aneh."

Bagi Ming Ye suatu hubungan tidak akan mengisi kehidupannya. Dari sudut kesadaran spiritual, setiap Abadi bermimpi menjadi dewa. Mereka lolos dari kekejaman hukum langit dan bumi dan secara bertahap mereka mampu mengubah batu menjadi emas dan mengembun menjadi es. Tanpa upaya terakhir, tidak ada orang yang akan menyerah di tengah jalan.

Kultivasi Ming Ye lebih kesepian dari pada orang lain. Dia mengumpulkan pahala dan kebajikan sehingga dewa menyukainya. Pada saat ini dia akan menjadi dewa. Dia berada di gua sendirian dan berkultivasi siang dan malam. Seekor ular berubah menjadi naga dan hanya satu langkah lagi. Ada begitu sedikit dewa yang tersisa di dunia. Jika dia benar-benar menjadi dewa, dia akan menjadi harapan setelah ditinggalkan.

Di atas rumah gua Ming Ye, orang sering bisa mendengar nyanyian naga yang melegenda. 

Tian Hao datang berkunjung dan dia berkata, "Tian Huan tidak memiliki inti spiritual dan akan sangat sulit untuk berkultivasi di masa depan. Aku berjanji kepadamu untuk tidak mengeluarkan perintah pembunuhan di Tiga Alam. Jika kau benar-benar menjadi dewa, kau akan melindunginya. Tian Huan."

Mingye menganggukkan kepalanya secara opsional dan menyetujui Tian Hao mengenai perintah pembunuhan Tiga Alam. Tian Hao melihat pola ilahi yang menjulang di dahinya dengan iri, tidak banyak bicara, dan pergi. Semua orang berpikir bahwa Ming Ye akan menjadi dewa, tetapi hanya dia yang tahu bahwa pola dewa di dahinya semakin redup. Dia hanya memiliki dua cakar dari seharusnya delapan cakar. Ia berubah menjadi bentuk dasar. Jalan menuju dewanya, mulai meninggalkannya.

Malam itu, dia mencoba melacak keberadaan Putri Kerang untuk pertama kalinya. Bangau kertas yang dia kirim mengepakkan sayapnya, dan berkata, "Dia dan iblis serigala berada di puncak Yang Tidak Bisa Dihancurkan, mencari Batu Baru Lahir."

Ming Ye mengangguk dengan tenang. "Batu Baru Lahir" sering disiapkan untuk iblis kecil yang akan segera lahir. Dia telah lama terdiam dan pola ilahi di dahinya menjadi semakin redup. Ming Ye lupa berapa tahun dia hidup dan tidak ada yang memberitahunya mengapa tubuhnya mengalami perubahan seperti itu. Dia mengikat Batu Baru Lahir di guanya ke bangau kertas dan ketika bangau kertas hendak terbang dia dengan dingin menangkapnya.

Pada saat itu untuk pertama kalinya, dia berpikir untuk membunuh Iblis Serigala. Bangau kertas menatap dahinya dengan ngeri saat garis-garis di dahinya menjadi hitam. Dia menurunkan matanya dan berkata, "Maaf."

Pola dewa kembali ke putih suci. Dia tidak membiarkan Batu Baru Lahir dibawa oleh bangau kertas. 

Ketika musim semi dimulai, dia tiba-tiba teringat bahwa Sang Jiu telah meninggalkannya di tahun ketiganya dan bangau kertasnya terbang kembali, berbisik, "Putri Kerang baik-baik saja."

"Dia tidak sebahagia yang Tuan harapkan."

"Tuan, Tuan, kamu tidak bisa menjemputnya."

"Mereka menemukan banyak batu baru."

Dia mengangkat tangannya dan menghancurkan bangau kertas dan langit terdiam sejenak. Tapi dia tidak bisa tenang. Dalam dua tahun terakhir, Tian Huan sudah ke sini dua kali dan dia belum pernah melihatnya.

Potongan kertas hancur di udara dan yang terakhir dengan canggung membawa sepotong kecil madu. Dia tidak tahu di mana bangau kertas itu mencuri, mereka terlihat hampir tersengat. Dia mengangkat tangannya, melihatnya untuk waktu yang lama dan melepaskannya. 

Bangau kertas terbang semakin jauh dan akhirnya meninggalkannya. Ming Ye tahu ini tidak akan berhasil. Dia menambahkan pahalanya dan seharusnya naik melewati tribulasi. Namun langit sunyi dan guntur tidak datang. Dia tahu bahwa tribulasi tidak ada di sini. Dia tahu bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa naik. 

Ketika dia melangkah keluar dari gua, dia sedikit membenci Putri Kerang, sehingga dia ingin menemukannya. Dia ingin bertanya, Mengapa kau mengatakan kalau kau tidak mencintai aku lagi?  Hidup Para Abadi terlalu panjang dan keberadaan Sang Jiu sesingkat bunga malam baginya. Namun cinta seorang gadis kecil, pikirnya, begitu singkat dan murahnya, karena Iblis Serigala dia meninggalkannya tanpa menoleh ke belakang.

***

 

BAB 44  

Suara air berdetak di sekitar Su Su dan ada banyak kerang kecil di setiap tangki. Dia mengkultivasi dengan hati-hati, mengganti air dengan rajin dan ketika cuaca bagus, dia menyeka setiap cangkang kerang dan membawanya keluar untuk berjemur di bawah sinar matahari. Dia menutup mulut kerang satu per satu, tanpa mengalihkan pikirannya. Dia mengumpulkan sisa-sisa jiwa selama tiga tahun sehingga semua sisa-sisa jiwa yang tidak hilang di masa lalu memiliki tempat tinggal.

Kehilangan tanda air tetap, tanpa berkat dari dewa, akan sulit bagi kerang untuk kembali ke masa lalu. Dalam beberapa tahun terakhir Su Su telah mengikuti Shao Ju untuk melakukan perjalanan ke seluruh gunung dan sungai, tetapi masih tidak dapat menemukan cara untuk membangkitkan ayahnya. Jiwa Raja Kerang telah menghilang dan tidak dapat dilacak. 

Sang You, Pangeran Klan Kerang telah menghilang dan tidak ada kabarnya. Kerang yang baru dibudidayakan tidak tahu apa-apa dan mereka masih Abadi yang belum mengerti peradaban. Su Su memandang mereka dan tidak bisa menahan senyum. Ada harapan bagi orang-orang, itu selalu baik. 

Di waktu luangnya dia akan pergi keluar untuk mencari pegunungan dengan pemandangan yang indah dan air yang jernih untuk memurnikan airnya sedikit. Tanpa inti spiritual, kekuatan spiritualnya akan selalu sama dengan yang seratus tahun lalu. Tidak dapat meningkan meski hanya setengah langkah.

Hanya sedikit orang di dunia yang tahu bahwa Putri Kerang juga jenius ketika dia dilahirkan. Dia dilahirkan dengan kemampuan untuk memurnikan sungai. Dia bekerja keras selama tiga tahun dan akhirnya membersihkan sungai untuk sementara. Dia melihat matahari terbenam di langit dan tahu dia harus pergi. Kemarin iblis kembali membujuk Shao Ju untuk menikahi seorang istri dan membangun rumah.

Dia bergegas kembali dari Sungai Qianxi dan kebetulan melihat sebuah pemandangan. Hampir semua orang berpegangan erat ke Huangyuan dan jika mereka tidak mereproduksi keturunan mereka sedini mungkin, mereka mungkin akan musnah pada titik tertentu. Iblis lebih takut kesepian dari pada manusia. Mereka tinggal di dunia selama ratusan atau bahkan ribuan tahun dan paling takut tidak ada jejak akan kedatangan mereka. 

Shao Ju tersenyum lembut tidak setuju atau menolak. Semua orang tahu apa yang Shao Ju tunggu dan Susu juga mengetahuinya. Jadi sudah waktunya Su Su pergi. Dia menghabiskan lebih dari seratus tahun mencintai seseorang dengan putus asa dan dia tidak punya apa-apa lagi. Su Su memasukkan kerang muda ke dalam tas dan pergi untuk mengucapkan selamat tinggal pada Shao Ju.

Shao Ju sedang melatih tentara dan dia berhenti setelah mendengar suara, "Apakah kau akan pergi?"

Su Su tersenyum dan berkata, "Ya, aku minta maaf telah merepotkamu selama bertahun-tahun." 

Dia mengeluarkan beberapa mutiara merah muda dan menyerahkannya kepada Shao Ju, "Ini dibesarkan di waktu luangku. Menggerusnya bisa menghilangkan rasa sakit." 

Pertempuran antara dewa dan iblis telah berakhir. Keadaan Shao Ju tidak baik. Dia adalah iblis dan harus hidup dalam persembunyian dan bawahannya sering terluka. Putri Kerang dulunya takut sakit dan jarang membesarkan mutiara. Ketika dia bersama Ming Ye, dia hanya membesarkan satu dalam seratus tahun. Setelah dia meninggalkan Ming Ye, dia mengkultivasi mutiara siang dan malam, tidak lagi takut sakit dan menggunakan darahnya untuk mengumpulkan beberapa mutiara darah dalam tiga tahun.

Shaoju berkata, "Jika kau ingin membalas dendam kepada Tian Huan, kau tidak perlu cemas saat ini. Mereka memiliki Shangqing yang mendukungan mereka dan kita bukanlah lawan mereka sekarang."

Su Su tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Kamu salah paham, Shao Ju. SAku sudah lama memahami bahwa aku tidak akan menemui Tian Huan lagi. Klan Kerang sedang menunggu kemakmuran sekarang. Aku hanya ingin membawa Klan Kerang untuk memulai hidup baru dan aku akan bepergian denganmu. Aku melihat ada sebuah sungai di barat. Airnya lebih jernih daripada Mohe. Meskipun energi spiritualnya tidak cukup, Klan Kerang selalu bisa berubah menjadi bentuk manusia setelah berkultivasi secara perlahan. Jika ayahku masih ada, aku juga berharap aku akan memimpin Klan Kerang untuk memulai lagi."

Shao Ju menggerakkan bibirnya dan menyadari bahwa dia tidak punya alasan untuk menghentikannya pergi. Dia diam dan mengantarnya sampai ke dasar puncak Tak Bisa Dihancurkan. Gelang Giok diam-diam melirik Shao Ju, yang tampak seperti Xiao Lin dan berpikir, jika Xiao Lin benar-benar kembali dari dunia ini, aku tidak tahu betapa memalukan situasinya nanti.

Ye Bing Chang menjadi Tian Huan, tetapi Tian Huan menyukai Ming Ye, penguasa Shangqing, orang yang paling berkuasa saat ini. Xiao Lin tidak memiliki ingatan, menjadi Iblis Serigala dan merawat Su Su selama tiga tahun. Meskipun Shao Ju pemarahm dia mencintai Su Su, bahkan iblis kecil di puncak Buhua dapat melihatnya.

Gelang Giok berkata, Kebijaksanaan Hidup yang Singkat tidak bisa dimasuki dengan sembarangan. Ayo pergi sekarang. Jika beberapa orang keluar, ingatan ini mungkin menjadi sejarah hitam semua orang.

Shao Ju melihat Putri Kerang berbalik dan menunjukkan senyum cerah. Dia melambai kepadanya dengan penuh semangat, "Shaoju, kembalilah! Aku tidak lagi tenggelam di masa lalu dan aku akan menjalani kehidupan yang baik di masa depan."

Shao Ju tersenyum dan berkata 'Ya.'

"Mungkin suatu hari kau melihat kerang kecil di sungai. Mereka adalah orang-orangku."

Shaoju menurunkan matanya, masih mengatakan 'Ya.'

Su Su menghela nafas, "Shao Ju, aku akan memulai hidupku lagi dan kauu harus baik-baik saja."

Shao Ju memperhatikan langkah ringan Putri Kerang dan dia berjalan menjauh dari puncak Tak Bisa Dihancurkan selangkah demi selangkah di bawah cahaya matahari terbenam. Matanya penuh kegembiraan dan harapan jadi Sungai Qianxi yang dia ceritakan pasti merupakan tempat yang bagus.

Tiga tahun yang lalu, Putri Kerang meringkuk di punggungnya dan berbisik, "Aku tidak ingin mati. Aku ingin hidup. Mereka semua hidup. Mengapa aku harus mati? Aku ingin Klan Kerang terus bertahan selama ribuan tahun dan aku ingin mereka membayar harganya. Aku ingin menjalani kehidupan yang baik."

Shao Ju memperhatikannya berjalan pergi. Dia tidak mengejar, tidak juga mengucapkan selamat tinggal. Bahkan dia sendiri tidak yakin kapan Su Su mungkin akan terjebak di hutan belantara tanpa masa depan.

Sang Jiu dapat melepaskan masa lalu dan pergi bersama klannya dan itu selalu baik. Seperti yang dia katakan, ketika mereka bertemu lagi dalam beberapa tahun lagi mungkin ada sekelompok kerang kecil yang hidup, berjemur di bawah sinar matahari dan membuat gelembung di air. Sang Putri hidup, jauh dari rasa sakit masa lalu dan menjadi seorang Ratu Kerang.

***

Su Su datang ke Sungai Qianxi dan meletakkan semua kerang sungai kecil. Aliran airnya lembut dan jernih. Kerang beradaptasi dengan sungai itu dan menggerakkan kaki mereka untuk berenang perlahan. Su Su memandang mereka dengan puas dan ketika mereka berenang jauh, dia melompat turun dan berubah menjadi kerang putih dengan kulit kerang berwana putih. Dia berjemur di bawah sinar matahari di sungai yang dangkal, memejamkan mata dan berkultivasi.

Dia bukan lagi Abadi kecil di sungai. Hati Dao-nya terfragmentasi dan dia telah lama menjadi semi-iblis. Tapi hatinya tidak pernah begitu damai dalam beberapa tahun terakhir. Jika memungkinkan, dia lebih suka menjadi kerang tanpa kecerdasan dan hidup seperti ini. Dia lebih suka tidak pernah mencintai siapa pun. Saat matahari terbit dia berlari keluar untuk berkultivasi dan melihat ke langit seperti sebelumnya.

Tidak pernah melihat Raja Abadi yang berjuang untuk mereka lagi. Hari-hari ini damai luar biasa. Dia menghitung kerang sungai kecil yang berenang jauh satu kali sehari, dengan lembut menangkapnya kembali dan bersusah payah berpatroli di Sungai Qianxi. Ini adalah kasus nenek moyang dari generasi ke generasi, diturunkan dari generasi ke generasi. Sampai setengah bulan kemudian, Su Su mendapatkan benda yang tidak terduga dan senyum di sudut mulutnya memudar.

Ini adalah pertama kalinya dia menerima sesuatu yang berhubungan dengan Sang You. Sang You yang sekarang telah menjadi setengah cangkang kerang. Su Su merasa dingin di jari-jarinya, menatap setengah cangkang dengan kosong, rasa sakit yang tidak bisa dia tahan di hatinya menumpul perlahan. Cangkang kerang Sang You terbelah dua. Su Su tahu rasa sakitnya. Ketika dia melompat keluar dari air yang lemah, dia telah merasakan rasa sakit dari kerusakan kulit kerang, rasa sakit dari patah, tulang tidak lebih.

Sekarang setelah cangkang kerang Sang You muncul di sini, dia tidak berani memikirkan apa yang terjadi. Cangkang kerang berkilat dan sebuah nama muncul. Su Su duduk di dasar sungai, ombak air bergelombang lembut dan ikan mencium pipinya dengan lembut. Pada hari kedua, dia meletakan kerang sungai kecil, meminta Abadi setempat untuk merawatnya, memberinya mutiara merah muda miliknya, dan pergi ke Alam Rahasia Fangan. 

Alam Rahasia Fangan telah lama ditinggalkan dan hanya gelap gulita yang tidak bisa dijangkau cahaya. Ini adalah tempat putus asa dan sepi yang ditinggalkan oleh dunia. Tidak ada negeri Abadidi alam rahasia ini dan hal itu hanya akan perlahan merusak pikiran orang. Aku ingin menyelamatkan seseorang di dalam dan tidak ada yang tahu berapa harganya. Sang You ada di dalam sekarang. 

Su Su tidak tahu mengapa saudaranya berada di Alam Rahasia Fangan tetapi dia harus menyelamatkannya. Sekarang dia tidak memiliki tanda air tetap. Dia hanya memiliki beberapa mutiara merah muda di sebelah tubuhnya. Su Su tahu bahwa itu jauh dari cukup tetapi Klan Kerang lemah dan Alam Rahasia berbahaya. Jadi dia hanya bisa menyelamatkan Sang You sendirian. Saat dia melangkah ke alam misterius Fangan, sosok dua sosok perlahan muncul.

Tian Hao tersenyum dan berkata, "Putriku, kauu benar sekali. Selama dia diberitahu bahwa kakaknya ada di dalam, dia pasti akan datang."

Tian Huan menutup matanya, "Ayah, hati-hati."

Tianhao mengangguk, "Terkadang menjadi seorang ayah memang tidak perlu secerdas yang kamu pikirkan. Setelah kerang ini mati, Ming Ye mungkin akan segera naik menjadi dewa. Pada saat itu, selama dia mau membantumu. Jangankan inti spiritualmu yang tidak cukup murni. Akar lingkar airmu juga akan menjadi murni."

Kejadian itu meninggalkan luka yang dalam di hati Tian Huan. Dia menekan nada suaranya dan berkata dengan tidak senang, "Ayah, jangan katakan itu!"

Tian Hao tidak setuju. Tian Huan lahir dengan dua akar spiritual air dan api. Bakat seperti itu tidak buruk, tetapi kedua akar spiritual itu saling bertentangan dan mereka tidak ditakdirkan untuk menjadi jalan yang hebat. Hanya ada dua hal di dunia yang dapat membantu Tian Huan untuk meredam akar roh. Yang pertama adalah Huoyang Ding dan yang kedua adalah tanda air.

Huoyang Ding berada di Protoss, tetapi tanda air yang diperoleh dari kerang di dunia secara kebetulan dan menjadi harta di sungai di Kota Mohe. Tian Huan cekatan dan cerdas. Dia sengaja  melukai dirinya sendiri dengan serius dan akhirnya menemukan tanda air di Klan Kerang. Tanpa diduga, alat ajaib itu tidak mengetahui tanda air itu untuk hal baik atau buruk dan inti dewa malah masuk ke tubuh Ming Ye.

Tian Hao terperangkap di Alam Rahasia Fangan, tidak dapat melarikan diri. Dia mencari cara selama ribuan tahun dan akhirnya tahu bagaimana keluar dari Alam Rahasia. Dia bukanlah orang yang lemah dalam kultivasi namun harus terperangkap di Alam Rahasia. 

"Klan Kerang benar-benar bodoh. Iblis Kerang Sang You percaya bahwa kita akan membiarkan saudara perempuannya pergi dari Sangqing jika dia datang secara sukarela memasuki Alam Rahasia untuk menggantikanku."

Tian Hao menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sayang sekali iblis tetaplah iblis dan kultivasinya tidak cukup. Tapi Tian Huan, kau sangat cerdas dan meminta bantuan Ming Ye untuk membebaskanku,"

Tian Huan tampak dingin, "Aku sudah mengatakannya. Jangan pernah menyebutkan masalah in dan ayah tidak bisa memberi tahu Ming Ye!"

Dia sedikit marah dengan Tian Hao di dalam hatinya dan menyalahkan Tian Hao. Karena jika tidak dia tidak akan melakukan hal-hal ini. Klan Kerang bersalah atas kejahatannya. Jadi Tian Huan berlutut dan memohon kepada Ming Ye hari itu, mengatakan bahwa ayahnya hanya memiliki kesempatan ini untuk keluar dari Alam Rahasia sebelum Ming Ye meninggalkan hutan bambu. 

Tian Huan meminta Abadi untuk kembali dan diam-diam menghapus apa yang dia katakan kepada iblis kerang. Tian Huan merasa tidak berdaya di dalam hatinya dan dia juga tidak ingin melakukan hal-hal ini. Tapi akar spiritualnya tidak cukup murni dan dia ditakdirkan untuk tidak bisa naik. Dia juga tidak bisa tinggal bersama Ming Ye untuk waktu yang lama. Dia tidak pernah berpikir untuk menyakiti siapa pun. 

Su Su adalah kerang kecil yang menggantikannya dan bersikeras menikahi Ming Ye. Dan Ming Ye jelas tidak mengerti hubungan antara pria dan wanita. Ming Ye juga tertarik pada roh kerang. Jelas-jelas Ming Ye adalah milik Tian Huan tetapi dia telah tidur selama seratus tahun dan ap ayang menjadi miliknya telah direnggut. Bagaimana Tian Huan bersedia melakukan itu?

Satu langkah salah, langkah lainnya juga salah. Sekarang dia mendengar Tian Hao menyebutkan hal-hal ini dia terkejut dan ingin ayahnya menutup mulutnya. Tapi Tian Huan juga mengerti bahwa ketika Klan Kerang sudah jatuh dan selama Sang Jiu mati maka tidak ada yang akan tahu hal ini. 

Entah mengapa Tian Huan selalu merasa cemas. Melihat ayahnya masih ingin menunggu di sini, menunggu kesempatan untuk mengambil inti hidup kerang kecil, dia berbisik, "Cukup! Dia tidak akan bisa keluar. Itu adalah nasib baiknya. Ayo pergi."

Tian Huan merasa tidak nyaman seperti ada batu yang berat ditekan di dalam hatinya.

Su Su menempel di dinding Alam Rahasia mengawasi mereka pergi dengan dingin. Dia belum sepenuhnya melangkah ke Alam Rahasia. Bukan soal tidak akan ada yang tahu tapi setidaknya dia sudah mendengarnya sekarang. Ternyata semuanya adalah konspirasi  sejak awal. Memikirkan Sang You memasuki Alam Rahasia demi dirinya,  dia hampir menggigit bibirnya hingga berdarah dan kebencian memenuhi matanya.

Tian Huan, Tian Hao! Apakah Ming Ye juga kaki tangan mereka? Dia membuka matanya tiba-tiba dan dia telah menjadi pengikut iblis. Banyak iblis mengelilinginya. 

Namun apa yang dilihat Su Su adalah pemandangan seratus tahun yang lalu. Dia berbaring di dasar sungai, menatap kagum pada Abadi berpakaian putih yang berjuang untuk mereka. Gambaran itu berubah dengan cepat dan setelah seratus tahun, Raja Kerang Tua dipukuli sampai mati dan hanya menyisakan cangkang kerang yang kosong. Iblis kerang yang tak terhitung jumlahnya berteriak dengan keras, sungai mengalir dan makhluk-makhluk itu hangus.

Saudaranya terluka parah dan dibawa pergi selangkah demi selangkah ke Alam Rahasia. Dia tidak bisa menyelamatkan satu pun dari mereka dan air mata mengalir dari mata Putri Kerang. Dia melihat ke tanah di depannya dengan gemetar dan jatuh tersandung. 

Dia memeluk kulit kerang ayahnya, mata iblisnya bersinar dan dia tidak tahu apakah sekarang sudah malam dan menangis, "Ayah. Aku bersalah. Aku bersalah. Aku seharusnya tidak menyukainya."

"Aku tidak akan pernah mencintai Ming Ye lagi!

"Aku tidak baik. Akulah yang jahat. Aku buta. Akulah yang telah membunuh seluruh Klan Kerang!"

Ming Ye memasuki alam rahasia dan mendengar kata-kata ini. Sepasang mata iblis Putri Kerang berkata bahwa dia menyesal telah mencintainya. Ming Ye menatap Sang Jiu dengan kaku dan Sang Jiu menikamnya dengan belati. Sang Jiu menangis dan seperti dia akan menangis selama ratusan tahun. Ming Ye mengangkat tangannya dan perlahan menurunkannya. Belati menembus bahunya dan dia memegang belati dalam diam. Setelah waktu yang lama Ming Ye menyadari bahwa ada banyak rasa sakit. Tapi dia tidak tahu bagian mana yang lebih menyakitkan.

***

 

BAB 45  

Pada saat itu Ming Ye tidak terlalu memahami kebencian Sang Jiu. Dia ditusuk oleh belati di bahunya dan hati Dao-nya yang kuat membuatnya tidak cukup merasa kesakitan. Tubuh para Abadi begitu kuat sehingga dia mengangkat tangannya dan menghapus tanda yang ditinggalkan oleh belati dalam sekejap mata.

Melihat mata iblis Putri Kerang, dia terdiam untuk waktu yang lama, dan berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu melakukan apa pun."

Dia mengulurkan jarinya dan mengklik bagian tengah dahi Sang Jiu. Mata Putri Krang yang tadinya redup secara bertahap menjadi lebih jelas. Ming Ye berpikir bahwa emosi Sang Jiu akan tenang tetapi ketika Sang Jiu melihatnya dengan jelas ada kebencian yang lebih pahit bergulir di matanya. 

Sang Jiu menepis tangannya, suaranya lembut dan dingin, "Ternyata kau,"

Tuan Ming Ye Yang Agung merasa sedikit bingung, jari-jarinya gemetar dan dia berkata seperti yang biasa dia lakukan untuk mendidik junior dunia Abadi, "Bahkan jika ada pengikut iblis, dia tidak dapat diperbaiki. Selama hati Daomu masih teguh kau masih bisa berjalan di jalan yang benar."

Ketika Putri mendengar kata-kata itu, dia tertawa seperti lelucon,"Hati Dao? Hati Dao! Kau bahkan berbicara padaku tentang hati Dao." 

Sang Jiu mendorongnya menjauh dan air mata mengalir di matanya ketika dia tersenyum. "DI hatiku seratus tahun yang lalu adalah kau, tetapi kau tidak mencintaiku dan memandang rendah diriku. Aku menyerah padamu pada akhirnya, yang ada di hatiku adalah masa depan Klan Klam tetapi Klan Kerang musnah dan ayahku sudah meninggal."

Dia terkekeh dan berkata, "Aku dipanggil Abadi selir Shangqing selama seabad sekarang aku akhirnya jatuh menjadi iblis. Kau benar-benar berbicara padaku."

Wajah Ming Ye pucat, bibirnya bergerak dan dia tidak bisa berkata apa-apa. Putri Kerang selesai tertawa dan menatapnya dengan dingin. Sebuah pola sihir merah muncul di dahinya. Su Su berbalik dan ingin masuk ke Alam Rahasia lagi tetapi ditahan oleh Ming Ye.

Nada bicara Ming Ye seperti orang yang kesepian, "Siapa yang akan kau selamatkan?"

Su Su berbalik dan tersenyum, "Saudaraku Sang You. Tuan, sudah seratus tahun aku khawatir kau tidak pernah tahu bahwa aku masih memiliki kakak laki-laki, kan?"

Ming Ye diam, dia sebenarnya mengetahui hal itu. Selama tahun-tahun ketika dia bergaul dengan Sang Jiu, dia mulai mencoba untuk mengenalnya secara perlahan. Sang Jiu suka tertawa dan menangis, berani, tetapi berhati-hati di depannya, seperti anak kecil. Dia suka rasa manis, dan dia suka berendam di sungai. Dia sangat dipopuler. Kupu-kupu dan iblis bunga menyukainya.

Setiap bagian tentangnya, Ming Ye tahu, bahkan jika dia tidak benar-benar melihat kerang saat ini dia akan mencoba memahaminya nanti. Tetapi di bawah perintah iblis jahat, Klan Kerang musnah. 

Ming Ye menurunkan matanya dan berkata, "Aku akan masuk bersamamu."

Dia terlihat tidak senang atau pun sedih. Dia berjalan di depan Putri Kerang, melangkah ke Alam Rahasia di hadapannya. Ketika dia ingin masuk, Su Su mendapati dirinya terjebak di dalam penghalang. Dia tidak tahu sudah berapa lama, Ming Ye membawa kerang sungai yang terluka luka.

"Kakak!" Su Su dengan hati-hati menangkap Sang You yang berubah menjadi bentuk aslinya. Sang You terluka parah hingga hampir seluruh tubuhnya hilang. Dia membawa Sang You pergi dengan cepat tanpa melihat ke arah Ming Ye di belakangnya. Darah mengalir dari sudut bibir Sang Jiu dan pola putih di dahinya menjadi hitam.

Ming Ye menyaksikannya membawa Sang Jiu semakin jauh. Dia mengikuti beberapa langkah dan terjatuh ke Alam Rahasia. Setengah dari jiwa Ming Ye tertinggal di Alam Rahasia selamanya. Ming Ye terjatuh di pintu keluar Alam Rahasia, mengingat bahwa dahulu kala, Sang Jiu hanya memilikinya di matanya. 

Dia pulih dari cedera dan tidak ada yang mengetahuinya namun  hari berikutnya selalu ada ramuan yang diperlukan di dekat jendela. Dia sebenarnya tidak menyukai hal-hal ini dan dengan dingin memerintahkan Xian'e untuk membawanya keluar dan membuangnya. Dan kali ini, Putri Kerang tidak pernah menoleh ke belakang

 

***

Pada bulan Desember, Ming Ye mendengar bahwa ada seorang penyihir di dunia. Dia membunuh orang dan berkultivasi. Dia juga membunuh iblis dan juga membunuh beberapa makhluk abadi supernatural, melahap jiwa mereka hidup-hidup. Berkultivasi iblis tidak membutuhkan sumsum spiritual. Basis kultivasi si penyihir tumbuh dengan cepat. Ketika jiwa Abadi perempuan  dari supernantan hancurkan olehnya, Tian Huan tidak bisa duduk diam lagi.

Dia datang ke gua dan memohon, "Ming Ye, semua orang telah melihatnya. Penyihir wanita itu adalah Sang Jiu. Kau mengatakan bahwa kamu akan melindungi supernatan selamanya."

Ming Ye membuka matanya. Dia berjalan keluar dari gua dan berusaha menemukannya. Ming Ye melihat Sang Jiu membunuh dengan matanya sendiri. Rambut tintanya beterbangan dan sepasang mata iblisnya dipenuhi dengan kebahagiaan. Melihat Ming Ye datang, Sang Jiu tahu bahwa dia bukan lawannya dan ingin pergi dengan marah.

Ming Ye memejamkan mata dan berkata, "Kau membunuh dua ratus tiga puluh empat orang."

Su Su bertanya dengan nada mengejek, "Bisakah Abadi membersihkanku kali ini sehingga aku bisa kembali ke jalan yang benar?" 

Pertempuran antara dewa dan iblis telah berakhir dan sekarang dia telah menjadi iblis yang didominasi oleh pembantaian. Ming Ye terdiam. Trisula muncul di tangannya. 

Ketika Putri Kerang terperangkap di artefak Abadi, Ming Ye berkata, "Aku akan menguncimu di Gunung Wangchen."

Setelah jeda, dia berkata, "Aku akan menjagamu sendiri." Terlepas dari seratus tahun, seribu tahun, atau sepuluh ribu tahun. 

Ketika Sang Jiu mendengar kata-kata itu, dia berjuang keras di artefak Abadi. Bahkan jika Sang Jiu mati di artefak Abadi, Ming Ye akan menghancurkan artefak Abadi itu. Ming Ye gemetar dan  secara tidak sadar Sang Jiu terlepas. Dia melarikan diri tanpa jejak. Ming Ye berdiri di bawah bulan untuk waktu yang lama dan menyadari untuk pertama kalinya bahwa dia tidak pernah melihat ke belakang. 

Sang Jiu seperti itu maka dia juga harus begitu. Setelahnya, Snag Jiu menjadi semakin merajalela. Dia mencari-cari artefak yang rusak dan akhirnya mendengar bahwa Qingshihua hijau digunakan oleh Sang Jiu. Selain itu, dia juga menemukan Huoyang Ding. Semua orang tahu bahwa penyihir Sangj Ju akan mati di bawah petir cepat atau lambat tetapi dia akan menjadi gila jika dia tidak membunuh. Kecuali Ji Ze yang menjaga Gurun Jurang Kehancuran, tidak ada lagi dewa di dunia. 

Tidak ada yang bisa menyembuhkannya dan orang yang paling dekat dengan dewa adalah Ming Ye. Tapi Ming Ye mulai mundur dan menutup matanya. Di dunia luar mulai menyebar bahwa Sang Jiu pernah menjadi istrinya. Nama Mantan Tuan Sejati Ming Ye secara bertahap memburuk. Pada tahun kelima puluh dia tidak memenggal penyihir sampai mati. Sang Jiu berlumuran darah berlari ke Shangqing dan membunuh Orang Suci Tian Huan dan Yang Mulia Tian Hao.

Putri Kerang menggunakan tripod api-matahari dan membakar Tian Huan selama dua puluh enpat jam selama empat puluh sembilan hari di udara terbuka. Pada hari terakhir semua orang melihat Tian Huan marah-marah pada awalnya, kemudian menangis memohon belas kasihan, dan kemudian sedikit demi sedikit terbakar menjadi abu yang beterbangan. Sang Jiu memegang Huoyang Ding dan berjalan melalui Shangqing tetapi ada tidak ada rumput di Shangqing.

Putri Kerang melarikan diri dan tidak ada yang namanya Negeri Abadi Shangqing sejak saat itu. Iblis Serigala Shao Ju memandangnya dengan kasihan di puncak gunung. Langkah kakinya terus berjalan dan matanya dipenuhi dengan kesenangan membunuh. Langkah demi langkah, dia berjalan ke menuju gua Tuan Abadi Ming Ye. 

Shao Ju mengejar, "Sang Jiu, berhenti. Kau bukan orang seperti itu. Jika kau terus seperti ini, kau akan dicincang sampai mati oleh guntur langit. Kau tidak akan pernah bereinkarnasi dan tidak akan ada kehidupan di masa depan."

Sang Jiu melambaikan tangannya. Garis sihirnya sangat aneh sehingga dia hampir tidak bisa mengendalikan dirinya dan hampir membunuh Shao Ju. Tiba-tiba petir dan guntur menggelegar di langit. Shao Ju terkejut dan tanpa sadar mengira itu adalah guntur langit yang akan menghancurkan Sang Jiu tetapi dia tidak mengharapkan guntur ungu itu berlama-lama di sekitar gua. Ternyata itu adalah guntur tribulasi bagi seseorang yang akan menjadi dewa.

Tiga Alam terkejut dan semua orang terlihat ketakutan. Mereka sangat gembira, Dewa Ming Ye akan menyeberangi tribulasi dan jika tribulasi berhasil dilewati maka dia bisa membunuh penyihir Sang Jiu. Pintu gua terbuka, dan Tuan Abadi yang sudah tidak ada di dunia selama 50 tahun berjalan keluar perlahan.

Dia terbiasa tidak tersenyum dan dingin tetapi sekarang jubah putihnya terlihat lebih suci. Dia berjalan menuju Putri Kerang. Dua orang, satu berbaju merah dan satu berbaju putih melihat Ming Ye, semua kultivator memiliki kepercayaan diri.

"Tuan. Tidak. Dewa bunuh penyihir ini!"

"Ya, dia tidak bisa mati. Bunuh dia!"

Di tengah teriakan semua orang Ming Ye mengulurkan tangannya dan dengan lembut membelai pipi Putri Kerang. Su Su tercengang.

Ming Ye berkata: "Percaya atau tidak. Aku tahu semua yang terjadi selama tujuh tahun di hutan bambu."

Ming Ye tahu dulu Sang Jiu selalu waspada, pemalu dan putus asa untuk mencintainya. Sang Jiu tentu tidak percaya bahwa ciuman yang tercetak di keningnya itu bukan kebetulan melainkan kesengajaan.

Putri Kerang mencibir dan berkata, "Jadi apa?"

Tribulasi itu bergemuruh dan bergulung. 

Ming Ye memandangnya dan berkata, "Sang Jiu, kau bertanya padaku apakah aku bisa menghapus dosamu dan membiarkanmu pergi ke jalan yang benar. Aku akan menjawabmu sekarang, ya."

Ming Ye tiba-tiba tersenyum dan untuk pertama kalinya dalam seratus enam puluh tahun dia menunjukkan senyum tak berdaya.

"Ganti tulang iblismu dengan rohku."

Mulai sekarang pahalamu akan ditambahkan dan aku akan menanggung semua dosamu. Tidak masalah apakah kau bersih, kau Abadi kecil atau kau bersedia menjadi dewa. Ketika guntur tribulasi jatuh, Tiga Alam menjadi suram dan hanya ada satu tempat yang menyala. Mereka melihat bahwa Tuan Ming Ye memegang penyihir itu dengan erat, mencoba menggunakan guntur tribulasi dan menukar inti hidupnya dengan inti hidup Sang Jiu.

Begitu Ming Ye berhasil, dia sendiri akan mati di bawah guntur tribulasi. Pola berdarah di dahi Ming Ye redup. Dia menggenggam Sang Jiu di lengannya untuk mencegahnya melepaskan diri. 

Dia berbisik, "Ada satu hal yang selalu ingin ku katakan padamu, Sang Jiu, ini pertama kalinya aku menjadi suami. Aku tidak tahu bagaimana mencintaimu. Aku tidak melakukan apa pun untukmu selama bertahun-tahun alih-alih memberimu buket bunga atau permata."

Putri Kerang ada di dalam pelukannya, air matanya menetes tanpa suara."Saat aku mulai mengerti, kau sudah tidak menginginkan apapun. Aku tidak melindungimu, maafkan aku." 

Dia menyentuh pipi orang di lengannya dan mengusap air matanya. Dia berhenti dan berkata dengan lembut, "Sang Jiu, kau bukan iblis, tetapi Abadi."

Suamimulah yang tidak cukup baik untuk menjadikanmu Abadi. Guntur tribulasi itu bergemuruh satu demi satu. 

Tangisann Putri Kerang tertahan, tidak ada yang bisa mendengar, "Tapi aku tidak mencintaimu lagi. Aku tidak mencintaimu lagi."

Pola dewa Ming Ye menghilang sepenuhnya dan berkata dengan tenang, "Aku tahu."

"Kamu tidak tahu." Dia berbisik.

Huoyang Ding jatuh di tangan Sang Jiu dan Putri Kerang memuntahkan darah. Ming Ye mencoba menangkapnya tetapi menemukan bahwa tubuhnya selembut air yang lumpuh.

Putri Kerang memandang Ming Ye yang terkejut dan berkata dengan lembut, "Kamu tidak tahu apa-apa, Ming Ye."

Dia melihat Ming Ye di langit. Dia telah kehilangan separuh jiwanya dan menjadi dewa sudahlah tidak mungkin. Dia membuat tribulasi hanya untuk memberi Sang Jiu sebagian dari inti hidupnya. Berapa banyak yang Ming Ye miliki dan berapa banyak yang harus diberikan peada Sang Jiu.

Tapi dahulu kala ketika Sang Jiu keluar dari air yang lemah, dia tidak memiliki siapa pun untuk melindungi dirinya sendiri. Dia seharusnya sudah mati sejak lama. Mungkin awalnya adalah suatu kesalahan ketika Sang Jiu bertemu dengannya. Sang Jiu telah membunuh begitu banyak orang dan guntur surga menghantamnya. Dia telah lama terfragmentasi dan mengandalkan Qingshihua hijau untuk bertahan sampai sekarang dan hanya cukup untuk sampai di sini.

Tubuh Putri Kerang menghilang sedikit. Dia tidak terlihat kesakitan dan mengulurkan tangannya ke angkasa dan tersenyum lembut dengan tulus, "Ayah, kau datang untuk menjemputku,"

Saat Ming Ye menyentuh jarinya, Putri Kerang berubah menjadi abu terbang dan menghilang di antara langit dan bumi. Sebuah cangkang kerang merah muda jatuh dan hancur berkeping-keping dengan mudah.*

***

Gelang Giok memadat di tangan Su Su. Melihat Su Su akan meninggalkan Kebijaksanaan Hidup Singkat, Gelang Giok bereaksi dan berkata dengan keras, "Cepatlah, tuan kecil. Kebijaksanaan Hidup Singkat akan segera berakhir!"

Su Su harus melakukan sesuatu. Ini mempengaruhi naga di bawah Mohe beberapa tahun kemudian. Naga itu adalah iblis. Su Su akhirnya tidak lagi dikendalikan oleh emosi Sang Jiu. Dia menarik napas dalam-dalam, mata dan tangannya dengan cepat menarik mutiara putih dari leher Sang Jiu yang mulai menghilang dan melemparkannya ke reruntuhan. 

Dalam fragmen, mutiara putih digulirkan. Gelang Giok melihat Kebijaksanaan Hidup Singkat yang terbalik, dan berkata dengan cepat, "Ayo pergi."

Sebelum pergi, Gelang Giok menoleh dan melihat "Ming Ye" yang menangis dengan sedihnya tiba-tiba terdistorsi. Kesadaran Tan Tai Jin terbangun dan Ming Ye yang kesakitan langsung berubah dengan ekspresi tidak percaya.

Dia berhenti dan berkata dengan dingin, "Sampah! Demi seorang wanita bahkan meninggalkan kekuatan tertinggi."

Dia juga tahu keputusan Ming Ye adalah tentang naga di Mohe setelah seribu tahun. 

Sebelum Kebijaksanaan Hidup Singkat runtuh, Tan Tai Jin dengan ceroboh menyeka air mata milik Ming Ye di wajahnya dan mencibir dan berkata, "Mengapa tidak menjadi iblis? Dengan kekuatan tertinggi, apakah dia khawatir bahwa dia tidak akan dapat menemukan seorang wanita?"

Gelang Giok memperhatikannya berkata pada dirinya sendiri, "..."

Ini benar-benar terlalu berlebihan. 

Detik berikutnya, kehidupan mengambang Kebijaksanaan Hidup Singkat runtuh. Gelang Giok mengikuti Su  Su menghadapi hal ni dan samar-samar memahami apa yang terjadi di Kebijaksanaan Hidup Singkat. Ternyata bukan mereka yang memilih orang yang ada dalam ingatan, tapi orang yang ada dalam ingatan itu yang memilihnya menjadi mereka.

Sang Jiu berharap dia akan berani dan tegas seperti Su Su. Tidak menahan langkahnya untuk cinta dan menjaga orang-orang. Dia memilih untuk membiarkan Su Sulai menjadi dirinya sendiri. 

Ming Ye tidak mengerti emosi pada awalnya. Dia menyadari bahwa tidak ada emosi dalam Tan Tai Jin yang mengambang dan dia memilih untuk membiarkan Tan Tai Jin menjadi dirinya sendiri. Dia ingin melihat bagaimana Tan Tai Jin yang juga tidak mengerti emosi akan membuat pilihan. Pada akhirnya, orang gila kecil dari keluarga Tan Tai memilih hanya ada kekuatan di hatinya.

Hati Shao Ju lembut dan lurus untuk seorang yang berasal dari Klan Iblis, dia akan memilih untuk menjadikan Xiao Lin, yang juga bertanggung jawab, menjadi dirinya sendiri

Mulut Sang You beracun namun jatinya lembut dan tentu saja dia yang paling dekat dengan Pang Yi Zhi yang datang secara misterius. 

Adapun untuk Tian Huan...

Gelang Giok berpikir, ia masih tidak mengerti apa yang diinginkan Tian Huan. Dia adalah satu-satunya orang yang tidak bisa dilihat oleh Gelang Giok. Ye Bing Chang masuk, apa yang dia inginkan? 

Meskipun dia tahu bahwa Tian Huan dan Ye Bing Chang tidak akan pernah seperti Su Su yang sama seperti Sang Jiu,  Gelang Giok masih diam-diam mewaspadai Ye Bing Chang. Di luar Kebijaksanaan Hidup Singkat, Yu Qing, Paman Guru Ji, Nian Baiyu, dan Ye Chu Feng semua melihat ke cahaya daro dua benda yang bertikai di angkasa. Beberapa orang berturut-turut keluar dari Kebijaksanaan Hidup Singkat.

Gelang Giok menggoda gadis kecilnya dan berkata, "Bagaimana, tuan kecil? Bagaimana perasaanmu?"

Su Su Berpikir dalam Kebijaksanaan Hidup Singkat, air mata Putri Kerang terlalu banyak dan tangisannya membuat otaknya sakit. Dia menggosok matanya yang sakit. Cinta yang buruk tapi itu benar-benar menyedihkan. Perasaan putus asa Sang Jiu masih tersisa di hati. 

Dia menjawab Gelang Giok, "Rasanya tidak enak. Bahkan jika aku jatuh cinta dengan seseorang di masa depan, aku tidak boleh serendah Sang Jiu."

Jika kau menjadi kejam, maka Su Su akan menyerah. Dia harus menjadi Su su yang mencintai dirinya sediri terlih dahulu baru menjadi Susu yang mencintai orang lain. Seseorang yang layak untuk dicintai. Seseorang yang benar-benar layak mendapatkannya.

***

 

BAB 46  

Segera setelah Su Su keluar, Xiao Lin, Ye Bing Chang dan Phang Zi Yi juga keluar satu per satu. Seperti Su Su, pada saat Kebijaksanaan Hidup Singkat berakhir, semua orang sadar kembali, sehingga keadaan setiap orang tidak terlalu bagus. 

Pang Yi Zhi memandang Su Su, mulutnya bergerak, tidak bisa berkata apa-apa. Dia memiliki ingatan Sang You. Sang Jiu menyelamatkannya. Dia pergi ke Sungai Qianxi dan menjadi Raja Kerang yang baru. Sementara adik  perempuannya adalah satu-satunya yang yang menanggung kebencian Klan Kerang lalu jiwanya terbang. Kemudian, Sang You bergegas ke gua Ming Ye, tetapi dia selangkah terlambat, jangankan Sang Jiu, bahkan Ming Ye telah menghilang. 

Xiao Lin menekan bibirnya dengan erat. Sekarang perasaannya adalah yang paling rumit. Sebagai Shao Ju, dia mencintai Putri Kerang dalam ingatannya. Perasaan Shao Ju tidak kuat, seperti sebotol anggur tua, yang bertahan lama, tetapi tidak pernah hilang. Kecuali Xiao Lin, tidak ada seorang pun di dunia ini yang memahami pikirannya.

Wajah Ye Bing Chang menjadi pucat, dia tidak bodoh, dia secara alami mengerti bahwa Tian Huan dalam Kebijaksanaan Hidup Singkat bukanlah orang baik. Tubuhnya terguncang dan Xiao Lin menopangnya. 

Air mata Ye Bing Chang memenuhi bulu matanya dan dia berbisik, "Yang Mulia."

Xiao Lin menghela nafas, menepuk punggungnya dan berkata, "Tidak apa-apa."

Ye Bing Chang menggelengkan kepalanya. Dia berjalan ke arah Su Su dan memberi salam dengan rendah hati, "Saudari Ketiga, aku yang tidak baik. Dalam Kebijaksanaan Hidup Singkat aku tidak bisa mengendalikan perilaku Tian Huan. Bisakah kau memaafkanku?"

Begitu dia mengatakan ini, semua orang memandang Su Su. Wajah di depannya digantikan oleh Tian Huan, yang benar-benar membuat orang marah. Kebijaksanaan Hidup Singkat terlalu jelas dan sulit bagi Su Su untuk memiliki wajah yang baik  untuknya.

Su Su menatap Ye Bing Chang dengan curiga. Ye Bing Chang tampak begitu menyalahkan dirinya sendiri. Dia meminta maaf dengan rendah hati, bukan hanya Su Su yang tidak mengharapkannya, bahkan Gelang Giok juga tidak mengharapkannya melakukan itu.

Gelang Giok bergumam, "Apakah tebakanku salah?"

Tidak peduli apa yang dilakukan Tian Huan, Ye Bing Chang benar, dia bukan Tian Huan, dan Su Su tidak punya alasan untuk menyalahkannya. Semua orang melihat, Su Su berkata dengan tenang, "Kakak bercanda, tentu saja aku tidak menyalahkanmu."

Ye Bing Shang meliriknya dan melihat bahwa dia tidak seperti Sang Jiu di depan semua orang yang marah dan berisik.

Saudari Ketiga ... benar-benar dewasa.

Xiao Lin menghela nafas pelan, menyadari bahwa dia bukan Shao Ju dan Su Su juga bukan Sang Jiu. Dia membuang muka dan memegang tangan Ye Bing Chang. Tangan Ye Bing Chang dingin, dan Xiao Lin kehilangan tenaga dalam untuknya.

Ye Bing Chang menatapnya, Xiao Lin tidak terlalu memperhatikan Su Su, Ye Bing Chang menghela nafas lega. Sekarang dia tidak berani menarik kembali Sisik Pelindung Jantung Binatang Buasnya secara paksa, jadi dia harus menahan rasa khawatirnya dan berdiri dengan tenang di samping Xiao Lin.

Nian Bai Yu mengerutkan kening dengan erat, "Mengapa kalian keluar, tetapi Yang Mulia tidak keluar."

Dia sangat setia dan sangat bingung melihat situasi ini. Guru Ji juga dengan sengaja menusuknya dengan kata-kata, menyombongkan diri dan berkata, "Mungkin dia sudah mati dalam Kebijaksanaan Hidup Singkat dan orang jahat akan mendapatkan imbalannya sendiri."

Nian Bai Yu meliriknya dengan dingin dan hendak menghunus pedangnya. Ye Chu Feng melangkah maju untuk menghentikan Nian Bai Yu dari mengatakan, "Cermin batu giok dan Sisik Pelindung Jantung Binatang Buas masih ada di udara jadi tidak akan ada yang salah dengan Yang Mulia."

Master Ji sudah bersembunyi di balik Xiao Lin, Nian Bai Yu mendengus dan menatap cermin giok di langit. 

Gelang Giok bertanya, "Tuan Kecil, apa yang kau lemparkan ke Ming Ye ketika kamu pergi? Apakah itu yang dilakukan Sang Jiu untuk Ming Ye di masa lalu?"

Su Su menatap Sisik Pelindung Jantung  yang bersinar dan menggelengkan kepalanya. 

Dia berpikir sejenak, dan berkata, "Itu niat awal yang bodoh."

Tergantung mutiaranya.

***

Memori Ming Ye adalah yang terpanjang. Setelah Sang Jiu meninggal, tidak ada yang bisa menemukannya. Beberapa orang mengatakan bahwa dia selamat dari turbulensi dan terbang jauh. Beberapa orang mengatakan bahwa dia mati dalam turbulensi. Gadis iblis Sang Jiu secara perlahan dilupakan, tetapi orang yang terakhir mengingatnya adalah orang yang paling dibenci olehnya.

Ming Ye tidak pingsan, sebaliknya, sejak hari itu, dia sangat tenang. Dia mengambil cangkang kerang yang pecah dan mutiara putih dan membawanya berkeliling untuk mencari tuannya. Sang Jiu bisa berkultivasi kembali menjadi kerang muda, mungkin dia juga bisa membangkitkan Sang Jiu. 

Tan Tai Jin ingin mengikutinya. Namun kekuatan kuno telah menghilang dan Ming Ye adalah salah satu orang terkuat yang tersisa di dunia. Jika dia tidak bisa menyelamatkan Sang Jiu sendiri, bagaimana dia bisa mengharapkan orang lain untuk menyelamatkan Sang Jiu? Dia telah berjalan selama bertahun-tahun dan pola di dahinya telah lama menghilang. Dia telah mengandalkan puluhan ribu tahun kultivasinya dan berjalan melalui Tiga Alam dengan cangkang kerang kecil.

Ketika semua orang yang dapat ditemuinya telah dia temui, mereka semua menggelengkan kepala padanya. Kemudian suatu hari seorang Abadi lewat di depan Ming Ye. Abadi itu duduk di bawah pohon, menunggu sambil duduk. Hujan sangat deras dan Ming Ye lewat diam-diam, membuat rumah jerami untuk Abadi itu.

Abadi itu membuka matanya, menatapnya dan kemudian melihat pada cangkang kerang yang pecah di tangannya, "Aku bisa memperbaikinya untukmu."

Ming Ye putus asa terlalu lama, tidak punya harapan, dan bibirnya bergetar, "Apa yang harus aku lakukan?"

Abadi itu berkata, "Semuanya tumbuh dan mengatasi satu sama lain. Kau harus terlebih dahulu memahami mengapa cangkang kerangnya rusak. Bagi iblis seperti kerang, pertama-tama kau harus menempa cangkangnya untuk melindungi dirinya sendiri ketika berkultivasi. Tapi Iblis Kerang di tanganmu sangat lemah karena cangkangnya larut terendam di air yang lemah. Itu akan rusak pada akhirnya. Semua ini dimulai karena air yang lemah. Jika kau ingin memulihkannya, kau harus menemukan tanah dan menghilangkan sabuk air yang lemah untuk menghilangkan dampaknya."

Abadi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Namun, bahkan jika cangkang kerang pulih, dia tidak akan bisa kembali. Jiwanya tercerai-berai, sangat sedih dan kasihan."

Jari-jari Ming Ye gemetar parah, air yang lemah? Sang Jiu, Iblis Kerang, bagaimana dia bisa masuk ke air yang lemah? Tidak ada yang tahu lebih baik dari Ming Ye. Dia berpikir bahwa secara kebetulan Ming Ye jatuh di air yang lemah dan Sang Jiu yang mengangkatnya. Tapi suatu ketika, Sang Jiu-lah yang melompat ke air yang lemah di mana segala sesuatu tidak tumbuh, mencarinya sambil menangis

Berapa banyak rasa sakit yang harus dia miliki ketika cangkang kerangnya menjadi larut? Tan Tai Jin duduk bersila di tengah hujan dan menampakan wajah pucatnya. 

Abadi itu berkata dengan tidak sabar, "Berapa lama kamu akan tinggal di sini? Karena kau tidak dapat menemukannya, menyerah saja. Selama yang kau inginkan, kekuasaan dan kekuatan dunia sudah cukup untuk membuatmu ingin melakukannya."

Ming Ye mengabaikannya, bangkit dan pergi. Untungnya, kehidupan mengambang Kebijaksanaan Hidup Singkat akan segera runtuh dan aliran waktu mengalir sangat cepat. Tan Tai Jin menatap Ming Ye dengan mata dingin. Selama sepuluh tahun pertama, pria itu menemukan tanah dan merekatkan cangkang kerang yang pecah. Untuk pertama kalinya dia melihat tuan yang dingin itu tersenyum, alisnya lembut dan dia dengan lembut menyentuh kerang kecil itu. 

Saat cuaca cerah, dia mengajaknya berjemur. Seolah-olah dia belum mati. Dia memberinya makan dan membuatkan pakaian untuknya. Mengumpulkan berbagai batu giok yang indah, seolah-olah untuk menebus seratus tahunnya. Berbicara sendiri, terlihat konyol dan kesepian. Tidak lama kemudian, dia melihat kerang muda lahir di sungai dengan cangkang kerang kecil yang kosong dan dia pergi ke Qianxi.

Sungai Qianxi berkembang pesat dan Ming Ye terdiam untuk waktu yang lama. Dia sering datang ketika Sang You tidak ada, membersihkan sungai, membuka sungai, dan membantu kerang sungai kecil untuk membuka pikirannya. Dia mengambil resiko untuk melakukan ini dan tidak tahu sudah berapa tahun dia melakukannya. Kemudian semua kerang yang dibesarkan oleh Sang Jiu menjadi sadar dan mulai berkultivasi. Ming Ye tidak punya tempat untuk pergi lagi. Dia memegang cangkang kerang kecil dan membawanya pulang untuk dilihat.

Air di Mohe kotor dan dingin. Ming Ye melompat turun ke Sungai Mohe dan menyaksikan Istana Kerang menjadi terlantar. Arus bawah sungai bergolak. Pria abadi yang dulunya berpakaian putih itu ramping dan berdebu, tetapi saat ini dia tidak menganggap tempat ini kotor. Dia mengambil pilar batu yang runtuh dan menemukan kamar Sang Jiu. Ming Ye mengambil banyak mainan dari masa kecilnya, semua jenis karang yang indah. Melihat ini, ekspresinya menjadi lembut. Sampai dia menemukan mutiara yang ditinggalkan oleh Raja Kerang dan melihat pemandangan seratus tahun yang lalu.

Dia melihat bagaimana Putri Kerang menyelamatkannya. Setelah dia menelan inti dewa, dia berlutut di depan tablet batu dan bersujud ke arah Raja Kerang lagi dan lagi. Ketika dia melihatnya menikah dengan bahagia di Istana Kerang, matanya penuh kecemasan dan harapan. Namun hanya petugas Abadi kecil yang menjemputnya. Petugas Abadi kecil dengan merendahkan dan berkata, "Tuan Sejati berkata, karena Putri Sang Jiu bersikeras untuk menikahinya, Tuan juga meminta selir Abadi untuk pergi ke Sangqing sendirian."

Dia melihat wajah Sang Jiu menjadi pucat dan malu tetapi dia membungkuk, tidak terlihat terlalu sedih dan berjalan menuju Shangqing. Sosoknya berangsur-angsur menghilang dan mutiara di tangannya kembali diam. Kemudian dia akhirnya mengetahui semuanya. Dia tahu bagaimana dia menghabiskan seratus tahun sendirian dan dihina. 

Mata Ming Ye merah dan dia menangis. Mata Tan Tai Jin berkedip. Setelah Ming Ye tahu yang sebenarnya, obsesinya mungkin sudah ada di tulangnya. 

Tan Tai Jin berkata, "Karena dunia abadi tidak dapat menemukannya, mengapa kau tidak turun ke alam iblis?  Bagaimana kau bisa tahu bahwa dia tidak menunggumu di jalan iblis?"

Dia menatap Ming Ye karena kata-katanya. Mata Tan Tai Jin yang gelap perlahan berubah merah. Tan Tai Jin berjalan mendekat, "Ya, itu benar. Dewa-dewa itu menghinanya dan ketika kau menjadi Abadi, kau selalu mengabaikannya. Dia pasti benci menjadi abadi dan tidak ingin kembali."

Dia menyaksikan dengan puas saat bibir Ming Ye menjadi hitam dan matanya berangsur-angsur menjadi dingin. Tan Tai Jin melengkungkan bibirnya, "Ye Xi Wu, tunggu aku keluar dan kemudian membereskanmu. Bagaimanapun di Kebijaksanaan Hidup Singkat yang seperti ini, aku menang." 

Begitu kata-katanya jatuh, mutiara kecil jatuh di lengan baju Ming Ye. Mutiaranya tidak menyilaukan, bahkan agak suram. Ming Ye menangkapnya tanpa sadar. Ini adalah manik-manik di leher Sang Jiu. Putri Kerang suka menggunakan mutiara untuk membuat kenangan, jadi apa yang ada di mutiara ini?

Mata merah dingin Ming Ye, menatap kosong. Mutiara itu ada di telapak tangannya, berputar dengan lembut, hadiah terakhir yang ditinggalkan Putri Kerang untuknya jelas muncul di udara...

Itu adalah bertahun-tahun yang lalu. Mata jernih gadis itu menatap ke langit dengan takjub. Di matanya langit biru dan awan putih terpantul dan akhirnya secara perlahan menjadi lembut dan jernih. Dia melihat seorang pria yang mengenakan baju besi putih. Sang Jiu berbaring di tepi sungai dan menatapnya tanpa berkedip. Matanya sangat cerah, bibir merahnya tidak bisa menahan diri untuk tidak naik. 

Ming Ye mengulurkan tangannya, air mata samar-samar muncul di matanya lagi, tetapi ketika dia baru saja bertemu dengannya, Sang Jiu tampaknya menyadarinya dan tersenyum kembali. Ming Ye tertegun untuk waktu yang lama dan kemudian tersenyum lembut padanya. Merah di matanya memudar dan dia menjadi bersih dan tegas. Mutiara berubah menjadi bubuk. 

Tan Tai Jin mengerutkan kening, dia memiliki firasat buruk. Baru saja akan berjalan, Kebijaksanaan Hidup Singkat mulai bergetar hebat, kali ini benar-benar akan segera hancur. Pupil Tan Tai Jin menyusut dan dia melihat ke arah Ming Ye dengan dingin. Namun, Ming Ye sudah tidak mengizinkannya untuk tinggal di Kebijaksanaan Hidup Singkat dan sesaat berikutnya, dia mendorong Tan Tai Jin keluar.

Nian Bai Yu dengan cepat melangkah maju, "Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja."

Tan Tai Jin menyeka darah dari wajahnya. Noda darah ini ditinggalkan di wajahnya oleh Su Su sebelum berurusan dengan pendeta Tao. Matanya suram dan dia melirik Su Su. Su Su agak malu ketika melihatnya. Lagi pula ketika mereka berdua bertemu langsung sekarang, tidak ada yang bisa tidak memikirkan adegan di kamar itu.

Dia tidak menyentuhnya dengan sengaja, bukankah dia berhasil, dia juga sangat kesal, dia diam-diam meletakkan tangannya di belakangnya, kotor, kotor ...

Dia melangkah dengan tenang dan bersembunyi di belakang Paman Guru Ji yang ada di sebelahnya. Tan Tai Jin dengan dingin membuka matanya, mengerutkan kening dan melihat dua objek yang bersaing di udara. 

Kali ini, akhirnya tidak lagi seimbang. Cermin giok di langit tiba-tiba pecah dan Xiao Lin dan yang lainnya sangat gembira. Pada akhirnya, Naga Abadi tidak memilih untuk menjadi iblis. Naga itu memancarkan semburan cahaya putih dan kebencian yang tersisa di tubuh naga menghilang dengan enggan. Sisik Pelindung Jantung Binatang Buas itu terbang kembali ke tangan Ye Bing Chang. Ye Bing Chang memegang Sisik Pelindung Jantung Binatang Buas itu erat-erat dengan kedua tangannya dan dia juga merasa lega.

Gelang Giok berkata dengan gembira, "Itu benar-benar berhasil."

Su Su juga sangat senang. Mutiara itu adalah niat asli Sang Jiu dan berisi adegan pertama kali ketika dia jatuh cinta kepada Ming Ye. Sang Jiu suka melindungi para pahlawan dunia dan mencintai Ming Ye yang berjuang untuk mereka, bukan iblis. Ming Ye tidak dapat menemukan Sang Jiu lagi jadi dia menyegel dirinya di dasar Sungai Mohe dan memandangnya dalam ingatan berulang kali. 

Setiap kali dia harus mengalami rasa sakit yang menusuk hati dan dipisahkan dari Sang Jiu, tetapi pada waktu berikutnya, hal yang sama terus terjadi. Sampai hari Ming Ye meninggal. Naga Abadi tidak akan lagi berubah menjadi iblis. Ming Ye akhirnya menjaga kepercayaan Putri Kerang dengan menggunakan tubuh dan peninggalannya untuk menenangkan Mohe.

Su Su memandangi air sungai yang bersih dan tubuh yang menghilang di malam hari, merasa tidak bisa berbicara di dalam hatinya. 

Nian Bai Yu melihat pemandangan ini dan berkata, "Yang Mulia, tidak disarankan untuk tinggal di dasar sungai lagi hari ini. Tetesan air akan kehilangan efeknya dan kita harus kembali."

Kembali? Mata Tan Tai Jin dingin. Dia mengalami masa sulit sehingga dia tidak akan membuat orang-orang ini merasa lebih baik.

***

 

BAB 47

Paman Guru Ji-lah yang pertama kali menyadari bahwa ada yang salah. Kecepatan gelombang air menjadi cepat dan makin cepat dan air sungai yang semula bersih jika tidak terjadi apa-apa, tiba-tiba dipenuhi oleh kematian. Begitu Paman Ji menundukkan kepalanya, dia melihat jari-jari mayat Pendeta Tao bergerak.

Ekspresi Paman Guru Ji berubah: "Tidak, ayo pergi! Orang mati telah menyerap kebencian dan berubah menjadi iblis mayat."

Su Su terkejut dan melihat mayat para Pendeta Tao. Benar saja kebencian yang awalnya dikira sudah hilang merasa terganggu pada saat ini dan masuk ke dalam mayat para Pendeta Tao. Dia tidak tahu mantra apa yang telah dilatih oleh iblis-iblis ini. Tubuh mereka bisa berisi kebencian dan mereka berdiri di bawah kendali kebencian. Mereka pasti memiliki beberapa mantra ketika mereka masih hidup dan saat ini mereka semua menunjukkan senyum aneh dan bergegas menuju kerumunan.

Paman Guru Ji mengetuk kepala mayat iblis dan terdengar bersuara dengungan. Dia berteriak, "Benda ini menjadi lebih keras daripada besi Tuozi!" 

Paman Guru Ji sangat akrab dengan buku-buku Qimen dan dia juga telah memahami beberapa cara kultivasi, tetapi dia, seperti Yu Qing, tidak bisa menggunakannya. Kecepatan iblis mayat itu sangat aneh sehingga hampir terbang dan meraih tangannya dengan gerakan cepat. Paman Guru Ji tiba-tiba terlempar ke tanah oleh mayat iblis, berteriak, sudah terlambat untuk mendapatkan kertas jimat. Paman Guru Ji ingin memarahi seseorang, dan pot darah mayat iblis berada tepat di depannya.

Dia berteriak, "Teman Taois, tolong tunjukan belas kasihan. Kita dalah keluarga. Keluarga!"  

Di mana iblis mayat Taois itu ingat bahwa mereka adalah keluarga.Dia akan memakannya ketika dia membuka mulutnya. Meski sudah terlambat, saat itu tangan putih dan lembut meraih rambut mayat iblis dan menjambak rambut iblis mayat itu, lalu pedang mahoni menusuk jantung mayat iblis, dan mayat iblis jatuh.

Paman Guru Ji melihat Su Su, dia berkeringat deras dan kakinya lemas, "Terima kasih Nona."

Susu membantunya berdiri dan berkata dengan cemas, "Tuan, apakah kau tahu cara membunuh mereka?"

"Aku tahu. Tetapi mereka tidak bereaksi sekarang. Itu yang mereka katakan."

Susu berkata: "Ada apa?"

Paman Guru Ji berkata dengan wajah jelek, "Seseorang menggunakan hal-hal jahat untuk menekan kebencian ke dalam mayat dan membiarkan mereka membunuh."

Serangga berkaki seratus mati tetapi tidak menjadi kaku dan kebencian mereka telah berlangsung lama di dasar Sungai Mohe selama ribuan tahun dan kekuatan mereka tidak kecil. Di sisi lain, situasi Yu Qing tidak terlalu baik. ada iblis mayat yang berlari di bawah air dengan penghindar di sebelah kirinya.

Dia mengutuk, "Benda apa ini?!"

Kulitnya kasar dan dagingnya tebal dan tidak ada apa-apanya jika kau mengalahkannya. Su Su telah membunuh pria tua itu sebelumnya dan menghancurkan Bendera Pemakan Jiwa, yang terasa agak sulit saat ini. Jika tidak sedang di bawah air saat ini dia pasti sudah keirngat dingin. Iblis Mayat terbentuk secara tak terduga dan semua orang terjerat oleh iblis mayat itu untuk sementara waktu. Yang lebih menakutkan adalah orang-orang yang dibunuh oleh Iblis Mayat diserang oleh kebencian di dasar sungai dalam sekejap mata dan mulai berdiri dan membunuh.

Iblis Mayat yang sebelumnya dibunuh Su Su dengan pedang kayu persik juga terhuyung-huyung untuk berdiri!

Semua orang tahu ini adalah akhirnya dan itu tidak akan lama sebelum seluruh dasar sungai dipenuhi musuh. Paman Guru Ji melirik sudut matanya dan melihat Tan Tai Jin telah dikawal oleh Nian Baiyu menuju ke daratan. Pria muda itu menoleh dan tersenyum dingin, dengan niat jahat dalam senyumnya. Mayat iblis itu bahkan tidak menyerang Tan Tai Jin dan yang lainnya seakan menutup mata terhadap mereka. 

Mata Xiao Lin sedikit gelap dan reaksinya cepat, "Paman Ji, Tan Tai Jin punya sesuatu untuk mengusir roh jahat!"

Paman Ji berkata, "Kau tidak bisa membiarkan mereka pergi! Xiao Lin, aku akan melindungimu, dan kamu harus meninggalkan tempat ini dengan Ye Bing Chang. Bajingan kecil yang kejam itu pasti punya cara untuk menanganinya."

Berapa banyak orang yang akan terbunuh jika iblis mayat ini naik ke darat. Jika Tai Jin membawa mereka ke Kerajaan Xia Besar maka mayat iblis ini akan menjadi tentara tanpa pedang dan senjata. Xiao Lin juga mengetahui betapa seriusnya masalah ini. Dia memeluk Ye Bingshang dan mengejar Tan Tai Jin.

Wajah Ye Bing Chang menjadi pucat dan bersandar di lengannya. Setelah memikirkannya, dia meletakkan Sisik Pelindung Jantung di tangan Xiao  Lin. Xiao Lin berhenti dan menyentuh rambutnya. Begitu Sisik Pelindung Jantung menyentuh tangan Xiao Lin, benda itu segera memancarkan cahaya putih yang menyilaukan dan membuat mereka mengejar Tan Tai Jin dalam sekejap.

Nian Bai Yu berkata, "Yang Mulia!"

Tan Tai Jin menoleh ke belakang dan melihat tangan Xiao Lin melindungi Sisik Pelindung Jantung, dia menjadi sedikit iri. 

Dia menjilat bibirnya dan memerintahkan, "Di mana Pasukan Bayangan Malam, bunuh Xiao Lin."

Beberapa Pasukan Bayangan Malam di sekitarnya segera muncul dan menghalangi Xiao Lin. Xiao Lin mengangkat pedangnya untuk menyambutnya. Seni bela dirinya jauh lebih kuat dari Pasukan Bayangan Malam. Pada saat ini dia memiliki Sisik Pelindung Jantung dan tidak merasa kesulitan. Ketika Nian Bai Yu melihatnya, dia segera bergabung dengan Pasukan Bayangan Malam dan situasi Xiao Lin tiba-tiba memburuk.

Xiao Lin membawa Ye Bing Chang untuk menghindari mereka dan mengembalikan Sisik Pelindung Jantungnya, "Sembunyikan dengan baik."

Ye Bing Chang mengerutkan bibirnya, buru-buru mengaktifkan mantranya, dan menyerang Pasukan Bayangan Malam dengan Sisik Pelindung Jantungnya. Dia sangat tidak terampil menggunakan benda suci setingkat ini tetapi Xiao Lin adalah master pada awalnya dan dia hanya membutuhkan sedikit kelemahan Pasukan Bayangan Malam untuk segera melawannya.

Nian Bai Yu mundur ke arah Tan Tai Jin, "Yang Mulia, kita harus membunuh wanita itu dulu."

Tan Tai Jin melirik Ye Bing Chang dan mengerutkan kening. Dia hampir tanpa sadar berkata, "Tidak."

Setelah beberapa saat, Su Su dan Paman Guru Ji juga mengejar, diikuti oleh sekelompok iblis mayat. Paman GuruJi berteriak keras, "Xiao Lin, mereka memiliki roh jahat di tubuh mereka, tangkap mereka!"

Xiao Lin menyentuh pinggang Pasukan Bayang Malam yang terluka dan dia menemukan sepotong roh kuning hangat, dia mengangkat tangannya dan melemparkannya ke Paman Guru Ji. Paman Guru Ji tersenyum, memecah roh-roh itu menjadi potongan-potongan kecil dan membagikannya kepada orang-orang di sekitarnya. Su Su juga mendapat bagian, dia lega, jadi benda ini memang bisa mengusir roh jahat. Setidaknya iblis mayat tidak akan menyerang mereka. Iblis mayat mengejar mereka lebih dekat, tiba-tiba menjadi bingung dan terus berayun di dasar sungai.

Su Su berkata, "Kau tidak boleh membiarkan mereka keluar."

"Tentu saja." Paman Guru Ji berkata, "Akarnya pasti ada di Tan Tai Jin."

Musuh mengejar ketertinggalan dan Nian Bai Yu segera merasa buruk. Mereka mengambil potongan roh dan iblis mayat itu tidak lagi menjadi ancaman. Dengan Sisik Pelindung Jantung di tangan Ye Bing Chang, Tan Tai Jin malah menjadi pihak yang lebih lemah.

"Yang Mulia, kita harus pergi."

Tan Tai Jin segera berkata, "Ayo pergi!"

Paman Guru Ji berseru, "Xiao Lin, jangan biarkan mereka lari."

Pedang panjang Xiao Lin menyerang dan air tiba-tiba bergetar. Paman Guru Ji mengambil jimat kuning untuk mengendalikan air agar membantunya. Jimat kuning membawa cahaya biru redup di dalam air. Dalam sekejap, arus mulai berubah menjadi pusaran besar, menarik Tan Tai Jin dan Nian Bai Yu yang akan menginjak tangga air ke daratan. Pusaran air makin membesar  dan bukan hanya orang-orang Tan Tai Jin tetapi juga Xiao Lin juga ada di pusatnya.

Yu Qing, "..."

Su Su, "..."

Paman Guru Ji sangat malu, "Xiao Lin, maaf Paman Guru tidak sengaja."

Xiao Lin tidak mengatakan sepatah kata pun, mencoba menstabilkan dirinya di air yang jatuh. 

Yu Qing berkata, "Pusaran telah meluas! Tetesan air akan segera kehilangan efeknya. Ayo pergi."

Semua orang tidak berbicara omong kosong sekarang, mengambil keuntungan dari pusaran air tidak terpengaruh, buru-buru menuju daratan. Paman Guru Ji tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan dan ketika dia melewati Ye Bing Chang, dia juga dengan mudah menyelamatkannya dan bisa dihitung sebagai membantu keponakan Xiao Lin untuk melindungi wanita itu.

Di tengah pusaran air, ada Xiao Lin dan Tan Tai Jin. Xiao Lin masih bisa mencoba yang terbaik untuk menstabilkan tubuhnya. Tan Tai Jin tidak memiliki seni bela diri, wajahnya memucat dan ketakutan akan kematian membuatnya merasa sedikit bingung. Tan Tai Jin mengangkat kepalanya dan melihat orang-orang di luar pusaran air menuju ke daratan satu per satu. Dia menatap mereka dengan tatapan sinis. Pasukan Bayangan Malam sudah mati dan tidak ada yang bisa membantunya saat ini. 

Sampai dia melihat sosok putih, garis pengorbanan di tubuh gadis itu sangat indah dan sakral. Ketika di luar sudah fajar, sinar matahari dibiaskan garis-garis emas di tubuhnya bersinar dengan cahaya yang menyebar dan dia berenang menuju daratan.

Yu Qing dan yang lainnya mencoba yang terbaik untuk menarik Xiao Lin keluar yang ada di pusaran. Xiao Lin memiliki kemampuan air yang baik. Menggunakan kekuatan internal, dia memecahkan aliran air dan keluar dari pusaran. 

Yu Qing sangat gembira, "Ayo pergi!"

Orang-orang pergi satu per satu. Dalam perjalanan menuju daratan, Su Su melihat Ye Chu Feng yang tersapu arus yang tidak terlihat. Su Su menekan bibirnya dan mencoba membawanya ke atas. Pusaran air terus berkembang dan ada sekelompok iblis mayat di dasar sungai sehingga semua orang bergegas demi hidup mereka. Su Su akhirnya naik ke darat dan melemparkan Ye Chu Feng ke samping, tidak bisa berhenti batuk.

Untungnya tempat mereka mendarat jauh dari tentara Tan Tai Jin jadi mereka tidak perlu menghadapi pengepungan musuh saat ini. 

Paman Guru Ji lumpuh di pantai, "Yang Mulia Surgawi yang Tak Terukur, aku takut setengah mati."

Melihat Xiao Lin tiba di daratan, Paman Guru Ji tersenyum dan berkata, "Hei, aku tahu kalian hebat."

Xiao Lin tersenyum tak berdaya. Yu Qing tiba-tiba bertanya, "Di mana Tan Tai Jin?"

"Di pusaran air," Xiao Lin berkata, "Aura pedangku memisahkan Nian Bai Yu darinya. Sekarang Nian Bai Yu tidak dapat menemukan siapa pun."

Yu Qing bertanya, "Bagaimana dengan iblis mayat?"

Semua orang mengkhawatirkan masalah ini. Xiao Lin terdiam beberapa saat sebelum membuka tangannya. Dia melihat roh jahat berbentuk anggrek tergeletak di telapak tangannya. Roh itu terlihat sempurna dan berharga pada pandangan pertama.

Su Su terkejut, "Apakah ini milik Tan Tai Jin?"

Xiao Lin mengangguk. Paman Guru Ji tersenyum kegirangan dan merasa bangga, "Anak itu ingin mencelakai orang. Sekarang setelah tidak ada roh jahat, dia tenggelam di dasar sungai. Belum lagi pusaran air, mayat-mayat akan muncul dan memakannya hidup-hidup."

Yu Qing berpikir dan berkata, "Jika dia tidak ingin mati, dia harus menemukan cara untuk membunuh mayat itu."

Xiao Lin juga memiliki rencana yang sama. Dia mendengar langkah kaki gemerisik di kejauhan, "Kita harus pergi. Orang-orang Tan Tai Jin ada di sisi lain. Jika kita tidak pergi akan sangat berbahaya."

Su Su melihat roh jahat yang ditangkal di tangan Xiao Lin. Ini sedikit lucu. Bukankah ini bisa dianggap akibat ulahnya sendiri sehingga dia tidak bisa hidup? Tan TaiJin membuat sesuatu yang kejam dan sekarang dia terjebak di dasar sungai. Hal yang paling mengerikan adalah bahwa sekarang semua orang sangat membencinya sehingga mereka menggertakkan giginya dan tidak akan menyelamatkannya.

Prajurit Xia Besar bertemu dengan mereka tidak jauh dari situ. Beberapa orang menaiki kuda mereka dan berjalan beberapa langkah.Berhenti dan masih tertahan. Sinar matahari miring ke bawah dan gadis dengan kostum pengorbanan sedang menatap ke arah mereka. Xiao Lin memegang kendali kuda dengan erat, "Nona Ya Ketiga, kembalilah bersama kami."

Pang Yizhi memandangi gadis cantik dengan alis yang bersih dan dengan cepat berkata dengan acuh tak acuh, "Ya, ayahmu adalah Jenderal Besar Ye , kau harus mengikuti kami kembali ke Xia."

Yu Qing mengangguk, "Nona Ye Ketiga. Ayo pergi sekarang."

Bahkan Paman Guru Ji meniup janggutnya, "Gadis kecil, apa yang kau lakukan? Anak itu adalah iblis pembunuh, apakah kamu masih ingin menyelamatkannya?"

Ye Bing Chang mendengar kata-kata itu, matanya tajam. Dia mengangkat kepalanya dan tersenyum lembut, "Ya, Saudari ketiga, tidak ada yang akan menyalahkanmu."

Su Su meliriknya dan tersenyum pada semua orang, memperlihatkan beberapa giginya, sedikit tidak manusiawi, dingin dan sedikit lebih naif, penampilan yang biasa dimiliki oleh Ye Xi Wu.

"Terima kasih, Xi Wu tidak akan kembali ke Xia bersama kalian. Aku masih memiliki hal-hal penting yang harus diselesaikan. Langit tinggi dan jalannya jauh. Sampai jumpa lagi."

Xiao Lin mengerutkan bibirnya dan berkata dengan suara rendah, "Kalau begitu berhati-hatilah."

Su Su melambai pada mereka. Pang Yi Zhi menatap dengan penuh kebencian dan mengutuk dengan suara rendah, "Dasar wanita bodoh!"

Meskipun mereka tidak menyetujui dia pergi namun semua orang tidak memiliki niat buruk terhadap Su Su. Dia berani dan benar, dan menyelamatkan orang berkali-kali. Jika terjadi krisis hampir semua orang yang hadir telah menerima bantuannya dan tidak ada yang benar-benar membencinya.

Ye Bing Chang bersandar di kereta, menyaksikan matahari terbit tinggi di luar dan meraih tirai tandu dengan tangannya. Setelah beberapa lama dia dengan lembut menutup matanya. Kapan Saudari ketiga mendapatkan rasa hormat dari semua orang?  Ye Xi Wu yang mendorongnya ke dalam air dengan ekspresi ganas di wajahnya tahun lalu tampaknya telah berubah jauh.

***

Tan Tai Jin tenggelam di dasar sungai. Sungai Mohe jauh di dalam air. Ribuan tahun yang lalu, air naik berulang kali dan kota terdekat dibanjiri berkal-kali. Air es mengelilinginya. Dia tenang pada awalnya tetapi ketika dia melihat iblis mayat terbang ke arahnya, dia menyentuh pinggangnya dan wajahnya langsung menjadi sangat jelek. Benda paling berharga yang terbuat roh-roh jahat dari klan Yiyue telah hilang!

Iblis mayat sangat cepat sehingga tidak terpengaruh oleh air yang bergejolak. Dia adalah satu-satunya orang yang hidup di bawah air, tanpa sadar, naluri bertahan hidupnya bisa membuatnya mencoba yang terbaik untuk mulai berenang ke arah yang berlawanan dengan mayat iblis. Namun di sisi lain, iblis mayat juga muncul. Dia mengerucutkan bibirnya yang pucat dan tidak panik. Dia buru-buru mencari hal-hal dari tubuhnya, tetapi selain dari roh-roh jahat, dia tidak memiliki alat spiritual untuk menangani hal-hal ini.

Ketika dia masuk ke dalam air, dia mengatur permainan ini dengan cara lama. Bahkan jika iblis tidak bisa ditempa, itu bagus untuk dapat membuat gunungan iblis mayat. Pasukan yang tak terkalahkan ini dapat membantunya untuk mengalahkan Xia Besar. Tetapi dia tidak menyangka bahwa orang pertama yang berurusan dengan iblis-iblis yang tidak masuk akal ini adalah dirinya.

Melihat tangan iblis mayat itu hendak menyentuhnya. Dia tampak dingin, memejamkan mata, dia tidak menyesalinya, dia hanya merasa tidak mau. Dia mengertakkan gigi, berpikir bahwa darahnya dapat menahan iblis dan dia tidak akan mati ketika Ibis Mayat itu menggigitnya. Meskipun Tan Tai Jin tahu bahwa itu tidak realistis, Mohe begitu besar, darahnya akan langsung tercerai berai sekaligus. Membunuh Iblis Mayat yang tidak ada habisnya.

Saat berikutnya, iblis mayat itu ditendang. Sudut pakaiannya ditarik dengan lembut oleh seseorang dan ketika dia membuka matanya, dia melihat gadis itu datang ke arahnya. Gadis itu menerobos air dan gaun putihnya terciprat ke bawah air. Dia sangat cantik. Gadis itu menatapnya sebentar, tangan kecilnya mencengkeram pakaiannya dengan erat, seolah-olah dia tidak ingin berbicara dengannya, menariknya, memberi isyarat untuk mengikutinya dan pergi. 

Tan Tai Jin tidak pernah berpikir bahwa dalam situasi ini, seseorang masih akan datang kepadanya. Dia menatapnya dalam diam, mengerutkan bibirnya dan berkata, "Mengapa kau di sini?"

Gadis itu menggertakkan giginya dan menatapnya."Tentu saja jika kita menikahi ayam, kita akan mengikuti ayam. Jika kita menikahi anjing, kita akan mengikuti anjing. Dasar bajingan kecil!"

***

 

BAB 48

Meskipun Su Su marah padanya, dia mengerti bahwa situasinya tidak begitu baik sekarang. Dia buru-buru memberinya setengah dari roh kuning jahat yang dia peroleh dari Pasukan Bayangan Malam, melewati iblis dan menuju ke darat. Ini masalah hidup dan mati sehingga Tan Tai Jin tidak berbicara omong kosong dengannya padahal biasanya dia jarang terdiam dan mengikutinya ke hulu.

Keduanya akhirnya sampai di darat. Su Suberbaring di pantai terengah-engah, terlalu lelah untuk bergerak. Dia sudah tidak beristirahat untuk waktu yang lama. Tan Tai Jin di sisinya tidak mengatakan sepatah kata pun dan duduk untuk memeras air di pakaiannya. Manik-manik air baru saja kehilangan efeknya. Jika Su Su tidak kembali, Tan Tai Jin akan dimakan oleh Iblis Mayat dan akan tenggelam di bawah air.

Matahari terik di bulan Juli sehingga pakaian mereka cepat kering. Su Su bangkit dari tanah, dia menepukkan debu di tangannya dan ketika dia baru saja bergerak, pergelangan tangannya dipegang erat-erat.

Su Su berbalik dan melihat wajah muram, "Kau mau kemana?"

Dia memegang tangan Tan Tai Jin, jari-jari Tan Tai Jin menegang sejenak dan genggamannya semakin erat.

"Kau meracuniku. Apakah kau pikir aku akan membiarkanmu pergi?"

Su Su sebenarnya juga tidak ingin pergi. Dia tidak tahan ingin  menendangnya ketika dia melihat penampilannya seperti penagih utang. Air Mata Pemadam Jiwa di lengannya sedikit menghangat, meskipun itu hanya sesaat, Su Su merasakannya.

Gelang Giok hanya bisa berkata, "Hah?"

Su Su dan Gelang Giok tidak tahan untuk menatap Tan Tai Jin dengan penuh semangat. Tan Tai Jin mengerutkan kening dan nadanya bahkan lebih buruk, "Apa yang kau lihat?!"

Saat berikutnya Air Mata Pemadam Jiwa tidak lagi hangat namun menjadi dingin. Dengan cerdik Su Su menjawab, "Jangan pegang aku. Aku tidak meracunimu. Aku berbohong padamu sebelumnya. Kau lihat kau masih hidup dan menendang. Jadi lepaskan aku."

Tangan Tai Jin tampak seperti penjepit besi dan meliriknya, "Mulutmu penuh dengan kebohongan! Begitu aku melepaskanmu, kau melarikan diri."

"Aku tidak akan lari."

Alis Tan Tai Jin agak suram dan benar-benar menjengkelkan. Su Su sudah berbuat baik padanya namun dia tidak menyangka bahwa Tan Tai Jin tidak akan menghargainya sama sekali. Dia tidak berbicara omong kosong padanya sama sekali dan melemparkan dirinya ke bawah dengan menyilangkan lengannya. Tan Tai Jin mendengus dan menatapnya dengan getir. Jika saja Su Su tidak menyelamatkannya beberapa saat yang lalu, Su Su malah berpikir bahwa dialah yang kasihan karena mengkhianati rakyat negerinya dengan menyelamatkan Tan Tai Jin.

"Apakah kau akan melarikan diri?" Tan Tai Jin bertanya dengan suara bodoh dengan pupil hitam dingin. 

Su Su menggosok pergelangan tangannya yang membiru, "Apakah kau tidak memahamiku ketika aku berbicara denganmu? Aku tidak berutang apa pun padamu. Sudah kubilang aku tidak akan pergi. Bahkan jika aku ingin pergi itu pasti karena kau!"

Semakin Su Su memikirkannya dia semakin marah. Dia baru saja mencubit pinggang Tan Tai Jin lebih keras, "Lain kali jika kau memegang tanganku, aku akan membunuhmu. Membunuhmu. Apakah kamu mendengarnya?"

Su Su takut bahwa Tan Tai Jin tidak akan cukup sakit jadi dia mencubit kulit tipis Tan Tai Jin dan memutarnya hampir 360 derajat. Wajah Tai Jin membiru. 

Gelang Giok terdiam dan tidak bisa tidak berbicara pada saat ini, "Tuan Kecil, apakah kau ingat apa yang dikatakan Ji Ze? Dia harus memahami emosi untuk bisa menarik tulang jahatnya. Apakah kau akan melakukan hal berlawanan dengan hal itu?"

Su Su berkata dengan tidak percaya, "Jangan biarkan aku mengajarinya. Aku ingin membunuhnya!"

Setelah berbicara, dia terkekeh, seolah-olah dia terhibur oleh sesuatu. Gelang Giok melihat sekilas pemuda di tanah dengan ekspresi muram dan dia juga ingin tertawa kecil. Su Su mencubitnya tanpa ampun. Pinggang Tan Tai Jin pasti hitam dan biru tapi dia bisa menanggungnya. Dia tidak memeriksa tempat cubitan Su Su dan wajahnya menjadi pucat dan suram setelah itu. 

Su Su memegang dagunya, menatapnya sambil tersenyum dan berkata, "Ingat apa artinya menyelamatkan orang lain sendirian. Kali ini adalah pelajaran. Jika kau berani menyakitiku lagi, aku akan membuatmu terluka sepuluh kali."

Tan Tai Jin mencibir. Su Su mendengar suara langkah kaki, dia melihat ke belakang dan benar saja, pasukan Zhou telah tiba dan pemimpinnya adalah Yang Ji yang malang. 

Yang Ji mulai melolong sedih sepanjang jalan menuju Tan Tai Jin, "Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?"

Tubuhnya yang gemuk mencoba yang terbaik untuk berlari di depan para prajurit. Dia sangat senang. Ketika dia melihat Tan Tai Jin, dia hampir menangis kegirangan. Yang Ji pergi untuk membantu Tan Tai Jin, "Yang Mulia, siapa yang begitu jahat dan berani memperlakukan Anda seperti ini? Hamba..."

Tan Tai Jin membuka kakinya dan itu bahkan lebih menjengkelkan untuk menyebutkan sebuah nama, "Brengsek, siapa yang mengizinkanmu menyentuhku!"

Yang Ji berbicara sambil tersenyum, "Aku tidak menyentuhmu. Tidak akan menyentuhmu."

Tan Tai Jin melirik Su Su yang sedang menonton lelucon di sebelahnya dan memerintahkan dengan wajah gelap, "Tangkap wanita itu!"

Yang Ji segera menghentikan wajahnya yang tersenyum dengan sikap berpura-pura, "Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian semua tuli? Yang Mulia meminta kalian untuk menangkap wanita itu!"

Su Su kagum dengan sikap tidak tahu terima kasihnya Tan Tai Jin. Pantas saja Bibi Lan An ingin mengkhianatinya. Dengan karakter yang begitu buruk dan wajahnya yang kejam. Siapa yang tidak ingin menikamnya beberapa kali!

Pasukan Bayangan Malam berjalan menuju Su Su dan ia melihatnya. Tan Tai Jin juga melihat ke arahnya. Su Su bisa melihat dari matanya yang berniat untuk segera pergi. Otot-otot Tan Tai Jin menegang. Jika dia dilahirkan memiliki sayap mungkin dia akan segera terbang meninggalkan Mohe. 

Su Su mengangkat tangannya dan berkata dengan pelan, "Aku akan pergi sendiri. Kalian tidak perlu repot-repot melakukannya."

Pasukan Bayangan Malam mengabaikannya dan mengikat pergelangan tangannya dengan tali yang fleksibel. Sungguh aneh, tali itu fleksibel tetapi secara otomatis bisa mengikat menjadi lingkaran ketika menyentuh pergelangan tangannya. Tan Tai Jin menatapnya tanpa berkedip dan melihat bahwa Su Su benar-benar tampaknya tidak ingin melarikan diri kali ini. Dia akhirnya menunjukkan senyum puas dan sinis. 

Yang Ji melihat senyumnya yang terdistorsi dan melaporkan, "Yang Mulia, Tuan Ye dan Tuan Niah telah ditemukan. Tuan Nian terluka parah dan dikirim kembali ke Kediaman Penguasa Kota di Mohe."

Tan Tai Jin mengerutkan kening dan berkata, "Benar-benar tidak berguna!"

Yang Ji tidak berani mengatakan apa-apa. Selama hampir setengah tahun ini dia sudah memahami tabiat si tiran kecil. Tan Tai Jin membenci semua sampah dan menyukai orang-orang yang cakap. Tidak ragu-ragu memberikan orang-orang yang cakap itu perhiasan dan batu giok. Dia sangat murah hati sehingga membuat orang lain cemburu. Dia memperlakukan "sampah" itu dengan dingin dan kejam, bahkan dengan bengis dan tidak pernah mengingat kenangan lama yang pernah terjadi. 

Nian Bai Yu harus dihukum berat ketika dia kembali. Yang Ji seperti manusia yang lainnya, sejalan dengan prinsipnya bahwa teman Tao yang mati tidak akan mati sebagai teman Tao yang malang. Dia senang tidak mengikuti mereka ke Mohe. Dia tidak berani memohon untuk Nian Bai Yu. Kali ini Nian Bai Yu melakukan pekerjaan yang buruk. 

Su Su melihat kembali ke Mohe, kualitas air di Mohe sekarang jernih, jika tidak cukup dalam, kau hampir dapat melihat dasarnya sekilas. Ming Ye dan Putri Kerang menghilang di sungai dan mereka akan melindungi Mohe selama puluhan ribu tahun. Tetapi sangat disayangkan bahwa Tan Tai Jin membuat sekelompok mayat. Awalnya hanya ada 20 atau 30 pendeta Tao namun kemudian jadi membunuh banyak orang. Sekarang iblis mayat diperkirakan ada 40 atau 50. Benar-benar angka yang membuat kulit kepala mati rasa. 

Iblis Mayat telah menyerap seribu tahun kebencian dan mereka ditakdirkan untuk tidak mudah dibunuh. Jika Iblis Mayat ini  pergi ke darat maka manusia pasti akan menderita. Su Su masih perlu menemukan cara untuk membuat Tan Tai Jin melenyapkan iblis-iblis ini. Tan Tai Jin dan Taois tua yang menciptakannya dan mereka harus tahu cara menghancurkan mayat iblis. 

Untungnya Iblis Mayat tidak memiliki IQ dan tidak mungkin untuk memanjat Mohe dengan kekuatan mereka sendiri, Su Su menghela nafas lega. Su Su memperhatikan bahwa seseorang sedang menatapnya, dia menoleh dan melihat Tan Tai Jin, dia bertemu mata Tan Tai Jin, berbalik dengan jijik, seolah-olah dia adalah sesuatu yang kotor dan membakar matanya.

"Kembali ke Kediaman Penguasa Kota Mohe." Tan Tai Jin memerintahkan. 

Su Su dikunci di ruangan kedap udara kali ini dan bahkan jendelanya disegel. Dia memeriksa sekitar dan menemukan bahwa pintu dan jendela tidak bergerak. Dia menyipitkan matanya dan melihat keluar. Dia juga samar-samar bisa melihat beberapa bayangan yang menjaga di luar. Itu seharusnya Pasukan Bayangan Malam. Dia menggoyangkan tali di pergelangan tangannya. Ini benar-benar tindakan kriminal. 

Talinya bukan besi hitam namun terlihat sangat rapuh. Dia duduk bersila di tempat tidur dan mencoba memecahkannya. Akibatnya, ada lampu merah samar di tali yang dikencangkan dengan cepat untuk mengikat pergelangan tangan Su Su. Su Su menarik napas kesakitan. Dia menenangkan diri dengan cepat dan tidak lagi mencoba untuk memutuskan tali. Tali itu kembali ke kondisi semula dan melilit pergelangan tangannya dengan longgar.

Apa ini?

Gelang Giok berkata, "Tuan kecil, jangan memaksanya. Benda ini terbuat dari ulat sutera yang tumbuh dengan meminum air yang lemah. Ulat sutranya terlihat sangat lembut tetapi sebenarnya dia mencegah agar tidak bisa terlepas. Semakin kau meronta, semakin kencang ikatannya."

Gelang Giok juga bingung setelah selesai membicarakan tentang bagaimana klan Yiyue dari Tan Tai Jin juga memiliki air yang lemah. Aku telah melihat peti mati air yang lemah sebelumnya, tetapi sekarang aku masih melihat benda ini. Air yang lemah, hal yang kuno dan langka, ternyata berubah menjadi barang yang tersedia banyak?

Su Su mendengarkan kata-kata Gelang Giok dan tidak mengutak-atik sutra di tangannya. Dia sedikit bertanya-tanya, berapa lama Tan Tai Jin melemahkan sutra air? Apakah hanya untuk menangkapnya hari ini?  Dia mengguncang pergelangan tangannya dan dia merasa bahwa dia tidak memiliki kekuatan dan tidak bisa melompat tinggi meski pun jika dia mau. 

Gelang Giok menatapnya dengan simpatik dan berkata, "Tuan Kecil, aku bangun terlalu lama, sudah waktunya untuk tidur. Kau harus lebih berhati-hati saat berada di dekat Tan Tai Jin."

Setelah terdiam, Gelang Giok ragu-ragu dan berkata, "Kau melihatnya juga, dia sepertinya tidak ingin membunuhmu."

Su Su terdiam sejenak dan berkata dengan datar, "Sepertinya begitu."

Gelang Giok juga berkata dengan datar, "Semuanya adalah latihan. Kau punya waktu untuk mencoba, memberinya pelajaran emosional, bergerak dengan kasih sayang, mengerti dengan alasan, kalau-kalau dia mau mendengarkan."

Su Su terus tertawa datar, "Haha."

Gelang Giok merasa malu dan tertidur. Gelang giok itu terdiam. Su Su menyentuh pipinya, wajahnya sedikit panas. Dia tidak tahu banyak sebelumnya namun setelah berada di tubuh Putri Kerang, dia bisa mengerti mengenai cinta dan kasih sayang  kurang lebihnya adalah hal yang memalukan.

Terutama apa yang dia lakukan di ruangan Ming Ye di Shangqing sebelumnya itu hanyalah sebuah sejarah hitam yang terjadi di dalam hidupnya. Ketika dia memikirkan bagaimana Putri Kerang dulu berurusan dengan Ming Ye meski dia tidak memiliki cinta. Jika dia diizinkan untuk menampar Tan Tai Jin, dia mungkin tidak akan bisa menahan diri untuk tidak menekannya ke tanah. Mungkin akan lebih nyaman seperti itu.

Dia menyentuh Air Mata Pemadam Jiwa jiwa di tangannya dan bergumam, "Haruskah aku pergi ke Ye Bing Chang dan bertanya apakah dia bersedia membujuk orang aneh ini demi kebaikan dunia?"

Gelang Giok mengabaikannya. Dia sudah menjadi Gelang Giok yang berpengalamam, berpura-pura mati dan diam sudah mewakili sikapnya. Su Su berkata dengan putus asa, "Yah, jika dia tidak menggangguku, aku tidak akan menghajarnya."

***

"Dia benar-benar tidak bisa melarikan diri?" tanya Tan Tai Jin.

Yang Ji melirik pemuda itu, menepuk dadanya dan berjanji, "Yang Mulia, jangan khawatir. Tidak ada yang bisa tumbuh di air yang lemah. Namun suku Yiyue memiliki air yang lemah selama ribuan tahun dan akhirnya menemukan dua cara : pertama, membuat air yang lemah menjadi es dan kedua : membuat air yang lemah akan berubah menjadi es sutera. Air yang lemah yang berubah menjadi es dapat menjaga stagnasi waktu. Es sutera yang terbuat dar air yang lemah dapat menyegel kekuatan internal dan membuat orang tidak bisa ke mana-mana untuk melarikan diri.

"Tan Tai Jin menggosok jari-jarinya yang berwarna giok dan dengan tajam berkata, "Aku ingat, Klan Yiyue memiliki air yang lemah ini." 

Yang Ji dengan cepat berkata, "Yang Mulia ketika hamba berada di Klan Yiyue hanya ada sedikit air yang lemah yang tersisa dan hamba sama sekali tidak tahu di mana itu. Aku mendengar bahwa Nyonya Lan An selalu menempatkan orang menjaga air yang lemah. Kemudian suatu hari air yang lemah akan habis."

Tan Tai Jin berkata, "Maksudmu Jing Lan An menggunakan air yang lemah?"

"Iya benar sekali."

"Apa yang dia lakukan dengan air yang lemah?"

Yang Ji dengan gemetar berkata: "Hamba tidak tahu."

Tan Tai Jin terdiam, mengetuk dinding kursi dengan jari-jarinya, membuat Yang Ji bingung. Setiap orang dari mereka sekarang tahu bahwa Kaisar mereka memiliki temperamen yang aneh. Mereka takut jika dia akan menggunakan mereka untuk beroperasi. Meskipun hal-hal baik yang telah diperoleh Yang Ji dalam enam bulan terakhir cukup untuk membuatnya tersenyum, orang yang dia layani seperti harimau dan dia mengikuti Tan Tai Jin hanya untuk mencari harta dan kekayaan.

Yang Ji menjadi panik dan Tan Tai Jin tiba-tiba berkata, "Ya."

Yang Ji menghela nafas lega, "Hamba mohon undur diri,"

Tan Tai Jin melihat ke belakang dan berpikir dalam hati, air lemah dari suku Yiyue mungkin tidak disembunyikan oleh seseorang. Bukankah Jing Lan An memiliki seorang putra? Air yang lemah kemungkinan akan digunakan pada putranya. Dia menyembunyikan anak itu dengan baik dan bahkan pejabat Klan Yiyue seperti Yang Ji tidak mengetahui bahwa ada tuan muda yang berusia lebih dari sepuluh tahun.

Bagaimana bisa? Apakah dia takut jika Tan Tai Jin akan menyakiti anaknya?

Dia mencibir, Jing Lan An mengetahui bahwa anak itu akan mengancam posisinya di  Klan Yiyue. Tan Tai Jin berpikir untuk membiarkan dokter kekaisaran memeriksa apakah ada racun di tubuhnya. Para dokter kekaisaran menggelengkan kepala dan semuanya mengatakan dia tidak diracuni. Ye Xi Wu tidak berbohong kali ini. Dia berdiri dengan senyum sinis. Su Su telah ditangkap olehnya kali ini, dia bahkan tidak ingin lari, dia akhirnya ada di tangannya!

Di mana aku harus mulai menyiksanya?

***

 

BAB 49  

Menjadi seorang kaisar tidaklah mudah. Tan Tai Jin belum naik takhta dan sudah banyak hal yang menumpuk. Dia membawa orang ke Mohe dan menghabiskan hampir satu hari. Setelah mandi dan makan dengan tergesa-gesa, dia mulai bergerak.

Hampir semua jenderal di kota itu meninggal dan semua pejabat menyerah karena "perjamuan daging manusia". Tan  Tai Jin menyentuh dahinya dengan jari-jarinya, menggosok pelipisnya, menahan amarahnya dan mendiskusikan serangan terhadap Xia Besar dengan para tetua. Ketika dia menyelesaikan pekerjaannya hari sudah gelap. Dia terburu-buru untuk beristirahat dan datang ke halaman tempat Su Su ditahan. 

Tan Tai Jin bertanya pada Pasukan Bayangan Malam, "Apa yang dia lakukan di sana hari ini?"

Pasukan Bayangan Malam berkata, "Nona Ye menghancurkan jendela pada awalnya dan kemudian dia membanting pintu setelah dia menghancurkannya. Ketika dia tahu bahwa dia tidak bisa keluar, tidak ada gerakan lain."

Tan Tai Jin menekuk bibirnya dengan puas,"Apakah dia sudah makan?"

Pasukan Bayangan Malam menundukkan kepalanya, menatap bayangan Tan Tai Jin dan menjawab, "Tidak."

Wajah Tan Ta Jin tiba-tiba menjadi dingin dan dia berkata dengan dingin, "Dia ingin dilepaskan jadi dia melakukan mogok makan?"

Pasukan Bayangan Malam terkejut dan berkata dengan jujur, "Tanpa perintah Yang Mulia, tidak ada yang berani mengirim makanan ke Nona Ye."

Tan Tai Jin terdiam beberapa saat dan memberi tahu kasim itu, "Ambilkan aku makanan."

Kasim itu mendengar perkataannya tetapi kemudian bertanya, "Yang Mulia, bagaimana Anda ingin kami memperlakukan gadis itu?"

Semua kasim ini dibawa oleh Tan Tai Jin Ming Lang dari Istana Negara Zhou. Tan Tai Ming Lang menyukai kemewahan dan kesenangan. Dia tidak hanya membawa kasim dan pelayan wanita tetapi juga para pemain musik dan penari. Sekarang mereka semua milik Tan Tai Jin. Para kasim itu baru mengikuti Tan Tai Jin belum lama ini dan tidak mengetahui identitas yang ada padanya. 

Ambil saja beberapa makanan dan berikan padanya entah dia akan memakannya atau tidak. Tan Tai Jin menatap kasim itu dengan dingin sampai dia merasakan kakinya gemetar dan segera berlutut. Tan Tai Jin perlahan berkata dengan pelan, "Dia adalah seorang tahanan. Bagaimana menurutmu?"

Kasim itu buru-buru berkata, "Hamba akan mengingatnya,"

Tan Tai Jin mendorong pintu hingga terbuka, kilatan kegembiraan terlintas di matanya, memikirkan sesuatu, dia dengan hati-hati memberi tahu Pasukan Bayangan Malam, "Dia licik, kalian semua akan tahu akibatnya jika di sampai melarikan diri,"

Nada suaranya dingin sehingga pasukan Bayangan Malam menundukkan kepalanya. Dulu di halaman kediaman Yang Ji gadis ini melarikan diri dengan Iblis Rubah. Yang Mulia sangat marah dan membunuh banyak orang. Tan Tai Jin ragu-ragu sejenak sebelum mendorong pintu dengan waspada. Matanya seperti elang dan dia melihat tempat tidur itu sekilas. Cahaya lilin menyala di kamar.

Su Su menutup matanya dan duduk bersila di tempat tidur. Dengan jari-jarinya rampingnya bertumpu pada lututnya. Dia nampak tidak ingin melarikan diri seperti yang dijelaskan Pasukan Penjaga Malam tetapi terlihat sangat tenang. Sanggul rambut Su Su berantakan dan rambut hitamnya miring ke bawah seperti air yang mengalir. Setelah satu tahun, alisnya yang belum dewasa tumbuh sedikit lebih panjang dan dia tampak seperti gadis dewasa. Dia cantik dan tak tertandingi. 

Dia duduk diam sendirian, tanpa panik sedikit pun meski menjadi tahanan. Tan Tai Jin tidak tahu perasaan apa itu tetapi itu sangat unik dan indah. Pandangannya yang teduh jatuh kepad aSu Su. Su Su membuka matanya begitu mendengar suara pintu yang terdorong. Tan Tai Jin tanpa sadar menutup pintu dengan erat dan menatapnya dengan dingin. Su Su menjadi agak lucu. Dia bukanlah peri ajaib namun pada situasi ini tidak bisa lolos sama sekali. 

Dia turun dari tempat tidur, berjalan ke arahnya, dan berkata, "Kau bisa menghitungnya. Bisakah kau memberiku baju ganti?"

Dia mengangkat lengan bajunya untuk menunjukkan kepadanya bahwa pakaian persembahannya robek oleh batu di bawah sungai dan ternoda oleh sedikit lumpur.

"Berdiri di sana, jangan dekat-dekat denganku!" Tan Tai Jin dengan cepat berteriak.

Su Su berhenti dan Tan Tai Jin berdiri sepuluh langkah darinya, "Pakaian ini ..."

Tan Tai Jin memandang kostum pengorbanannya yang agak memalukan dan berkata, "Tahanan dengan level rendahan harus memiliki kesadaran sebagai tahanan. Nona Ye Ketiga, jangan lupakan identitasmu."

Su Su tercengang dan menatapnya—Apa identitasku? Bukankah aku adalah istrimu? 

Tan Tai Jin  berhenti dan menambahkan, "Sebagai putri Ye Xiao, berapa lama kau bisa hidup tergantung pada seberapa berharganya dirimu."

Dia memahaminya. Sama seperti Ye Chufeng. 

Ketika Su Su memikirkannya dia menjadi marah, "Aku bukan Saudara Keduaku. Aku khawatir akan mengecewakanmu. Sebagai putri Ye Xiao aku tidak memiliki apa pun kecuali tulangku yang keras. Jika kau ingin membunuhku, cobalah. Jangan harap aku membantumu berurusan denganku, Ayahku dan Xia Besar."

Tan Tai Jin berkata, "Apakah kau enggan berpisah dengan ayahmu atau Yang Mulia Xuan tercinta?"

Ada apa dengan Xiao Lin? Dia menatap Tan Tai Jin dengan dingin. Su Su lelah dan lapar, mengetahui bahwa Tan Tai Jin tidak akan membuat dirinya merasa lebih baik maka dia tidak mau repot-repot menanggapinya sama sekali. Dia duduk kembali di tempat tidur, memejamkan mata dan menenangkan diri. Tubuh fananya sangat lapar karena dia tidak makan apa pun siang dan malam. Jadi dia tidak punya waktu untuk bertengkar dengan pria muda yang berpikiran sempit dan tidak dapat dijelaskan ini.

Melihat bahwa dia tidak mengatakan apa-apa, Tan Tai Jin mengulurkan tangannya dan menyentuh luka di wajahnya tanpa memandangnya. Dia ingin memegang lehernya dengan keras seperti yang biasa dia lakukan dengan orang lain, melihatnya ketakutan  dan memohon belas kasihan. Tapi dia tahu bahwa Su Su tidak akan melakukannya, tidak hanya itu, tetapi ketangkasannya membuatnya sangat iri. Tan Tai Jin takut dirinya akan disandera lagi olehnya jika dia bertemu dengannya lagi. Dia tidak akan pernah membuat kesalahan seperti itu untuk kedua kalinya! 

Su Su menyadari bahwa dia belum pergi, diam-diam membuka matanya, dan melihat Tan Tai Jin menatapnya dengan dingin. Kelihatannya dia ingin melangkah maju dan mencekik dirinya untuk menyenangkannya tetapi juga ingin membanting pintu dan meninggalkannya. Di bawah kontradiksi antara keduanya, dia berdiri tak bergerak dan berdiri diam. 

Jika tidak ingin memberikanku apa-apa, untuk apa kau ada di sini?  Su Su hendak menyuruhkan kembali. 

Pintu diketuk dan kasim membawa seorang pelayan masuk yang membawa semangkuk bubur di tangannya. Dia membuka matanya dan menatap mangkuk bubur yang polos. Untungnya ada juga setumpuk sayuran kering di sebelahnya. Tan Tai Jin juga melihat semangkuk bubur itu dengan ekspresi aneh. 

Kasim itu berpikir dengan cemas, apakah benar bagi para tahanan untuk memakan ini? 

Tahanan lain biasanya hanya memakan setengah Wowotou. Tan Tai Jin memandang Susu dan berkata dengan murah hati, "Kauu bisa memakan yang lain, selama kau ..."

Su Su memotongnya dan berlari untuk mengambil bubur, "Tidak, aku akan makan ini."

Dia kembali ke meja, mengabaikan mereka dan mulai makan dengan sendok. Su Su membawa cacing gu putih yang diberikan oleh Xiao Shan di tubuhnya. Jadi dia tidak takut akan diracuni oleh Tan Tai Jin. Dia sekarang dalam keadaan tak terkalahkan. Bubur putihnya sangat harum dan lunak tapi sayang buburnya kurang encer. SuSu sangat lapar jadi dia mengambil setumpuk sayuran kering dan makan dengan puas. 

Kasim dan pelayan telah keluar dan hanya ada dia dan Tan Tai Jin yang tingal di ruangan tersebut. Tan Tai Jin melihat bahwa gadi situ tidak mengeluh sama sekali, matanya tertuju pada cahaya lilin, dia terlihat sangat damai, sedikit keraguan muncul di hatinya, "Kenapa kamu tidak marah?"

Su Su menelan seteguk bubur di mulutnya dan menatapnya dengan linglung. Dia melihat orang aneh itu menatapnya dengan ekspresi bingung. 

Tan Tai Jin berkata dengan nada yang rumit, "Mengapa kau tidak sedih? Jika aku memperlakukan Jing Lan An seperti ini, dia akan sedih."

Orang-orang di dunia membenci orang-orang yang tidak tahu berterima kasih, bukan? 

Pipi Su Su sedikit menonjol dan mutiara di lengannya sedikit hangat. Matanya langsung menyala dan dia menelan makanan di mulutnya. Suaranya jernih dan dia menjelaskan, "Jing Lan An akan sedih karena dia telah memberikan kasih sayang yang cukup dan memiliki harapan padamu. Jadi ketika kau melakukan hal-hal yang mengecewakannya, dia akan sedih."

Tan Tai Jin berkata, "Jadi, kau tidak punya harapan apa pun padaku dan tidak memiliki rencana terhadapku. Kau tidak peduli apa yang aku lakukan terhadapmu."

Su Su tersenyum dan berkata, "Wah, aku punya rencana untukmu."

Dia tertegun, sudut bibirnya sedikit terangkat dan nadanya menjadi lebih merendahkan, "Apa yang kau inginkan?"

Su Su memegang dagunya dan menatapnya sambil tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Su Su sehangat cahaya lilin kuning, warna bibirnya jernih dan memiliki kecantikan yang tak terlukiskan. Tan Tai Jin tanpa sadar menggigit bibirnya dengan pelan dan ketika Su Su melihatnya, Tan Tai Jin merasa tidak nyaman. Mata Su Su melirik ke tempat lain dan tidak mau berdebat dengannya.

Tan Tai Jin menghela nafas sejenak dan kemudian berhenti memandangnya kemudian berkata dengan nada kejam dan puas diri, "Tiga hari lagi aku akan menjemput iblis mayat dari Mohe dan kau juga akan pergi,"

Su Su berpikir dalam hati sehingga dia merasa ingin membunuhnya, "Kamu tidak boleh menjemput iblis mayat itu. Iblis mayat itu menyerang orang tanpa memandang siapa mereka. Bahkan jika kau memiliki roh jahat, kau tidak dapat memberikannya kepada setiap prajurit. Kau menggunakan iblis mayat untuk menghadapinya Xiao Lin. Kau bisa membunuh seribu tetapi kehilangan delapan ratus,"

Tan Tai Jin berkata dengan santai, "Memangnya kenapa?"

Memang bukan hal yang normal untuk melawan orang mati? Mati di tangan iblis atau di tangan manusia adalah sama-sama kematian? Jadi apa bedanya? 

"Lagi pula siapa yang memberitahumu bahwa aku akan menggunakan pasukan untuk memancing mayat iblis?" Ada bau ejekan dalam kata-katanya. 

Wajah Su Su berubah dan dia mengetahui rencananya, "Kamu ingin menggunakan orang-orang di kota memancing iblis mayat?"

Tan Tai Jin meliriknya. Itu benar, orang-orang Mohe juga berasal dari Xia Besar sebelumnya, jadi biarkan mereka memancing mayat iblis dan mereka akan mati. Terlebih lagi kematian sekelompok orang Xia Besar sebelum perang bisa sangat mengurangi semangat Xiao Lin. Tentara tidak pernah lelah dengan kecurangan. Tan Tai Jin ingin membawa Su Su ke sana jadi dia berpikir untuk memanfaatkan hal ini.

Dia benar-benar pandai dalam hal ini dan tahu banyak. Su Su memiliki pengaruh yang besar di masa lalu. Dia tahu karakternya. Di mata Su Su, dia adalah seorang tiran namun orang-orang ini tidak bersalah. Mungkin Su Su bisa menemukan cara untuk menahan mayat itu dan membuat mayat itu lebih mudah dikendalikan olehnya. 

Su Su tiba-tiba menunjukkan senyum manis dan berkata dengan lembut, "Jika kau bertekad untuk melakukan ini, aku tidak bisa menahannya, tetapi aku punya ide untuk mengorbankan beberapa orang. Aku akan datang dan akan memberitahumu."

Dia jarang berbicara dengannya dengan nada lembut seperti itu. Tan Tai Jin terkejut, menatap senyumnya yang cerah, pakaian pengorbanan putih gadis itu terbentang, dan dia mengingat adegan di bawah air ketika dia datang melewati air dengan lingkaran cahaya yang mempesona di roknya. Ketika Tan Tai Jin sadar kembali, Su Su sudah berada di dekatnya. Tan Tai Jin tanpa sadar ingin menunjukkan ekspresi menjijikkan. Dia belum mengganti bajunya, dia terlihat kotor, dan mungkin saja masih bau.

Tetapi Tan Tai Jin sangat dekat dengannya, bulu matanya seperti dua kipas kecil, dan dia berkedip polos. Gadis itu menjadi tidak berbahaya dan lembut. Dia tidak berbau sama sekali... bahkan dia masih memiliki aroma bunga albasia. 

Tan Tai Jin menekan bibirnya, mencoba membuat nadanya dingin, dan berkata kepadanya tentang bisnisnya, "Bagaimana caranya, katakan."

"Caranya adalah ..." Su Su menggenggam jarinya erat-erat dan berbisik di telinga Tan Tai Jin

Saat berikutnya, Su Su menunjukkan ekspresi kesal, "Kau sangat jahat, sangat jahat. Mengapa guntur tidak menyambarmu setiap hari!"

Tanpa diduga, pergelangan tangannya digenggam oleh Tan Tai Jin. Dia begitu dekat, dia memegang tangan rampingnya dan mengikatnya di belakang kepala Su Su. 

Dia tertawa dengan suara rendah, "Apakah kau pikir aku akan tertipu olehmu?"

Gadis itu dicengkeram dengan pergelangan tangannya dan lingkaran tali air yang lemah tidak hanya menghalangi kesempatannya untuk menggunakan mantra, tetapi juga membuatnya lemah. Dia dulu seperti babi tanah dengan gigi dan cakar tetapi sekarang dia adalah kelinci kecil yang lemah yang ditangkap olehnya.

Su Su berkata, "Lepaskan!"

Tan Tai Jin mencubit dagunya, dan memperingatkan, "Kesabaranku ada batasnya. Jika kau mengacau lagi... "

Begitu dia selesai berbicara Su Su menendang perut Tan Tai Jin dengan sekuat tenaga. Tidak peduli seberapa berbahaya dan kuatnya pria ini di dunia, mereka pasti jatuh dengan trik ini. Tan Tai Jin tidak terkecuali. Wajah Tan Tai Jin yang cantik terlihat putih.

Su Su tidak tahu kegigihan apa yang dia gunakan dan tidak melepaskan Su Su. Su Su telah kehilangan kekuatan sebelumnya namun masih memiliki keterampilan yang tangkas. Melihat bahwa Tan Tai Jin masih tidak mau melepaskan, dia bahkan mengambil langkah panjang dan menendang kakinya. Mata hitam dan putihnya menatapnya dengan dingin dan ketika dia membanting dirinya ke depan, dia menabrak Tan Tai Jin.

Kepalanya bersandar di dada Tan Tai Jin. Keduanya mendengus. Tan Tai Jin menggertakkan giginya dan berkata, "Sudahkah kamu melatih keterampilan kepala besi?"

Akibatnya dia menundukkan kepalanya dan mata gadis itu kabur. Dia tampak seperti akan pingsan dan dia tidak bisa bersandar di dadanya. Tan Tai Jin hanya merasakan sakit di sekujur tubuhnya, sakit di dada, dan sakit di bagian bawahnya, sehingga matanya yang halus dan indah itu diwarnai dengan warna merah tipis yang rapuh.

Tan Tai Jin bersandar di dinding yang dingin dan tampak kesal. Bagaimana dia selalu ... selalu melakukan hal seperti ini kepadanya!

***

 

BAB 50

Su Su melambat, mengangkat kepalanya dan menggertakkan giginya ke arahnya, "Inilah jawaban yang ku berikan padamu."

Dia mundur dengan satu pukulan, mengetahui bahwa kekuatannya mungkin tidak lebih baik dari Tan Tai Jin, jadi dia dengan cepat mundur jauh darinya. Tan Tai Jin sedikit berjongkok, wajah pemuda itu pucat, sudut matanya memerah menatapnya, dan otot-otot rahangnya sedikit menonjol. 

Sebagian besar emarahan Su Su sudah mereda dan dia menahan senyum, "Atau kau harus pergi menemui dokter kekaisaran."

TanTai Jin pergi. Postur berjalannya  terlihat tidak benar. Su Su menyeringai padanya dengan sedikit sombong. Memotong garis keturunannya merupakan hal yang baik. Apa yang bisa diwariskan dari seorang iblis? Kasim itu dengan gugup mencoba membantu Tan Tai Jin, tetapi dia mendorongnya menjauh. Dengan wajah cemberut, Tan Tai Jin bangkit dan berjalan pergi.

Kasim itu melihat ke belakang dan melihat gadis dengan pakaian pengorbanan putih berdiri di bawah cahaya lilin, memandangnya dengan jijik. Ada perasaan aneh di hati kasim,  seolah-olah Tan Tai Jin merasa bahwa dia akan beruntung dengan wanitanya sendiri namun ternyata dia dipukuli oleh wanitanya sendiri. Ingin kembali namun kasim itu buru-buru mengikuti Tan Tai Jin dari belakang. 

Su Su melihat ke pintu yang tertutup di depannya dan mengusap rambutnya, merasa sangat kesal. Tan Tai Jin ingin segera pergi untuk menyelamatkan iblis mayat. Apa yang harus aku lakukan?

Kaisar lainnya telah melatih tentara untuk menyerang kota namun dia orang yang baik. Sebelum Tan Tai Jin menjadi Raja Iblis, dia selalu berpikir untuk menumbangkan Xia Besar dengan kekuatan iblis. Su Su sebenarnya tidak ingin dia benar-benar menaklukan Xia Besar. Tapi dia juga tahu dalam hatinya bahwa Tantai Jin tidak akan pernah berhenti. Kekejaman di tulangnya akan membuatnya terus mengarahkan pedangnya ke Xia Besar dan kemudian menyiksa dan membunuh orang-orang yang telah menghinanya satu per satu. 

Dia membenci Xia Besar tentu saja, dia juga membenci Kerajaan Zhou. Dia tidak memperlakukan orang-orang Xia Besar sebagai manusia namun dia juga tidak menghargai kehidupan tentara Zhou. Dia ingin bermain dengan mereka untuk memuaskan kesenangannya. Dia adalah orang gila yang tidak peduli dengan apa pun. Tidak. Dia mungkinlebih peduli pada Ye Bing Chang. 

Setidaknya di depan Ye Bing Chang, dia dengan cerdik memusatkan perhatiannya kepadanya. Su Su sakit kepala dan tidak bisa memikirkan ide bagus untuk menghancurkan iblis mayat itu. Pelayan datang di malam hari, membawakannya beberapa ember air dan memintanya untuk mandi dan berganti pakaian. 

Su Su sedikit terkejut, dia tersenyum dan mengangguk, "Terima kasih."

Pelayan itu bergegas keluar dan tidak berani menatapnya atau mendekatinya. Mereka memperlakukan Su Su seperti orang yang berbahaya. Su Su melepas pakaiannya dan akhirnya mandi dengan nyaman. Dia melihat gaun yang dia ganti dan dia tercengang. Setelan ini sebenarnya sangat mirip dengan gaun pengorbanan. Pakaian dalam putih itu diikat dengan benang emas untuk pengorbanan. Garis-garis kuno pada roknya terlihat sangat sakral. Dia melirik pakaian pengorbanan yang telah dia lepas dan merasa sangat bingung.

Gelang Giok yang berpura-pura mati mengambil kesempatan untuk berbicara banya, "Dia suka kau memakai rok seperti ini."

Su Su dengan marah berkata, "Kau seharusnya tidur nyenyak."

Gelang Giok tersenyum diam-diam dan benar-benar berhenti bicara. Sekarang dia hampir pulih. Dia tidak tidur senyenyak ketika membawa Su Su masuk. Keduanya tahu bahwa Tan Tai Jin bersikap halus kepada Su Su. Hanya saja dia tidak mengetahui perasaan dari Raja Iblis muda ini, panas atau dingin.

Gelang Giok berpikir Su Su pasti tidak memiliki perasaan apapun terhadap Tan Tai Jin. Dia memegang Air Mata Pemadam Jiwa dan akan berurusan dengannya cepat atau lambat, tanpa perasaan apa pun, sehingga dia tidak akan sedih di masa depan.

***

Setelah menderita di tempat Susu, Tantai Jin tidak datang selama beberapa hari. Gelang Giok pernah berkata, "Dia ada di luar." Setelah beberapa saat, Gelang Giok berkata, "Dia sudah pergi." Su Su tidak tahu apakahdia hanya lewat atau sesuatu yang lain. Tan Tai Jin sangat sibuk, Su Su dikurung dan dia tidak tahu situasi di luar, Tan Tai Jin pasti melakukan kejahatan. Tidak butuh waktu lama bagi Tan Tai Jin untuk membiarkan orang pergi berburu iblis mayat. 

Su Su akhirnya bisa keluar. Cuacanya tidak terlalu bagus. Sedang hujan. Dia mendongak dan melihat bahwa hari ini sangat mendung. Tidak baik bagi manusia untuk memancing iblis mayat dalam cuaca seperti ini. Iblis mayat kemungkinan besar akan membunuh banyak orang.  Tan Tai Jin benar-benar terlahir sebagai iblis, dia melindungi iblis tetapi tidak melindungi yang lain.

Seorang wanita yang gagah berani dan tegas, memegang pedang dan menatap Su Su. 

Penjaga berteriak, "Nian Mu Ning."

Nian Mu Ning mengangguk, "Aku akan menjaganya dan tidak akan membiarkannya kabur."

Ketika Su Su mendengar nama keluarga Nian, dia tahu bahwa orang ini pasti ada hubungannya dengan Nian Bai Yu. Jadi dia mungkin adalah adik perempuan atau kakak perempuan Nian Bai Yu. Pedang Nian Mu Ning adalah pedang kayu persik dan dia terlihat terlatih jadi tidak heran Tan Tai Jin membiarkannya menjaga Su Su. 

Dia menatap Nian Mu Ning dan Nian Mu Ning juga menatapnya. Dia telah mendengar kakaknya Bai Yu berkata bahwa ada seorang wanita yang membodohi Yang Mulia berulang kali. Sekarang dia melihat orangnya jadi sulit bagi Nian Mu Ning untuk memasang wajah baik. Gadis di depannya mengenakan rok putih ramping dengan tepi bordir emas yang indah bahkan pada hari yang mendung kesucian dan kecantikannya terlihat tidak memudar.

Gadis itu mengangkat bulu matanya yang hitam panjang, matanya seperti aliran air yang jernih. Merasakan ketidaramahan Nian Mu Ning, dia tidak tersenyum dan berpenampilan dingin. Sangat bertolak belakang dengan pakaian yang dia kenakan. 

Nian Mu Ning mendorong Su Su dengan kasar, "Sejujurnya lebih baik jangan main-main. Yang Mulia mengizinkanmu keluar. Kau sebaiknya mencari cara untuk mengendalikan iblis mayat, jika tidak kau tidak akan baik-baik saja."

Pergelangan tanganSu Su diikat dengan tali air yang lemah. Sekarang dia benar-benar tidak bisa mengalahkan Nian Mu Ning tetapi dia tidak merasa menderita. 

Dia hampir jatuh dan kembali menatap Nian Mu Ning, "Apakah kamu menyukai Tan Tai Jin?"

Nian Mu Ning memelototinya, "Bicaramu tidak masuk akal!"

Su Su tersenyum, "Jadi itu benar," 

Nianmu memadatkan wajahnya dan tersenyum dingin, "Berhentilah bermain-main denganku di sini. Jika kauu tidak dapat menemukan cara kamu dapat memberi makan iblis mayat itu dengan tubuhmu sendiri."

Nian Mu Ning, seperti Nian Bai Yu, keduanya berasal dari suku Yiyue. Mereka telah mengetahui misi mereka sejak kecil dan membantu Tan Tai Jin menjadi raja. Dia mempelajari seni bela diri dengan sepenuh hati dan baru saja turun dari gunung sehingga akhirnya da mulai menggunakan keterampilannya. Dalam seni bela diri, mungkin dia tidak sebaik saudaranya, Nian Baiyu, tapi dia murni dalam Taoisme. Setidaknya di antara manusia, dia dianggap yang terbaik.

Ketika Su Su datang ke Mohe bersamanya, banyak orang sudah memancing di Mohe. Kaki mereka dibelenggu dan terlihat panik. Mereka semua adalah budak Xia Besar yang ditangkap oleh Tan Tai Jin. Su Su menarik napas dalam-dalam dan menatap bocah lelaki di bangku tinggi itu. Sedang hujan ringan di langit dan kepalanya ditutupi dengan tirai hitam, Tan Tai Jin bersandar di kursinya dengan malas, menyaksikan para budak memancing mayat. Ketika iblis mayat pertama diselamatkan, iblis mayat itu langsung merobek seorang budak yang tidak bisa melawan.

Dengan senyum lembut di sudut mulutnya, iblis mayat itu menggerogoti tubuh budak yang terbelah dua. Su Su tampak dingin di dalam, tetapi Nian Mu Ning tidak bereaksi, dan membawa Su Su ke Tan Tai Jin. Tan Tai Jin meliriknya, senyum di sudut mulutnya memudar. Jari-jarinya yang ramping membelai lipatan jubah naga hitamnya.

Dia hanya menyukai warna kejam ini dan bahkan pola naga di atasnya disulam dengan benang perak. Dia mengatakan bahwa dia adalah seorang kaisar, tetapi dia terlalu malas untuk naik takhta. Dia mengatakan dia tidak punya ambisi, tetapi dia sangat ingin menyerang kota dan membunuh orang.

"Kau lihat betapa menyedihkannya mereka mati. Katakan kepadaku Jin bagaimana cara mengendalikan mayatnya, eh?"

Su Su menatapnya dengan tatapan kosong, "Tidak ada cara."

Tan Tai Jin tertawa rendah, meluruskan sudut mulutnya dan menghela nafas, "Sayang sekali."

Dalam beberapa kata, beberapa budak mati. Su Su mengerutkan kening dengan erat dan berbicara, "Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi. Jika mayat biasa, kau dapat menghadapinya dengan kayu persik dan darah anjing hitam. Itu tidak terlalu bagus tapi kau dapat menggunakannya. Ketan, tetapi mereka berbeda. Mereka lahir dari kebencian ribuan tahun di dasar sungai. Kau dapat menemukan seorang ahli untuk membunuh mereka dengan senjata spiritual, tetapi kau tidak dapat mengendalikannya!"

Tan Tai Jin berkata, "Benarkah?"

Tatapannya melintasi Susu dan menatap Sungai Mohe. Orang-orang terus jatuh. Untungnya  kebencian di dasar sungai yang diserap oleh lebih dari empat puluh mayat dalam beberapa hari terakhir tidak membuat orang-orang yang mati menjadi mayat baru. Saat mereka membunuh orang, Pasukan Bayangan Malam dan para prajurit membawa mereka ke sangkar besi misterius. Lambat laun banyak iblis mayat terperangkap di dalam kandang yang padat.

Tan Tai Jin tampak sangat bahagia dan bertanya kepada Su Su, "Berapa banyak pasukan Xiao Lin yang bisa kau tangani?"

Su Su bahkan tidak memandangnya. Begitu dia menggerakkan jarinya, dia tertangkap oleh Nian Mu Ning yang ada di belakangnya. Nian Mu Ning berkata, "Jangan membuat trik apa pun!"

Su Su mengerutkan bibirnya, agak frustrasi. Terkadang dia memang tidak bisa melakukan banyak hal seperti melihat gerbang peri dan manusia mati di bawah tangan iblis lima ratus tahun kemudian. Namun hari ini dia melihat manusia mati di tangan mayat. Dia tidak tahu sudah berapa lama dan semua mayat berhasil diselamatkan. 

Yang Ji berlari di tengah hujan ringan dan melaporkan ke Tan Tai Jin, "Total empat puluh dua, satu melarikan diri."

Alis Tan Tai Jin sedikit berkedut, "Melarikan diri?"

Yang Ji berkata, "Mohe juga mengarah ke sungai lain. Mayat iblis tidak memiliki kesadaran. Ketika dibawa arus, dia bisa mengalir ke sungai lain."

Tan Tai Jin tidak mengatakan apa-apa, dia melihat ke langit yang suram dan berkata dengan lelah, "Jika dia melarikan diri, biarkan saja dia melarikan diri."

Iblis mayat selalu membunuh orang di mana-mana namun hanya beberapa orang yang terbunuh. Detak jantung Su Su tiba-tiba menjadi cepat. Akankah... mungkin Xiao Lin dan yang lainnya datang diam-diam dan melakukan penelitian? Mereka tahu bahwa Tan Tai Jin akan menggunakan iblis mayat untuk berurusan dengan Xia Besar sehingga mereka menemukannya terlebih dahulu untuk mencari solusi. 

Pupil gelap Tan Tai Jin menatapnya dan tiba-tiba dia mengangkat dagunya dan tersenyum, "Apakah menurutmu mungkin Xiao Lin yang melakukannya?"

Su Su terkejut karena Tan Tai Jin menebak apa yang dia pikirkan. Tan Tai Jin menguap,dan berkata dengan santai, "Kau bisa menunggu dan melihat."

Tan Tai Jin melirik ke tanah yang berlumuran darah dan bertanya kepada Su Su dengan penuh minat, "Apakah kau sedih melihat manusia ini mati?"

Su Su berkata dengan dingin di bibirnya, "Kau benar-benar mengalami gangguan!"

Tan Tai Jin menutup matanya dan tertawa. Su Su merasa bahwa jika dua hari yang lalu orang ini  tidak cukup bermain maka dia bisa mati dan tidak bisa tertawa. Dia mengerti, Tan Tai Jin mungkin tahu bahwa Su Su tidak ada hubungannya dengan mayat iblis itu. Beberapa hari yang lalu Su Su dengan sengaja mengatakannya untuk memprovokasi Tan Tai Jin dan sekarang dia dengan sengaja menunjukkan adegan berdarah ini pada Su Su. 

Jika Su Su marah atau memohon belas kasihan atas tahanan Xia Besar, Tan Tai Jin akan senang. Raut wajah Su Su yang dingin kini membuatnya merasa senang. Dia menarik napas dalam-dalam dan menyadari bahwa apa pun yang dia lakukan sekarang hanya akan menyenangkan pria itu, dia langsung memalingkan muka, tidak melihatnya atau merasa kesal.

Tan Tai Jin tidak peduli, dia sangat senang. Setelah mencapai tujuannya, dia kembali ke Kota Mohe dengan sekelompok orang yang perkasa. Dia sedang duduk di kereta emas, menyaksikan Su Su berjalan di tengah hujan. Dia tidak perlu melakukan apa-apa hari ini jadi ini hukumannnya. Nian Mu Ning juga berjalan di tengah hujan, mengikuti Su Su. Gadis itu memeluk lengannya dan hujan ringan membasahi roknya. Roknya terbuat dari sutra es halus dan tidak akan basah. Tetesan hujan kristal melintas di rok emas, bersinar terang.

Nian Mu Ning menoleh untuk melihat Tan Tai Jin dan melihat bahwa Yang Mulia sedang melihat sosok di depannya. Dia tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman di hatinya. Nian Bai Yu telah memberitahunya bahwa gadis itu bernama Ye Xi Wu dan dia adalah istri Yang Mulia di Xia Besar. Dia sering menyalahgunakan kekuasaannya ketika dia masih remaja. Tapi... kebrutalan Tan Tai Jin tidak juga membunuhnya.

Nian Mu Ning memegang pedang dan menatap Su Su dengan dingin. Memang dia sedikit menawan tetapi hatinya tidak pada Yang Mulia sehingga Yang Mulia pasti akan membunuhnya cepat atau lambat.

***

Su Su terpaksa menonton adegan darah mengalir ke sungai. Gelang Giok melihat bahwa Su Su tetap bersikap tenang dan dia merasa lega. Tuan kecil memiliki hati yang teguh, pantang menyerah dan berbelas kasih. Dia tahu apa itu menumbuhkan keabadian, dia tidak menyalahkan dirinya sendiri atas kekurangannya saat ini dan dia mulai dengan tenang mempertimbangkan apa yang harus dilakukan setelahnya.

Sejak datang ke dunia ini pikirannya telah berkembang pesat. Tidak heran meskipun dia masih muda, sekte itu bersikeras untuk membiarkannya datang. Jangan sebutkan hal lain, selama seseorang berada di jalan yang benar meski dia harus merendahkan diri hari ini dia tetap harus melawan Tan Tai Jin meski dengan putus asa dan berjuang tanpa hasil.

Su Su masih memikirkan iblis mayat tapi sayangnya dia tidak tahu apa pun. Gelang Giok berkata, "Tidak apa-apa, kita juga harus mencoba mempercayai Xiao Lin. Mereka adalah orang-orang pintar dan mereka tidak lemah. Tuan kecil, jangan memikirkan semuanya sendirian."

Su Su mengangguk, "Kau benar."

Tiga Alam adalah Tiga Alam milik setiap orang. Dia jelas tidak cukup kuat untuk mengandalkan dirinya sendiri. Pikirkan tentang kecerdasan Xiao Lin dan Sisik Pelindung Jantung di tangan Ye Bing Chang, semuanya pasti tidak akan seburuk itu. 

Hujan mulai turun selama beberapa hari dan bahkan dengan kilat dan guntur di malam hari. Cuaca ini cocok untuk serangan mendadak tetapi untuk alasan yang jelas baik Mohe dan Yuzhou di sisi yang berlawanan keduanya berdiri dalam diam. Ada suasana konspirasi yang samar. Suatu malam, lentera merah serempak digantung di luar. 

Su Su memegang jendela, melihat keluar dan bertanya pada Nian Mu Ning  yang menjaganya di luar, "Apa yang terjadi?"

Nian Mu Ning berkata dengan tidak senang, "Itu tidak ada hubungannya denganmu."

Su Su mendengarkan dengan seksama dan mendengar suara gemerisik. Hujan gerimis ringan turun malam ini dan halaman depan tampak sangat ramai. Kedengarnya seperti ada peristiwa bahagia tetapi peristiwa bahagia Tan Tai Jin setara dengan peristiwa buruknya. Dia tidak senang membuat Su Su bahagia jadi Su Su menebak bahwa dia tidak akan menyetujui apa pun yang baik malam ini. 

Nian Mu memadatkan wajahnya, melihat ke halaman depan. Su Su tidak mengerti apa yang terjadi namun akhirnya dia mengerti. Hari ini adalah hari ulang tahun Tan Tai Jin. Yang Ji serta seorang punggawa sedang merayakan hari ulang tahunnya. Tan Tai Jin sombong dan kejam, tidak ada yang berani menyinggung perasaannya. Pada acara ulang tahun kali ini, dia juga mencoba yang terbaik untuk menyenangkan Tan Tai Jin. 

Yang Ji sangat mewah. Setelah iblis mayat dipancing, perjamuan ini seperti perayaan sebelum perang, yang mendongkrak semangat. Dia khawatir akan segera ada perang. Kerajaan Zhou menyukai orkestra sutra dan bambu, wanita cantik yang bernyanyi dan menari, kau dapat membayangkan betapa semaraknya halaman depan. Jika bukan karena gadis di ruangan itu, Nian Mu Ning akan memiliki kesempatan untuk menemani Yang Mulia seperti Nian Bai Yu. 

Ini membuatnya merasa tidak senang dan sedikit mengeluh tentang Su Su. Su Su juga merasa sangat bosan dikurung. Nian Mu Ning adalah gadis yang pendiam namun hanya dengan menyindir Tan Tai Jin, Su Su bisa membuatnya mengatakan beberapa kata.

Su Su sangat bosan dan merasa seperti sebuah tiang kayu. Dia tidak bisa mendengar berita apa pun sehingga dia pergi duduk bersila dan berlatih. Tubuhnya yang sekarang tidak memiliki akar spiritual dan dengan Bunga Penumbang Dunia, bahkan jika kau tidak dapat mengembangkan energi spiritual apa pun, kau dapat mengembangkan kondisi pikiran yang baik. 

Bambu sutra di luar secara perlahan mulai tidak terdengar di telinganya. Penjaga Nian Mu Ning menyaksikan semut bergerak di bawah atap dengan bosan. Dia pikir hari ini akan menjadi biasa malam ini. Namun tanpa diduga ratusan lentera istana dinyalakan. 

Kereta burung hitam berkepala sembilan datang perlahan dan kereta melaju melewati tangga biru. Pria muda duduk menopang dagunya di depan kereta, wajahnya nampak kemerahan dengan ekspresi agak semangat melihat ke arah halaman. 

Nian Mu Ning terkejut memikirkan siapa yang ada di halaman dan bibirnya terkatup rapat. Dia tiba-tiba ingat bahwa Pangeran Kerajaan Zhou memiliki aturan yang tidak masuk akal.

***

 

Bab Sebelumnya 31-40           DAFTAR ISI        Bab Selanjutnya 51-60

 

Komentar